Pembimbing 1 : dr. Bilzardy Ferry Zulkifli, SpBS., M.Kes Pembimbing 2 : dr. Farid Yudhoyono, SpBS., M.Epid Pembimbing 3 : dr. Selfy Oswari, SpBS., S.Si Referensi Utama : Neurotrauma and Critical Care of The Brain PENDAHULUAN Tatalaksana ATLS: • ABCD • Resusitasi cairan dilakukan pada pasien dengan sirkulasi yang terganggu untuk mempertahankan perfusi ke jaringan Fokus Resusitasi Cairan pada Cedera Otak Traumatika: Mengoptimalkan perfusi otak dengan meningkatkan tekanan arteri dan menurunkan TIK oksigenasi bagi otak cukup RESUSITASI CAIRAN PADA COT
Mempertahankan Menurunkan Tekanan
Tekanan Arterial Intrakranial MAP TIK
• Arterial Catheter Mempertahankan CPP
ICP Monitoring • CVC Oksigenasi otak cukup
Brain Oxymetri CEREBRAL PERFUSION PRESSURE (CPP)
CEREBRAL PERFUSION PRESSURE
“Perbedaan tekanan yang diperlukan agar terjadi aliran darah ke jaringan serebral”
• CBF = 55 to 60 ml/100 g brain tissue/min • CBF (gray matter) = 75 ml/100 g brain tissue/min • CBF (white matter) = 45 ml/100 g brain tissue/min PEMANTAUAN CPP PADA COT
CPP dapat diukur melalui PERHITUNGAN MAP dan PEMANTAUAN ICP
Rekomendasi CPP target: 1. Mempertahankan CPP antara 50 – 70 mmHg (mencegah iskemia dan ↑ ICP) 2. Mencegah peningkatan CPP di atas 70 mmHg dengan terapi cairan dan vasopressor 3. CPP target hendaknya disesuaikan dengan kondisi pasien yang ditangani CAIRAN YANG DIGUNAKAN PADA COT 1. Hyertonic Saline 2. Mannitol 3. Colloid 4. Produk Darah HYPERTONIC SALINE Larutan kristaloid Ekspansi volume intravaskular lebih baik dibandingkan saline isotonik HTS meningkatkan osmolaritas plasma dan meningkatkan tekanan gradien antara otak dan darah menarik cairan dari otak dengan difusi pasif Digunakan pada kondisi 3H: arterial hypotension, hypovolemia, hyponatremia Monitoring osmolaritas plasma dan kadar Na serum tiap 6-24 jam osmolaritas serum maksimal 320 mOsm/L Pemberian (Greenberg): IV perifer kontinyu NaCl 3% 25-50 cc/jam IV central bolus NaCl 7,5-23,4% 10-20 cc Pemberian harus dihentikan setelah 72 jam untuk menghindari rebound edema HYPERTONIC SALINE Studi HTS pada COT Studi Komparatif HTS pada COT MANNITOL Osmotik diuretik Meningkatkan osmolaritas serum dan menyebabkan dehidrasi seluler Menyebabkan penurunan volume intravaskular, sehingga tidak disarankan pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil Dosis mannitol: loading 0,25 – 1 gram/kgBB IV bolus < 20 menit, maintenance 0,25 gram/kgBB IV > 20 menit setiap 6 jam. Ketika penurunan segera dari TIK dibutuhkan, mannitol dapat diberikan dengan dosis 1 gr/kgBB selama lebih dari 30 menit. LARUTAN KOLOID Koloid mengandung molekul terlarut berukuran besar Mampu mempertahankan gradien osmotik 70% volume bertahan di rongga intravaskular Studi SAFE pada COT pemberian dengan albumin meningkatkan mortalitas yang signifikan dibandingkan saline Contoh: albumin dan HES (sintetik) PRODUK DARAH Produk darah: Whole blood, PRC, FFP, rtc Peningkatan hematokrit setelah transfusi: (+) Meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen darah (-) Meningkatkan viskosits darah sehingga menurunkan CBF iskemia Hematokrit optimal pada COT: 30-35% KESIMPULAN Penderita COT membutuhkan penggunaan alat pemantauan hemodinamik invasif Alat monitoring TIK dapat digunakan untuk mengidentifikasi hipertensi intrakranial dan mengukur CPP. CPP yang direkomendasikan pada pasien dengan cedera otak traumatika adalah 60-70 mmHg. HTS dan Mannitol mampu menurunkan volume cairan otak sehingga menurunkan TIK melalui difusi pasif dari air yang keluar dari parenkim otak. Mannitol menyebabkan diuresis osmotik, sedangkan HTS menyebabkan ekspansi dari volume intravaskular. HTS direkomendasikan pada pasien COT dengan hemodinamik tidak stabil. Administrasi albumin berhubungan dengan meningkatnya mortalitas pada pasien cedera kepala. Pemberian produk darah pada penderita COT: kisaran hematokrit optimal yang direkomendasikan 30%. Angka ini merepresentasikan keseimbangan antara kapasitas pengangkutan oksigen dan pengiriman oksigen ke jaringan otak. TERIMA KASIH