Pendahuluan
Dengan kata lain, Peradilan Tata Usaha Negara dibentuk dalam rangka
memberikan perlindungan hukum (berdasarkan keadilan, kebenaran,
ketertiban dan kepastian hukum) kepada rakyat pencari keadilan yang
merasa dirinya dirugikan akibat suatu keputusan/tindakan tata usaha negara,
melalui pemeriksaan, pemutusan dan penyelesaian sengketa dalam bidang
tata usaha negara. Sesuai prinsip negara hukum yang demokratis,
kedudukan warga masyarakat dan pejabat selaku pelaksana fungsi
pemerintahan adalah setara dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dengan
alasan itu memungkinkan warga untuk menuntut pemulihan (remedy) akan
hak-haknya yang dirugikan akibat perbuatan pejabat selaku pelaksanan
fungsi negara. Keserasian dan adanya posisi yang setara dan seimbang
antara aparatur negara dengan warga negara adalah sebuah visi yang
mendasar dalam sebuah negara demokrasi. Keberadaan Peradilan Tata
Usaha Negara di Indonesia sejak awal memiliki kesamaan visi dan cita-cita
sebuah negara demokratis. Sebagai produk Hukum yang memiliki semangat
demokrasi meskipun lahir sebelum era reformasi, maka Undang-Undang
Peradilan Tata Usaha Negara dapat disebut sebagai salah satu undang-
undang yang sejak awal mendorong tumbuhnya nilai-nilai demokratisasi di
Indonesia, khususnya melalui mekanisme Peradilan Tata Usaha Negara.
gelombang demokratisasi dan begitu cepatnya dan perkembangan
teknologi informasi maka relasi antara warga dengan pemerintah semakin
dinamis dan terbuka sementara di sisi lain penyekat kekuasaan negara
semakin tipis. Dalam konteks demokratisasi, di satu sisi masyarakat
semakin terbuka dan memiliki kesadaran publik, di sisi lain birokrasi
pemerintahan juga dituntut semakin transparan, professional dan akuntabel.
Peradilan Tata Usaha Negara yang memiliki kewenangan untuk menjaga
hubungan keseimbangan dan keserasian kedua pihak tersebut tentunya
dituntut mampu melahirkan putusanputusan yang berkeadilan.
Perkembangan dan perubahan tersebut menjadi tantangan bagi dunia
peradilan khususnya Peradilan Tata Usaha Negara untuk mengakselerasi
dengan karakter dan irama perubahan saat ini. Menurut Ann Merry, Ph.D.
seorang pakar manajemen perubahan dari Sidney, Australia, bahwa dalam
situasi pergaulan global dengan ciri kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, masyarakat dalam institusi harus berubah, jika terlambat
melakukan perubahan, maka perubahan tersebut tetap berjalan dilakukan
oleh orang luar, sementara masyarakat institusi tersebut berada di luar
proses perubahan itu. Ada beberapa agenda yang mesti dilakukan segenap
pemangku kepentingan Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia dalam
merespon perubahan.
1. Apa yang dimaksud sengketeta pelayanan publik dan sengketa informasi publik
2. Bagaimana Alur penyelesaian Sengketa Penetapan Lokasi Bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan terhadap Putusan KPPU