Term Of References
0
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-------
I. PENDAHULUAN
1
c. Hukum terhadap pemerintah, yaitu hukum yang menyangkut
perlindungan hukum bagi rakyat terhadap tindakan pemerintah
(het recht tegen het bestuur).
2
Cipta Kerja mendefensikan Standar sebagai: Keputusan Pejabat
Pemerintahan yang berwenang atau Lembaga yang diakui oleh
Pemerintah Pusat sebagai wujud persetujuan atas pernyataan
untuk pemenuhan seluruh persyaratan uyang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 39 UU
Cipta Kerja mengatur standar sebagai Keputusan Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahaan yand persetujuannya
diterbitkan sebelum kegiatan dilaksanakan dan kegiatannya
telah terstandarisasi.
b. Persyaratan Diskresi. Perubahan signifikan juga terjadi pada
kriteria mengenai diskresi oleh pejabat pemerintahan. Secara
umum diskresi dikenal sebagai suatu keleluasaan bertindak
pejabat tata usaha negara terkait suatu keadaan kongkrit tidak
cukup jelas pengaturan nya dalam peraturan perundang-
undangan atau terjadinya stagnasi pemerintahan. Ketentuan
diskresi dalam Pasal 24 UU Administrasi Pemerintahan
menyebabkan ruang kebebasan bertindak menjadi kurang
efektif. Hal ini disebabkan, sebelum diubah, Pasal 24 UU
Administrasi Pemerintahan mewajibkan bagi diskresi harus
memenuhi persyaratan diantaranya tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Perubahan ini
diprediksi dapat menimbulkan beberapa kontroversi karena
meskipun boleh bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan diskresi tetap harus sejalan dengan asas umum
pemerintahan yang baik. Dengan bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan terdapat peluang suatu diskresi
akan bertentangan dengan salah satu asas pemerintahan yang
baik.
c. Hapusnya ketentuan fiktif-positif melalui PTUN. Salah satu
terobosan dalam UU Administrasi Pemerintahan adalah apa yang
disebut sebagai ketentuan fiktif-positif yang diatur dalam Pasal
53 UU Adminstasi Pemerintahan. Dengan ketentuan Pasal 53 UU
3
Adminstrasi Pemerintahan dimaksud maka masyarakat yang
memohon suatu keputusan dapat menganggap permohonannya
dikabulkan 10 hari setelah permohonan lengkap diterima oleh si
Pejabat. Selanjutnya diatur pula kewenangan Pengadilan TUN
untuk memeriksa dan memberikan putusan penerimaan
permohonan atas permohonan yang tidak ditanggapi. UU Cipta
Kerja mempersingkat masa tunggu dari 10 hari menjadi 5 hari
sebelum pejabat dianggap menyetujui suatu permohonan.
Perubahan signifikan juga terjadi ditandai dengan
dihilangkannya Pasal 53 ayat (4), (5) dan (6) yang mengatur
kewenangan Pengadilan TUN untuk memberi putusan
penerimaan permohonan atas permohonan yang tidak
ditanggapi.
d. Keputusan dari system layanan pemerintah yang sifatnya
keputusan berbentuk Elektronik yang memiliki kekuatan hukum
dan sama dengan keputusan tertulis dan berlaku sejak
diterimanya keputusan oleh pihak yang bersangkutan. Hal ini
perlu input dalam aturan yang disesuaikan dalam Undang-
Undang Administrasi Pemerintahan .
4
II. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Memperoleh masukan akademis terkait permasalahan dalam
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan;
2. Mendapatkan masukan akademis mengenai subtansi materi
dalam penyusunan Naskah Akademik dan Draft RUU tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan.
3. Melaksanakan sinergisitas bersama kalangan akademisi dalam
menjalankan tugas dan kewenangan DPD RI dalam Menyusun
RUU Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan ; dan
4. Menginventarisasi usulan norma yang akan dimasukkan
dalam RUU tentang Perubahan UUAP.
Selain itu acara akan diikuti dari Tim Ahli Penyusunan RUU
Perubahan atas UU Administrasi Pemerintahan PPUU DPD RI dan
Tenaga Ahli PPUU DPD RI
5
Diskusi akan dimulai dengan pemaparan Narasumber para
narasumber utama yang akan membahas pokok-pokok dan
gagasan serta pandangan atas pelaksanaan Undang-Undang
Administrasi Pemerintahan yang dilanjutkan dengan acara diskusi
dan masukan dari para peserta.
V. PENYELENGGARA
VI. PENUTUP