MATEMATIKA SD 3
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
KELAS 4F PGSD
KELOMPOK 5
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami diberi
kemampuan untuk dapat membuat makalah ini dengan baik dan untuk memenuhi
tugas.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini belum sepenuhnya
sempurna dan masih jauh dari apa yang diharapkan baik dalam bentuk penyajian
maupun dalam bentuk penulisan oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan
dari dosen dan pembaca demi perbaikan makalah ini selanjutnya, saya ucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Pendidikan Multikultural”
yakni Bapak ZAIN AHMAD FAUZI, M. Pd yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini.
Harapan kami terhadap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
umumnya, khususnya lagi kami sebagai pelajar dan dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan lebih tinggi lagi.
Salah khilaf dalam pembuatan makalah ini mohon dimaafkan. Akhir kata
mudah-mudahan makalah bermanfaat sebagaimana yang kita semua harapkan.
Demikian kata pengantar kami sampaikan atas perhatian bapak dan pembaca
sekalian penulis ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut,
1. Bagaimana memahami dan dapat menggunakan permutasi dalam
menyelesaikan persoalan matematika?
2. Bagaimana memahami dan menggunakan kombinasi dalam
menyelesaikan pemecahan masalah dalam matematika?
3. Bagaimana memahami dan dapat menggunakan peluang dalam
pemecahan masalah matematika?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk memahami dan dapat menggunakan permutasi dalam
menyelesaikan persoalan matematika.
2. Untuk memahami dan menggunakan kombinasi dalam menyelesaikan
pemecahan masalah dalam matematika.
3. Untuk memahami dan dapat menggunakan peluang dalam pemecahan
masalah matematika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permutasi
Sebelum mempelajari kaidah pencacahan permutasi dan
kombinasi, terlebih dahulu kita harus memahami definisi dan notasi
faktorial. Faktorial adalah hasil kali bilangan asli secara berurutan dari 1
sampai dengan n atau sebaliknya. Notasi faktorial menggunakan lambang
n!. Contoh :
1) 3!=1.2.3=6
2) 5!= 1.2.3.4.5 = 120
Berikut ini diberikan salah satu sifat faktorial yang sangat berguna dalam
mempermudah perhitungan terkait dengan faktorial.
n!= n.(n −1)!
3
Banyaknya permutasi biasanya dilambangkan dengan n P r . Rumus
umum banyaknya permutasi r unsur yang diambil dari n unsur tersedia
adalah sebagai berikut,
(n!)
n Pr = 𝑛−𝑟 !
4
B. Kombinasi
𝑛!
n Cr =
𝑟!(𝑛−𝑟)!
5
4! 3!4
4C3 =
(4−3)3!
= =4
1!3!
C. Peluang
Menurut pandangan intuitif, peluang suatu peristiwa adalah
angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan peristiwa itu
akan terjadi. Peluang yang kecil menunjukkan kemungkinan terjadi
peristiwa itu sangat kecil. Misalnya seorang peramal cuaca
meramalkan bahwa kemungkinan akan terjadi hujan kurang dari 10%
maka kita akan merasa tidak perlu membawa payung jika akan ke luar
rumah karena kita menganggap bahwa kemungkinan akan hujan
sangat kecil. Jadi salah satu manfaat mengetahui peluang suatu
peristiwa adalah untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat.
Contoh:
6
c. Himpunan B jika B merupakan kejadian tinggi
seseorang yang sama dengan 190 cm
2. Percobaan melempar dadu satu kali. Dari percobaan
tersebut tentukan:
a. Ruang sampel dan jenis ruang sampel.
b. Himpunan X jika Y merupakan kejadian munculnya
mata dadu kurang atau sama dengan 6.
c. Himpunan Z jika Z merupakan kejadian munculnya
mata dadu 7.
Pembahasan contoh soal diatas:
1. Dari percobaan pengukuran tinggi badan seseorang yang tingginya
antara 165 cm dan 170 cm diperoleh.
a. Ruang sampel percobaan S = {x ; 165 < x < 170} di mana jenis
ruang sampel adalah ruang sampel kontinu karena banyak anggota
ruang sampel tak berhingga yaitu semua bilangan real antara 165
sampai dengan 170.
b. Kejadian A jika disajikan dalam bentuk himpunan yaitu A =
{167,169}.
2. Dari percobaan melempar dadu satu kali diperoleh
a. Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6} dan jenis ruang sampelnya
adalah ruang sampel diskrit. Hal ini jelas karena banyak anggota
ruang sampel berhingga.
b. Kejadian X dapat disajikan dalam bentuk himpunan yaitu X =
{2,4,6}.
c. Kejadian Y dapat disajikan dalam bentuk himpunan yaitu Y =
{1,2,3,4,5,6}.
7
jika percobaan-percobaan tersebut dilakukan. Dua jenis kejadian
tersebut dinamakan kejadian yang tidak sejati. Dengan kata lain
kejadian disebut kejadian sejati jika kejadian tersebut merupakan
himpunan bagian sejati dari ruang sampel. Apakah Anda masih ingat
dengan definisi himpunan bagian sejati? Dengan melihat definisi
kejadian sejati, coba Anda definisikan apa itu himpunan sejati.
a. selain ganjil
b. genap atau prima
Ruang sampel dari percobaan tersebut adalah S = {1,2,3,4,5,6}.
8
Jika suatu percobaan dilakukan, biasanya perhatian kita pada kejadian-
kejadian sejati dimana kejadian-kejadian tersebut bukanlah kejadian yang
pasti terjadi atau kejadian yang tidak mungkin terjadi. Persoalannya,
apakah kita dapat menghitung kecenderungan terjadinya kejadian-kejadian
tersebut. Untuk itu kita memerlukan alat untuk mengukurnya. Alat
tersebut adalah peluang kejadian. Berikut ini adalah definisi peluang
menurut definisi klasik. Misalkan suatu percobaan menghasilkan n titik
sampel yang mempunyai kesempatan muncul sama dan tidak mungkin
terjadi bersama-sama.
𝑛 (𝐴) 𝑘
P(A) = =𝑛
𝑛(𝑆)
9
2. Diketahui dalam suatu kotak terdapat 5 bola putih dan 3 bola
merah. Dari kotak tersebut diambil sebuah bola secara acak.
Berapa peluang kejadian terambilnya bola putih?
3. Jika pada kotak dalam soal nomor 2, diambil dua bola sekaligus
secara acak, berapa peluang kejadian terambil bola semuanya putih
Pedoman latihan
1. Pada soal pertama diketahui ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6} dan A
= {1,3,5} maka n(S) = 6 dan n( A) = 3. Jadi peluang kejadian A
𝑛 (𝐴) 3 1
adalah P(A) = = =6=2
𝑛(𝑆)
10
adalah merupakan kombinasi 2 diambil dari 5 bola yang tersedia
yaitu
5! 3!.4.5
5C2 = = (5−2)!.2!= 3!.2.1= 2.5 =10
10 5
P= =
28 14
11
Misalkan A kejadian penduduk yang terpilih memiliki TV maka P (A)
20
= , B kejadian penduduk yang terpilih memiliki radio maka P(B)=
100
40
dan C kejadian penduduk yang terpilih memiliki TV dan radio
100
15
maka P(A∩B) = . Peluang penduduk yang terpilih memiliki TV
100
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14