A. NEURON
Struktur Neuron
Neuron merupakan sebutan untuk sel saraf beserta prosesusnya. Ada
sekitar 1011 neuron di otak secara keseluruhan dan 10 10 nya terletak di
neocortex. Bentuk dan ukuran neuron bervariasi, tetapi masing-masing memiliki
sebuah badan sel (soma atau perikaryon) yang memiliki nukleus dan beberapa
organel selular. Dari permukaan badan sel menonjol satu atau lebih prosesus
yang disebut neurit. Neurit yang berfungsi untuk menerima informasi dan
menghantarkannya ke arah badan sel disebut dendrit. Sebuah neurit tubular
panjang yang menghantarkan impuls keluar dari badan sel disebut akson.
Dendrit dan akson sering disebut sebagai serabut-serabut saraf.
disebut
axolemma.
Di
sepanjang
akson
terdapat
sitoskeleteon
yang
yang
baru
tersintesis
(vesikel)
dan
prekursor
dari
recycling
dengan
kecepatan
100-200
mm/hari.
Tipe
ini
melalui
neurotransmiter.
Terminal
akson
menjadi
bagian
presinaptik dan membran sel yang menerima sinyal menjadi bagian post
sinaptik. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh synaptic cleft. Terminal akson
mengandung vesikel yang berisi neurotransmiter.
Terdapat dua jenis sinaps:
dopamin,
neuropeptide.
B. NEUROGLIA
Sel neuron susunan saraf pusat disokong oleh beberapa jenis sel yang
disebut neuroglia. Sel-sel neuroglia tidak berpartisipasi secara langsung dalam
pemrosesan dan transmisi impuls saraf. Ukuran neuroglia umumnya lebih kecil
daripada neuron dan berjumlah 5-10 x lebih banyak. Sel-sel ini membentuk lebih
dari separuh volume otak dan medula spinalis.
Sel neuroglia secara umum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu makroglia dan
mikroglia. Makroglia terdiri dari astrosit dan oligodendrosit. Kedua sel tersebut
memiliki
kemampuan
untuk
regenerasi.
Oligodendrosit
berfungsi
dalam
2. Astrosit protoplasmik. Badan sel kecil, prosesus kecil dan tebal, banyak
cabang dan sedikit filamen sitoplasmik. Lokasi terbanyak di substansia
grisea.
Gambar
7.
Fotomikrograf
Fibrosa
Astrosit
Gambar
8.
merusak pertautan yang rapat dari sel endotel dan mengakibatkan edema
vasogenik, dimana terjadi infiltrasi plasma ke dalam ruang eksraseluler.
Sawar Darah-LCS
Terdiri atas pertautan yang rapat antara sel epitel kuboid dari pleksus
koroid. Sawar ini permeabel terhadap beberapa peptida (misalnya insulin) dan
protein plasma (misalnya prealbumin)
C. STEM CELL PADA SISTEM SARAF
Beberapa dekade lalu para ahli menyimpulkan bahwa sel neuron yang
terdapat pada otak dan medula spinalis tidak bisa melakukan regenerasi. Dogma
tersebur berakhir di pertengahan tahun 1990-an, ketika para ahli menemukan
bahwa beberapa bagian sel di otak dapat beregenerasi menjadi sel baru. Para
ahli menyimpulkan bahwa sel neuron baru dapat muncul dari neural stem cell
pada otak fetus maupun dewasa.
Stem cell
dapat melakukan
dua
hal,
yaitu
replikasi
sendiri
atau
neuron pada otak tikus dewasa berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi neuron
9
menghasilkan
astrosit,
sel
prekursor
oligodendrosit
(OPCs),
dan
GFAP
maupun
PSA-NCAM.
Setelah
periode
singkat
10
11
permukaan
tersebut
di
antaranya
adalah
chondroitin
sulfate
yang
termyelinisasi
kapanpun
ketika
demyelinasi
ataupun
inflamasi terjadi.
PDGFR- sering digunakan untuk mengidentifikasi sel dengan karakteristik
OPCs. Deplesi sel tersebut menghasilkan hipomyelinasi berat dan fenotip tremor.
Sebaliknya, ekspresi berlebih PDGF berakibat pada produksi oligodendrosit yang
berlebih dan ektopik, meskipun pada akhirnya dieliminasi melalui apoptosis.
A2B5 merupakan ganglioside permukaan sel yang kadang digunakan
untuk mengidentifikasi progenitor glial. A2B5 diekspresikan oleh oligodendrosit
pada awal diferensiasi dan semakin lama berkurang seiring sel bertambah matur.
12
Astrocyte precursor cells (APCs), merupakan tipe sel yang kurang memiliki
karakteristik dibandingkan OPCs.
dikatakan para ahli merupakan proses yang seragam dan default. Pembentukan
astrosit akan meningkat seiring adanya inhibisi neurogenesis.
RESPON STEM CELL DAN SEL PROGENITOR TERHADAP CEDERA
Pada cedera otak (traumatik, iskemik, atau kimiawi), perbaikan endogen
terjadi. Area neurogenik di otak (SVZ dan hipokampus) berespon terhadap
iskemik dengan meningkatkan proliferasi dan jumlah sel neuron baru yang dapat
bertahan dan berintegrasi. Namun, respon proliferatif terjadi sebagian besar di
prekursor glial di parenkim. OPCs berproliferasi, lalu bermigrasi ke lokasi lesi dan
melakukan proses myelinasi sebagai respon terhadap keadaan patologis,
termasuk trauma, iskemia, dan demyelinasi. Beberapa growth factors banyak
dihasilkan pada saat cedera terjadi, dan beberapa di antaranya bersifat
mitogenik terhadap OPCs. Diferensiasi neuronal pada area lain selain SVZ dan
SGZ jarang terjadi. Sekalipun terjadi, akan terjadi proses abortif.
13