Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENYESUAIAN PERKIRAAN JURNAL DAN PENYESUAIAN DAN PENYIAPAN


KERTAS KERJA”

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah pengantar akunstansi

Dosen pembimbing Nur Ika Mauliyah, SE, M.AK

Di susun oleh:

Sofi taufiqurrahman :E20172187

Sofiyatun :E20172181

Rosita :E20172196

Muhammad riskiyanto :E20172165

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH

MEI, 2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi merupakan Pelaporan keuangan yang berisi informasi-informasi


yang berguna dalam membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah
menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian
barang dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang pada warungnya,
memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang
yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan
operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah
menerapkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu
semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih
besar. Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang
menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja
merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya, auditor
harus mengkumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk mendukung
simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk kepentingan
pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas kerja.

2
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana proses pembuatan jurnal penyesuaian?
b. Mengapa perlu dibuat jurnal penyesuaian?
c. Apakah pengertian kertas kerja?
d. Bagaimana pengarsipan kertas kerja?
e. Bagaimana penyiapan kertas kerja?
C. TUJUAN PENULISAN
a. Mengetahui proses penyelesaian jurnal penyesuaian
b. Agar mengetahui fungsi dari jurnal penyesuaian
c. Mengetahui pengertian kertas kerja
d. Mengetahui penyiapan akan kertas kerja

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. PENYESUAIAN PERKIRAAN JURNAL PENYESUAIAN


1. Persamaan dasar akunstasi
Persamaan Dasar Akuntansi adalah Catatan tentang perubahaan unsur-unsur dasar
posisi keuangan perusahaan (Harta, Utang, dan Modal) akibat adanya transaksi dan
kejadian. Dalam arti luas persamaan dasar akuntansi merupakan konsep dasar
pencatatan akuntansi sistem berpasangan akun akan mengakibatkan perubahaan pada
akun yang lain dalam jumlah yang sama, yang dinyatakan dalam rumus ersamaan
dasar akuntansi yaitu :

HARTA = UTANG + MODAL

a. Harta adalah Semua kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat dinilai dengan
uang yang terdiri dari Harta berwujud dan tak berwujud.
b. Utang adalah Kewajiban yang harus dilunasi oleh perusahaan kepada pihak ketiga
sebagai akibat adanya transaksi masa lalu.
c. Modal adalah Kewajiban perusahaan kepada pemilik atau hak pemilik atas
perusahaan.
d. Pendapatan adalah Hasil yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan pemberian
jasa kepada pihak luar perusahaan.
2. Ayat jurnal penyesuaian
Ayat Jurnal Penyesuaian atau disebut juga Adjusting Entries adalah
jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang
sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau
biaya dari suatu periode dengan periode yang lain.

Ayat Jurnal Penyesuaian dibuat pada akhir sebuah periode akuntansi yakni
pada saat akan membuat laporan keuangan. Pada saat perusahaan tutup buku,
perusahaan akan menyususn laporan keuangan agar perusahaan dapat menegetahui

4
posisi keuangan pada periode akuntansi berjalan.adapun laporan keuangan yang
terdiri dari:
a. Laporan Laba /Rugi (profit loss statement or income statement). Dari laporan
ini dapat diperoleh laba atau rugi pada tahun yang bersangkutan
b. Laporan perubahan modal (capital statement) : Laporan ini menunjukan nilai-
nilai perubahan dari modal yang dimiliki perusahaan
c. Neraca (Balance Sheet)
Laporan ini menunjukan posisi harta/asset/aktiva,hutang dan modal.

Sebelum laporan keuangan dibuat terlebih dahulu disusun satu kertas kerja yang
disebut dengan neraca lajur. Neraca lajur biasanya dibuat 10 kolom atau 12 kolom.
Jadi disebut neraca lajur 12 kolom atau neraca lajur 10 kolom dan neraca lajur dibuat
ada beberapa perkiraan-perkiraan yang perlu di sesuaikan untuk dibuat ayat-ayat
jurnal penyesuaian.

Konsep (Metode ) Pencatatan Akuntansi:


a. Cash basis
b. Acrrual Basis
3. Jenis jenis ayat jurnal penyesuaian
Ayat-ayat jurnal penyesuaian ini dibuat oleh oleh subsistem akuntansi, yaitu
setelah neraca saldo
disusun. Ada lima jenis ayat jurnal penyesuaian :
1. Ayat jurnal accruals
Menyatakan peristiwa yang telah terjadi, tetapi penerimaan atau pengeluaran
kasnya belum
dilaksanakan.
2. Ayat jurnal defferals
Menyatakan adanya penerimaan atau pengeluaran kas sebelum terjadinya
peristiwa atau
transaksi yang terkait.
3. Ayat jurnal estimasi
Perhitungan bagian tahun bersangkutan dari suatu biaya yang mencakup beberapa
periode ke
depan.

5
4. Ayat jurnal revaluasi
Menyatakan selisih antara nilai buku dan nilai sesungguhnya dari suatu aktiva
atau perubahan
dalam prinsip akuntansi.
5. Ayat jurnal koreksi
Memperbaiki dampak kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam buku besar.
Informasi ayat jurnal penyesuaian juga disimpan dalam file voucher jurnal, dan
jika semua ayat
jurnal itu sudah diperhitungkan, selanjutnya dapat disusun neraca saldo. Neraca
saldo ini akan digunakan
sebagai input bagi tahap selanjutnya, yaitu tahap penyusunan laporan keuangan.
4. Proses jurnal penyesuaian
Pada akhir periode akuntansi,banyak saldo akun di buku besar yang dapat
dilaporkan tanpa perubahan apa pun dalam laporan keuangan.sebagai contoh,saldo
akun kas dan akun tanah biasanya adalah jumlah yang dilaporkan dineraca.
Meskipun demikian,pada akuntansi berbasis akrual beberapa akun dalam buku
besar memerlukan pemuktahiran (updating).sebagai contoh,saldo untuk beban dibayar
dimuka biasanya lebih catat karena penggunaan asset ini tidak di catat secara
harian.saldo akun Bahan Habis Pakai (supplies) yang meliputi kertas,pilpen,tinta
printer,dan sejenisnya,biasanya mencerminkan biaya bahan habis pakai pada awal
periode ditambah biaya bahan habis pakai yang dibeli selama periode tersebut.untuk
mencatat penggunaan bahan habis pakai harian akan memerlukan banyak ayat jurnal
dengan jumlah yang kecil-kecil.selain itu,jumlah nilai bahan habis pakai umumnya
relative lebih kecil dibandingkan asset lainnya,sehingga manajer biasanya tidak
memerlukan informasi harian mengenai bahan habis pakai.
Analisi dan pemuktahiran aku-akun pada akhor periode sebelumnya laporan
keuangan disiapkan disebut proses penyesuaian (afjusting process).ayat jurnal yang
memuktahirkan saldo akun pada akhir periode akuntansi disebut ayat jurnal
penyesuaian.seluruh ayat jurnal penyesuaian memengaruhu paling tidak satu akun
laba rugi dan satu akun neraca.jadi,ayat jurnal penyesuaian akan selalu melibatkan
akun pendapatan atau beban dan akun asset atau kewajiban

5. Tujuan dan alasan adanya jurnal penyesuaian

6
1. Secara rincinya tujuan dari penyesuaian itu sendiri adalah :
a. Untuk mempermudah menyusun neraca saldo debit dan kredit buku besar.
b. Untuk merekap saldo akun-akun buku besar
c. Untuk menentukan saldo akun-akun buku besar yang sesuai dengan realita
d. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan
e. Untuk mempermudah penyusunan kertas kerja
2. Berikut alasan penyebab adanya pencatatan Ayat Jurnal penyesuian :
a. Peristiwa yang tidak tercatat setiap hari karena tidak efisien untuk melakukannya.
b. Biaya yang tidak tercatat selama periode akuntansi karena mereka berakhir
dengan berlalunya waktu sebagai akibat dari transaksi harian
c. Item yang mungkin tidak atau belum tercatat.
d. Suatu kondisi yang transaksi sudah terjadi,tetapi belum dilakukan pencatatan
pada rekening yang bersangkutan
e. Kondisi yang rekeningnya sudah dicatat,tetapi kondisi saldo rekeningnya perlu
dikoreksi,sehingga akan mencerminkan nilai yang sebenarnya.
Penyesuaian tidak berarti pembetulan dari kesalahan yang terjadi, karena
setiap kesalahan pada komputer akuntansi dapat langsung dilakukan pada record
yang diketahui salah. Penyesuaian merupakan hal yang penting pada sistem
periodical system yang dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan.
Perpetual system sesungguhnya tetap membutuhkan penyesuaian hanya saja
dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan, sehingga banyak yang mengatakan
dalam perpetual system tidak dibutuhkan penyesuaian. Hal-hal yang perlu
mendapat penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah :
a. Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
b. Biaya dibayar di muka (Prepaid expenses)
c. Penghasilan diterima dimuka (accruals receivable)
d. Biaya yang masih harus dibayar (Accruals payable)
e. Penyusutan aktiva tetap(depretion of fixes assets)
f. Taksiran piutang tak tertagih

Contoh:
Seperti halnya bila kita merima pesanan (Purchase Order) suatu barang dari
customer, dengan menerima pembayaran dimuka sesuai aturan tertentu yang
ditetapkan misalnya 50%. Cash yang kita terima tersebut adalah bagian dari

7
hutang kita terhadap buyer sejumlah cash yang kita terima. Utang tersebut
biasanya dibukukan pada rekening “Pendapatan diterima dimuka”. Pada saat
barang yang dipesan sudah kita penuhi bagian piutang akan mencatat sejumlah
total invoice padahal piutang seharusnya adalah sebesar 50% dan pedapatan
diterima dimuka seharus menjadi 0 (Nol). Pada saat ini diperlukan jurnal
memorial untuk menghapus pembayaran dimuka dengan mendebet hutang
(pendapat diterima dimuka) dan mengkredit piutang. Dalam kasus ini membuat
memorial kredit yang secara automatis membuat ayat jurnal memorial yang
mengkredit piutang dan mendebet penadapan diterima dimuka. Dalam menangani
Jurnal Penyesuaian menggunakan 3 form elektronik :
a. Memorial Debet : Form untuk membuat memorial yang secara automatis akan
mengupdate buku utang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Hutang
Dagang dan mengktedit biaya dibayar dimuka. (terhubung ke data supplier)
b. Memorial Kredit : Form untuk membuat memorial debet yag secara utomatis
mengupdate buku piutang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet
Pendapatan diterima dimuka dan mengktedit Piutang Dagang. (terhubung ke data
customer)
c. Serba serbi : Form ini tidak terhubung dengan buku transaksi contoh :
penyesuaian persediaan.

B. PENYIAPAN KERTAS KERJA


1. Pengertian kertas kerja
Dalam standar auditing khususnya standar pelaksanaan yang ketiga dikatakan
bahwa: Bukti yang cukup dan kompeten harus diperoleh melalui inspeksi,
observasi, tanya jawab (wawancara) dan konfirmasi, untuk digunakan sebagai
dasar yanglayak untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan yang
diaudit.Bukti-bukti atau informasi yang dikumpulkan selama melaksanakan audit
tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk kertas kerja.
Kertas kerja adalah catatan tertulis tentang bukti-bukti audit atau informasi-
informasi yang diperoleh selama pelaksanaan audit serta metode-metode,
prosedur-prosedur yang diterapkan, pengujian-pengujian yang dilakukan serta
kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat oleh auditor. Oleh karena itu sebagian
dari kertas kerja itu dapat berbentuk rekonsiliasi bank, analisa akun atau rekening
buku besar, ringkasan surat menyurat klien, notulen rapat direksi atau pemegang

8
saham, daftar pemegang saham atau mungkin dapat berbentuk bagan struktur
organisasi, tata susunan pabrik, neraca saldo, program audit, daftar pertanyaan
pengendalian intern, surat pernyataan klien, jawaban konfirmasi, bermacam-
macam daftar saldo, analisa umur piutang, dan dokumen-dokumen lainnya.
Jadi, kertas kerja adalah semua catatan tentang informasi atau bukti yang
dikumpulkan auditor untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka lakukan,
metode dan prosedur yang mereka ikuti dan kesimpulan-kesimpulan yang telah
mereka lakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor menyusun laporannya
kepada klien, serta membuktikan luas auditnya dan membuktikan kemampuan
profesionalnya dalam melaksanakan audit.
2. Sistem pengarsipan kertas kerja

Sistem atau metode pengarsipan kertas kerja yang berlaku atau digunakan
akan berbeda-beda antara kantor akuntan yang satu dengan kantor akuntan yang lain.
Namun pada umumnya sistem pengarsipan kertas kerja dibagi menjadi arsip
permanen dan arsip tahun berjalan.

a. Arsip Permanen
Merupakan kumpulan data permanen atau kertas kerja audit yang
diperlukan secara terus-menerus atau yang bermanfaat untuk audit tahun-tahun
berikutnya, atau berisi data historis yang sifatnya dapat digunakan secara terus
menerus dalam audit tahun-tahun berikutnya.
Tujuan dari arsip permanen antara lain adalah (a) menyediakan data
historis keuangan perusahaan, (b) menyediakan referensi untuk hal-hal yang
berlangsung terus-menerus dan terjadi berulang-ulang, (c) mengurangi
pekerjaan pembuatan kertas kerja baru untuk hal-hal yang tidak ada
perubahannya dan (d) menyediakan data bagi audit tahun-tahun yang akan
datang.
Sebagian besar informasi-informasi yang termasuk dalam arsip
permanen ini diperoleh selama audit yang pertama kali terhadap catatan
kliennya. Informasi yang termasuk dalam arsip permanen ini antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Ikhtisar atau salinan (copy) dari dokumen-dokumen perusahaan yang
selalu diperlukan oleh auditor, misalnya: anggaran dasar atau akte
pendirian, surat perjanjian atau kontrak-kontrak dengan pihak lain yang

9
meliputi rencana pension, sewa jangka panjang, kontrak pembangunan
jangka panjang, notulen rapat pemegang saham, rapat direksi atau rapat-
rapat komisi lainnya, hasil pemahaman struktur pengendalian intern.
Dokumen tersebut sangat penting untuk auditor dan mempengaruhi
auditnya beberapa tahun.
2. Analisa akun tahun-tahun sebelumnya yang masih dianggap penting bagi
auditor yang bersangkutan, misalnya akun aktiva tetap, goodwill, utang
jangka panjang, modal dan sebagainya,. Dengan demikian informasi
mengenai hal-hal tersebut dimasukkan dalam arsip permanen akan
memungkinkan bagi auditor hanya memperhatikan dan menganalisa
perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing akun yang
bersangkutan.
3. Informasi yang berhubungan dengan hasil evaluasi dan penilaian tentang
sistem pengendalian intern, yang meliputi bagan organisasi, luasnya
wewenang dan tanggung jawab masing-masing fungsionaris, flowchart,
daftar pertanyaan, dan informasi mengenai pengendalian intern lainnya
termasuk kesimpulan auditor mengenai kebaikan dan kelemahan dari
pengendalian intern tersebut.
4. Hasil pengujian analisis dari audit tahun sebelumnya, antaranya adalah
ratio-ratio dan presentase yang dihitung oleh auditor. Informasi ini
berguna bagi auditor untuk menentukan adanya perubahan-perubahan
yang luar biasa yang terjadi pada tahun yang diaudit yang memerlukan
penelitian lebih intensif.
5. Salinan daftar pemegang saham, contoh lembaran saham dan obligasi,
pedoman pembukuan termasuk daftar dan kode rekening, catatan
mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan, dan tembusan
laporan auditor tahun-tahun sebelumnya.
6. Tata letak atau layout pabrik, proses produksi dan daftar barang-barang
utama yang dihasilkan oleh perusahaan klien, dan artikel-artikel dalam
majalah atau surat kabar yang ada kaitannya dengan perusahaan klien.

Banyak para eksekutif perusahaan yang menemui langsung auditornya


pada audit pertama untuk membuat auditor tersebut mengenal dan mengetahui
dengan baik terhadap sejarah, kebijaksanaan dan orang-orang oenting dalam

10
perusahaan. Agar pada tahun-tahun berikutnya mereka tidak perlu
memberikan informasi tersebut. Bagaimanapun juga agar informasi-informasi
tersebut memenuhi fungsinya, maka arsip permanen itu harus dilengkapi data
atau informasi terakhir yang diketemukan pada setiap audit sehingga informasi
yang tersimpan dalam arsip permanen selalu up to date.

Dengan adanya arsip permanen akan menghemat waktu bagi auditor


dan menghemat biaya bagi kliennya. Karena hanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada tahun audit yang harus ditambahkan pada kertas kerja permanen
tanpa harus membuat lagi analisa keseluruhan terhadap akun-akun tersebut.
Oleh karena itu arsip permanen harus diindek dan indek silang serta disimpan
dengan baik agar setiap waktu diperlukan mudah diketemukan.

b. Arsip Tahun Berjalan


Adalah semua kertas kerja yang digunakan selama audit berlangsung
dan hanya untuk tahun berjalan. Dengan demikian setiap tahun audit ada satu
set arsip permanen ada pula satu set arsip tahun berjalan. Arsip tahun berjalan
ini antara lain meliputi rencana audit, program audit, surat penugasan, salinan
atau copy dari kontrak-kontrak baru, notulen rapat baru, korespondensi, kertas
kerja rencana saldo, skedul utama, jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
auditor, serta skedul-skedul pendukung, serta laporan keuangan.

3. Pedoman dasar pembuatan kertas kerja

Pembuatan kertas kerja yang akan disimpan atau didokumentasikan sebagai


bukti bahwa audit telah dilakukan sesuai dengan standar, temuan-temuan, dan
kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat oleh auditor merupakan hal yang sangat
penting dalam audit. Oleh karena itu kertas kerja harus dibuat dengan baik. Dengan
kata lain kertas kerja harus dibuat lengkap, teliti, jelas, singkat dan rapi.

Untuk mencapai mutu kertas kerja yang baik seperti yang diharapkan, maka
berikut uraian pedoman dasar pembuatan kertas kerja:

a. Setiap kertas kerja harus bertujuan, dalam arti bahwa sebelum auditor yang
bersangkutan membuat kertas kerja terlebih dahulu ditetapkan tujuan yang
ingin dicapai, informasi yang ingin dikumpulkan dalam kertas kerja yang

11
bersangkutan, kemudian merencanakan atau merancang bentuk atau format
kertas kerja tersebut.
b. Setiap topik dibuatkan kertas kerja tersendiri dan hanya satu muka yang
digunakan (tidak bolak-balik), hal ini dengan tujuan untuk menghindari
adanya informasi penting yang tercatat di halaman sebaliknya yang
terlewatkan oleh pengkaji.
c. Adanya identitas yang benar untuk setiap kertas kerja terutama mengenai judul
kertas kerja. Kertas kerja tersebut harus mencantumkan nama perusahaan
klien, tanggal audit, periode yang tercakup, penjelasan atau uraian mengenai
informasi yang disajikan, uraian mengenai prosedur uraian yang telah
dilakukan, serta adanya tanda tangan atau paraf dari pembuat kertas kerja.
d. Setiap kertas kerja harus diberi indek atau indek silang terhadap kertas kerja
neraca saldo atau skedul pertama yang bersangkutan. Jika memang diperlukan
maka diberi pula indek atau indek silang di antara kertas kerja satu terhadap
kertas kerja lainnya.
e. Semua langkah-langkah atau prosedur audit yang telah dilakukan harus
dinyatakan pada kertas kerja yang bersangkutan dan atau pada catatan
akuntansi perusahaan klien. Misalnya pengkajian atau review terhadap faktur
pembelian yang telah dibayar, dapat didukung dengan audit terhadap order
pembelian dan dokumen penerimaan barang untuk menguatkan atau
membuktikan kebenaran dan keabsahan dari faktur-faktur yang diperiksanya.
f. Dalam kertas kerja harus termasuk pula komentar auditor yang mencerminkan
kesimpulan terhadap setiap aspek pekerjaan. Dengan kata lain semua
informasi atau bukti yang diperoleh selama melakukan audit harus dituangkan
dalam suatu kertas kerja.
g. Hindarilah pekerjaan menulis kertas kerja kembali karena hal ini hanya akan
membuang waktu dan menambah biaya audit.
h. Kertas kerja yang sudah selesai pekerjaannya harus disimpan tersendiri dan
terpisah dengan kertas kerja yang belum selesai segera setelah kertas kerja
tersebut diselesaikan.
4. Penyiapan kertas kerja
Untuk pembuktian kecakapan teknis dan keahlian profesional, seorang auditor
harus dapat menghasilkan kertas kerja yang bermanfaat.
a. Lengkap

12
Yang dimaksud sebagai kertas kerja yang lengkap adalah jika memenuhi
dua syarat sebagai berikut:
 Berisi semua informasi pokok
 Tidak memerlukan penjelasan lisan sebagai tambahan
b. Teliti
Kertas kerja yang dibuat auditor harus bebas dari kesalahan, baik
kesalahan penulisan maupun kesalahan dalam penjumlahan. Untuk itu
pembuatan kertas kerja harus teliti.
c. Ringkas
Jertaas kerja hanya berisi informasi yang pokok yang relevan dengan
tujuan pemeriksaan. Sehingga dalam penyajiannya ringkas tetapi dapat
dimengerti dan dipahami.
d. Jelas
Agar kertas kerja yang jelas dapat disajikan, dalam pembuatannya perlu
digunakan istilah-istilah yang tidak menimbulkan pengertian ganda serta
sistematis dalam penyajiannya.
e. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja akan mempermudah
pemahamannya dan mempermudah dalam memperoleh informasi dari
kertas kerja tersebut.
5. Tujuan kertas kerja
Secara umum tujuan dari kertas kerja adalah untuk membantu auditor dengan
memberikan bukti bahwa auditor telah melaksanakan tugas auditnya sesuai
dengan standar auditing yang berlaku umum. Namun demikian tujuan utama
kertas kerja adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat koordinasi
Semua data dan informasi yang ditemukan dalam setiap fase audit itu
dicatat sehingga dapat dinilai secara benar dan ditentukan kaitannya dengan
fase-fase audit yang lain. Dengan perencana yang baik dalam penugasan
kepada asisten atau tenaga pembantu auditor, maka asisten ini akan bekerja
dengan baik dan lancar pada bidangnya masing-masing dalam waktu yang
bersamaan. Sehingga perancangan kertas kerja yang baik menunjukkan bahwa
auditor telah melaksanakan standar pelaksanaan auditing yang pertama yaitu:

13
adanya perencanaan dan pengawasan yang memadai terhadap pelaksanaan
audit.
b. Sebagai alat pengkajian
Dalam melakukan audit terhadap perusahaan yang mempunyai
berbagai cabang, maka harus digunakan tenaga auditor maupun asisten lebih
banyak, begitu pula kertas kerja yang harus dibuat juga lebih banyak. Tiap-
tiap cabang dari perusahaan itu mungkin akan diperiksa oleh auditor yang
sama atau mungkin auditor lain dari kantor akuntan publik yang sama.
Sehingga kertas kerja akan dibuat di tempat audit dan hasilnya dikirimkan ke
pusat untuk digabungkan dengan kertas kerja lainnya dan dikaji ulang oleh
auditor ketua sebelum auditor tersebut menyusun laporannya.
Dalam hal ini keseragaman dan kualitas yang baik dari kertas kerja
tersebut merupakan hal yang sangat penting. Audit pada dasarnya tidak dapat
diselesaikan di kantor klien dan biasanya laporan auditor diselesaikan
seluruhnya di kantor akuntan. Maka kertas kerja mempunyai peranan yang
penting bagi auditor dalam mengkaji ulang atau mereview pekerjaan yang
dilakukan di masing-masing cabang perusahaan kliennya.
c. Sebagai dasar penyusunan laporan audit
Kertas kerja akan mempermudah penyusunan laporan auditor karena
kertas kerja merupakan sumber data atau bahan penyusunan laporan tersebut.
Bentuk dari kertas kerja itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan dan
luasnya audit. Namun demikian data tentang penemuan-penemuan penting dan
rekomendasi-rekomendasi, yang biasanya merupakan hal yang sangat penting
baik dalam penyusunan laporan khusus (hasil investigasi) maupun pada
laporan bentuk pendek dan bentuk panjang, harus tersedia atau
didokumentasikan pada suatu kertas kerja, dan dari kertas kerja inilah auditor
menyusun laporannnya. Karena hasil akhir hampir dari semua jenis audit
adalah laporan auditor yang disusun berdasarkan dengan apa yang ada pada
kertas kerja audit. Maka sudah selayaknya jika kertas kerja itu harus dirancang
dan dibuat dengan sebaik-baiknya.
c. Sebagai pendukung pendapat auditor
Laporan auditor disusun berdasarkan kertas kerja audit, ini berarti
bahwa kertas kerja merupakan alat untuk membuktikan dan menjelaskan
kesimpulan-kesimpulan yang ada pada laporan tersebut. Pada suatu ketika

14
kemungkinan auditor diminta oleh pengadilan untuk memberikan kesaksian
mengenai peristiwa keuangan kliennya atau mungkin dia diminta untuk
mempertahankan tentang ketelitian atau kewajaran laporan tersebut. Dalam
hal lain, auditor setelah memahami pengendalian intern kliennya dia akan
menyusun surat rekomendasi kepada manajemen tentang pengendalian intern
tersebut. Dalam mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada pada suatu
pengendalian intern, demikian juga dalam menyusun rekomendasi
perbaikannya auditor akan menggunakan kertas kerja audit sebagai sumber
informasi yang utama.

Dalam kaitannya dengan tujuan kertas kerja audit ini, Arens secara lebih
spesifik menjelaskan tujuan-tujuan tersebut sebagai berikut:

a. Sebagai dasar untuk merencanakan audit


Jika auditor merencanakan auditnya untuk tahun berjalan dengan baik,
maka referensi harus ada dalam kertas kerja untuk membantunya dalam
pengambilan keputusan. Kertas kerja ini harus berisi macam-macam informasi
yang berkaitan dengan perencanaan, misalnya: pemahaman terhadap struktur
pengendalian intern, jadwal waktu audit, program audit, dan hasil audit
sebelumnya.
b. Sebagai catatan bukti yang didapat dan hasil pengujian yang dilakukan
Kertas kerja sebagai alat utama untuk mendokumentasikan bahwa
audit telah dilakukan dengan baik. Jika diperlukan, auditor dapat menunjukkan
atau membuktikan kepada suatu dewan bahwa audit telah direncanakan dan
diawasi dengan baik, bukti-bukti yang kompeten telah dikumpulkan secara
cukup, dan laporan auditor telah disusun dengan mempertimbangkan hasil
auditnya.
c. Sebagai data untuk menyususun laporan auditor
Kertas kerja merupakan sumber penting untuk membantu auditor di
dalam menentukan atau mengambil hasil keputusan untuk menerbitkan
laporan auditor sesuai dengan situasinya. Data dalam kertas kerja berguna
untuk menilai cukup tidaknya luasnya audit dan kewajaran laporan keuangan.
Selain itu, informasi yang ada dalam kertas kerja audit diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan (yang akan dilampirkan dalam laporan auditor).
d. Sebagai dasar penilaian oleh pimpinan tim pemeriksa

15
Kertas kerja audit adalah merupakan referensi utama atau sumber data
bagi auditor senior, pimpinan tim audit, pimpinan kantor akuntan atau anggota
lainnya untuk menilai apakah bukti yang kompeten dan cukup telah
dikumpulkan untuk menyusun laporan auditor.

Selain tujuan-tujuan di atas, kertas kerja audit juga dapat digunakan sebagai:

a. Dasar untuk penyusunan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran


pajak, hal-hal yang berkaitan dengan bursa efek dan laporan-laporan lainnya.
b. Sebagai sumber informasi untuk menyusun surat pernyataan manajemen maupun
surat rekomendasi kepada klien dalam rangka perbaikan sistem operasi atau usaha
perusahaan.
c. Sebagai referensi untuk peningkatan kemampuan karyawan perusahaan kliennya.
d. Sebagai bantuan atau pedoman dalam merencanakan dan mengkoordinasikan
audit tahun-tahun berikutnya.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan angka-angka dalam
neraca saldo agar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai
dengan tuntutan dalam penyajian laporan keuangan. Atau Penyesuaian
dilakukan untuk memperbaiki rekening-rekening tertentu sehingga
mencerminkan keadaan harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya dari suatu
perusahaan agar memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang
sebenarnya,karena selama ini ada anggapan bahwa semua neraca saldo yang
sudah seimbang,berarti sudah memperlihatkan kondisi yang
sebenarnya,padahal masih banyak yang perlu disesuaikan atau di perbaiki.
Kertas kerja adalah semua catatan tentang informasi atau bukti yang
dikumpulkan auditor untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka
lakukan, metode dan prosedur yang mereka ikuti dan kesimpulan-kesimpulan
yang telah mereka lakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor menyusun
laporannya kepada klien, serta membuktikan luas auditnya dan membuktikan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan audit.
Setiap kertas kerja harus diberi indek, subindek atau indek silang
secara lengkap dan sistematis baik selama atau setelah audit maupun
kesimpulan. Pemberian indek ini dimaksudkan untuk mempermudah
pengarsipan dan pencarian kembali terhadap kertas kerja tersebut bila
sewaktu-waktu diperlukan.
Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit,
baik yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusun oleh klien untuk
auditor, adalah milik auditor (akuntan publik). Oleh karena itu semua kertas
17
kerja tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti
disimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.

DAFTAR PUSTAKA

Munawir.2008.Auditing Modern.Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Agoes,Sukrisno.2012.Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik.


Yogyakarta : Salemba Empat.

18
19

Anda mungkin juga menyukai