Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN READING JURNAL

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Konseling

Dosen Pengampu:

Rita Yulifah, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh:

Luluk Dwi Masruroh


(P17311221003)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEMESTER II
KELAS 1A
FEBRUARI 2023
PEMBERIAN KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI (KIE) DENGAN MOTIVASI
IBU DIDALAM MELAKUKAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESAREA
Sectio caesarea merupakan salah satu persalinan dengan tindakan pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Tetapi Sectio caesarea
merupakan tindakan yang beresiko, dampak yang ditimbulkan antara lain, berupa pendarahan,
infeksi, emboli paru- paru, kegagalan ginjal akibat hipotensi yang lama. Pasien yang menjalani
persalinan metode Sectio caesarea bisa menimbulkan gangguan fisiologis dan psikologis, juga
ketidaknyamanan, seperti rasa nyeri dan efek samping anestesi. Salah satu upaya untuk mengatasi
dapak persalinan Sectio caesarea adalah memberikan pengobatan analgesia dan antibiotik untuk
nyeri bekas operasi dan proses penyembuhan luka. Dalam hal ini Bidan berperan membantu ibu
penyesuaian selama periode perubahan dan adaptasi. Akan tetapi tentunya ada tantangan bagi
seorang bidan dalam menjalankan peran ini seperti mengetahui bahwa ibu tidak hanya melahirkan
bayi, tetapi juga menjalani pembedahan mayor, yang keduanya merupakan pengalaman hidup
yang penting.
Komunikasi Informai dan Edukasi (KIE) pada ibu post sectio caesarea berperan untuk
memfasilitasi ibu pulih dari pembedahan dan menumbuhkan motivasi ibu dalam melakukan
mobilisasi dini. Mobilisasi dini berfungsi untuk mempertahankan kemandirian dan memudahkan
ibu dalam merawat dirinya beserta bayinya serta mencegah terjadinya peningkatan suhu tubuh,
perdarahan abnormal, thrombosis, involusi yang buruk, aliran darah tersumbat, dan peningkatan
intensitas nyeri. KIE juga merupakan sumber utama bagi ibu post SC dalam memperoleh
informasi, karena setiap ibu memiliki kebutuhan yang berbeda untuk dapat menghadapi masa
kritisnya dan pulih dari rasa nyeri.
Hasil penelitian tentang motivasi ibu didalam melakukan mobilisasi dini post sectio
caesarea yang dilakukan pada 30 ibu di RSIA Melati Husada Kota Malang menunjukkan sebagian
besar (76,7%) memiliki motivasi rendah sebelum diberikan komunikasi informasi, edukasi (KIE)
tentang mobilisasi dini. Ibu dengan motivasi rendah sebagian besar merupakan ibu yang tidak
memiliki pengalaman melahirkan secara sectio caesarea sebelumnya, sehingga ibu tidak
mengetahui bagaimana tujuan dan manfaat dilakukan latihan mobilisasi dini post sectio caesarea,
Ibu post sectio caesarea memiliki kebutuhan khusus dalam perawatan post sectio caesarea seperti
kebutuhan akan nutrisi, cairan, kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, rasa nyaman, kebutuhan
akan penghargaan, dan aktualisasi diri. . Proses komunikasi, informasi, edukasi (KIE) diberikan
melalui beberapa tahapan: encode, decode, recall, response, dan feedback. KIE yang diberikan
secara berkala sebanyak 2 kali dengan selang waktu 6-8 jam dengan motivasi ibu didalam
melakukan mobilisasi dini post sectio caesarea. Dengan pemberian KIE diharapkan segala
ketidaksiapan ibu menjelang dan pasca operasi sectio caesarea didalam melakukan mobilisasi dini
dapat teratasi dimulai dengan membangkitkan pengetahuan pasien, dalam hal ini adalah
pengetahuan tentang perawatan masa nifas (postpartum) dengan sectio caesarea dan hilangkan
rasa takut dengan informasi yang menenteramkan.
The Effectiveness of Communication Information and Education to ward
Knowledge and Reading Interest of Maternal and Child Health Book of Pregnant Mothers
In Batu City, East Java Indonesia
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk menilai seberapa baik seluruh
sistem pelayanan kesehatan berfungsi. Kematian wanita yang terkait dengan kehamilan dan
penghentian obat selama masa kehamilan dan persalinan dalam 42 hari setelah melahirkan
dihitung per 100.000 KH. Sedangkan berdasarkan data WHO pada tahun 2011, angka kematian
ibu di Indonesia tercatat sebesar 240/100.000 KH, angka kematian ibu melahirkan cenderung
meningkat sehingga diterapkanlah beberapa kebijakan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu melalui beberapa cara, yakni mulai dari peningkatan
pelayanan berbasis fasilitas, peningkatan akses pelayanan kesehatan reproduksi terpadu,
pelayanan kesehatan kehamilan dini, hingga penguatan fungsi bidan dan sistem rujukan.
Kementrian Kesehatan menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat melalui penggunaan buku kesehatan
Ibu dan Anak (KIA). Buku KIA merupakan buku yang berisi edukasi bagi ibu dan keluarganya
karena berisi informasi dan materi edukasi tentang kesehatan ibu dan anak, termasuk gizinya
sehingga dapat mengurangi morbiditas, persalinan risiko tinggi, kematian ibu dan bayi baru lahir.
Buku KIA ini juga digunakan sebagai alat komunikasi, karena tenaga kesehatan dapat memberikan
catatan penting yang dapat dibaca oleh ibu dan keluarganya.
Berdasarkan hasil uji, peneliti dapat mengetahui pengetahuan dan minat ibu hamil
membaca buku KIA sebelum dan sesudah KIE, serta mengetahui efektivitas pengetahuan dan
minat ibu hamil. Dengan bekal KIE, ibu hamil dapat melihat, mendengar, dan terlibat secara aktif,
informasi yang diberikan sehingga ada kecenderungan pengetahuan yang lebih baik dan minat
yang lebih tinggi tentang isi buku KIA. Hasil analisis statistik keefektifan KIE pada buku KIA
pada pengetahuan wanita dan hasil statistik dengan menggunakan sampel uji mandiri pada
kelompok yang tidak diberi KIE pada buku KIA didapatkan nilai signifikan 0,675 > 0,5.
Sedangkan kelompok yang diberi KIE diperoleh nilai signifikan 0,001< 0,5. Hal ini menunjukkan
bahwa KIE yang efektif dapat mengubah pengetahuan tentang buku KIA dan minat baca buku
KIA, namun ada kecenderungan bahwa efektivitas KIE lebih terlihat pada peningkatan
pengetahuan dibandingkan dengan peningkatan minat, hal ini karena tahapan KIE dimulai dari
penyadaran, minat, evaluasi, percobaan. Dengan memahami buku KIA, ibu akan mengetahui
bagaimana melakukan deteksi dini tanda tanda bahaya yang terjadi pada saat kehamilan hingga
nifas dan juga perkembangan anaknya mulai dari bayi, balita, dan anak-anak. Sehingga dapat
disimpulkan minat baca yang tinggi terhadap buku KIA pada ibu hamil sangat penting dan juga
diharapkan agar ibu hamil mengetahui bahwa buku KIA bukan hanya buku yang berfungsi selama
antenatal care melainkan mengandung informasi penting dalam kehamilan hingga pasca
persalinan.

Anda mungkin juga menyukai