Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Perkembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. H. M. Saleh,. M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 9 (Materi 7)
(Kelas 4F) PGSD

1. Santi Khotimah : 1710125120065


2. Sari Mahmudah : 1710125120067
3. Sri Laila Munajah : 1710125220080
4. Suryan : 1710125310217
5. Tiara Apriliani : 1710125320222
6. Try Ajeng Prasetyarini : 1710125320223

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PGSD
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, kepada kami diberi kemampuan untuk
dapat membuat makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan


masih jauh dari apa yang diharapkan baik dalam bentuk penyajian maupun dalam
bentuk penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan dari dosen
dan pembaca demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah “Pengembangan Kurikulum SD” yakni
Bapak Dr. H. M. Saleh M. Pd yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini.

Harapan kami sebagai penulis makalah ini dapat semoga dapat


memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya, dan kepada kami pada
khususnya sebagai mahasiswa untuk dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang lebih luas lagi.

Salah khilaf dalam pembuatan makalah ini mohon dimaafkan. Demikian


kata pengantar kami sampaikan atas perhatian bapak dan para pembaca sekalian
penulis ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Banjarmasin, 24 Februari 2019

Penyusun

Kelompok 9 ( kelas 4F PGSD)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
BAB II PERMASALAHAN ................................................................................ 3
A. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ......................................................... 4
B. Syarat Perencanaan Pembelajaran................................................................ 5
C. Tujuan & Fungsi Perencanaan Pembelajaran .............................................. 7
D. Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran ............................................ 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 23
A. Kesimpulan ................................................................................................ 23
B. Saran ........................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan


untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan pemikiran
sebelum pelaksanaan suatu tugas. Perencanaan dapat disusun berdasarkan
kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat
perencana. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat
dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Perencanaan pengajaran merupakan pemikiran tentang penerapan prinsip-
prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan proses pengajaran dalam suatu
situasi interaksi guru dan murid, baik dalam kelas maupun diluar kelas. Dengan
perencanaan yang baik dibuat oleh guru dalam suatu kondisi belajar, maka akan
bisa memberikan pelajaran yang kondusif, karena guru tersebut dapat menghadapi
situasi didalam kelas secara tegas, terarah dan fleksibel. Untuk itu keterampilan
guru dalam merencanakan suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa adalah hal
wajib yang harus dikuasai guru agar tercapainya tujuan/keinginan pembelajaran
yang kondusif tersebut.
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rumusan-
rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah
ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Dasar
pengembangan pembelajaran merupakan desain pembelajaran atau istilahnya
disebut sebagai Prosedur Pengembangan Sistem Pembelajaran (PPSI). Sebagai
suatu prosedur, desain pembelajaran dapat diartikan sebagai langkah yang
sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan
pembelajaran. Produk dari desain pembelajaran adalah berupa persiapan
pembelajaran, silabus, modul, bahan tutorial dan bentuk saran pedagogis lainnya.

1
Proses pengembangan perencanaan pembelajaran terkait erat dengan unsur-
unsur dasar kurikulum yaitu tujuan materi pelajaran, pengalaman belajar dan
penilaian hasil belajar.Dengan hal itu, maka diperlukan upaya keras guru untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya terhadap peserta didik demi perkembangan
pendidikan di Indonesia yang jauh lebih baik lagi. Upaya terkecil yang dapat
dilakukan oleh guru maupun satuan pendidikan adalah dengan membuat
perencanaan pendidikan atau pembelajaran yang ideal dan sesuai dengan kondisi
suatu lembaga tersebut. Dengan adanya perencanaan yang strategis akan dengan
mudah mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat
perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponen-
komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.

2
BAB II

PERMASALAHAN

A. Rumusan Masalah
Menurut latar belakang diatas bahwa terdapat beberapa rumusan masalah
yang akan diatas, yaitu :

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengertian perencanaan pembelajaran?


2. Apa saja syarat perencanaan pembelajaran?
3. Apa saja tujuan dan fungsi dari perencanaan pada suatu pembelajaran?
4. Jelaskan langkah-langkah dalam perencanaan suatu pembelajaran?

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan


pembelajaran!
2. Untuk mengetahui syarat-syarat perencanaan pembelajaran!
3. Mengetahui apa saja tujuan dan fungsi dari perencanaan pada suatu
pembelajaran!
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam perencanaan suatu
pembelajaran!

C. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan baru serta memahami perencanaan
pembelajaran hal ini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam memahami dan
memaknai pentingnya Keterampilan dalam perencanakan suatu pembelajaran.

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Dalam frase tersebut terdapat dua kata kunci, yaitu kata perencanaan dan
pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata dasar rencana dalam kamus besar
bahasa Indonesia yang artinya cerita, rancangan, dan konsep. Memahami definisi
Perencanaan pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang membangunnya.
Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahwa perencanaan adalah proses,
cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran dibentuk
dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada seseorang agar
diketahui. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran diartikan sebagai
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh guru
dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar. Namun, pembelajaran juga dapat diartikan bahwa
pelaksanaannya tidak terbatas di ruangan saja atau hanya dengan mendengarkan
guru dikelas, melainkan dapat juga dilakukan misalnya dengan cara membaca
buku dan belajar di luar ruang selain kelas.

Menurut (Sudjana, 2000) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses


yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang. Sedangkan Hamzah B. Uno menjelaskan
perencanaan sebagai suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut di atas perencanaan pembelajaran


dapat diartikan sebagai suatu kombinasi yang tersusun secara sistematis, yang
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri atas : siswa, guru, dan tenaga lainnya.

4
Material dalam pengajaran meliputi: buku-buku, papan tulis dan kapur,foto, slide,
dan film, audio dan video. Fasilitas dan perlengkapan mengajar terdiri atas:ruang
kelas, perlengkapan audio visual, dan juga komputer. Sedangkan
prosedurmengajar meliputi: jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian,dan sebagainya.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan


pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk,
konstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik,
serta fasilitas lain, yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran
yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan (Chamisijatin , 2008).

B. Syarat Perencanaan Pembelajaran

Supaya guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik, maka ia


perlu memahami syarat perencanaan pembelajaran yaitu dengan beberapa
kemampuan yang perlu dikuasai guru dalam merancang pembelajaran antara lain :

1) Kemampuan Analitik
Kemampuan analitik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
analisis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis
adalah penyelidikan sesuatu peristiwa (karangan atau perbuatan, dsb) untuk
mengetahui sebab-sebabnya, duduk perkaranya, dsb, sehingga menganalisis
berarti menyelidiki dengan menguraikan bagian-bagiannya dsb. Berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran, maka kemampuan menganalisa adalah
kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran
dalam rangka memprediksi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Faktor-
faktor yang dimaksud antara lain:
(1) tujuan/indikator dan karakteristik matapelajaran, (2) Kendala dan sumber-
sumber belajar yang tersedia, dan (3) karakteristik siswa.

5
2) Kemampuan Pengembangan
Kemampuan pengembangan adalah kemampuan untuk memilih,
menetapkan, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang paling tepat
untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Berkaitan dengan kemampuan
pengembangan tersebut seorang perencana harus paham dan peka dalam
memilih strategi pembelajaran yang sesuai.
Untuk keberhasilan belajar, maka pemilihan dan penerapanstrategi
pembelajaran pelu memperhatikan empat hal. Keempatnya ialah: (1)
mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa untuk menetapkan
spesifikasi dan kualifikasiperubahan perilaku (tujuan dan materi), (2) memilih
pendekatan pembelajaran., (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode
dan teknik, serta (4) menetapkan alat evaluasi.
3) Kemampuan Pengukuran
Kemampuan pengukuran adalah kemampuan untuk menetapkan tingkat
keefektifan, keefisienan, dan daya tarik rancangan
pembelajaran. Kemampuan ini meliputi kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan alat ukur yang paling tepat untuk mengukur pencapaian
tujuan/indikator. Dengan kemampuan pengukuran diharapkan perancang
pembelajaran dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam penilaian.
Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan di atas perlu diperhatikan
prinsip-prinsip penilaian berikut, sebagaimana tersaji dalam Kurikulum 2004:
a. Valid, artinya penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang
hasil belajar siswa. Misalnya, apabila pembelajaran menggunakan
pendekatan eksperimen, maka kegiatan eksperimen harus menjadi salah
satu objek yang dinilai.
b. Mendidik, artinya harus memberikan sumbangan positif terhadap
pencapaian belajar siswa. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat
dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai
pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil.
c. Berorientasi pada kompetensi. Artinya, penilaian harus menilai
pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.

6
d. Adil, artinya penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak
membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa, dan jender.
e. Terbuka, artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan
harus jelas dan terbuka untuk diketahui semua pihak (siswa, guru,
sekolah, orang tua, dan pihak lain yang terkait).
f. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,
bertahap, danterus menerus untuk memperoleh gambaran utuh tentang
perkembangan belajarsiswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh, artinya penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik
danprosedur, termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa.
Penilaianterhadap hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif),
keterampilan(psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikirdan bertindak.
h. Bermakna, artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, bergunadan bisa dimanfaatkan.

C. Tujuan & Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin supaya pembelajarannya


berhasil dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu
ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada
garis besarnya, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan
membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa: “Tujuan perencanaan
bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga
mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan
menemukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan
pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan
penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas
dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan
siswa sesuai yang diprogramkan”.
Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi rumusan tentang apa yang akan

7
diajarkan pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan seberapa baik siswa
dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah menyelesaikan proses
pembelajarannya. Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau
tidak ada perencanan yang baik, tidak hanya siswa yang akan tidak terarah dalam
proses belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa salah arah dalam
proses belajar yang dikembangkannya pada siswa.
Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat untuk membentuk,
mempola, membuat model, dan mengkonstruksi proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan.

Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, terdapat beberapa


pendapat menurut Oemar Hamalik yang bisa dijadikan sebagai acuan, yakni;
1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan
sekolah, dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan
pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu
4. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka
5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya
6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan
jaminan atas diri sendiri
7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses
belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan lebih efektif dan
efisien (Oemar, 2002).

8
Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi
perencanaan pembelajaran secara umum sebagai berikut :
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan
yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan
tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan
secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini
juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap
orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak
eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus
dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan
hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan
apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan
program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan
hasil yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat
menghitung jam pelajaran efektif

9
g. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek
intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui
perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan
secara seimbang
h. Fungsi kontrol dan evaluatif
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui
perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat
diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan
kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

D. Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran

Sebagai guru yang bertanggung jawab membimbing jalannya proses belajar


mengajar dikelas, demikianlah langkah-langkah yang baik dalam menyusun
perencanaan pembelajaran yang harus diketahui oleh guru agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif.

1. Analisis Tujuan dan Karakter Mata Pelajaran


Tahapan awal dalam proses desain pembelajaran adalah merumuskan dan
menulis tujuan-tujuan pembelajaran. Tujuan merupakan sesuatu yang sangat
esensial baik dalam perencanaan maupun dalam rangka penilaian
pembelajaran. Dalam perencanaan, tujuan memberikan panduan dalam
memilih isi mata ajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu,
memilih alat bantu dan prosedur pengajaran, serta menetapkan ukuran atau
standar untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan juga sekaligus
merupakan kriteria untuk menilai mutu dan efisiensi pengajaran. Karena itu,
tujuan pengajaran harus dirumuskan secara jelas, tepat, tidak boleh samar-
samar, atau meragukan.Tujuan pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai
perilaku yang diharapkandapat dicapai oleh siswa setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Tujuan belajarmerupakan cara yang akurat untuk

10
menentukan hasil pengajaran. Antara tujuan pengajaran ( instructional goal )
dan tujuan belajar (learning objectives) memang ada perbedaan, tetapi
keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.
Konsep pengajaran yang dikemukakan oleh Mager menitikberatkan
padaperilaku siswa atau perbuatan (performance) sebagai suatu jenis
output yang terdapatpada siswa, yang dapat diamati dan dapat menunjukkan
bahwa siswa tersebut telahmelakukan kegiatan belajar (dalam Umar Hamalik,
2001). Artinya, jika siswa tidakdapat mempertunjukkan tingkah laku tertentu
sebelum dia belajar, dan kemudian dia dapat mempertunjukkannya, maka
berarti siswa telah menempuh proses pengajaran dengan baik. Dengan kata
lain, proses pengajaran tersebut telah memberikan dampaktertentu pada
tingkah laku siswa tersebut.
Persoalannya, apakah tingkah laku yang dipertunjukkan siswa itu sesuai
dengan tingkah laku yang diharapkan? Kita dapat mempertimbangkan hal
tersebut, jika kita berpegang pada perangkat standar atau kriteria. Berdasarkan
kriteria tersebut, kita dapatmembandingkan antara perilaku yata siswa dengan
perilaku yang diharapkan (yang dirumuskan dalam bentuk tujuan perilaku).
Jika siswa tidak menampakkan perilaku yang sesuai dengan tujuan, maka siswa
tersebut dapat dikatakan tidak melakukanperbuatan belajar.
Menurut Mager, tujuan pembelajaran seharusnya mengandung tiga
komponen utama yakni sebagai berikut :
1. Perilaku (behavior ): spesifikasi dari apa yang akan diamati dan
diukur.
2. Standar: patokan atau tolok ukur dampak belajar.
3. Kondisi luar (exsternal condition): perilaku yang diperoleh benar-
benar disebabkan oleh kegiatan belajar, dan bukan disebabkan oleh
hal lain.
Tujuan pengajaran merupakan dasar atau tolok ukur untuk mengukur
hasil pengajaran. Karena itu, rumusan tujuan harus mengandung empat
komponen. Komponen yang keempat adalah deskripsi tentang cara
mengukur perilaku siswa. Deskripsi ini mungkin dalam bentuk perilaku yang
dapat diamati/diukur secaralangsung atau tidak langsung. Misalnya,

11
keterampilan menyepak bola adalah perilakuyang dapat diamati/diukur secara
langsung, sedangkan sikap siswa terhadap warga darisuku bangsa lain adalah
perilaku yang tak dapat diamati/diukur secara langsung. Untukmengukur kedua
jenis perilaku ini diperlukan alat ukur yang berbeda. Keterampilan menyepak
bola dapat dinilai dengan menggunakan tes tindakan, sedangkan sikap
siswadiukur dengan skala sikap atau dengan kuesioner.
Dengan demikian, keempat komponen perumusan tujuan perilaku tadi
perludilukiskan dalam format, yang meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
1. Kondisi-kondisi eksternal yang perlu
2. Unjuk kerja yang diharapkan
3. Standar atau kriteria
4. Instrumen evaluasi

2. Analisis Sumber Belajar

Sumber belajar adalah suatu daya yang dapat dimanfaatkan untuk


kepentinganproses belajar mengajar, baik langsung ataupun tidak, baik
sebagian ataupun secara keseluruhan.
Sumber merupakan suatu sistem atau perangkat materi yang sengaja diciptakan
atau disiapkan dengan maksud mempermudah dan memicu siswa belajar.

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media
pembelajaran. Pertama, dengan cara memilih media yang telah tersedia di
pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Pendekatan inisudah tentu membutuhkan biaya untuk
membelinya. Padahal, belum tentu media itu cocok untuk digunakan sebagai
bahan dan kegiatan belajar siswa. Kedua, memilih berdasarkan kebutuhan
nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang hendak disampaikan.

Dewasa ini, pendekatan kedua ini banyak digunakan oleh guru-guru,


yakni denganmempertimbangkan bahan pembelajaran yang akan disampaikan,
serta kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhadap

12
kedua hal ini menjadidasar pertimbangan apakah satu media dipilih atau tidak
dipilih. Dalam hubungan iniberlaku prinsip”selection by rejection”. Guru
hanya memilih media pembelajaran yangbermanfaat dan tidak memilih media
yang tak terpakai. Di samping itu, segi ekonomisdan hambatan-hambatan
praktis yang mungkin dihadapi oleh siswa dan guru jugamenjadi dasar
pertimbangan. Faktor lain adalah efektivitas komunikasi dalam kaitannya
dengan siswa serta bahan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai.

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam


proses pembelajaran :

a. Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,


poster, kartun, komikdan lain-lain. Media grafis sering juga disebut
media dua dimensi yakni media yang mempuyai ukuran panjang
dan lebar.
b. Media tiga dimensi, dalam bentuk model seperti model padat,
model penampang,model susun, model kerja, muck up, diorama dan
lain-lain.
c. Media proyeksi, seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP, dan
lain-lain.
d. Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.

Penggunaan media hendaknya tidak hanya dilihat atau dinilai dari segi
kecang-gihan, tetapi yang lebih penting lagi dari segi fungsi dan peranannya
untuk mening-katkan mutu proses pembelajaran. Penggunaan media
pendidikan sebagai alat komuni-kasi khususnya dalam hubungannya dengan
proses belajar mengajar, hendaknyadidasarkan pada kriteria pemilihan yang
objektif. Sebab, penggunaan media pendidikantidak sekedar menampilkan
program pengajaran ke dalam kelas, tetapi juga harus dikaitkan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, strategi kegiatan belajarmengajar, dan bahan
yang akan disampaikan. Jadi, faktor-faktor yang perlu dipertim-bangkan dalam
memilih media pendidikan adalah relevansi, kelayakan, dan kemudahan
penggunaannya.

13
3. Analisis Karakteristik Siswa
Agar dapat merencanakan pembelajaran dengan baik, kita sebagai guru
hendaknya memahami kondisi individu siswa, semangat/motivasi belajar,
danperbedaan karakter siswa secara umum.

Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor, yaitu keturunan atau


bawaan kelahiran, dan faktor pengaruh lingkungan. Kedua faktor ini
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa. Bisa
jadi salah satu faktor ada yang lebih dominan. Namun, kedua faktor tersebut
masing-masing berpengaruh, sehingga tidak ada dua individu yang sama.

Perbedaan individual tersebut terdiri dari berbagai jenis dan aspek diri
yang masing-masing individu mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu.

a. Kecerdasan
Masing-masing siswa mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda. Siswa
yangkurang cerdas menunjukkan ciri-ciri belajar yang lebih lamban,
memerlukan banyaklatihan dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
maju, serta tidak mampu untukmelakukan abstraksi. Siswa yang memiliki
kecerdasan yang tinggi umumnya memilikiperhatian yang lebih baik, belajar
lebih cepat, tidak banyak membutuhkan latihan,mempu mengerjakan tugas
dalam waktu yang lebih singkat, serta mampu menarikkesimpulan dan
melakukan abstraksi.
b. Bakat (aptitude)
Bakat mempengaruhi perkembangan individu. Untuk mengetahui bakat
diperlukantes bakat. Bakat di sini turut menentukan perbedaan hasil belajar,
sikap, minat, dan lainsebagainya.
c. Keadaan jasmani
Perbedaan jasmani setiap siswa terlatak pada struktur badan (tinggi, berat,
dankoordinasi anggota badan), cacat badan (gangguan telinga, penglihatan,
sakit menahun,mudah pusing, dan seterusnya), dan gangguan penyakit
tertentu. Keadaan jasmaniseorang siswa dapat mempengaruhi efisiensi dan
kegairahan belajar, mudah lelah, sertakurang berminat melakukan berbagai
kegiatan. Semuanya itu akan mempengaruhi hasilbelajar siswa.

14
d. Kondisi sosial dan emosional
Keadaan sosial dan emosi individu berbeda antara satu dengan yang
lainnya.Berbagai sikap sosial dan emosional, adalah pendiam, pemberang,
pemalu, pemberani,mudah bereaksi, senang bekerjasama, suka mengasingkan
diri, mudah terpengaruh,sensitif, suka menggantungkan diri pada orang lain,
dan sebagainya. Perilaku sosialemosional ini dapat berubah sesuai situasi dan
kondisi di sekitarnya. Keadaan sepertidemikian besar sekali pengaruhnya
terhadap keberhasilan belajar siswa.
e. Keadaan keluarga
Keadaan keluarga besar sekali pengaruhnya terhadap karakteristik
individu.Pengaruh keluarga terwujud dalam pengalaman, sikap, apresiasi,
minat, ekonomi, caraberkomunikasi, kebiasaan berbicara, hubungan kerja
sama, pola pikir, dan sebagainya.Perbedaan dalam hal-hal tersebut akan
mempengaruhi perilaku siswa belajar di sekolah.
f. Prestasi belajar
Perbedaan prestasi hasil belajar di kalangan para siswa disebabkan
karenafaktor-faktor kematangan, latar belakang pribadi, sikap dan bakat
terhadap pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan, dan sebagainya.

4. Menetapkan Tujuan dan Isi Pembelajaran


Kunci untuk menetapkan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,
mataajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat
ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan, dan diapresiasikan.
Berdasarkan mata ajaran yang adadalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan
hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan.Guru sendiri adalah sumber utama
tujuan bagi para siswa, dan kita sebagai guru harusmampu memilih dan
merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang bermakna dan terukur.
Tujuan adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang
diingin-kan.Di dalamnya terkandung target pembelajaran dan dasar penyediaan
pengalaman belajar. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus
mengambil suatu rumusan tujuan dan menentukan perilaku siswa yang secara
spesifik mengacu pada tujuantersebut. Perilaku yang spesifik harus dapat

15
diamati oleh guru melalui perilaku yangditunjukkan siswa, misalnya membaca
lisan, menulis karangan.
5. Menetapkan Strategi Pengorganisasian isi Pembelajaran
Untuk mengorganisasikan isi pembelajaran dengan baik, kita harus
memahami substansi materi yang akan diajarkan, termasuk aspek-aspek materi
dan kriteria pemilihan materi.
a. Aspek-aspek materi
Dalam materi pelajaran terdapat konsep fakta, proses, nilai, ketrampilan,
sertamasalah-masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah-istilah tersebut memiliki makna sebagai berikut :
i. Konsep adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum,
misalnya sumber kekayaan alam yang dapat di perbarui.
ii. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir
atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesuatu.
iii. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah
dikerjakan/dialami. Mungkinberupa hal, objek, atau keadaan. Jadi, bukan
suatu yang diinginkan, pendapat, atauteori. Contoh: Proklamasi
Kemerdekaan RI adalah tanggal 17 Agustus 1945.
iv. Proses adalah serangkaian perubahan, gerakan-gerakan perkembangan.
Suatu prosesdapat terjadi secara disadari atau tidak disadari. Proses dapat
juga sebagai cara untukmelaksanakan kegiatan operasional (misalnya di
pabrik) atau proses pembuatanwarna pada daun yang kena hama wereng
dan sebagainya.
v. Nilai adalah suatu pola, ukuran, tipe, atau model. Umumnya, nilai
bertalian denganpengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang
baik atau buruk, misalnya:hukum jual beli, hukum koperasi unit desa,
Bimas, dan sebagainya.
vi. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Berbuat
dapat berartisecara jasmaniah (menulis, berbicara dan sebagainya) dan
dapat juga berarti rohaniah (membedakan, menganalisis dan sebagainya).
Biasanya kedua aspektersebut tidak terlepas satu sama lain, kendatipun
tidak selalu demikian adanya.

16
b. Kriteria pemilihan materi pelajaran
Pemilihan materi pelajaran harus sejalan dengan ukuran-ukuran
(kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi.
Inilah beberapa kriteria yang perludipertimbangkan dalam memilih materi
pelajaran :
a. Kriteria tujuan instruksional, artinya materi yang dipilih sesuai dengan
tujuanpembelajaran.
b. Materi pelajaran supaya terjabar, maksudnya materi pelajaran dirinci
berdasarkan tuntutan setiap tujuan pembelajaran.
c. Relevan dengan kebutuhan siswa, yakni materi pelajaran yang dipilih
mengarahpada pengembangan potensi siswa (pengetahuan, sikap, nilai
dan keterampilan)secara utuh.
d. Sesuai dengan kondisi masyarakat, yaitu materi pelajaran yang dipilih
hendaknyadapat membantu siswa memperoleh pengalaman edukatif
yang bermakna bagiperkembangan mereka menjadi manusia mandiri
dan adaptif atau mampu menyesuaikan diri.
e. Mengandung nilai-nilai etik, yakni materi pelajaran yang dipilih
hendaknya sesuaidengan perkembangan moral siswa. Pengetahuan
dan keterampilan diperoleh siswamemungkinkan mereka untuk
mengembangkan dirinya sebagai manusia yangmemiliki etika yang
sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat.
f. Tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis.
Maksudnya,materi pelajaran disusun secara utuh dan menyeluruh,
terbatas ruang lingkupnya danterpusat pada satu topik masalah
tertentu. Materi disusun secara runtut denganmempertimbangkan
faktor psikis siswa. Dengan cara ini diharapkan isi materitersebut akan
lebih mudah diserap oleh siswa.
g. Bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli,
dan masyarakat.

17
6. Menetapkan Strategi Penyampaian Pembelajaran
Para pakar teori belajar mengembangkan strategi pembelajaran
berdasarkan pandangannya masing-masing. Paling tidak ada empat strategi
pembelajaran yang perlu diketahui oleh guru/calon guru. Keempatnya ialah
pembelajaran penerimaan, pembelajaran penemuan, pembelajaran penguasaan,
dan pembelajaran terpadu.
1. Pembelajaran penerimaan (reception learning )
Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel. Pendekatan ini
dapat disebut dengan proses informasi. Langkah-langkahnya, sebagai
berikut.
a. Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta
ilustrasi khusus.
b. Pemahaman terhadap prisip umum. Pengujian dilakukan dengan tes
yang menuntutpernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan
contoh-contoh yang telah diberikan.
c. Partikularisasi, yaitu penerapan prinsip umum ke dalam
situasi/keadaan tertentu.
d. Tindakan, yakni gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol
ke suasanaperbuatan/tindakan.

Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan menjadi strategi


ekspositoris, dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut
a. Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik
atau demonstrasiyang praktis.
b. Mengetes penerimaan, ungkapan, dan pemahaman siswa. Bila
perlu mengulangikembali pesan/informasi tersebut.
c. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan prinsip
umum sebagailatihan dan contoh tertentu. Menguji apakah
penerapannya sudah betul atau belum.Jika perlu berikan contoh
untuk periksa, sehingga diperoleh perilaku yang betul.
d. Menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk menerapkan
informasi yangtelah dipelajari ke dalam situasi senyatanya.

18
2. Pembelajaran Penemuan (discovery learning )

Pendukung utama pendekatan ini adalah Piaget dan Bruner, penganut


psikologikognitif dan humanistik. Belajar penemuan dapat juga disebut ”Proses
Pengalaman”Langkah-langkah proses belajar pengalaman adalah
sebagai berikut.

a. Tindakan dalam instansi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan


mengamatipengaruh-pengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut mungkin
sebagai ganjaran atauhukuman (operant conditioning), atau mungkin
memberikan keterangan mengenaihubungan sebab akibat.
b. Pemahaman kasus tertentu. Jika keadaan yang sama muncul kembali,
maka siswadapat mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi, dan
konsekuensi-konsekuensiyang akan terasakan.
c. Generalisasi. Siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum
berdasarkanpemahaman terhadap instansi tersebut.
d. Tindakan dalam suasana baru. Siswa menerapkan prinsip dan
mengantisipasipengaruhnya.Pendekatan pembelajaran penemuan
dikembangkan menjadi strategi inquiry-discovery

Langkah-langkah pokok strategi ini ialah sebagai berikut.

a. Menyajikan pelbagai kesempatan bagi siswa untuk melakukan


tindakan/perbuatandan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut.
b. Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab akibat dengan
caramempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa, selanjutnya
menyajikankesempatan-kesempatan lainnya.
c. Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji
susunanprinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan itu.
d. Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja
dipelajarike dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata.

19
3. Pembelajaran penguasaan (mastery learning )

Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan


teoribehavioristik. Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang
diindividualisasikandengan mengguanakan pendekatan kelompok (group-based
approach). Pendekatan inimemungkinkan para siswa belajar bersama-sama
dengan memperhatikan bakat danketekunan mereka, pemberian waktu yang
cukup, dan bantuan bagi yang mengalami kesulitan.

Langkah-langkah umum yang harus di tempuh adalah sebagai berikut.

a. Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan mengguanakan metode


kelompok
b. Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa
setelahdisampaikan satuan pelajaran tersebut. Hasil tes ini menunjukkan
siswa yang telahmemenuhi kriteria dan yang belum.
c. Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
diperkenan-kan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang
belum diberikankegiatan perbaikan.
d. Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dicapaisiswa dalam jangka waktu tertentu.

4. Pembelajaran terpadu (unit learning)

Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan


oleh Dewey. Orang pertama yang menggunakan istilah unit adalah Morrison.
Pembelajaranterpadu (atau pengajaran unit) berpangkal pada teori psikologi
gestalt. Pembelajaranterpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik
tolak dari suatu masalah atauproyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa
secara individu/kelompok denganmetode yang bervariasi, dengan bimbingan
guru guna mengembangkan pribadi siswasecara utuh dan terintegrasi.Langkah-
langkah umum pengembangan program unit adalah sebagai berikut.

a. Menyusun sumber unit yang bertitik tolak dari topik atau masalah
tertentu.

20
b. Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagaian dari sumber unit yang
dirancangdengan pola tertentu.
c. Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pengajaran yang
telahdikembangkan.
d. Menyusun satuan pelajaran, yang akan dilaksanankan dalam prose
belajar mengajarharian.

Langkah-langkah melaksanakan pengajaran unit adalah sebagai berikut.

a. Mengorientasikan siswa pada masalah/topik yang akan dipelajari dalam


kelas,baik secara langsung maupun melalui media pembelajaran yang
relevan.
b. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencari dan
mengumpulkaninformasi (kelompok atau individu) untuk memecahkan
masalah.
c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggunakan informasi tadi
dalampraktik penerapan di lapangan.
d. Mengadakan diskusi dan pembuatan laporan sebagai kegiatan kulminasi.
e. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa, baik oleh guru,
sendiri,maupun kelompok.
f. Membicarakan tindak lanjut untuk kegiatan unit selanjutnya.

7. Menetapkan Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Mengelola kelas merupakan fungsi guru sebagai manajer, karena


padaprinsipnya pembelajaran merupakan manajemen kelas. Manajemen
artinyapenyelenggaraan atau pengurusan supaya yang dikelola dapat berjalan
dengan lancar,efektif, dan efesien.

Pembelajaran di dalam kelas ada dua macam kegitan pokok yang harus
dilakukan guru secara bersama-sama, yaitu pengelolaan pembelajaran dan
pengelolaan kelas. Pengelolaan pembelajaran atau mengajar
adalah menggerakkan siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Untuk
mencapai tujuan instruksional tersebut
diperlukan desain instruknasional, dari pembuatan perencanaan, penyajian

21
materi, hingga penilaian. Sedangkan pengelolaan kelas adalah menciptakan
dan mempertahankan kondisi agar kegiatan mengajar dapat berlangsung efektif
dan efesien.

8. Pengembangan dan Prosedur Pengukuran Hasil Pembelajaran


Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran diperlukan
pengukuran hasil pembelajaran. Untuk dapat melakukan hal itu dengan baik,
kita harus memahami beberapa hal yang terkait dengan bagaimana pengukuran
hasil pembelajaran tersebut dilakukan.
Penilaian meliputi semua aspek batas belajar. Dalam halini, penilaian
adalah suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalam
ikemajuan atau tujuan belajar. Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap
proses belajar mengajar. Secara sistematik, evaluasi pembelajaran diarahkan
pada komponen-komponen sistem pembelajaran, yang mencakup: (1)
komponen input , yakni perilaku awal siswa, (2)komponen input instrumental,
yakni kemampuan profesional guru/tenagakependidikan, (3) komponen
kurikulum (program studi, metode, media), (4) komponenadministratif (alat,
waktu, dana), (5) komponen proses, yaitu prosedur
pelaksanaanpembelajaran, serta (6) komponen output, yakni hasil pembelajaran
yang menandaiketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini perhatian
hanya ditujukan padaevaluasi terhadap komponen proses dalam kaitannya
dengan komponen input instrumental.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana,model,
pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik,
serta fasilitas lain, yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran
yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat untuk
membentuk, mempola, membuat model, dan mengkonstruksi proses pembelajaran
agartujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan
tujuan.

Yang dimaksud dengan syarat perencanaan pembelajaran adalah


seperangkat pengetahuan atau kemampuan yang harus dimiliki perancang pembelajaran,
yang meliputi: (1) kemampuan analitik,(2) kemampuan pengembangan, dan
(3) kemampuan pengukuran.Kemampuan menganalisis adalah kemampuan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Langkah-langkah perencanaan pebelajaran : Analisis tujuan perencanaan


dan karakteristik mata pelajaran, Analisis sumber belajar, Analisis karakter siswa,
Menetapkan tujuan dan isi pembelajaran, Menetapkan strategi
penyampaian pembelajaran, strategi pengelolaan pembelajaran, Pengembangan
prosedur pengukuran hasil belajar.

B. Saran
Sebagai calon guru sebaiknya kita harus memahami dan mendalami materi
ini sehingga kelak akan sangat berguna jika kita ingin merangcang sebuah
pembelajaran.

Pada makalah ini kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin

23
DAFTAR PUSTAKA

Chamisijatin , L. (2008). Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Departemen


Pendidikan Tinggi .
DEPDIKNAS, P. B. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Oemar, H. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algensindo.

24

Anda mungkin juga menyukai