Anda di halaman 1dari 36

Anatomi Hidung dan Sinus Paranasal

Presentan :
• Billyo Karim 2110070200137
• Abiyyi Bayu Rokan 2110070200149
• Rahma Dewi Putri 2210070200018
• Zhikra Putri nelson 2210070200019

Preseptor :
dr. Elfahmi, Sp.THT-KL
dr. Jenny Tri Yuspita Sari, Sp. THT-KL
dr. Nadya Dwi Karsa, Sp. THT-KL
HIDUNG LUAR

• Berbentuk piramid
• Bagian-bagiannya :
- Pangkal hidung
(bridge)
- Dorsum nasi
- Puncak hidung (Tip)
- Ala nasi
- Kolumela
- Lubang hidung

• kerangka tulang & tulang rawan  dilapisi kulit


• Jaringan ikat
• Otot - otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan/
menyempitkan (lubang hidung)
HIDUNG LUAR

 Kerangka tulang terdiri dari :


 Os. Nasalis
 Prosesus frontalis os maksila
 Prosesus nasalis os frontal
TULANG LUAR
Kerangka tulang rawan :
• 1 pasang cart. nasalis lateralis
superior
• 1 pasang cart. nasalis lateralis
inferior (ala mayor)
• Tepi anterior cart. septum
HIDUNG DALAM
 Berbentuk terowongan
 Pada bagian tengah dipisahkan oleh septum nasi
- Cavum nasi kanan dan kiri
 Pintu masuk bagian depan  Nares anterior
 Lubang cavum belakang  Nares posterior (koana)
 yang menghubungkan cavum nasi dengan nasofaring
• S
Medial

si
a
N

m
u
t
p
e

• K
Lateral
Rongga Hidung (Cavum Nasi)
s
u
t
a
e
m
n
a
d
s
li
a
s
a
n
a
k
n
o
• L

• P
Inferior
o
s
li
a
t
n
o
z
ri
o
h
a
n
i
m
a

e
a
ll
xi
a
m
s
u
n
ti
a
l
a
p
s
u
s
s
e
c
o
r
 Tepat bagian belakang nares anterior  Vestibulum

• L
Superior is
m
r
o
f
ri
b
ri
K
a
n
i
m
a
 Dinding Cavum Nasi :
Dinding Medial (Septum Nasi)

Dibentuk oleh tulang dan tulang rawan

 Bagian tulang (dilapisi periostium),


terdiri dari:
 Lamina perpendikularis os.etmoid
 os.vomer
 cartilago septum nasi
 krista nasalis os.maksila
 krista nasalis os palatina
Septum Nasi

 Bagian tulang rawan (dilapisi


oleh perikondrium) terdiri dari:
 kartilago septum (lamina
quadrangularis)
 kolumela
dinding lateral (konka dan meatus )

concha nasalis
• Tonjolan tulang yang terdiri dari
tlg rawan yang terpisah dengan
tulang sekitarnya
• Ditutup oleh selaput tebal yang
kaya p.darah
• Terdapat Konka Nasalis :
Inferior
Media
Superior
• fungsi: mengatur turbulensi
udara
Meatus
RONGGA SEMPIT DIANTARA KONKA DAN DIND
LATERAL HIDUNG
• MEATUS NASI SUPERIOR
-letak : diantara konka superior dan konka media
- muara sinus ethmoidalis posterior
•MEATUS NASI MEDIUS
- letak : diantara konka media dengan dinding lateral
rongga hidung
- muara sinus frontalis, ethmoidalis anterior,
maxillaris
• MEATUS NASI INFERIOR
- terbesar diantara di meatus
- muara (ostium) ductus nasolacrimalis
Dinding Inferior
 merupakan dasar rongga hidung
 dibentuk oleh :
 -os maxila : proc palatinus maxi
 -os palatum : lamina horizontalis os
palatina
Dinding Superior

 merupakan atap hidung


 sangat sempit
 dibentuk oleh :lamina kribriformis(yang
memisahkan rongga tengkorak &rongga
hidung)
Kompleks Osteomeatal (KOM)

• celah pada dinding lateral hidung yg dibatasi


oleh konka media dan lam. papirasea
• terdiri dari : konka media, prosesus
unsinatus,bulla ethmoid,infundibulum ethmoid,
hiatus semilunaris, ostium sinus maksilaris,
resesus frontal dan agger nasi
• fs : tempat ventilasi &drainase dari sinus yang
letaknya di anterior (sin.maxilla&ethmoid ant)
vaskularisasi Hidung
bagian atas rongga hding cabang dari A. carotis interna
A. oftalmika

Bagian depan rongga hidung


Bagian medial rongga
hidung mendapat darah dari
terdapat pleksus cabang A. facialis
woodruff, Bagian Depan septum 
anastomose dari : Pleksus
A. ethmoidalis Kiesselbach, anastomosis dari
posterior dan :
A. Sphenopalatina a. sfenopalatina
a. etmoid anterior
a labialis superior
a.palatina mayor

dibagian bawah rongga hidung A. Maxilaris interna


inervasi dinding lateral
N. OLFACTORIUS
• N. OPHTHALMICUS (N. V1)/
R. ETHMOIDALIS ANTERIOR
• N. MAXILLARIS (N. V2)→GGL
PTERYGOPALATINA
– Rr. Nasales post, sup, lat
– N. INFRAORBITALIS
– N. PALATINUS MAJOR
inervasi septum nasi
N. OLFACTORIUS
• R. SEPTALIS N. ETHMOIDALIS
ANTERIOR
• N. NASOPALATINUS
Ganglion Sfenopalatina

 Persarafan Sensoris dan


otonom untuk mukosa
 Menerima:
• serabut sensoris n.maksila
• serabut parasimpatis
n.petrosus superfisiali
• serabut simpatis 
n.petrosus profundus
 Lokasi  ujung posterior
konka media
N. Olfaktorius

• Syaraf ini turun melalui lamina kribrosa

• Berakhir pada sel reseptor penghidu pada


mukosa olfaktorius di sepertiga atas hidung
Mukosa Hidung

Mukosa Pernapasan
Mukosa Penghidu (Olfaktori)
(Respiratori)
• terletak Di atap rongga
hidung, dilapisi Epitel torak
• Terdapat pada sbgn besar berlapis semu tak bersilia
rongga hidung • Epitel tdd 3 macam sel
- sel penunjang
• Permukaan epitel epitel
- sel basal
torak berlapis semu - sel reseptor
bersilia • warna : coklat kekuningan
Fisiologi Hidung
a. Fungsi respirasi
mengatur kondisi udara, penyaring udara, humidifikasi,
penyeimbang
dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal
b. Fungsi penghidu
karena adanya mukosa olfaktorius dan reservoir untuk
menampung stimulus penghidu
c. Fungsi fanetik
- untuk resonansi suara&membantu proses bicara
- untuk mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang
d. Fungsi statik dan mekanik
untuk meringankan kepala, proteksi terhadap trauma dan
pelindung
e. Reflex nasal
mukosa nasal --> reseptor yang berhubungan dengan saluran
cerna, kardiovaskular dan pernafasan
Kelainan pada Hidung

1. Hidung Luar
2. Sumbatan hidung
3. Infeksi hidung dan sinus
4. Epitaksis
Sinus Paranasal

Berkembang
usia 8th-10th

SEJAK LAHIR
Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi (perkembangan dan pembentukan
rongga rongga udara di tulang) sehingga terbentuk rongga di dalam hidung  Semua
sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung  secara embriologi
(berasal dari invaginasi mukosa hidung.
Sinus Maxilla
(Antrum Highmore)
• sinus paranasal yang
terbesar.
• Sudah terbentuk saat lahir
sinus maksila bervolume 6-
8 ml. Berkembang dengan
cepat menjadi 15 ml saat
dewasa.
• berbentuk piramid.
Sinus Maxilla
(Antrum Highmore)
Dinding sinus
• Anterior : Permukaan fasial
os maksila (fossa canina)
• Posterior : Permukaan
infratemporal maksila
• Medial : Dinding lateral
rongga hidung
• superior : Dasar orbita
• Inferior : Prosesus
alveolaris dan palatum.
Sinus Frontalis

• Lokasi : os frontalis
• Mulai terbentuk sejak bulan ke-
empat fetus, berasal dari sel-sel
resesus frontal atau dari sel-sel
infundibulum etmoid.
• Berkembang pada usia 8-10 tahun
dan ukuran maksimal sebelum usia
20 tahun.
Sinus Frontalis
• Kanan dan kiri biasanya tidak
simetris, satu lebih besar dari pada
lainya dan dipisahkan oleh sekat
yang terletak di garis tengah.
• ±15% dewasa : 1 sinus frontal
• ±5% dewasa : tidak berkembang.
• Sinus frontal berdrainase melalui
ostiumnya yang terletak di resesus
frontal, yang berhubungan dengan
infundibulum etmoid  hiatus
semilunar.
Sinus Ethmoid
• Paling penting karena dapat
merupakan fokus infeksi bagi
sinus-sinus lainnya.
• Pada orang dewasa bentuk
sinus etmoid seperti piramid
dengan dasarnya di bagian
posterior.
• Ukurannya dari anterior ke
posterior 4-5 cm, tinggi 2.4 cm
dan lebarnya 0.5 cm di bagian
anterior dan 1.5 cm di bagian
posterior.
Sinus Ethmoid
• Sinus etmoid berongga-
rongga, terdiri dari sel-sel
yang menyerupai sarang
tawon, yang terdapat di
dalam massa bagian
lateral os etmoid, yang
terletak di antara konka
media dan dinding medial
orbita.
• Sel-sel ini jumlahnya
bervariasi
Sinus Ethmoid
• Sel etmoid yang terbesar  bula
etmoid.
• Anterior infundibulum
(bermuaranya ostium sinus
maksila.)
• Posterior sinus sfenoid.
• Atap  fovea ethmoidalis
(berbatas dngn lamina kribosa)
• Lateral  lamina papirasea
(sangat tipis dan membatasi
sinus etmoid dngn rongga orbital)
Sinus Ethmoid
Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi:

Anterior Posterior

• bermuara ke meatus
media • bermuara ke di meatus superior.
• Sel-sel : ukuran kecil & • Sel-sel : ukuran besar & jumlah
jumlah banyak sedikit
• Letak : lamina basalis • Letak : posterior lamina basalis
Fisiologi Sinus
Dipengaruhi oleh 3 faktor:

1. Transpor mukosiliarnya normal (sel goblet bagus, sekret normal,

silia bergerak normal)

2. Ostium dalam keadaan terbuka

3. Kualitas dan kuantitas sekret normal


Kelainan pada Sinus Paranasal

• SINUSITIS DENTOGEN
• SINUSITIS JAMUR
• KISTA SINUS
• TUMOR SINUS
• SINUSITIS BAKTERI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai