Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18


November 2017
Purwokerto

Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan

THE IMPACTS OF FE WITH VITAMIN C AND DATE EXTRACT


CONSUMPTION TO THE INCREASING LEVEL OF
HAEMOGLOBIN ON ANEMIA FEMALE STUDENTS IN PONDOK
PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK BANTUL
YOGYAKARTA
Oleh

Silvia Ari Agustina¹)Siti Faujiah2) Siti Khadijah Lanangu3)


Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Jl. Ringroad Barat Ambarketawang
Gamping Sleman, Telp. (0274) 4342000 Email: silvia_ari99@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang. Penelitian tentang tablet zat besi (Fe) telah banyak dilakukan, akan tetapi hasilnya
dinilai kurang signifikan terhadap peningkatan hemoglobin secara statistik. Hal ini terjadi karena
zat besi yang diserap oleh tubuh kurang optimal. Vitamin C dipercaya dapat membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh. Selain dengan tablet Fe, ternyata kurma juga mempunyai kandungan zat besi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Sari kurma merupakan ekstrak buah kurma alami yang telah diolah
dan disajikan dalam bentuk botol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
tablet Fe dengan vitamin C dan sari kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada Siswi
Anemia di Pondok Pesantren Pandanaran Ngaglik Sleman Yogyakarta. Manfaat dari penelitian ini
adalah memberikan wawasan kepada tenaga kesehatan sebagai alternatif untuk membantu
menurunkan angka anemia. Objek dan Metode. Objek penelitian ini siswi anemia dengan total
sampel yang digunakan adalah 34 sampel. Terdapat 2 kelompok perlakuan dengan masing-masing
kelompok 17 sampel. Desain penelitian quasi experiment dengan metode pretest and posttest with
control group . Analisis data yang digunakan adalah uji parametrik T-Test
Hasil. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang sangat signifikan antara pre dan post pemberian
Fe dengan vitamin C (p value 0,006). Untuk perbedaan kadar hemoglobin antara pre dan post
pemberian sari kurma juga ada pengaruh yang signifikan dengan nilai p value 0,027. Selisih post
pemberian terapi, ternyata tidak adaperbedaan kadar hemoglobin yang bermakna antara kelompok
yang diberikan tablet Fe dan vitamin C dengan kelompok yang diberikan sari kurma. Kesimpulan.
Berdasarkan pre-post peningkatan kadar Hb lebih signifikan pada kelompok yang diberikan tablet
Fe dan vitamin C dari pada kelompok sari kurma.

Kata kunci: Tablet Fe, Vitamin C, Sari Kurma, Hemoglobin

ABSTRACT
Background. The research about iron tablet (Fe) has been done in many ways, but most of the
results did not show a significant level of increasing on haemoglobin statistically. This may due to
the iron substances were not absorbed by the body optimally. Vitamin C is believed is a subtance
that can help the iron absorpstion in the body. Date extract has iron substance needed by the body.
Date extract is natural dates tha has been proceed and served in a bottle. The aim of this research is
to know the impact of Fe with Vitamin C and date extract consumption to the increasing level of
haemoglobin in Pondok Pesantren Pandanaran Ngaglik Sleman Yogyakarta. The use of this
research is to deliver the information to health workers to decrease the anemia rate.
Object and Method. The object of this research were anemia female students with the number of 34
samples. There were 2 treatment groups with 17 member each. The research design was quasi

343
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

experimental with pretest and posttest with control group method.Data analysis used parametric T-
Test. Result. There was a significant difference of haemoglobin level between pre and post Fe with
vitamin C consumption (p value 0,006). There was also difference betwewn pre and post date
extract consumption and also significant impact with p value 0.027. The difference of post
treatment, in fact there was no significant impact on haemoglobin level between Fe and vitamin C
group and date extract group. Conclusion. Based on pre-post treatment, the increasing level of
haemoglobin on fe and vitamin C group was more significant than date extract group.

Keywords : Fe tablet, vitamin C, date extract, haemoglobin

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hemoglobin merupakan parameter status besi yang memberikan suatu ukuran kuantitatif
tentang beratnya kekurangan zat besi setelah terjadi anemia (Pearce, 2009). Kadar hemoglobin
yang kurang berdasarkan nilai rujukan, merupakan salah satu tanda dari anemia. Salah satu
patogenesis dasarnya adalah defisiensi besi. Perempuan mengalami anemia apabila kadar
hemoglobin < 12 gr% (Gandasoebrata, 2006).
Menurut Survei Nasional Kesehatan Keluarga (SNKK) menyebutkan bahwa angka
kejadian anemia gizi sebanyak 70-80% pada anak-anak, 70% pada perempuan hamil, dan 24%
pada remaja perempuan. Angka kejadian anemia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia gizi besi secara nasional pada remaja usia 13-18 tahun
sebesar 22,7%. Hasil penelitian Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Fakultas Kedokteran UGM
tahun 2012 menunjukkan bahwa 34% dari 280 remaja putri SMA mengalami anemia (Pemerintah
Kota Yogyakarta, 2013). Data tersebut mengindikasikan bahwa anemia merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.
Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita anemia
dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap
bulannya. Selain itu, ketidakseimbangan asupan zat gizi juga menjadi penyebab anemia pada
remaja. Remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang
membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan (Arisman, 2007;
Proverawati, 2011).
Pemerintah belum mengadakan program yang dimasukkan dalam Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) untuk menanggulangi atau memberi pengetahuan mengenai anemia khususnya
anemia defisiensi besi pada remaja putri di sekolah-sekolah. Program pemerintah baru ditunjukkan
pada ibu hamil agar tidak melahirkan anak yang anemia. Remaja dan dewasa yang mengalami
anemia ringan sampai berat disarankan untuk mengonsumsi tablet zat besi 60 mg sampai 120 mg
setiap harinya (Arisman, 2007).
Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin dan sangat sedikit diekskresi oleh
tubuh. Apabila sel darah merah pecah, besi disimpan dan kemudian dipergunakan kembali

344
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

(Watson, 2002). Angka kebutuhan gizi zat besi pada remaja perempuan 19-26 mg/hari, dan besi
yang hilang akibat menstruasi sebesar 28 mg/periode, sehingga perempuan saat mensruasi
membutuhkan tambahan asupan zat besi (Sacher dan Richard, 2004; Adriani, 2012).
Penelitian mengenai pengaruh suplemen zat besi terhadap peningkatan Hb telah banyak
dilakukan (Wibowo dan Purba, 2006), akan tetapi dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan antara suplemen zat besi terhadap peningkatan Hb (Kristyan,
2011; Fanny, 2012; Gony, 2015). Sehingga tablet Fe dianggap kurang optimal dalam meningkatkan
kadar hemoglobin dalam darah. Hal ini disebabkan karena penyerapan zat besi yang tidak
sempurna. Penyerapan zat besi juga dipengaruhi oleh kandungan vitamin C yang ada pada
makanan maupun dalam tablet vitamin C. Vitamin C merupakan faktor utama yang mendorong
penyerapan zat besi nonheme. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi nonheme sampai
empat kali lipat (Wirakusumah, 1999).
Selain dengan suplemen Fe, ternyata kurma juga mempunyai kandungan zat besi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Kurma mempunyai nama latin Phoenix dactilifera yang mengandung
nutrisi yang berguna bagi tubuh. Subarnas (2010), melaporkan bahwa khasiat tumbuhan herbal
belum mendapat perhatian dan hal ini perlu dikembangkan. Buah kurma kaya akan zat besi yang
meningkatkan kadar hemoglobin. Selain itu, kurma juga mengandung protein, serat, glukosa,
vitamin, biotin, niasin, dan asam folat. Kurma juga mengandung mineral seperti kalsium, sodium
dan potasium. Kadar protein pada buah kurma sekitar 1,8-2 %, kadar glukosa sekitar 50-57%, dan
kadar serat 2-4% (Jahromi et al, 2007). Kandungan protein, karbohidrat, dan lemak pada sari kurma
mendukung proses sintesis hemoglobin (Sotolu et al, 2011). Sari kurma merupakan hasil olahan
buah kurma yang memiliki kandungan besi sebesar 1,5 mg per ml (Decuypere, 2000). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Zen (2013), menyebutkan bahwa Sari kurma dosis 1,6 ml dapat
meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus putih jantan galur wistar.
Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta merupakan salah satu Pondok
Pesantren tertua di Yogyakarta. Siswi di Pondok Pesantren diwajibkan untuk tinggal di Asrama
Pondok dan setiap harinya mendapatkan konsumsi dari Pondok Pesantren.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian Fe dengan vitamin
C dan sari kurma terhadap peningkatan hemoglobin pada siswi di Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak Yogyakarta

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakandesain quasi experiment dengan metode Pre Post-test Control
Group Design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok I diberi
suplementasi Fe dan Vitamin C dan kelompok II diberi sari kurma. Lokasi penelitian dilakukan di

345
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta pada tanggal 18 September sampai 23


Oktober 2016. Instrumen yang digunakan adalah alat laboratorium untuk pemeriksaan kadar
hemoglobin dengan metode Cyanmeth Hemoglobin.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang mengalami anemia (kadar Hb < 12 gr%).
Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik menetapkan kelompok dengan
membagi sesuai yang diminati oleh siswi, jika berat sebelah maka akan ditentukan oleh peneliti,
atas pertimbangan siswi mempunyai keinginan dalam keikutsertaannya menjadi sampel penelitian.
Pada saat pelaksanaan ada satu siswi yang keberatan menjadi kelompok sari kurma, dengan alasan
tidak suka dengan rasa dari sari kurma. Kemudian ditawarkan pada kelompok yang diberikan Fe,
dan ada siswi yang mau tukeran dengan siswi yang tidak suka dengan sari kurma tersebut.
Awalnya target untuk sampel masing-masing kelompok adalah 20 sampel, akan tetapi pada
saat dilakukan pemeriksaan ulang pada 55 siswi, yang mengalami anemia sejumlah 38 responden.
Kemudian dari data tersebut dijadikan 2 kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok 19
remaja. Setelah diberikan perlakuan selama 5 minggu, ternyata ada 4 responden yang harus
dilakukan drop out karena keluar dari pondok pesantren, sehingga jumlah sampel menjadi 34
responden. Uji statistik yang digunakan uji paired sample t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum dilakukan uji statistik parametrik, maka dilakukan uji normaliktas data sebagai uji
prasyarat parametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Saphiro-Wilk. Keputusan data
terdistribusi normal atau tidak, jika nilai p > 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas, semua variabel
terdistribusi dengan normal, sehingga syarat uji statistik parametrik terpenuhi
Pengaruh Pemberian Fe dan Vitamin C terhadap Peningkatan Hemoglobin
Suplementasi besi merupakan salah satu cara untuk menanggulangi defisiensi besi dan
dipercaya dapat menurunkan prevalensi anemia. Pada keadaan pendarahan berlebihan atau
pendarahan normal pada haid, kehilangan besi akibat pendarahan harus diganti. Karena haid rata-
rata mengeluarkan darah 60 ml per bulan, yang sama dengan 28 mg besi (Sacher dan Richard,
2004; Adriani, 2012). Untuk menjaga keseimbangan Hb saat menstruasi disarakan remaja dan
dewasa untuk mengonsumsi tablet zat besi 60 mg sampai 120 mg setiap harinya dan untuk
pencegahan minimal 1 tablet per minggunya. Vitamin C juga dapat mencegah anemia dengan cara
meningkatkan penyerapan besi dari usus atau dengan membantu mobilisasi besi dan disimpan
tubuh (Andrews, 2005).

346
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

Tabel 4.6 Hasil uji analisis paired sample t-test


CI 95% T P
Variabel Dependen SE Mean
Lower Upper
Pre-Post Fe dan Vit C 0,13 -0,66 -0,13 -3,146 0,006
Pre-Post Sari Kurma 0,11 -0,51 -0,04 -2,444 0,027
Sumber: Data Primer, 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kadar Hb sebelum dan sesudah perlakuan
pemberian tablet Fe dengan kadar 60 mg dan vitamin C 50 mg selama 4 minggu pada siswi yang
anemia mayoritas mengalami kenaikan sebesar 70,6% dari total responden. Jika dilihat dari
perubahan kadar Hb, perubahan minimum -0,50 gr% dan kenaikan maksimum 1,40 gr%. Jika
menurut Katzung (2002), pengobatan dengan preparat besi, seorang pasien dinyatakan memberikan
respon baik bila retikulosit naik pada minggu pertama, mencapai puncak pada hari ke-10 dan
normal lagi setelah hari ke 14, diikuti kenaikan Hb 0,15 g/hari atau 2 g/dl setelah 3-4 minggu.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan dengan
nilai p=0,006 (p<0,01) antara Hb sebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan Fe dan
vitamin C. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwipayani, 2008 dengan hasil
bahwa Penambahan vitamin C dan Fe dapat meningkatkan kadar Hb pada remaja putri. Vitamin C
mempunyai fungsi dalam metabolisme Fe terutama untuk mempercepat proses penyerapan Fe
dalam usus dan proses pemindahannya ke dalam darah. Vitamin C juga terlibat dalam mobilisasi
simpanan Fe terutama dalam pembentukan hemosiderin dalam limpa.
Pembentukan hemoglobin memerlukan beberapa zat gizi dalam pembentukan sel darah
merah, yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12, dan asam folat,dan membutuhakan
vitamin C untuk membantu penyerapan dalam zat besi dalam tubuh. Tanpa zat gizi tersebut,
pembentukan sel darah merah tidak akan mencukupi.Selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan
tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya (Wirakusumah, 1999).
Kurangnya zat besi dapat menyebabkan kemampuan dan konsentrasi belajar menurun,
mudah lelah, tidak berkembangnya otak dan perkembangan kecerdasaan otak, memperhambat
pertumbuhan, gangguan saluran pencernaan, serta ketidakstabilan imun sehingga berisiko terkena
infeksi (Almatsier, 2003; Widyastuti, 2008; Proverawati, 2011).
Pengaruh Pemberian Sari Kurma terhadap peningkatan Hb
Sari kurma merupakan salah satu hasil produksi atau olahan dari buah kurma yang
dipercaya mempunyai segudang nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah zat besi.
Dalam kurma juga terdapat beberapa nutrisi lainnya seperti vitamin C dan asam folat, yang
mendukung penyerapan zat besi dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan

347
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

kadar Hb sebelum dan sesudah perlakuan mayoritas mengalami kenaikan Hb sebesar 64,7% dari
total responden. Jika dilihat dari perubahan kadar Hbnya, minimum -0,40 gr% dan kenaikan
maksimum 1,00 gr%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dengan nilai p=0,027 (p<0,05) antara Hb sebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan
sari kurma. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Zen (2013) bahwa pemberian
sari kurma berpengaruh terhadap kadar hemoglobin pada tikus anemia. Hasil ini menunjukkan
bahwa sari kurma yang kaya akan zat besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Hasil penelitian
ini juga diperkuat oleh Febriansyah (2013), bahwa adanya peningkatan kadar hemoglobin antara
sebelum dan sesudah pemberian kurma dan madu di mana perbedaan tersebut bermakna secara
statistik.
Kandungan protein, karbohidrat, dan lemak pada sari kurma mendukung proses sintesis
hemoglobin (Sotolu et al., 2011). Karbohidrat dan lemak membentuk suksinil CoA yang
selanjutnya bersama glisin akan membentuk protoporfirin melalui serangkaian proses porfirinogen.
Protoporfirin yang terbentuk selanjutnya bersama molekul heme dan protein globin membentuk
hemoglobin (Murray et al., 2003). Kombinasi buah kurma yang kaya kandungan glukosa, Ca, Fe,
Zn, Cu, P, dan niasin dengan palmyra yang kaya kandungan vitamin A dan kelapa yang kaya
kandungan Na dan K mampu memperbaiki kadar hemoglobin pada pasien anemia (Barh dan
Mazumdar, 2008).
Perbedaan selisih kadar hemoglobin setelah pemberian kombinasi Fe dan Vitamin C dengan
Sari Kurma
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p=0,641, sehingga p>0,05 dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ho diterima, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian Fe dan
vitamin C dengan pemberian sari kurma. Sebenarnya dari nilai mean-nya secara absolut sudah
tampak dengan jelas, bahwa di antara rata-rata kedua perlakuan tersebut nilai meannya tidak
berbeda jauh hanya selisih 0,11. Akan tetapi jika dilihat dari hasil uji analisis pre dan post
perlakuan, kedua kelompok tersebut sama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti
antara pemberian Fe dan vitamin C dengan pemberian sari kurma, sama-sama bisa meningkatkan
kadar Hb, hanya saja untuk kedua kelompok tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan
dalam meningkatkan kadar Hb.
Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Independent T. Test
Prob. CI 95% T P
SE
Mean Levene Lower Upper
Mean
Test
Fe & Vitamin C 11,31 0,21 -0,59 0,37
Sari Kurma 11,42 0,12 -0,60 0,38
0,057 -0,470 0,641
Sumber: Data Primer, 2016

348
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

Subarnas (2010), juga menyebutkan bahwa selain dengan suplemen Fe, ternyata kurma
juga mempunyai kandungan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kurma mempunyai nama latin
Phoenix dactilifera yang mengandung nutrisi yang berguna bagi tubuh. Buah kurma kaya akan zat
besi yang meningkatkan kadar hemoglobin.

KESIMPULAN
Antara pemberian Fe dengan vitamin C dan Sari kurma sama-sama mempunyai perbedaan
kadar hemoglobin yang signifikan antara pre dan post pada siswi anemia di Pondok Pesantren Al-
Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta.
Jika dilihat dari selisihnya tidak ada perbedaan yang bermakna selisih kadar hemoglobin
antara kelompok yang diberikan tablet Fe dan vitamin C dengan kelompok yang diberikan sari
kurma pada siswi anemia di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Bantul Yogyakarta. Artinya
kedua perlakuan ini sama-sama dapat meningkatkan kadar Hb pada remaja yang mengalami
anemia.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kontrol untuk makanan yang dikonsumsi oleh siswi
setiap harinya, sehingga tidak tahu dengan pasti apakah makanan yang dikonsumsi dapat
memengaruhi penyerapan zat besi. Meskipun dilakukan kontrol setiap minggunya, peneliti tidak
bisa mengontrol penuh apakah tablet Fe, Vitamin C, dan sari kurma sudah diminum sesuai dengan
petunjuk atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani M, Wirjatmadi B. (2012). Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Almatsier S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Andrews, N.C. (2005), Understanding Heme Transport, England : J Med.

Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Barh, D., Mazumdar, B.C. (2008). Comparative Nutritive Values of Palm Saps Before and after
Their Partial Fermentation and Effective Use of Wild Date (Phoenix sylvestris Roxb.) Sap in
Treatment of Anemia. Research Journal of Medicine and MedicalSciences , 3(2): 173-17. Di
akses: 7 Mei 2016.
Decuypere. (2000). Dr. Decuypere’s Nutrient Charts. Dalam:
http://www.healthalternatives2000.com/minerals-nutrition-chart.html. Di akses: 7 Mei 2016.

Dwipayani AASM, Wirjatmadi B, Adriani M. (2008). Pengaruh Pemberian Sirup Besi, Vitamin C
dan Vitamin A terhadap Kadar Hb Balita dengan Anemia (Penelitian Eksperimental di
Kabupaten Buleleng). Dept Gizi Kesehatan FKM UNAIR: Surabaya.

Fanny L, dkk. (2012). Pengaruh Pemberian Tablet Fe Terhadap Kadar HemogloBin Ibu Hamil Di
Puskesmas Tamamaung Tahun 2011. Media Gizi Pangan Edisi 1. Vol.XIII.

349
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18
November 2017
Purwokerto

Febriansyah H, Indriawati R. (2013). Pengaruh Pemberian Kurma (Phoenix dactilifera) dan Madu
(Apex dorsalis) terhadap Kadar Hemoglobin pada Kelompok Usia 16 Sampai 18 Tahun.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Gandasoebrata, Ratwita. (2006). Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta.

Gony DMM, Kapantow M, Sondakh R. (2015). Hubungan Antara Asupan Zat Besi (Fe) dengan
Kadar Hemoglobin (Hb) pada Anak Usia 1-3 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomut
Kota Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat Sam Ratulangi.

Jahromi K, Rafiee, Jafari A, Tabatabaeefar. (2007). Determination of dimension and area


properties of date (Barhi) by image analysis. Agric Food and Biol Eng 15: 21-24.

Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik edisi II. Jakarta: Salemba Medika

Kristyan N. (2010). Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Setelah Pemberian Tablet Besi
(Fe) pada Santri Putri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Kabupaten Grobogan. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat Vol. 3: (24-37).

Murray et al. (2003). Biokimia Harper Edisi 25. Alih Bahasa Andry Hartono. Jakarta: EGC.

Pearce E. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Proverawati, dkk. (2011). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan . Nuha Medika:
Yogyakarta

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 . Jakarta: Kemenkes RI.

Sacher RA, Richard AM. (2004). Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium edisi 11 . Alih
bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari. EGC: Jakarta.

Sotolu, A.O, Kigbu, A.A., Oshinowo, J.A. (2011). Nutritional Evaluation Of Date Palm
(Phoenixdactylifera ) Seeds and Fruit As Source Of Feeds In Aquaculture. EJEAF Che,
10(5). Di akses: 9 Mei 2016.

Subarnas A. (2009). Penelitian Herbal Belum Mendalam. Dalam : http://


health.kompas.com/read/2010/11/09/08562717/Penelitian.Herbal.Belum.Mendalam.html. Di
akses: 9 Mei 2016.

Watson R. (2002). Anatomi Fisiologi untuk Pera wat. ECG: Jakarta.

Wibowo N, Purba RT. (2006). Anemia Defisiensi Besi Dalam Kehamilan, Dexa Media,
JurnalKedokteran dan Farmasi, Vol. 19 : 3-7.

Widyastuti, dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Fitramaya: Yogyakarta.

Wirakusumah ES. (1999). Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. PT. Trubus Agriwidya: Jakarta.

350

Anda mungkin juga menyukai