Anda di halaman 1dari 7

PASAL KONTROVERSIAL RKUHP

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah :Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Bapak Syaiful Bakhri

Disusun Oleh :

Endah Amifqinnubala (1903016124)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2019
MASALAH PASAL-PASAL RKUHP

I. Latar BeLakang

Ada anggapan di masyarakat mengenai hukum yang tidak berpihak pada rakyat. Rakyat
mempunyai persepsi mengenai hukum di Indonesia yang cenderung berat sebelah.

Hukum di Indonesia ibarat sebilah pisau dengan satu sisi yang tajam, sedangkan sisi yang
lainnya tidaklah tajam. Hukum tersebut mempunyai makna tajam untuk menindas rakyat, tetapi
lembut kepada penguasa. Hukum di Indonesia berwajah seperti penjajah, dimana rakyat hanya
dianggap sebagai garapan ternak untuk diambil keuntungannya, sedangkan penguasa bertugas
sebagai penggembala yang mengambil keuntungan dan menikmatinya. Tidak heran hukum di
Indonesia berwajah penjajah, karena salah satu instrumen hukum yang dijadikan acuan
merupakan warisan kolonial Belanda. Sebut saja KUHP, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
KUHP merupakan sumber hukum pidana yang dipakai di Indonesia sebagai acuan atas dasar
hukum mengenai pemidanaan. KUHP yang dipakai saat ini merupakan warisan dari Wetboek
van Strafrecht yang disahkan pada tahun 1915 melalui staatsblad nomor 732, dan diterapkan
pada tahun 1918 hingga sekarang. Pasca kemerdekaan Indonesia, Wetboek van Strafrecht tetap
diberlakukan sebagai KUHP yang menjadi dasar dari hukum pidana di Indonesia, disertai dengan
beberapa penyelarasan berupa pencabutan pasal-pasal yang dinilai tidak relevan dengan kondisi
yang ada di lingkungan masyarakat Indonesia.san yang melekat pada hukum Indonesia yang
bersifat menjajah, mengilhami para wakil rakyat untuk mengganti KUHP yang notabene warisan
kolonial dengan hukum yang dianggap sebagai produk pribumi itu sendiri, sehingga lahirlah RUU
KUHP. Akan tetapi, nyatanya KUHP yang merupakan warisan kolonial Belanda lebih baik
daripada RUU KUHP hasil revisian para anak bangsa yang menamai dirinya wakil rakyat. Hal
tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya pasal karet yang terdapat di dalam RUU KUHP yang
diusulkan oleh DPR pada periode ini. Tidak ada yang mengetahui motif dikebutnya pengesahan
RUU KUHP di akhir periode jabatan mereka.

Hal yang pertama disoroti adalah mengenai asal legalitas yang terdapat di RUU KUHP. Asas
legalitas merupakan jaminan mengenai batas kegiatan yang boleh dilakukan, dan yang tidak
boleh dilakukan oleh masyarakat di dalam hukum.
II. Rumusan Masalah

1. apa saja RUU yang viral saat ini?


2. Bagaimana penjelasan bunyi pasal-pasal dalam RUU KUHP?
3. Bagaimana pendapat Pro dan Kontra tentang RUU KUHP ini?

III. Pembahasan

Pro and Kontra

A. Kontra dalam RKUHP

Tercatat ada 10 poin yang menuai kontroversi sehingga dikritisi habis-habisan di media sosial.

Selengkapnya, berikurt 10 poin RUU KUHP yang ramai dibicarakan.

1. Menurut Pasal 470 RUU KUHP, koban perkosaan yang sengaja menggugurkan kandungan bisa
dipidana penjara 4 tahun. Pasal ini dianggap meresahkan yakni mengenai pengguguran
kandungan (aborsi) yang dinilai sangat kontroversial. Pasal itu dinilai3

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Namun dalam ayat 2 pasal tersebut,
terdapat pengecualian untuk korban pemerkosaan dan ibu dalam keadaan gawat darurat.

Pada pasal 76, terdapat penjelasan bahwa praktik aborsi untuk korban pemerkosaan dapat
dilakukan saat usia kehamilan maksimal enam minggu.

2. Kemudian soal gelandangan dapat dikenai denda Rp 1 juta sesuai Pasal 431 RUU KUHP.

Pasal ini mengatur pemidanaan gelandangan. Oleh beberapa kalangan pasal ini dinilai sebagai
warisan kolonial yang dinilai bukan sebagai solusi sekaligus aneh karena gelandangan
diharuskan membayar denda. Termasuk apabila ada perempuan yang terlunta-lunta dan
dianggap gelandangan bisa berpotensi dikenai sanksi denda.

3. Kemudian Pasal 417 dan 419 mengatur pidana perzinaan dan kohabitasi (hidup bersama
sebagai suami-istri di luar ikatan perkawinan). Pasal 417 mengatur hukuman bagi mereka yang
berzina maksimal bui 1 tahun atau denda Rp 10 juta. Pidana ini diatur sebagai delik aduan dari
suami, istri, orang tua dan anak. Sementara pasal 419 mengancam pelaku kohabitasi dengan
penjara 6 bulan dan denda Rp 10 juta. Pidana ini delik aduan. Kepala desa termasuk yang bisa
mengadukan tindak kohabitasi ke polisi. Pasal ini oleh beberapa kalangan dinilai bisa menyasar
perempuan yang terpaksa menginap dengan lawan jenis, terancam dilaporkan ke kepala desa
dan dipenjara 6 bulan.

4. Sesuai Pasal 432 RUU KUHP, pengamen yang mengganggu ketertiban umum bisa dikenai
denda Rp 1 juta.

5. Oleh aktivis HAM, hukuman bisa saja mengancam dan untuk gelandangan, tukang parkir yang
dianggap gelandangan serta disabilitas mental yang terlantar dan disebut gelandangan sesuai
Pasal 431 RUU KUHP yang mengatur pemidanaan gelandangan.

6. Pasal kontroversial RUU KUHP yang lain terkait penghinaan terhadap presiden dan wakil
presiden. Pasal 218 mengancam pelaku dengan penjara maksimal 3,5 tahun. Di pasal 219,
pelaku penyiaran hinaan itu diancam 4,5 tahun bui. Di pasal 220 RUU KUHP, dijelaskan bahwa
perbuatan ini menjadi delik apabila diadukan oleh presiden atau wakil presiden. Pasal ini juga
menuai kritik karena berpotensi sebagai pasal karet. Sebagai contoh apabila ada jurnalis atau
warganet yang menyampaikan kritik kepada presiden atau wakil presiden bisa dituduh atau
dianggap menghina dan terancam hukuman pidana 3,5 tahun.

7. Pasal kontroversial lainnya di RUU KUHP ialah soal pemidanaan promosi kontrasepsi.

Pasal 414 mengatur: orang yang mempertunjukkan, menawarkan, menyiarkan


tulisan,menunjukkan untuk bisa memperoleh alat pencegah kehamilan [kontrasepsi] kepada
anak dipidana denda maksimal Rp 1 juta. Oleh sejumlah aktivis, pasal ini juga

dinilai kontroversi,karena bisa jadi apabila ada orangtua yang bukan petugas berwenang dengan
sengaja menunjukkan alat kontrasepsi di hadapan anak berpotensi dikenai denda Rp 1 juta
merujuk pada Pasal 414 tersebut.

8. Pasal 417 RUU KUHP yang mengatus soal perzinahan. Di mana pelakunya bisa dipenjara 1
tahun dan denda Rp 10 juta. Pasal ini juga dinilai kontroversi karena apabila ada seseorang
dituding berzina, bahkan seorang anak sekalipun bisa terancam dipenjara.
9. Sesuai Pasal 2 jo Pasal RUU KUHP, bagi orang yang melanggar hukum "kewajiban adat" di
masyarakat bisa dipidana.

10. Paling disayangkan, berdasarkan Pasal 604 RUU KUHP, koruptor terancam pidana 2 tahun
dan denda paling banyak kategori 4. Pasal ini menuai banyak kritikan karena dianggap ancaman
hukumannya lebih rendah dari UU Tipikor.5

B.Pro dalam menyikapi RKUHP

Kritikan beberapa pasal RUU KUHP:

1. Ayam Peliharaan masuk dan makan di pekarangan orang denda R 10 Jt.

Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi. Lalu dengan semena-mena membuat video dengan
memancing ayam tetangga agar masuk ke pekarangan rumah,otomatis jadi orang kaya. What
the stupid you are?. Denda dalam pidana diutus oleh kejaksaan bukan untuk pelapor. Berbeda
dengan hukum perdata yang tuntutan kerugiannya ditentukan oleh penggugat dan
diperuntukan untuk mengganti kerugian tersebut. Pasal ini sebenarnya diperuntukan untuk para
petani. Kalian pernah melihat plastik-plastik yang digantung di atas tanaman padi? atau bunyi-
bunyian lonceng disekitar sawah? itu bertujuan untuk mengusir burung liar yang hinggap agar
tanaman mereka tumbuh lebat.

Sosok petani yang telah mengeluarkan tenaga dan materi untuk bercocok tanam, lalu melihat
tanamannya dirusak,benihnya dimakan oleh unggas yang sengaja dilepaskan pemiliknya ke
ladang tersebut untuk mencari makan. Rugikan? Boro-boro begitu,ayam tetangga yang berak
sembarangan setiap hari di teras saja sudah bikin naik pitamkan?lalu apakah kalian akan lapor
polisi? tentu tidak pasti.

2. Tambahan Pasal Perzinahan.

Pembahasan pembaruan KUHP sering sekali ditekankan mengenai pasal perzinahan.


Dalam KUHP sekarang,yang dimaksud perzinahan adalah hubungan badan yang dilakukan oleh
seseorang yang salah satunya sudah terikat perkawinan saja. Jadi,apabila keduanya sama-sama
belum menikah,maka bukan termasuk zina. Tentunya ini tidak sesuai dengan ajaran agama,
Khususnya Islam. Pasal 417"Setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan orang yang
bukan suami atau isterinya di pidana karena perzinahan dengan pidana penjara paling lama 1
tahun atau denda kategori II". Nah, dengan ini tentunya pasangan yang mesum di hotel-hotel
juga bisa terciduk,meskipun dilakukannya suka-sama-suka. Latar belakang apa yang melandasi
hal ini? Tentunya norma agama. Hal lainnya juga kerap meresahkan warga karena dapat
mencoreng nama baik keluarga bahkan memengaruhi.

III. Kesimpulan

Selama lebih dari setengah abad hingga 3 generasi guru besar berjuang dengan segala
tenaga,pemikiran,melakukan kajian perbandingan dengan hukum adat,agama,Internasional
yang mendalam agar bagaimana Indonesia bisa mempunyai KUHP sendiri yang sesuai dengan
pribadi batin masyarakat Indonesia,namun hanya dibalas oleh anak muda yang tidak membaca
secara utuh kemudian menyuarakan rumusan pasal kepada masyarakat dengan Interpretasi
yang tidak sesuai dengan tujuan RKUHP tersebut.

IV. Saran

Lebih bijak lah dalam menyikapi suatu persoalan. Jangan mudah terpengaruh orang lain,ikut
sana ikut sini. Lebih berfikir kritis dalam menyikapi hal tersebut.

Daftar Pustaka

http://tirto.id.com diakses pada tanggal 1 Oktober 2019

http:www.wordpress.com diakses pada tanggal 1 Oktober 2019

http://www.kompasiana.com diakses pada tanggal 1 Oktober 2019

http://m.wataekonomi.co.id diakses pada tanggal 1 Oktober 2019

endangnurulfah@ig.com diakses pada tanggal 27 September 2019

Anda mungkin juga menyukai