Anda di halaman 1dari 74

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDA-TANDA BAHAYA PADA NEONATUS

DI PUSKESMAS KOLAKA

TAHUN 2016

Oleh : MITRA

MELINDA

2013 0073

YAYASAN PENDIDIKAN HINO BIOHANIS SULAWESI TENGGARA

AKADEMI KEBIDANAN MENARA BUNDA KOLAKA

TAHUN AJARAN 2015-2016


KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDA-TANDA BAHAYA PADA NEONATUS

DI PUSKESMAS KOLAKA TAHUN 2016

Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan

pada Program DIII Kebidanan

MITRA MELINDA

2013 0073

AKADEMI KEBIDANAN MENARA BUNDA KOLAKA

YAYASAN PENDIDIKAN HINO BIOHANIS KOLAKA

2016
PENGESAHAH KARYA lUllS ILMIAH

.
GAMBARAH PEHGETAHUAH IBU NIFAS TEHTAHG

lANDA-lANDA BAHAYA PADA NEONATUS

DI PUSKESMAS KOLAKA lAHUN 2018

WTRAIIEl~
20130073

Telah DlpeotIa....... n Dldep.n I'1InIIIa utilln K11


/.
PIoda buten Jul,2Ot.. o.n OinpI8bn

T"'h.l_uhl~

KETUA ANGGOTA

()&
T RUHAEDA SKM.MPH

PUDIR I

~-~-:-- A;:~:SKM" . !<tll


u
LEllBAR PENETAPAN TIM PENGWI

Diterlma dan dlsetujul oleh Dewan Pengujl Ujian Nthlr Program Akademi

Kebidanan Menera Bunde Kolal<a

Pade 20 Juti 2016

PANiTlA PENGUJI

Ketua : 1. JUMIYATI S.ST ( ~. )


Anggota : 2. RUHAEDA SKM.MPH ( ~ )

3. FITRIYANI SADER S.KOM, M.KES (

iii
PERHYATAAH PERSETUJUAN

KARYA TUUS UIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDATANDA BAHAYA PADA NEONATUS

01 PUSKESMAS KOI.AKA TAHUN 2018

Dlaueun Ol.h :

MITRA !!IFi 'NDA

20130073

Periode Blmbingan :

Karya Tulia Ilmlah inl telah kamI setujul untuk dlu~ MIta Olpertanllllung
jawabkan elldepan tim pengujl AkademI Kebldanan

Men818 Bunda Kolake

M.nyetuJul,
KoIaka, 20 Jull 2018

Pembirnblng , Pemblrnblng n

~.
IRUHAEDA SKII.ItPHI

iv
MOTTO

Cinta Yang Besar dan Prestasi Yang Besar Akan Melibatkan

Pengorbanan Yang Besar Pula

Dengan Bangga dan Hati Tulus Kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah Ini buat:

1. Bapakku yang tercinta, MADYA yang tak henti-hentinya memberikan

nasehat dan dukungan baik materi maupun moril

2. Ibuku yang tercinta, NURHAYATI yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat untuk mewujudkan cita-citaku

3. Adikku MUH. PRABOWO dan FILLYA ANATASYA yang selalu

memberikan doa dan semangat sehingga bisa seperti sekarang.

4. Seseorang yang tercinta MUH. ZULKIFLI yang selalu membantu dan

memberi semangat dalam melakukan segala hal yang bersifat positif.

5. Sahabat - sahabatku (Linda, Lisda, Riski, Rastin, Dilla) , Terima

kasih banyak yah selalu ada dalam suka dan duka

6. Sahabat-sahabatku anak kost putri (Lisda, ayu, nirma, anti, suri,

asra, risky) terima kasih yang selalu ada dalam suka dan duka.

7. Teman teman seperjuanganku semua yang tak bisa saya sebut satu

persatu, makasih yah atas bantuan kalian semua.


RIWAYAT HIDUP

3x4

A. IDENTITAS

1. Nama : MITRA MELINDA

2. Nim : 2013 0073

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Tempat / Tgl lahir : Loea 11 Mei 1996

5. Suku / bangsa :Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Andowengga

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamat SD Negeri 1 Loea Kec Ladongi Kab Kolaka Timur 2007

2. Tamat SMP Negeri 1 Ladongi Kec Ladongi Kab Kolaka Timur pada

tahun 2010

3. Tamat SMA Wundulako Kec Wundulako Kab Kolaka tahun 2013

4. Mengikuti pendidikan di Diploma III kebidanan AKBID Menara Bunda

Kolaka Kec Wundulako Kab Kolaka tahun 2013 sampai sekarang.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat allah

SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang berupa kesehatan

dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

tepat pada waktunya. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksud untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III,

pada Akademi Kebidana Menara Bunda Kolaka Kabupaten Kolaka Sulawesi

Tenggara, dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka Tahun

2016.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kesulitan dan hambatan yang

ditemukan, namun penulis tetap berusaha.

Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagaai pihak, untuk itu

perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : ibu

JUMIYATI,S.ST selaku pembimbing I dan ibu RUHAEDA SKM.MPH selaku

pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam

memberikan motivasi, bimbingan dan arahan selama penulisan menempuh

pendidikan di AKBID Menara Bunda Kolaka.

iii
1. Hj. SANIATI, S.ST sebagai Direktur AKBID Menara Bunda Kolaka,

beserta staf yang telah banyak memberikan bantuan dan fasilitas kepada

penulis selama dalam menepuh pendidikan di AKBID Menara Bunda

Kolaka.

2. Bapak Kepala Kesbang dan Linmas Kabupaten Kolaka ABD.HARIS

RAHIM,S.Pd,M.pd yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

3. Kepala Puskesmas Kolaka dan Staf yang membantu dalam

pengambilan data.

4. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Menara Bunda

Kolaka yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta dorongan

moril kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Akademi

Kebidanan Menara Bunda Kolaka.

5. Kepada orang tua tercinta Ayahanda Madya, dan Ibunda Nurhayati

yang telah mendidik, dan membesarkan penulis dengan cinta dan kasih

sayang serta memberikan Doa, semangat kasih sayang dan dukungan

moril, material dan juga spiritual sehingga saya dapat seperti ini.

6. Kepada seseorang yang spesial buatku Muh. Zulkifli, yang telah banyak

membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah

ini hingga menyelesaikan kuliah.

7. Sahabat-sahabatku anak kost putri (Lisda, ayu, nirma, anti, suri, asra,

risky) terima kasih yang selalu ada dalam suka dan duka.

iv
8. Terima kasih buat Responden yang telah bekerja sama dalam

melaksanakan karya tulis ilmiah ini.

9. Serta semua teman-teman seangkatanku Mahasisiwi AKBID Menara

Bunda Kolaka yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu,

terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama menempuh

pendidikan di AKBID Menara Bunda Kolaka.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini masih jauh dari tolak ukur kesempurnaan, baik dari segi, isi, cara

penulisan, literatur, maupun hasil penelitian, karena penulis juga sebagai

manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

Akhir kata semoga Allah. SWT, memberikan imbalan yang setimpal

atas bantuan dari semua pihak yang terlibat. Semoga Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini dapat bermanfaat terutama untuk rekan - rekan seprofesi dan bagi

perkembangan study, utamanya di bidang kesehatan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kolaka, 20 Juli 2016

Penulis

MITRA MELINDA

v
Akademi Kebidanan Menara Bunda
Kabupaten Kolaka
Karya Tulis Ilmiah
Tahun 2016

ABSTRAK

Mitra melinda, 2013 0073, Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang


Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka Kab. Kolaka
Tahun 2016. (Dibimbing oleh Jumiyati dan Ruhaeda).

VI BAB, 55 halaman, lampiran 6 lembar

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia
28 hari.Tanda-tanda bahaya pada neoantus muntah, kejang, tetanus
neonatorum, hipotermi, predarahan tali pusat, ikterus, sindrom gangguan
pernapasan, asfiksia neonatorum, diare, BBLR dan secara khusus untuk
mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka tahun 2016. Penelitian ini
dilakukan dengan penelitian deskriptif yaitu untuk memperoleh informasi
mengenai bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-
Tanda Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka tahun 2016. Sampel
teknik yang digunakan adalah purposive sampling yang berarti teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Data yang diperoleh
dalam metode ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari
kuesioner dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 36 ibu nifas yang
berpengetahuan baik sebanyak 9 orang ibu nifas (25%), berpengetahuan
cukup sebanyak 14 orang ibu nifas (39%), berpengetahuan kurang sebanyak
13 orang ibu nifas (36%). Dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 28 orang
ibu nifas (78%) yang berpendidikan rendah sebanyak 8 orang ibu nifas (22%)
Dan ibu nifas yang memiliki umur muda sebanyak 2 orang (6%) dan ibu nifas
yang memiliki umur sedang sebanyak 25 orang (69%) dan ibu nifas yang
memiliki umur tua sebanyak 9 orang (25%). Dan yang ibu nifas yang bekerja
sebanyak 10 orang (28%) dan ibu nifas yang yang tidak bekerja sebanyak 26
orang (72%).dengan demikian disarankan bahwa perlu kiranya melakukan
penyuluhan pada ibu nifas mengenai tanda-tanda bahaya pada neonatus.

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu Nifas, Tanda-Tanda Bahaya,


Neonatus
Daftar Pustaka : 17 (2009-2015)

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii

HALAMAN PENETAPAN PENGUJI ........................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN / MOTTO ...................................................... v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan............................................. 7

1. Definisi Pengetahuan................................................................... 7

2. Tingkat Pengetahuan................................................................... 7

vii
3. Cara Memperoleh Pengetahuan .................................................. 9

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ......................... 13

5. Kriteria Tingkat Pengetahuan ...................................................... 16

B. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas ................................................ 16

a. Pengertian Masa Nifas................................................................. 16

b. Tahap Masa Nifas........................................................................ 17

c. Karakteristik Lochea Dalam Masa Nifas ...................................... 17

d. Tujuan Masa Nifas ....................................................................... 18

e. Periode Masa Nifas...................................................................... 19

C. Tinjauan Umum Tentang Neonatus .................................................. 19

a. Pengertian Neonatus ................................................................... 19

b. Ciri-ciri Bayi Lahir Normal ............................................................ 19

D. Tinjauan Umum Tentang Tanda-Tanda Bahaya Neonatus ............... 21

E. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang diteliti ................................. 36

1. Umur ........................................................................................... 36

2. Pendidikan ................................................................................... 37

3. Pekerjaan .................................................................................... 37

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti.............................................. 38

B. Kerangka Konsep Variabel Yang Diteliti............................................ 39

C. Pengertian Variabel Peneliti .............................................................. 40

1. Variabel Bebas Atau (Independent) ............................................. 40

2. Variabel Terikat (Dependent) ....................................................... 40

viii
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ......................................... 40

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 42

B. Tempat Dan Waktu Penelitian........................................................... 42

C. Populasi Dan Sampel........................................................................ 42

1. Populasi ....................................................................................... 42

2. Sampel......................................................................................... 43

D. Teknik Pengambilan Sampel............................................................. 43

E. Jenis Pengumpulan Data .................................................................. 44

1. Data Primer.................................................................................. 44

2. Data Sekunder ............................................................................. 45

F. Teknik Pengolahan Dan Penyajian Data........................................... 45

G. Teknik Analisa Data .......................................................................... 46

H. Gant chart ......................................................................................... 47

I. Organisasi ......................................................................................... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 54

B. Saran ........................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas

Kolaka Tahun 2016................................................................. 48

Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Berdasarkan Umur

Di Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ......................................... 49

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Berdasarkan

Pendidikan Di Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ...................... 49

Tabel 5.4: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Berdasarkan

Pekerjaan Di Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ........................ 50

Tabel 5.5: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Umur Ibu Nifas Ibu

Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di

Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ............................................. 51

Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu

Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di

Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ............................................. 52

x
Tabel 5.7: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Pekerjaan Ibu

Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Padaa Neonatus Di

Puskesmas Kolaka Tahun 2016 ............................................. 53

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master Tabel Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka

Tahun 2016

Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Akbid Menara Bunda

Kolaka

Lampiran 3 : Surat Penelitian Dari Kesbang Dan Linmas Kabupaten

Kolaka

Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari

Puskesmas Kolaka

Lampiran 5 : Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tanda-tanda bahaya baru lahir merupakan suatu gejala

yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat

menyebakan kematian. Orang tua sebenarnya mengetahui tanda

bahaya terhadap bayi baru lahir yaitu bayi yang tidak mau

menyusui atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusat

kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi

kuning. Mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi

akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah

kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda

bahaya tersebut bayi bisa meninggal. Kurangnya pengetahuan dan

pemahaman ibu tentang tanda-tanda bahaya pada neonatus.

Kurangnya pemahaman tersebut bisa disebabkan tidak adanya

informasi dari para penyuluh kesehatan atau tingkat pendidikan

yang masih rendah. (Indrasti.N, 2012)

Menurut World Health Organization (WHO) proporsi

kematian bayi baru lahir di dunia sangat tinggi dengan estimasi

sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta

kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia

Tenggara. Perkiraan kematian yang terjadi karena perdarahan tali

pusat adalah sekitar 550.000 lebih dari 50 % kematian yang terjadi


2

di Afrika dan Asia Tenggara disebabkan karena perdarahan pasif

pada tali pusat pada umumnya terjadi akibat pecahnya pembuluh

darah umbilikus atau kelainan trombus pada bayi (Hartini,2010).

Rekomendasi pemilihan regimen perawatan harus

didasarkan pola kolonisasi kuman di institusi tersebut. penting.

Angka infeksi tali pusat di negara berkembang bervariasi dari 2 per

1000 hingga 54 per 1000 kelahiran hidup dengan case fatality rate

0-15%. Badan Kesehatan dunia WHO merekomendasikan

perawatan tali pusat cara kering tanpa antiseptik ataupun

antimikroba. Dilaporkan 300.000 bayi Universitas Sumatera Utara

meninggal akibat tetanus, dan 460.000 lainnya meninggal karena

infeksi berat dengan infeksi tali pusat (omfalitis) sebagai salah satu

predisposisi Faktor yang berperan terhadap timbulnya infeksi tali

pusat di negara berkembang antara lain karena persalinan

dilakukan di rumah dengan hygiene dan sanitasi yang kurang,

penolong persalinan yang tidak terlatih dan beberapa cara

tradisional dalam perawatan tali pusat yang tidak steril (Riza, 2013).

Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2010 tercatat 26

per 1000 kelahiran, sedangkan dalam Millennium Development

Goals (MDGS). Indonesia menargetkan pada tahun 2015 angka

kematian bayi (AKB) menurut menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran

hidup. Di Indonesia Angka Kemattian Bayi (AKB) masih sangat

tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian
3

tersebut terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus

(Depkes RI,2009). (Budi triani, 2013).

Angka Kematian Bayi Di Sulawesi Tenggara tahun 2009-

2012 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2010 Jumlah Kematian

Bayi tertinggi terjadi Di Kabupaten Muna 79 orang, Kabupaten

Kolaka 67 orang dan Konawe Selatan 59 orang, sedangkan yang

terendah terdapat Di Kabupaten Konawe 5 orang. Tahun 2011

Jumlah Kematian Bayi mengalami peningkatan yang cukup tinggi

yaitu mencapai jumlah 1.166 Kematian Bayi yang bila dibandingkan

dengan tahun 2010 hanya sebesar 587 kematian. Kematian Bayi

yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat Di Kabupaten Muna

sebanyak 197 orang, disusul Kabupaten Buton 172 orang,

Kabupaten Konawe Selatan 1167 orang, sedangkan yang terendah

Di Kabupaten Konawe Utara 17 orang. Di Tahun 2012 Jumlah

Kematian Bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan (664

orang) dibandingkan tahun 2011 (1.166 orang), jumlah tertinggi

terjadi Di Kabupaten Buton (142) dan Bombana (78), sedangkan

terendah Di Kota Kendari (28) dan Wakatobi serta Konawe Utara

masing-masing dengan 31 orang bayi mati.(Profil Dinkes Sulawesi

Tenggara,2013)

Angka Kematian Bayi Di Kabupaten Kolaka selama kurun

waktu 5 tahun mengalami fluktuasi yaitu, tahun 2007 turun menjadi

25/1.000 kelahiran hidup, tahun 2008 turun menjadi menjadi 16/


4

1.000 kelahiran hidup pada tahun 2009 turun dengan pencapaian

sebesar 15/1.000 kelahiran hidup, tahun 2010 sebesar 16/1000

kelahiran hidup dan pada tahun 2011 terjadi Penurunan jumlah

Kematian Bayi yaitu 11/1000 Kelahiran Hidup. Angka ini masih

cukup baik karena masih dibawah angka Nasional sebesar

26/1.000 kelahiran hidup. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2011

20 Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kematian bayi, yaitu

BBLR 15 bayi karena penyebab lain-lain sebanyak 33 bayi dan

lahir mati sebanyak 76 bayi. Untuk itu kegiatan Audit Maternal

Perinatal perlu dilaksanakan secara optimal oleh tenaga bidan di

Puskesmas sehingga pelaporan dapat akurat dan lengkap berikut

rincian kematian bayi berdasarkan penyebab kematian dan

berdasarkan Puskesmas.(Profil Dinas Kesehatan Kolaka, 2014).

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman ibu tentang

tanda-tanda bahaya pada neonatus. Kurangnya pemahaman

tersebut bisa disebabkan tidak adanya informasi dari penyuluh

kesehatan atau tingkat penddidikan yang masih rendah

Berdasarkan uraian diatas, ditemukan masih banyak ibu

nifas yang mempunyai pengetahuan kurang tentang tanda bahaya

bayi baru lahir sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-

Tanda Bahaya Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka Tahun 2016.


5

B. Rumusan masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas perumusan

masalah penelitian adalah Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di

Puskesmas Kolaka Tahun 2016?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah.

Tujuan penelitian terdiri dari umum dan tujuan khusus

1. Tujuan umum

Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-

tanda bahaya pada neonatus Di Puskesmas Kolaka Tahun

2016.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya pada Neonatus berdasarkan pendidikan ibu.

b. Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya pada Neonatus berdasarkan umur ibu.

c. Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya pada Neonatus berdasarkan pekerjaan ibu.


6

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi Teoritis

Bermanfaat dalam menambah referensi pendidikan dan teori

tersebut. Memberikan tambahan informasi bagi masyarakat

dan ibu nifas.

2. Bagi praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

informasi dan dapat bermanfaat secara praktis dalam

kehidupan sehari-hari dan bisa diaplikasikan khususnya

pada ibu nifas.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia,

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera

yang dimiliknya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Dengan sendirinyaa, pada waktu pengideraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian

besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

(Notoatmodjo,2010)

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengukur tingkat

pengetahuan seseorang secara terperinci terdiri dari 6

tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati

sesuatu.
8

2) Memahami (comprehension)

Memahami su atu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi

orang tersebut harys dapat mengidenterprestasikan

secara benar ten tang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yng telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsipnya yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain. Orang yang telah paham tentang

metodologi penelitian.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemauan untuk menjabarkan

dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan

antara komponen-komponen yang terdapat dlam suatu

masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat

analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, megelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas

objek tersebut.
9

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis adalah suatu kemapuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang

logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap

suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentuan sendiri

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Ariani (2014), berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara

tradisional atau non ilmiah, yakni tanpa melalui penelitian

ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah, yakni melalui

proses penelitian sebagai berikut :


10

1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan sebelum adanya peradaban. Jika seseorang

menghadapi persoalan atau masalah, upaya

pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.

Bila percobaan pertama gagal, dilakukan percobaan

yang kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut

terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi

dikarenakan tidak disengaja oleh orang yang

bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak.

Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun.

Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para

pemegang otoritas prinsipnya adalah orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh yang

mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji


11

atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan

perasaannya sendiri.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi

pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman merupakan sumber pengetahuan.

2) Cara Akal Sehat (Common Sense)

a) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu

pendidikan berkembang, orang tua pada zaman

sdahulu menggunakan cara hukuman fisik agar

anaknya mau menuruti nasihat rang tuanya. Ternyata

cara ini berkembang menjadi teori, bahwa hukuman

adalah metode bagi pendidik anak.

b) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima

dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau

tidak.
12

c) Kebenaran melalui intuitif

Kebenaran ini secara intuitif diperoleh manusia secara

cepat sekali melalui proses di luar kesadaran tanpa

melalui proses penalaran atau berpikir.

d) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, cara

berpikir manusia ikut berkembang. Manusia mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan individu menggunakan jalan pikirnya,

baik melalui induksi maupun deduksi.

e) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan

khusus ke pernyataan umum. Kemudian di simpulkan

ke dalam konsep yang memungkinkan seseorang

untuk memahami suatu gejala.

f) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan umum ke pernyataan yang

khusus.
13

3) Cara Baru atau Ilmiah

Cara baru ataudalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah atau lebih

popular disebut metodologi penelitian (Research

Methodology). (Ariani,2014).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Ariani (2014) pengetahuan baik yang dimiliki

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

faktor internal dan faktor eksternal yaitu :

1) Faktor Internal

a) Umur

Umur merupakan rentang waktu seseorang yang

dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika

seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan

memiliki pola pikir yang matang pula.

b) Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi

pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan

tingkat kesadaran anatara laki-laki dangan perempuan.

Pada umumnya perempuan memiliki kesadaran yang

abik dalam mencari tahu informasi dari pada laki-laki

baik itu secara formal maupun informal.


14

c) Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang

dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu

dengan lingkungannya, baik secara formal maupun

informal yang melibatkan perilaku individu maupun

kelompok.

d) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh penghasilan guna

memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan.

2) Faktor Eksternal

1) Lingkungan

Linkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut.

2) Sosial budaya

Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau

tradisi yang dilakukan sesorang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk.


15

3) Status ekonomi

Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Sumber informasi

bagi pengetahuan yaitu media massa. Pengetahuan

bisa didapat dari Seseorang yang memiliki sumber

informasi yang lebih banyak akan memiliki

pengetahuanyang lebih luas pula.salah satu sumber

informasi yang berperan penting beberapa sumber antara

lain :

a) Media cetak

Media cetak berupa booklet (dalam bentuk buku),

leaflet (dalam bentuk kalimat atau gambar), flyer

(selebaran), flif chart (lembar balik), rubrik (surat kabar

atau majalah kesehatan), poster, foto yang

mengungkapkan informasi kesehatan.

b) Media elektronik

Media elektronik berupa televisi, radio, video, slide, film

strip.

c) Media papan (Billboard)

d) Keluarga
16

e) Teman

f) Penyuluhan

5. Kriteria tingkat pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu:

1. Pengetahuan Baik, jika presentase jawaban 76-100%

2. Pengetahuan Cukup, jika presentase jawaban 56-75%

3. Pengetahuan Kurang, jika presentase jawaban 56%

B. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas

a. Pengertian masa nifas

Menurut Ambarwati (2010), masa nifas (puerperium) adalah

masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi

pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

Menurut Jenny Sr (2006), masa nifas adalah masa sesudah

persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan

pengambilan alat-alat kandungan. Proses masa nifas berkisar

antara 6 minggu atau 40 hari. (Walyani.E, 2015)

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan

bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya

kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu.

(Nugroho,2014).
17

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah

persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa

nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami

perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ

reproduksi ini disebut involusi.(Maritalia.D,2014).

b. Tahapan masa nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :

1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan

2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh

alat-alat genital

3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil

atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu

untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan

atau tahun. (Walyani.E dkk, 2015).

c. Karakteristik lochea dalam masa nifas adalahsebagai

berikut:

1) Lochea rubra/kruenta

Timbul pada hari 1-2 postpartum; terdiri dari

darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sei-

sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan

mekonium.
18

2) Lochea sanguinolenta

Timbul pda hari ke 3 sampai dengan hari ke 7

porpartum; karakteristik lochea senguinolenta berupa

darah bercampur lendir.

3) Lochea serosa

Merupakan cairan berwarna agak kuning, timbul

setelah 1 minggu postpartum.

4) Lochea alba

Timbul setelah 2 minggu postpartum dan hanya

merupakan cairan putih.

Normalnya lochea agak berbau amis, kecuali bila terjadi

infeksi pada jalan lahir, baunya akan berubah menjadi

berbau busuk. Bila lochea berbau busuk segera

ditangani agar ibu tidak mengalami infeksi lanjut atau

sepsis.(Maritalia.D,2015)

d. Tujuan masa nifas

Tujuan masa nifas, Nugroho (2015)

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya

2) Melaksanakan skirining secara komprehensif, deteksi

dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayi.


19

c. Periode masa nifas

Adapun periode masa nifas (post partum/puerperium)

menurut (Suherni dkk,2009) yaitu:

1) Puerperium dini yaitu masa kepulihan dimana saat-saat

ibu dibolehkan berdiri dan berjalan.

2) Puerperium intermedial yakni masa kepulihan

menyeluruh dari organ-orggan genital kira-kira 6-8

minggu.

3) Remot puerperium adalah waktu yangdiperlukan untuk

pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama

hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

C. Tinjauan Umum Tentang Neonatus

a. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim

sampai dengan usia 28 hari.(Putra.S.R.2012) Merupakan

individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami

trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri

dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram

(Dewi.L, dkk. 2010).

b. Ciri-ciri bayi lahir normal

1) Lahir aterm antara 37-42 minggu


20

2) Berat badan 2.500-4.000 gram

3) Panjang badan 48-52 cm

4) Lingkar dada 30-38 cm

5) Lingkar kepala 33-35

6) Lingkar lengan 11-12 cm

7) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit

8) Pernapasan 40-60x/menit

9) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

yang cukup

10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya

telah sempurna.

10) Kuku agak panjang dan lemas

11) Nilai APGAR (Appearence,pulse,Grimace, Activity,

Respiration) >7

12) Gerak aktif

13) Bayi lahir langsung menangis lkuat

14) Reflex rooting (mencari putting susu dengan rangsangan

taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan

baik

15) Reflex sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan

baik

16) Reflex morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik.


21

17) Reflex grasping (menggenggam) sudah baik.

18) Genitalia

a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang

berada pada skrotum dan penis yang berlubang

b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina

dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora

dan mayora.

20) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium

dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan. (Budi

triani, 2013)

D. Tinjauan Umum Tentang Tanda-Tanda Bahaya Neonatus

Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala

yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat

menyebakan kematian. Orang tua sebenarnya mengetahui tanda

bahaya terhadap bayi baru lahir yaitu bayi yang tidak mau

menyusui atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusat

kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi

kuning. Mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi

akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah

kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda

bahaya tersebut bayi bisa meninggal. (Indrasti.N, 2012).

Menurut Sudarti 2012, tanda-tanda bahaya pada neonatus meliputi:


22

1. Muntah

Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi

tabung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk

lambung, disertai kontraksi lambung dalam abdomen.

Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin

mengalami muntah lender, bahkan kadang disertai sedikit

darah. Muntah initidak jarang menetap setelah pemberanian

ASI atau makanan, keadaan tersebut kiemungkinandisebabkan

karenairitasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang

ditelan selama proses persalinan.

a. Penyebab

1) Kelainan congenital pada saluran pencernaan iritasi

lambung athresia esophangus hirsehprung tekanan intra

cranial yang tinggi

2) Infeksi pada saluran pencernaan

3) Cara memberi makanan

4) Keracunan

b. Komplikasi

1) Dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan

tubuh/elektrolit.

2) Ketosisi karena idak makan dan minum

3) Asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat

berkelanjutan menjadi syok bahkan sampi kejang.


23

4) Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva rupture

esafagus, aspirasi yang disebabkan karena muntah yang

sangat hebat.

c. Penatalaksanaan

1) Pengkajian factor penyebab dan sifat muntah

a) Keluar cairan terus menerus kemungkinan ostruksi

esophagus

b) Proyektif kemungkinan terjadi stenosis pylorus

c) Segera setelah lahir kemungkinan terjadi peningkatan

tekananintra cranial

2) Pengobatan tergantung factor penyebab

3) Ciptakan suasan tenang

4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati

5) Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah jika

siptomatis dapatr diberi emetic

6) Rujuk

2. Kejang

Kejang spasme atau tidak sadar dapat disebabkan

oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemia atau merupakan

tanda meningitis atau masalah pada susunan saraf, latergi,

rewel atau masalah normal.(Sudarti,2010).


24

a. Penyebab

1) Pasca asfiksia

2) Hipoksi-iskemik encepalopati (biasanya kejang timbul

24 jam pertama setelah lahir).

3) Trauma pada kepala(panggul sempit, persalinan

presbo, VE).

4) Perdarahan intrakrania (epidural, subdural,

subarachnoid, intraventrikuler, pasca hipoksia.

b. Gejala

a) Gerakan mata berkedip berputar dan juling yang

berulang

b) Gerakan mulut dan lidah berulang

c) Gerakan tungkai tidak terkendali, gerakan seperti

mengayuh sepeda

d) Apnea (nafas spontan berhenti lebih 20 detik).

c. Penatalaksanaan

Menurut Sudarti (2013) penatalaksaan kejang yaitu:

a) Cari penyebab

b) Oksigen

c) Infus dengan dextrose

d) Anti kejang : luminal/fenobarbital 15 mg iv/im ditunggu

1 jam, bila masih kejang diberi lagi 10 mg/kgbb/kali.

Jika berhasil dilanjutkan dengan dosis rumatan 5-


25

8mg/kgbb/hr, bila tidak berhasil diberi fenotoin

15mg/kgbb iv perlan dilanjutkan 5-8mg/kgbb/hr.

e) Kalsium glukonas 1-2mg/kg/hr dilarutkan dalam

dextrose drip

f) Vit B6 50mg/kgbb/x satu kali pemberian

g) Antibiotic

h) Pantauan tanda vital

i) Jaga suhu tubuh tetap stabil.

3. Tetanus neonatorum

Tetanus Neonatorum adalah penyakit yang terjadi

pada neonatus (bayi <1 bulan) yang disebabkan oleh

clostridium tetani atau kuman yang mengeluarkan toksin

yang menyerang sistem syaraf pusat.(Fauziah.A, 2013).

a. Penyebab

1) Pemberian imunisasi TT pada ibu hami tidak

dilakukan atau tidak lengkap

2) Pemberian tidak sesuai dengan program

3) Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat-syarat

3 bersih

4) Perawatan tali pusat tidak memenuhi persyaratan

kesehatan.
26

b. Gejala

Menurut Pebri Nur (2012), Gejala penyakit Tetanus

Neonatorum, yaitu :

1) Bayi tidak mau menetek secara tiba-tiba

2) Suhu tubuh bayi naik hingga 390c

3) Mulut mecucu seperti mulut ikan

4) Timbul kejang

5) Kesukaran menelan

6) Masa inkubasi penyakit ini adalah 5 hari sampai 14

hari

7) Kesukaran membuka mulut

8) Bayi gelisah

c. Penanganan Tetanus Neonatorum

1) mengatasi kejang dengan injeksi anti kejang

2) menjaga jalan nafas tetap bebas dan pasang spatel

agar tidak tergigit

3) mencari tempat masuknya kuman tetanus, biasanya

ditsli pusat atau telinga.

4) Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetatun

serum (ATS) dan antibiotika

5) Perawatan adekuat: kebutuhan O 2

6) Tempatkan diruang yang tenang dan sedikit sinar.


27

4. Hipotermia

Hipotermia adalah bayi baru lahir dengan suhu tubuh

sampai dibawah 36,5-37,5oC, hipotermi sering terjadi pada

neonatus BBLR karena jaringan lemak subkutan rendah dan

luas permukaan tubuh relative besar dibanding bayi BBLC.

a. Penyebab

Menurut Fauziah.A (2013) penyebab hipotermi yaitu:

1) Kesalahan perawatan bayi segera setelah lahir

2) Bayi dipisahkan dengan ibunya setelah lahir

3) BBLR

4) Kondisi ruang yang dingin

5) Prosedur penghangatan yang adekuat

6) Asfiksia, hipoksia

b. Gejala Hipotermia

1) Tidak mau menyusu

2) Lesu dan mengantuk

3) Tubuh teraba dingin

4) Tangisan lemah

5) Bibir dan kuku kebiruan

c. Penatalaksanaan

1) Jaga temperature selalu stabil sebelu transportasi

2) Dekatkan bayi dengan cara mendekatkan ke dada

3) Selimuti dengan baik, cegah jangan sampai terbuka


28

4) Gunakan incubator dengan kain penghangat dada,

plastic/kasur air dilengkapi alat pengatur suhu.

5. Perdarahan tali pusat

Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul

sebagai akibat trauma pengikat tali pusat yang kurang baik

atau kegagalan proses pembentukan thrombus

normal.(Fauziah A, 2013).

a. Penyebab

Menurut Lia.D,(2010) penyebab perdarahan tali pusat,

yaitu:

1) Partus presipiatus

2) Adanya trauma atau lilitan tali pusat

3) Umbilicus pendek, sehingga menyebabkan terjadi

tarikanang berlebihan pada saat persalinan

4) Kelainan penolong persalinan yang dapat

menyebabkan tersayatnya dinding umbilicus atau

plasenta sewaktu SC.

b. Gejala

Menurut Rukiyah.A.Y.dkk(2013) gejala dari perdarahan

tali pusat yaitu :

1) Perdarahan umbilikus akibr ikatan yang longgar

2) Perdarahan umbilikus akibat robekan

3) Perdarahan pada abrupsio plasenta.


29

c. Penatalaksanaan

Menurut Sudarti (2013) penatalaksanaa perdarahan tali

pusat, yaitu:

1) Pada perdarahan akibat ikatan umbilicus akibat ikan

yang longgar dapat dikencangkan kembali pengikat

tali pusat

2) Perdarahan akibat robekan umbilicus harus segera di

jahit, kemudian segera lakukan rujukan untuk

mengetahui apakah ada kelainan seperti anatomic

pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan

tindakan oleh dokter atau rumah sakit.

3) Perdarahan pada abrupsio plasenta, plasenta previa

dan kelainan lainnya.

6. Ikterus

Adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati

yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya

hiperbilirubinemia. (Lia.D, 2010).

a. Penyebab

1) Prahepatik (ikterus hemolitik) karena produksi bilirubin

yang meningkat pada saat proses hemolisis sel darah

merah.

2) Pascahepatik (obstruksi) adanya obstruksi pada

saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin


30

konjugasi akan kembali lagi ke dalam sel dan masuk

dalam ginjal dan dieskresikan dalam urine.

3) Hepatoseluler (ikterus hepatic) konjugasi bilirubin

terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami

kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu

proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct

meningkat dalam aliran darah.

b. Gejala

Menurut Indrasti.N (2012), gejala dari penyakit ikterus,

yaitu:

1) Kulit tubuh tampak kuning

2) Bayi tidak mau menghisap

3) Mata berputar

4) Gerakan tidak menentu

5) Tonus otot meninggi

6) Leher kaku.

c. Penatalaksanaan

1) Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal

2) Lakukan perawatan bayi sehari-hari yaitu

memandikan, melakukan perawatan tali pusat,

membersihkan jalan nafas, menjemur bayi dibawah sinar

matahari pagi, kurang lbih 30 menit

3) Ajarkan ibu cara memandikan bayi


31

4) Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya

feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti

dempul), anjurkan ibunya agar membawa bayi ke

puskesmas anjurkan ibu untuk control 2 hari.

7. Sindrom Gangguan Pernapasan

Adalah bayi baru lahir yang bernafas spontan, namun

mengalami gangguan nafas atau bernafas cepat.

(Fauziah.A, 2013).

a. Penyebab

1) Kelainan paru

2) Kelainan jantung : penyakit jantung bawaan, disfungsi

miokarnium

3) Kelainan susunan syaraf pusat akibat : asfiksia,

perdarahan otak

4) Kelainan metabolic : hi[pohlikemia, asidosis metabolic

5) Kelainan bedah : pneumotoraks, fistel trakhoesofagel,

hernia diafragmatika

6) Kelainan lain :sindrom aspirasi mekonium, transient

tachypnea of the newborn penyakit membrane hialin.

b. Gejala

Menurut Indrasti.N,(2012) gejala dari sindrom gangguan

pernapasan, yaitu :

1) Nafas bayi berhenti lebih dari 20 menit


32

2) Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan

bibir)

3) Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali/menit

4) Frekuensi nafas lebih 60 kali/menit, mungkin

menunjukan tanda tambahan gangguan nafas.

c. Penatalaksanaan

1) Pemberian oksigen, terapi ventilasi untuk mencegah

hipoventilasi dan hipoksia dimulai dari oeningkatan

konentrasi oksigen sampai penggunaan tekanan jalan

nafas positif kontinu dan ventilasi mekanik penuh

serta penggunaan intubasi.

2) Uji gas darah untuk memantau kadar oksigen dan

karbondioksida.

8. Asfiksia Neonatorum

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi

tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur setelah

lahir (sarwono, 2007), sehingga dapat menurunkan O2 dan

makin meningkat CO2 yang menimbulkan akibat buruk

dalam kehidupan lebih lanjut(Manuaba,1998). Dan keadaan

tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia,

hiperkapnea dan sampai ke asidosist. (Yeyeh.A.R dan

Maryanti.D,dkk, 2013:2011).
33

a. Penyebab

Adanya mekonium pada presentasi kepala mungkin

menunjukkan gangguan oksigenasi dan gawat janin.

9. Diare

Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau

bentuk tinja yang encer dengan frekuensi 3 kali atau lebih

dalam 24 jam.(Maryanti.D.dkk,2011).

a. Penyebab

Menurut Putra.S.R,(2012) penyebab dari Diare yaitu :

1) Infeksi oleh bakteri, virus atau parasite

2) Alergi terhadap makanan atau obat tertentu

3) Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit

lain, seperti campak, infeksi telinga, infeksi

tenggorokan, malaria, dll.

4) Makanan seperti basi, beracun, dan pemanis buatan

5) Psikologis seperti rasa takut atau cemas.

b. Gejala

1) Muntah

2) Badan lesu atau lemah

3) Panas

4) Tidak nafsu makan

5) Darah dan lendir dalam kotoran

6) Cengeng
34

7) Gelisah

8) Suhu meningkat

9) Tinja cair, dan lendir terkadang bercampur darah

10) Anus lecet

11) Dehidrasiberat badan menurun

12) Turgo kulit menurun

13) Mata dan ubun-ubun cekung

14) Selaput lendir, seerta mulut dan kulit menjadi kering.

c. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan untuk diare pada neonatus

dan bayi yaitu :

1) Mengganti cairan dengan elektrolit yang hilang

2) ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinta

kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan

ASI oleh ibu.

3) Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya jika

dehidrasi teratasi, diberikan susu formula yang tidak

mengandung laktosa

4) Meskipun diare infeksius biasa disebabkan oleh

bakteri, tidak diberikan antibiotik sebab infeksi

biasanya akan mereda tanpa pengobatan.

5) Memberikan obat pada bayi untuk menghentikan

diare sebenarnya bias membahayakan bayi. Sebab,


35

obat ini bias mengahalangi usaha tubuh untuk

membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.

10. BBLR

berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru

lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang

dari 2500 gram.(Maryanti.D. dkk,2011).

a. Penyebab

1) Faktor ibu :

a) Penyakit: Yang berhubungan dengan kehamilan

misalnya : Perdarahan antepartum, trauma fisik,

dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan

nefritis akut.

b) Usia ibu : Angka kejadian prematuritas tertinggi

ialah pada usia <20 tahun, dan multi gravida yang

jarak kelahiran terlalu dekat.

c) Keadaan sosial dan ekonomi : Hal ini disebabkan

karena keadaan gizi yang kurang baik dan

pengawasan antenatal yang kurang

d) Sebab lain : Ibu merokok, ibu peminum alcohol

dan pecandu obat narkotik

2) Faktor janin: Hidramnion, kehamilan ganda dan

kelainan kromosom
36

3) Faktor lingkungan : Tempat tinggal di dataran tinggi

radiasi dan zat-zat racun.

b. Gejala

1) Umur kehamilan sama atau kurang dari 37 minggu

2) Tangisnya lemah

3) Jaringan kelenjar mammae masih kurang

c. Penatalaksanaan

1) Mempertahankan temperature pada axilla 1-4 jam

2) Mempertahankan suhu lingkungan yang netral

3) Mempertahankan suhu bayi ke dalam inkubator

4) Mempertahankan kestabilan kebutuhan oksigen

dengan mengkaji status respiratori, melakukan

monitoring pada nadi, jantung dan paru

5) Mengkaji kulit dan membrane mukosa tiap 2-4

jam

6) Mengatur posisi tiap 2-4 jam

7) Memberikan perawatan dalam inkubator..

E. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian

1. Umur

Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai

sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu

memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola piker dan

pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh


37

terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya

akan semakin baik.(Ariani Ayu,2014)

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang

dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi indivudu dengan

lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang

melibatkan perilaku individu maupun kelompok.(Ariani

Ayu,2014)

3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi

kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu fakor

yang mempengaruhi pengetahuan.(Ayu Putri A,2014).


38

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Tanda-tanda bahaya baru lahir merupakan suatu gejala

yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat

menyebakan kematian. Orang tua sebenarnya mengetahui tanda

bahaya terhadap bayi baru lahir yaitu bayi yang tidak mau

menyusui atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusat

kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi

kuning. Mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi

akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah

kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda

bahaya tersebut bayi bisa meninggal. (Pebri Nur, 2012)

Umur yang mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah umur semakin bertambah pula

daya tangkap dan pola pikirnya. Sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang

tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu

informasi. Semakin tinggi pendiddikan seseorang maka tingkat

pehaman juga meningkat serta tepat dalam mengambil sikap.


39

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi

kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi.(Ayu Putri.A,2014).

Berdasarkan bagan di atas kita dapat mengetahui

pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada neonatus.

B. Kerangka konsep variabel yang diteliti

Berdasarkan pemikiran yang dirumuskan maka disusun

kerangka konsep variabel yang diteliti sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel dependent

Umur
Pengetahuan ibu nifas
Pendidikan tentang tanda-tanda
bahaya pada neonatus

Pekerjaan

Keterangan :

: Variabel Independent.

: Variabel Dependent.

: Hubungan Antara Variabel.


40

C. Pengertian Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat yang di pengaruhi atau akibat, karena adanya

variabel bebas.

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Skala Kriteria Objektif
1. Pengetahuan Pengetahuan adalah Ordinal
hasil tahu dimana Baik : 76-100%
respondent menjawab
pertanyaan yang Cukup : 56-75%
tertera dalam
kuesioner checklist Kurang : < 56%

2. Umur Umur merupakan Ordinal Muda :


rentang waktu yang <20 tahun
seseorang yang Sedang :
dimulai sejak dia lahir 20-35
hingga berulang tahun
tahun. Jika seseorang Tua : >35
itu memiliki umur yang tahun
cukup maka akan
memiliki pola pikir dan
41

pengalaman
3. Pendidikan Pendidikan Ordinal Tinggi bila
merupakan seluruh responden
proses kehidupan berpendidikan

yang dimiliki oleh tingkat SMA dan


Sarjanan
setiap individu dengan
lingkungannya, baik
secara informal Rendah bila
maupun informal yang responden
melibatkan perilaku berpendidikan
individu maupun SD dan SMP

kelompok, yang di
kategori menjadi 2
yaitu tinggi dan
rendah.
4. Pekerjaan Pekerjaan merupakan Ordinal Bekerja :
suatu aktivitas yang PNS,
dilakukan seseorang Honorer,

untuk memperoleh Wiraswasta

penghasilan guna
memenuhi kebutuhan Tidak

setiap hari. Pekerjaan bekerja :

merupakan salah satu IRT

faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
42

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei

deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk melihat

gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam

suatu populasi tertentu, pada umumnya survei deskriptif digunakan

untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan

penyelenggaraan suatu program dimasa sekarang, kemudian hasilnya

digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.

Survei deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu

fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. (Notoatmodjo, 2012)

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Tempat penelitian ini dilaksanakan Di Puskesmas Kolaka

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Juli sampai tanggal 14 juli

tahun 2016
43

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah ibu nifas

yang mempunyai neonatus dengan jumlah populasi adalah 57

orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Ayu Putri.A,2014). Dalam penelitian kali ini

sampel yang digunakan sebanyak 36 orang yang terdiri dari ibu

nifas.

a. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai

sampel (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kriteria

inklusinya adalah Ibu nifas hari pertama 42 hari pada bulan

juni 2016 diwilayah Puskesmas Kolaka yang bersedia menjadi

responden.

b. Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Dalam

penelitian ini kriteria eksklusinya Ibu nifas hari pertama-42 hari

pada bulan juni 2016 di wilayah Puskesmas Kolaka yang tidak

bersedia menjadi responden.


44

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam menentukan jumlah sampel teknik yang digunakan adalah

purposive sampling yang berarti teknik penentuan sampel

berdasarkan pertimbangan tertentu. (Sulistyaningsih, 2011)

Rumus yang digunakan :

N
n =
1 + N (d2)

Dimana : n : Besarnya sampel


N : Besarnya populasi

d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan/ketetapan (0,1)

57
n =
1 + 57 (0,1) 2

57
n =
1+57(0,01)
= 57 = 36
1,57
Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 36 orang.
45

E. Jenis Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yang dalam penelitian ini adalah data yang

langsung diperoleh dari responden dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuesioner).

2. Data sekunder

Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari ruang JAMPERSAL Di Puskesmas Kolaka tahun

2016.

F. Teknik Pengolahan Data dan Penyajian Data

Data yang telah terkumpul akan diperiksa kelengkapannya

serta akan diolah secara manual menggunakan kalkulator sedangkan

penyajian data dalam bentuk frekuensi dan presentase disertai

dengan penjelasan dalam bentuk narasi dengan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing (penyuntingan data)

Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner disunting

terlebih dahulu. Jika masih ada data yang tidak lengkap dan tidak

mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut

dikeluarkan.
46

2. Coding (membuat lembaran kode)

Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk

merekam data secara manual. Lembaran berisi nomor responden

dan nomor pernyataan.

3. Scoring

Mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai dengan jawaban

masing-masing pertanyaan.

4. Tabulating

Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti. (Ayu Putri,A.2014).

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisisa data menggunakan formulasi, distribusi dan frekuensi

dengan rumus :

P = X 100 %

Keterangan :

P : Persentase hasil penelitian

F : Frekuensi

n : Jumlah sampel
47

H. Gant Chart Penyusunan KTI Gambaran Umum Pengetahuan Ibu

Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Di

Puskesmas Kolaka.

Tabel 4.1
Gant Chart
No Kegiatan April Mey Juni Juli

1 Konsul Judul KTI

2 Konsul Bab 1

3 Konsul Bab 2

4 Konsul Bab 3

5 Penelitian

6 Konsul Bab 4

7 Konsul Bab 5

8 Konsul Bab 6

9 Ujian KTI

I. Organisasi

Pembimbing I : Jumiyati S.ST

Pembimbing II : Ruhaeda SKM.MPH

Peneliti : Mitra melinda


48

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Penelitian ini telah dilaksanankan Di Puskesmas Kolaka mulai

bulan Juli 2016 yang telah dijadikan sampel sebanyak 36 responden,

selanjutnya diolah dan mendapatkan hasil disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut :

1. Gambaran sampel

a) Pengetahuan

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus
Di Puskesmas Kolaka
No Pengetahuan Jumlah (n) Presentase (%)
1 Baik 9 25
2 Cukup 14 39
3 Kurang 13 36
Total 36 100
Sumber data primer Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 ibu

nifas yang mengetahui tanda-tanda bahaya, pada neonatus

yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 orang ibu nifas

(25%), berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang ibu nifas

(39%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang ibu

nifas (36%).
49

b) Umur

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Berdasarkan
Umur Di Puskesmas Kolaka
No Umur Jumlah Presentase (%)
1 Umur Muda 2 6
2 Umur Sedang 25 69
3 Umur Tua 9 25
Total 36 100
Sumber data primer tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang

ibu nifas yang mengetahui tanda-tanda bahaya, pada neonatus

yang memiliki umur muda sebanyak 2 orang ibu nifas (6%),

yang memiliki umur sedang sebanyak 25 orang ibu nifas (69%),

dan yang memiliki umur tua sebanyak 9 orang ibu nifas (25%).

c) Pendidikan

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Berdasarkan
Pendidikan Di Puskesmas Kolaka
No Pendidikan Jumlah (n) Presentase (%)
1 Pendidikan tinggi 28 78

2 Pendidikan rendah 8 22
Total 36 100
Sumber data primer tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang

ibu nifas yang mengetahui tanda-tanda bahaya, pada neonatus


50
50

yang berpendidikan tinggi sebanyak 28 orang ibu nifas (78%),

yang berpendidikan rendah sebanyak 8 orang ibu nifas (22).

d) Pekerjaan

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus Berdasarkan
Pekerjaan Di PuskesmasKolaka
No Pekerjaan Jumlah (n) Presentase (%)
1 Bekerja 10 28

2 Tidak bekerja 26 72
Total 36 100
Sumber data primer tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang

ibu nifas yang mengetahui tanda-tanda bahaya, pada neonatus

yang bekerja sebanyak 10 orang ibu nifas (28%), yang tidak

bekerja sebanyak 26 orang ibu nifas (72).

e) Pengetahuan dan Umur

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Umur Ibu Nifas
Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Neonatus
Di Puskesmas Kolaka
No Umur Pengetahuan Jumlah Presentase
Baik Cukup Kurang (n) (%)
N % N % N %
1 Umur muda 2 13 0 0 0 0 2 6

2 Umur sedang 10 67 8 67 7 78 25 69

3 Umur tua 3 20 4 33 2 22 9 25

Total 15 100 12 100 9 100 36 100


Sumber data primer Tahun 2016
51
51

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang ibu

nifas yang mengetahui tanda-tanda bahaya pada neonatus, yang

berumur muda dan berpengetahuan baik 2 orang ibu nifas (13) dan

umur muda yang berpengetahuan cukup tidak ada, dan umur muda

dan berpengetahuan kurang tidak ada, umur sedang dan

berpengetahuan baik sebanyak 10 orang ibu nifas (67%), umur

sedang dan berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang ibu nifas

(67%), umur sedang dan berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang

ibu nifas (78%), umur tua dan berpengetahuan baik sebanyak 3

orang ibu nifas (20%), umur tua dan berpengetahuan cukup

sebanyak 4 orang ibu nifas (33%), umur tua dan berpengetahuan

kurang sebanyak 2 orang ibu nifas (22%).

f) Pengetahuan dan Pendidikan

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Pendidikan
Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya
Pada Neonatus Di Puskesmas Kolaka
Tahun 2016

No Pengetahuan Jumlah Presentase


Pendidikan Baik Cukup Kurang (n) (%)
N % N % N %
1 Pendidikan 8 88 11 79 9 69 28 78
tinggi
2 Pendidikan 1 12 3 21 4 31 8 22
rendah
Total 9 100 14 100 13 100 36 100
Sumber data primer Tahun 2016
52
52

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang ibu

nifas yang memiliki pendidikan tinggi dan berpengetahuan baik 8 orang

ibu nifas (88%), yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan cukup

sebanyak 11 orang ibu nifas (79%), yang berpendidikan tinggi dan

berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang ibu nifas (69%), yang

berpendidikan rendah dan berpengetahuan baik sebanyak 1 orang ibu

nifas (12%), yang berpendidikan rendah dan berpengetahuan cukup

sebanyak 3 orang ibu nifas (21%), yang berpendidikan rendah dan

berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang ibu nifas (31%).

g) Pengetahuan dan Pekerjaan

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Pekerjaan
Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada
Neonatus Di Puskesmas
Kolaka Tahun 2016

No Pengetahuan Jumlah Presentase


Pekerjaan Baik Cukup Kurang (n) (%)
N % N % N %
1 Bekerja 3 33 3 21 4 31 10 28
2 Tidak bekerja 6 67 11 79 9 69 26 72
Total 9 100 14 100 13 100 36 100
Sumber data primer Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang ibu

nifas yang bekerja dan berpengetahuan baik sebanyak 3 orang ibu

nifas (33%), yang bekerja dan berpengetahuan cukup sebanyak 3

orang ibu nifas (21%), yang bekerja dan berpengetahuan kurang

sebanyak 4 orang ibu nifas (31%), yang tidak bekerja dan


53
53

berpengetahuan baik sebanyak 6 orang ibu nifas (67%), yang tidak

bekerja dan berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang ibu nifas (79%),

yang tidak bekerja dan berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang ibu

nifas (69%).
54
54

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-

Tanda Bahaya Pada Neonatus, maka dapat disimpulkan :

1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada

neonatus dari 36 respondent, 9 orang ibu nifas atau (25%) memiliki

pengetahuan yang baik, 14 orang ibu nifas atau (39%) memiliki

pengetahuan cukup, dan 13 orang ibu nifas atau (36%) memiliki

pengetahuan kurang.

2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada

neonatus berdasarkan Umur ibu yaitu umur muda sebanyak 2

orang ibu nifas (6%), umur sedang sebanyak 25 orang ibu nifas

(69%) dan umur tua sebanyak 9 orang ibu nifas (25%).

3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada

neonatus berdasarkan tingkat pendidikan yaitu pendidikan tinggi

sebanyak 28 orang ibu nifas (78%), pendidikan rendah sebanyak 8

orang ibu nifas (22%),


55
55

B. Saran

1. Untuk Tenaga Kesehatan

Kiranya dapat melakukan penyuluhan kepada ibu nifas

tentang tanda-tanda bahaya pada neonatus.

2. Untuk Institusi

Diharapkan institusi menambah referensi tentang tanda-

tanda bahaya pada neonatus di perpustakaan sebagai bahan

bacaan.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

variabel dan instrument penelitian sehingga diperoleh hasil

penelitian yang berfariasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ayu putri.A. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan


Kesehatan Reproduksi : Nuha medika.

Ai Yeyeh. R, Lia yulianti. (2013). Asuhan neonatus bayi dan anak balita.
Jakarta timur : CV. Trans Info Media.

Budi Triani, Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru
lahir di bpm hj. Sri lumintu jajar surakarta tahun 2013 Di akses pada tanggal
27 mei 2016.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-buditriani
543-1-buditri-7.pdf

Dwi Maryani, dkk. (2011). Buku Ajar Neonatus Bayi Dan Balita.
DKI Jakarta : CV. Trans Info Media.

Elisabeth. S.W. & Th Endang purwoastuti (2015). Asuhan Kebidanan Masa


Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS.

Hartini, Faktor perawatan antenatal pada ibu terhadap kejadian bayi berat
lahir rendah di Kelurahan Lau Cih 2012 Di akses pada tanggal 10 mei 2016.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37400/5/Chapter%20I.
pdf

Indrasti Nur, Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru
lahir di RSUD kota surakarta tahun 2012 Di akses pada tanggal 10 mei 2016.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-pebrinurin-
85-1-pebrinu-i.pdf.

Profil Dinas Kesehatan Kolaka (2014) Di akses pada tanggal 13 mei 2016.
http://dinkeskolaka.com/wp-content/uploads/2016/06/Kata-pengantar-
Daftar-isi-2014.pdf

Reni Yuli. A. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Jakarta
Timur : CV. TRANS INFO MEDIA.

Riza, Angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir 2013 Di akses
pada tanggal 10 mei 2016.
http://www.aki-dan-akb./repository.usu.ac.id.pdf

Sulistyaningsih (2011). Metode penelitian Kebidanan III Nifas. Trans Info


Media. Jakarta.
Kesehatan sulawesi Tenggara (2013) Di akses pada tanggal 13 mei 2016
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PR
OVINSI_2012/27_Profil_Kes.Prov.SulawesiTenggara_2012.pdf

Soekidjo Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi.


Rineka Cipta. Jakarta.

Soekidjo Notoatmodjo. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Sitiatava Rizema. P. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk


Keperawatan Dan Kebidanan. Yogyakarta : D-MEDIKA.

Sudarti & Endang. K. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sudarti & Afroh fauziah. (2013). Asuhan Neonatus Risiko Tinggi Dan
Kegawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sudarti & Afroh. (2012). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Setyo R.W & Sri. H. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta :
Gosyen Publishing.

Vivian Nanny. L.D. (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.

V. Wiratna. S. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : PT. PUSTAKA


BARU.

Wafi Nur. M. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita. Yogyakarta :
Fitramaya. B

Anda mungkin juga menyukai