Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester pada mata kuliah:
Manajemen Pemasaran
Pembimbing :
Dr. A. Rohendi, MM, MH
Oleh:
Muhammad Azhary Lazuardy
71221006
Judul……………………………………………………………………………………………….1
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………...2
1. Ringkasan Eksekutif……………..
……………………………………………………………...3
2. Situasi Pemasaran Saat Ini……………..………………………………….
…………………….3
3. Analisis Isu dan
Peluang………………………………………………………………………...4
4. Tujuan…………………………………………………………………………………………..5
5. Strategi Pemasaran……………………………………………………………………………...6
6. Program Kerja…………………………………………………………………………………..7
7. Proyeksi Laba Rugi……………………………………………………………………………..8
8. Pengawasan…………………………………………………………………………………......8
2
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Pelayanan Bedah Saraf di Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun,
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah baru berjalan sekitar 3 bulan dan menjadi
yang pertama di kabupaten tersebut sejak didirikan. Dokter spesialis Bedah Saraf di RSSI
menjadi dokter spesialis Bedah Saraf ketiga di Kalimantan Tengah, selain 2 orang yang berada di
Palangkaraya. Tentunya hal tersebut menjadi tantangan bagi dokter Spesialis Bedah Saraf dan
manajemen di RSSI untuk memajukan pelayanan Bedah Saraf. Meskipun RSSI merupakan
rumah sakit milik pemerintah, perlu dilakukan manajemen pemasaran yang baik agar pasien
bedah saraf dapat dating berobat ke RSSI.
3
Bedah Saraf bekerja di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 281 orang (66,5%). (IDI 2022) Tentunya hal
ini semakin mempersulit akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Bedah Saraf. Padahal,
beberapa penyakit yang dapat ditangani oleh dokter spesialis Bedah Saraf banyak ditemukan di
masyarakat, seperti hidrosefalus, cedera kepala, stroke, tumor otak, dll. Bahkan di Indonesia,
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga terbanyak setelah penyakit jantung dan kanker.
Setiap 8 dari 1000 orang menderita stroke di Indonesia, dan dari 7 orang yang meninggal, 1
diantaranya diakibatkan oleh stroke.
Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun merupakan rumah sakit daerah
yang terletak di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Rumah
sakit ini merupakan salah satu rumah sakit besar yang menjadi rumah sakit rujukan regional di
wilayah Kalimantan Tengah bagian barat, yang melayani beberapa kabupaten di sekitar
Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sejak 3 bulan berjalannya pelayanan Bedah Saraf di RS Sultan Imanuddin, berbagai cara
telah dilakukan dalam mengenalkan dan memasarkan pelayanan Bedah Saraf. Beberapa di
antaranya adalah:
1. Sosialisasi secara door to door kepada faskes perujuk maupun kepada masyarakat
melalui media cetak dan media sosial, baik lokal maupun regional, mengenai telah
dibukanya pelayanan Bedah Saraf di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
2. Edukasi kepada masyarakat tentang pelayanan Bedah Saraf dan kelainan yang dapat
ditangani dalam bentuk video yang diposting di media sosial rumah sakit (promosi
kesehatan).
Internal: Eskternal:
1. Visi dan misi rumah sakit 1. Lokasi geografis
2. Rencana strategis rumah sakit 2. Sosial, Budaya dan Politik
3. Kunjungan pasien 3. Tren Penyakit
4. Sumber daya manusia 4. Rumah sakit perujuk
4 5. Sarana prasarana 5. Masyarakat
6. Kekuatan finansial 6. Jaringan
7. Kerjasama lintas spesialisasi 7. Program nasional di bidang
kesehatan
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat ditentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (SWOT) pelayanan Bedah Saraf di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Kondisi Internal
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
Memiliki visi dan misi rumah Sumber daya manusia yang
sakit untuk memberikan belum memiliki kompetensi dan
pelayanan paripurna terhadap pengalaman di bidang Bedah
masyarakat Kotawaringin Saraf
Barat
Sarana dan prasarana yang
Memiliki kunjungan pasien masih terbatas untuk menunjang
yang cukup banyak, rujukan pelayanan Bedah Saraf
dari daerah lain
Kekuatan finansial RSSI yang
Hubungan yang baik antara terbatas bergantung pada
sectoral (manajemen, klinis, anggaran dari pemerintah
dan penunjang)
5
4. TUJUAN
Tujuan dari marketing plan ini adalah:
1. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien Bedah Saraf di RS Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun
2. Tercapainya kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Bedah Saraf di
RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
3. Meningkatnya pendapatan RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dengan dibukanya
pelayanan Bedah Saraf
5. STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuan di atas adalah
dengan menggunakan model STP (segmentasi, targeting, dan positioning).
a. Segmentasi
Pasien Bedah Saraf di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun terdiri dari
1. Penduduk lokal Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Seruyan, dan
Manis Mata (Kalimantan Barat). Segmen ini merupakan kelompok yang hampir tidak
memiliki pilihan untuk berobat selain ke RSSI bila memiliki kelainan Bedah Saraf.
Pilihan lain untuk berobat Bedah Saraf sangat menguras waktu dan finansial, karena
harus ke Palangkaraya, Banjarmasin, atau Jawa.
2. Pegawai perusahaan dan pekerja dari luar wilayah. Segmentasi ini merupakan kelompok
yang memiliki jaminan pembiayaan kesehatan dari perusahaan sehingga dapat menjadi
sumber pendapatan rumah sakit dari kelompok non BPJS. Sama halnya dengan penduduk
lokal, kelompok ini tidak memiliki pilihan lain untuk berobat Bedah Saraf selain ke RSSI,
dikarenakan pilihan rumah sakit rujukan lain yang menguras waktu dan finansial, yaitu
Palangkaraya, Banjarmasin, dan Jawa.
b. Targeting
Berdasarkan segmentasi di atas dan kondisi lokasi geografis yang membuat RSSI sebagai
satu-satunya rumah sakit yang memberikan pelayanan Bedah Saraf di Kalimantan Tengah bagian
6
Barat, seluruh segmentasi di atas akan dijadikan targeting dari pelayanan Bedah Saraf tanpa
membedakan segmen pasar (undifferentiated marketing).
c. Positioning
Berdasarkan segmentasi dan targeting di atas, maka positioning yang akan dilakukan
RSSI dalam pelayanan Bedah Saraf antara lain adalah:
1. Melayani seluruh pasien Bedah Saraf di Kalimantan Tengah bagian Barat tanpa
membedakan segmentasi
2. Menjadikan RSSI sebagai sentra pelayanan Bedah Saraf terpadu di Kalimantan Tengah
bagian Barat dengan jenis pelayanan dan sarana prasarana yang lengkap
3. Menciptakan branding bahwa RSSI merupakan satu-satunya rujukan bagi penanganan
kelainan Bedah Saraf di Kalimantan Tegah bagian Barat
6. PROGRAM KERJA
Program kerja yang akan dilakukan dalam pemasaran pelayanan Bedah Saraf di RS
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah sebagai berikut:
1. Melanjutkan promosi kesehatan dengan konten berupa edukasi pelayanan Bedah Saraf di
media cetak, media sosial, radio, televisi, dan media elektronik lain di wilayah
Kotawaringin Barat, Sukamara, Lamandau, Seruyan, dan bahkan sebagian Kalimantan
Barat. Promosi kesehatan akan dilakukan secara gencar pada 1 tahun pertama pelayanan
(sampai April 2023).
2. Menjalin kerjasama rujukan pasien Bedah Saraf dengan fasilitas kesehatan primer, baik
milik pemerintah maupun swasta dan rumah sakit lain di wilayah Kalimantan Tengah
bagian barat.
3. Menjalin kerjasama rujukan pasien Bedah Saraf dengan perusahaan di wilayah
Kotawaringin Barat dan sekitarnya
4. Merealisasikan pembangunan Stroke Center sebagai layanan unggulan Bedah Saraf di RS
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun pada tahun 2023, sejalan dengan program kesehatan
unggulan pemerintah pusat.
7
5. Mengadakan seminar atau webinar tingkat regional dengan tema Bedah Saraf. Kegiatan
dilakukan 2 kali setahun dengan target masyarakat dan tenaga kesehatan di wilayah
Kotawaringin Barat dan sekitarnya.
6. Mengirim sumber daya manusia dari RSSI dalam pelatihan di bidang Bedah Saraf
7. Pengadaan sarana prasarana penunjang Bedah Saraf pada 1 tahun pertama pelayanan,
baik melalaui anggaran rumah sakit, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat.
8. PENGAWASAN
Pengawasan akan dilakukan oleh bagian Pelayanan Medis RS Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun bekerjasama dengan Komite Medik dan dokter spesialis Bedah Saraf.
Pengawasan tersebut meliputi:
- Jumlah kunjungan pasien ke poliklinik tiap bulan
- Jumlah kunjungan pasien ke Unit Gawat Darurat tiap bulan
- Jumlah operasi Bedah Saraf yang dilakukan tiap bulan
- Keuntungan/ kerugian yang diperoleh rumah sakit dari pelayanan Bedah Saraf yang
dilakukan (evaluas per bulan dan 3 bulan sekali)
Berkaitan dengan pelayanan Bedah Saraf yang menggunakan BPJS keluarga, dilakukan
evaluasi setiap 1 tahun untuk melihat kondisi real cost dan plafon yang diperoleh (untung atau
rugi).
8
9