PAI 2D
1. Pengertian Al-Qur'an : Dalam buku Al-Qur’an dan terjemahannya (terbitan Khadim Al-
Haramain Asy-Syafatain, 1971). Al-Qur’an didefinisikan sebagai :
“kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi
Muhammad s.a.w, dan yang ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir,
serta membacanya adalah ibadah”.
a)Dimensi keagamaan. Menurut Masyfuk Zuhdi bahwa isi atau kandungan ajaran Al-
Qur’an pada hakikatnya mengandung 5 prinsip, yaitu: Tauhid, janji dan ancaman Tuhan,
ibadah, jalan dan cara mencapai kebahagiaan, cerita-cerita/sejarah-sejarah Umat manusia
sebelum Nabi Muhammad SAW.
b)Dimensi Keilmuan. Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa Al-Qur’an pada
dasarnya adalah kitab keagamaan, yaitu kitab hidayah, ishlah, dan tasyri’.
a) Wahyu adalah Pemberitahuan Allah swt kepada orang yang dipilih dari beberapa
hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak
diberikannya tetapi dengan cara yng tidak biasa bagi manusia, baik dengan
perantara/tidak.
b) ilham adalah sesuatu yang dilimpahkan ke dalam jiwa dengan cara pemancaran,ia
merupakan ilmu yang ada di dalam hati/jiwa, dan dengannya seseorang tergerak untuk
melakukan sesuatu tanpa didahului dengan pemikiran. c) Ta'lim adalah sesuatu yang
dilimpahkan ke dalam jiwa (pengetahuan) yang melalui usaha manusia.
a. Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi SAW (QS Asy Syura ayat
51). Dengan cara ini Nabi SAW tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di
dalam hatinya.
b. Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Nabi SAW dalam wujud seorang laki-
laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal
benar kata-kata itu.
c. wahyu datang kepada Nabi SAW seperti bunyi gemericing lonceng. Dan menurut
Nabi Muhammad SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi
SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin.
d. Malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW dalam wujud aslinya. Setiap kali Nabi SAW
mendapatkan wahyu, para sahabat berkumpul mengelilingi beliau. Mereka
menanyakan wahyu yang turun tersebut dan kemudian mereka hafalkan.
7. Macam-macam wahyu
b. Ilham
c. Bunyi lonceng
d. Tanpa perantara
1. Pengertian
Kata Ulumul Qur'an, dalam bahasa Arab merupakan susunan idlafi (gabungan dua kata).
Yaitu tersusun dari kata ulûm dan al-Qur'an. Kata “ulûm” adalah bentuk jama’ (plural)
dari kata “ilmu” (mashdar dari ‘alima) yang berarti pengetahuan atau pemahaman.
Sedangkan kata "al-Qur'an” adalah bentuk isim mashdar dari “qara'a”, berposisi sama
dengan kata “qirâ'ah” yang berarti bacaan.
Menurut Al- Zarqany, Ulumul Qur’an adalah ilmu-ilmu yang membicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan al-Qur’anul Karim, yaitu dari aspek turun, susunan, pengumpulan,
tulisan, bacaan, penjelasan (tafsir), mukjizat, nasikh, mansukhnya, serta menolak
terhadap halhal yang dapat mendatangkan keraguan terhadapnya (Al-Qur’an)
Objek nya adalah Al- Qur'an. Sedangkan ruang lingkupnya yaitu Semua ilmu yang ada
kaitan dengan al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu diniyah seperti ilmu tafsir maupun ilmu-
ilmu bahasa Arab seperti balaghah dan ilmu I’rabi al-Qur’an
Masa Rasul : Saat itu Rasulullah SAW tidak mengizinkan mereka mempercayai sesuatu
dari dia selain Qur'an, karena ia percaya Qur'an akan tercampur dengan yang lain.
Masa Khalifah Abu Bakar : Pengumpulan al-Quran dan Penulisan Al-Quran(Mushaf Abu
Bakar).
Masa Usman bin Affan : Usman membentuk tim untuk menyalin kembali mushaf.
Menjadi Mushaf Utsmani. Muncul dasar Ulumul Qur’an yang disebut Rasm Al-Qur’an
atau Ilmu al- Rasm al- Utsmani.
Masa Ali bin Ali Thalib : Ali menyuruh Abu al-Aswad alDuali untuk menyusun kaidah-
kaidah bahasa Arab. Khalifah Ali ini dianggap sebagai perintis ilmu I’rab al-Qur’an.
Masa Bani Umayyah : Penyebaran ilmu-ilmu Al-Qur’an melalui jalan periwayatan dan
pengajaran secara lisan, bukan melalui tulisan atau catatn. Kegiatan-kegiatan ini
dipandang sebagai persiapan bagi masa pembukuannya.Malik bin Anas dari generasi
tabi’it tabi’in, mereka semuanya dianggap sebagai peletak batu pertama bagi apa yang
disebut ilmu tafsir, ilmu asban al-nuzul, ilmu nasikh dan mansukh, ilmu gharib al- Qur’an
dan lainnya.
Abad ke 3 H : a) Ali bin al Madini (wafat 234 H) guru Bukhari, menyusun ilmu asbabun
nuzul. b) Abu 'Ubaid al Qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang nasikh mansukh
dan qira'at. c)Ibnu Qutaibah (wafat 276 H) menyusun musykilatul quran.
Abad ke 4 H : a)Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H) menyusun al- Hawi
fa 'Ulumil Qur'an. b)Abu Muhammad bin Qasim al Anbari (wafat 751 H) menulis ilmu-
ilmu qur'an. c)Abu Bakar as Sijistani (wafat 330 H) menyusun Gharibul Qur'an.
d)Muhammad bin Ali bin al-Adfawi (wafat 388) menyusun al Istigna' fi 'Ulumil Qur'an.
Abad ke 5 H : a) Abu Bakar al Baqilani (wafat 403 H) menyusun I'jazul Qur'an, b) Ali bin
Ibrahim bin Sa'id al Hufi (wafat 430)menulis I'rabul Qur'an. c) Al Mawardi (wafat 450 H)
amtsalul Qur'an. d) Al Izz bin Abdussalam (wafat 660 H) tentang majaz dalam Qur'an.e)
Alamuddin Iskhawi (wafat 643 H) menulis mengenai ilmu Qira'at (cara membaca Qur'an)
dan Aqsamul Qur'an.
Abad ke 6 H : a)Abu al-Qasim Abd Rahman al-Suhaili (lmu mubhamatul qur’an). b)Ibn al-
Jauzi (Fununul Afnan fi ‘Ajaibi Ulumil Qur’an dan al-Mujtaba fi Ulumin Tata’allaqu bil
Qur’an)
Abad ke 7 H : a) Ibn Abd Salam yang dikenal dengan “al-Izz” mengarang kitab Majazul
Qur’an. b) Alamuddin al-Sakhawi menulis kitab Hidayatul Murtab fil Mutasyabihi, yang
dikenal dengan al-Sakhawiah. c) Abu Syamah Abd Rahman ibn Ismail al-Maqdisi menulis
kitab al-Mursyidul Wajiz fi ma Yata’allaqu bil Qur’anil Aziz.
Abad ke 8 H : a) Ibn Qayyim menulis tentang Aqsamul Qur’an. b) Najmuddin at-Tufi
menulis Hujajul Qur’an. c) Badruddin Zarkasyi menyusun kitab al- Burhan fi Ulumil
Qur’an.
Abad ke 10 H : Jalaluddin as-Suyuthi (911H) menulis kitab At-Tahbir fi Ulumit Tafsir ,Al-
Itqan fi Ululmil Qur’an, Lubabun nuqun fi asbabin nuzul, dll. Setelah lahirnya karya
monumental as-Suyuthi perkembangan ulumul qur’an mengalami kevacuman hingga
abad 13.
a. Menurut Subhi as-Salih, orang yang pertama kali menggunakan istilah ulumul qur’an
adalah Ibn al-Marzuban (3 H) dengan kitabnya Al-Hawi fi Ulumil Quran.
c. Jumhur Ulama, Istilah ulumul qur’an digunakan pertama kali pada abad ke-7 H oleh
Ibn al- jauzi (Fununul Afnan fi ‘Ajaibi Ulumil Qur’an dan al-Mujtaba fi Ulumin
Tata’allaqu bil Qur’an).
1. Pengertian
Nuzul Al-Qur’an adalah proses pemberitahuan dan pemberian pemahaman tentang Al-
Qur’an dari Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril.
2. Tahapan
Tahap Pertama Turun Di Lauh Mahfudz . Kedua, di Baitul Izzah. Ketiga, dari Baitul
Izzah di langit dunia langsung kepada nabi Muhammad.
a. Mengukuhkan dan meneguhkan hati Nabi SAW. Agar Al-Qur’an mudah dihafal dan
dipahami oleh kaum muslimin.
4. Pemeliharaan Al-Qur'an
Masa Nabi : upaya pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi Saw. mulai dilakukan, baik
secara hafalan seperti yang dilakukan oleh nabi sendiri dan diikuti juga para sahabatnya,
maupun secara penulisan yang dilakukan oleh para sahabat pilihan atas perintah Nabi
Muhammad SAW.
Masa Khulafaurrasyidin : Pemeliharaan Al- Qur'an pada masa ini terbagi menjadi dua
tahap , yaitu tahap pengumpulan pada periode Abu Bakar dan tahap modifikasi pada
masa Utsman bin Affan .
a. Memperindah Tulisan
Asbab al-nuzul `Am: Asbab al-nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
Nabi, yang ayat-ayat tersebut mengandung hukumnya atau maknanya dari peristiwa-
peristiwa tersebut
a. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat asbab an- nuzul
:
1) Sarih (jelas)
1) Berbentuk peristiwa
2) Berbentuk pertanyaan
Maksudnya ialah Terkadang, terdapat beberapa riwayat sebab turunnya suatu ayat,
padahal ayatnya cuma satu.
Maksudnya ialah Terkadang sebaliknya, terdapat beberapa ayat yang diturunkan untuk
satu sebab turunnya ayat.
4. Penjelasan العبرة بعموم اللفظ ال بخصوص السبب# العبرة بخصوص السبب ال بعموم اللفظ
Maksudnya ialah memahami ayat Al-Qur’an berdasarkan lafadznya yang umum, bukan
karena kekhususan sebab turunnya,dalam hal ini bermaksud juga membuat ayat Al-
Qur’an berlaku secara umum
Seorang tidak akan mengetahui tafsir (maksud) dari suatu ayat tanpa berpegang pada
peristiwa dan konteks turunnya ayat. (Jalalud Din as-Syuyuti, Lubâb an-Nuqûl fî Asbâbin
Nuzûl, Beirut: Darl al-Kutub al Ilmiah, 1971, hal. 3)
Asbab an-nuzul mempunyai arti penting dalan menafsirkan al-qur’an, karena Seseorang
tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami riwayat asbab an-nuzul
suatu ayat. Al-Wahidi (W.468H/1075M.)
a. Pengertian
Makiyyah adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah di Makkah
atau bagian Al-Qur’an yang diturunkan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah,
meskipun diturunkan diluar wilayah kota Makkah.
b. Dasar-dasar penetapan
Jika suatu surat itu mayoritas atau kebanyakan ayat-ayatnya Makiyyah, maka
disebut sebagai surat Makkiyah. Begitu juga sebaliknya dengan surat
Madaniyyah, jika ayat-ayatnya mayoritas Madaniyyah maka disebut sebagai surat
Madaniyyah.
permulaan suatu surat didahului dengan ayat yang turun di Makkah atau turun
sebelum Nabi hijrah maka surat tersebut berstatus sebagai surat Makkiyah. Begitu
juga sebaliknya jika suatu ayat turun di Madinah atau turun setelah Nabi hijrah
maka termasuk dalam surat Madaniyyah.
2. Tanda-tanda surat Makiyah dan Madaniyah
2) Surat-suratnya dimulai dari huruf at-tahajji kecuali surat Al-Baqarah dan Ali
Imran. Mengenai surat Ar-Ra’d ada dua pendapat, jika dilihat dari segi uslub
dan temanya maka dia lebih tepat dikatakan surat makkiyah dan sebaguian
ulama lain mengatakan madaniyyah.
4) Terdapat seruan dengan ُ َّيَآيُّ َهاالنdan tidak terdapat يَآايُّ َهاالَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوآ
اس
terkecuali surat Al-Hajj.
5) Mengandung kisah Nabi dan umat yang telah lalu, kecuali surat Al-Baqarah.
1) Ayat dan surat-suratnya pendek serta nada perkataannya keras dan agak
bersajak.
4) Didalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak untuk tidak berlebih-
lebihan dalam beragama, seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’,
Ali Imran, At-Taubah, dll.
1 Al-Fatihah 44 Al-Qalam
2 Al-An’am 45 Al-Haqah
3 Al-A’raf 46 Al-Ma’arij
4 Yunus 47 Nuh
5 Hud 48 Al-Jin
6 Yusuf 49 Al-Muzammil
No Nama Surat No Nama Surat
7 Ibrahim 50 Al-Muddatsir
8 Al-Hijr 51 Al-Qiyamah
9 An-Nahl 52 Al-Mursalat
10 Al-Isra’ 53 An-Naba’
11 Al-Kahfi 54 An-Nazi’at
12 Maryam 55 ‘Abasa
13 Thaha 56 At-Takwir
14 Al-Anbiya’ 57 Al-Infithar
15 Al-Mukminun 58 Al-Muthaffifin
16 Al-Furqan 59 Al-Insyiqaq
17 Asy-Syu’ara’ 60 Al-Buruj
18 An-Naml 61 Ath-Thariq
19 Al-Qashash 62 Al-‘Ala
20 Al-‘Ankabut 63 Al-Ghasyiyah
21 Ar-Rum 64 Al-Fajr
22 Luqman 65 Al-Balad
23 As-Sajdah 66 Asy-Syams
24 Saba’ 67 Al-Lail
25 Fathir 68 Adh-Dhuha
26 Yasin 69 Al-Insyirah
27 Ash-Shaffat 70 At-Tin
28 Shad 71 Al-‘Alaq
29 Az-Zumar 72 Al-Qadar
30 Al-Mukmin 73 Al-Adiyat
31 Fushilat 74 Al-Qari’ah
32 Asy-Syura 75 At-Takatsur
No Nama Surat No Nama Surat
33 Az-Zukhruf 76 Al-Ashr
34 Ad-Dukhan 77 Al-Humazah
35 Al-Jatsiyah 78 Al-Fil
36 Al-Ahqaf 79 Al-Quraisy
37 Qaf 80 Al-Ma’un
38 Adz-Dzariyat 81 Al-Kautsar
39 Ath-Thur 82 Al-Kafirun
40 An-Najm 83 Al-Lahab
41 Al-Qamar 84 Al-Ikhlas
42 Al-Waqi’ah 85 Al-Falaq
43 Al-Mulk 86 An-Nas
1 Al-Baqarah 15 Al-Hadid
3 An-Nisa’ 17 Al-Hasyr
4 Al-Ma’idah 18 Al-Mumtahanah
5 Al-Anfal 19 Ash-Shaf
6 At-Taubah 20 Al-Jum’ah
7 Ar-Ra’d 21 Al-Munafiqun
8 Al-Hajj 22 At-Taghabun
9 An-Nur 23 Ath-Thalaq
10 Al-Ahzab 24 At-Tahrim
No Nama Surat No Nama Surat
11 Muhammad 25 Al-Insan
12 Al-Fath 26 Al-Bayyinah
13 Al-Hujurat 27 Az-Zalzalah
14 Ar-Rahman 28 An-Nashr
a. Mengetahui surat mana yang diturunkan lebih dahulu dan mana yang kemudian.
b. Mengetahui nasikh (ayat yang menghapus) dan mansukh (ayat yang dihapus).
Khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan hukum nsuatu masalah, tetapi
ketetapan hukumnya bertentangan antar yang satu dengan yang lainnya. Dalam
hal itu harus dicari ayat mana yang turun terlebih dahulu, yaitu mana yang
Makkiyah sehingga mungkin ayat itulah yang telah dihapus dan diganti hukum
atau bacaannya olehayat yang turun kemudian atau Madaniyyah sebagai nasikh
atau penghapus/penggantinya.