MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Fatwa Kontemporer
Dosen Pengampu:
Oleh:
A. Definisi Qard}}
Qard}} secara bahasa artinya adalah memotong.1 Kata qard} sendiri ternyata
diadopsi menjadi credo (Romawi), credit (Inggris) dan kredit (Indonesia).2 Secara istilah
qard}} adalah akad pemilikan sesuatu untuk dikembalikan dengan yang sejenis atau
sepadan.3 Qard} memiliki definisi sendiri pada masa perbankan modern, yaitu akad
pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan
dana yang diterimanya pada waktu yang disepakati.4
Qard}} adalah akad yang memiliki tujuan untuk bertaqarrub kepada Allah
SWT karena memang akad ini bertujuan untuk menolong orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Hal ini bisa dilihat dari pengembalian hutang dari akad ini orang yang
meminjam (Muqtarid}) tidak memiliki kewajiban untuk memberikan tambahan kepada
pemberi pinjaman (Muqrid}). Hikmah dari disyariatkannya qard} bisa dilihat bagaimana
pemberi hutang yang membantu peminjam hutang untuk memenuhi kebutuhannya.
Qard} bisa menumbuhkan jiwa yang selalu ingin menolong orang lain yang mengalami
kesulitan dan memberikan sifat hati yang halus kepada pemberi hutang.
ض
ُ َّللاُ يَق ِب َ سنًا فَيُضا ِعفَهُ لَهُ أَضعافًا َك
َّ ثيرة ً ۚ َو ً َّللاَ قَر
َ ضا َح َّ ض ُ قرِ َُمن ذَا الَّذي ي
ُ س
َط َوإِلَي ِه تُر َجعون ُ َويَب
Artinya:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran
1
Muhammad Yazid, Hukum Ekonomi Islam (Fiqh Muamalah), (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), 70.
2
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 46.
3
Moh. Sholihuddin, Hukum Ekonomi dan Bisnis Islam II (Akad Tabarru’ dalam Hukum Islam), (Surabaya: UIN
Sunan Ampel Pers, 2014), 77.
4
Basaria Nainggolan, Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 161.
1
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Baqarah [2]: 245)
َكور َحلي ٌم َّ سنًا يُضا ِعفهُ لَ ُكم َويَغ ِفر لَ ُكم َو
ٌ َّللاُ ش ً َّللاَ قَر
َ ضا َح َّ ضوا ِ ُ ِإن ت
ُ قر
Artinya:
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya
Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Mensyukuri, Maha Penyantun.”
“Dari Ibnu Mas’ud bahwa nabi Saw. bersabda: Bukan seorang muslim
(mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah
(senilai) sedekah” (HR. Ibnu Majah)
:ي بِي َعلَى َباب َ " َرأ َ ْيتُ لَ ْيلَةَ أ ُ ْس ِر: َِّللا
َّ سو ُل ُ قَا َل َر: قَا َل، ٍَع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِك
َيا ِج ْب ِري ُل َما: ُ فَقُ ْلت،ض بِث َ َمانِ َيةَ َعش ََر
ُ َو ْالقَ ْر،صدَقَةُ بِ َع ْش ِر أ َ ْمثَا ِل َها
َّ ْال َجنَّ ِة َم ْكتُوبًا ال
ُ َو ْال ُم ْست َ ْق ِر،ُسائِ َل يَ ْسأ َ ُل َو ِع ْندَه
ض َّ ِِل َ َّن ال: قَا َل،" صدَقَ ِة َ ض أ َ ْف
َّ ض ُل ِمنَ ال ِ بَا ُل ْالقَ ْر
)ض إِ َّّل ِم ْن َحا َج ٍة" (أخرجه ابن ماجه ُ َّل يَ ْست َ ْق ِر
Artinya:
“Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah bersabda: Aku melihat pada
waktu malam isra’ pada pintu langit tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qard}
delapan belas kali. Aku bertanya “Wahai Jibril, kenapa qard} lebih utama dari sedekah?”
Ia menjawab: “karena peminta-minta meminta sesuatu dan dia punya, namun peminjam
tidak akan meminjam kecuali adanya kebutuhan” (HR. Ibnu Majah).
2
ِ س َع ْن ُمؤْ ِم ٍن ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر
ب َ َّ " َم ْن نَف: َِّللا َّ سو ُل ُ قَا َل َر: قَا َل،َ َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة
َّ س َر
َُّللا َّ َس َر َعلَى ُم ْعس ٍِر يَّ َ َو َم ْن ي،ب يَ ْو ِم ا ْل ِقيَا َم ِة
ِ ع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر َّ س
َ َُّللا َ َّالدُّ ْنيَا نَف
َّ َو،َّللاُ ِفي الدُّ ْن َيا َو ْاْل ِخ َر ِة
َّللاُ ِفي َّ ُست َ َره َ َو َم ْن،َعلَ ْي ِه ِفي الدُّ ْن َيا َو ْاْل ِخ َر ِة
َ ست َ َر ُم ْس ِل ًما
)َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْبدُ فِي َع ْو ِن أ َ ِخي ِه (أخرجه مسلم
Artinya:
Ulama juga berijma’ bahwa qard} boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini
didasarkan pada sifat milik manusia yang tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari
manusia lain. Tidak ada seseorang yang memiliki segalanya, maka pinjam-meminjam
adalah bagian dari kehidupan manusia dan Islam adalah agama yang memperhatikan apa
yang menjadi kebutuhan manusia.5
1. S}ighat
S}ighat yang dimaksud di sini adalah adanya i>jab dan qabu>l.6
I>jab adalah penjelasan dari pihak yang ingin mengadakan akad dan qabu>l
adalah ucapan yang keluar dari pihak lain yang berakad sebagai bentuk
persetujuan atas akad tersebut.
5
Moh. Sholihuddin, Hukum Ekonomi …, 80
6
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), 335.
3
i>jab qabu>l juga dikenal dengan s}ighat al-aqdi, yaitu perkataan yang
menunjukan kehendak kedua belah pihak. Unsur yang harus dipenuhi oleh
sebuah i>jab qabu>l adalah:
a. Terang dalam penjelasannya.
b. Harus bersesuaian antara i>jab dan qabu>l.
c. Menunjukan kesungguhan dari kedua belah pihak untuk
melaksanakan transaksi tersebut7
Contoh dari i>jab adalah “aku menghutangimu”, “Bawa barang ini, tapi nanti
ganti dengan barang sejenis”, atau “Aku berikan ini padamu dengan syarat
kembalikan dengan mengembalikan gantinya”.
7
Moh. Sholihuddin, Hukum Ekonomi…, 81
8
Muhammad Yazid, Ekonomi Islam, (Surabaya: Imtiyaz, 2017), 69.
4
1. Perbedaan Definisi
Ulama mazhab Ma>liki memiliki pendapat bahwa qard}} adalah
menyerahkan sesuatu yang bernilai harta kepada orang lain untuk mendapatkan
manfaatnya. Ulama mazhab H}anafi memiliki definisi bahwa qard}} adalah
harta yang diserahkan kepada orang lain untuk diganti dengan harta yang sama.
Ulama mazhab Sha>fi’i juga memiliki pendapat tentang definisi qard}} yaitu
menyerahkan sesuatu untuk dikembalikan lagi dengan sesuatu yang sama. Ulama
mazhab Hambali juga memiliki definisi tentang qard}}, yaitu menyerahkan harta
kepada seseorang untuk dimanfaatkan dan ia wajib mengembalikan dengan harta
serupa sebagai gantinya.9
2. Perbedaan Rukun
Jumhur memiliki pendapat bahwa rukun dari qard}} adalah a>qid,
ma’qu>d alaih, dan s}i>ghat. Ulama mazhab H}anafi pendapat berbeda
mengenai hal ini, mereka berpendapat bahwa rukun memiliki dari qard}} hanya
i>jab dan qabu>l.10
3. Perbedaan syarat dari ma’qu>d ‘alaih
Ma’qu>d ‘alaih dari qard}} memiliki perbedaan pendapat dalam
syaratnya. Jumhur ulama, yaitu mazhab Sha>fi’i, Ma>liki dan Hambali,
berpendapat bahwa ma’qu>d ‘alaih dari qard} boleh sama dengan objek akad
salam, baik dalam bentuk barang yang bisa ditakar dan ditimbang (mawzunat)
ataupun barang yang tidak ada persamaannya di pasaran (qimmiyyat). Ulama
mazhab H}anafi memiliki pendapat berbeda, mereka memberikan keabsahan
menggunakan ma>l mithli namun barang qimmiyat tidak boleh dibuat sebagai
objek qard} karena sulit untuk mengembalikan dengan barang yang setara.11
9
Moh. Sholihuddin, Hukum Ekonomi … 77.
10
Muhammad Yazid, Ekonomi Islam…, 69.
11
Achmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), 278.
5
Menetapkan: Fatwa tentang al-Qardh12
Kedua: Sanksi
12
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 19 Tahun 2001 tentang al-Qardh, 2.
6
c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada
LKS.
Keempat:
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para piha, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian
hari ternhyat aterdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Sholihuddin, Moh.. Hukum Ekonomi dan Bisnis Islam II (Akad Tabarru’ dalam Hukum
Islam). Surabaya: UIN Sunan Ampel Pers, 2014.
Yazid, Muhammad. Hukum Ekonomi Islam (Fiqh Muamalah). Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press, 2014.