Anda di halaman 1dari 25

AUTOREGULASI

OTAK
Disusun Oleh:
Teresa Nadia Marpaung (07120110050)
Pembimbing:
dr. Tjangeta Liempy .S, SpAn

METABOLISME CEREBRAL

Secara normal, otak bertanggung jawab terhadap

20% dari total kebutuhan oksigen tubuh.

METABOLISME CEREBRAL

Karena kebutuhan oksigen yang cenderung tinggi

Aliran
Aliran darah
darah
tidak
tidak
kembali
kembali
dalam
dalam 3-8
3-8
detik
detik

Pelepasan
Pelepasan
ATP
ATP

Cedera
Cedera
seluler
seluler yang
yang
irreversible
irreversible

Hippocampus dan cerebellum sangat sensitif terhadap


cedera yang menyebabkan hipoksia.

METABOLISME CEREBRAL

Penggunaan glukosa oleh otak 5mg/100g/menit,

90% dimetabolisme secara aerob.


Hipoglikemia akut yang terus menerus sama

dengan penghancuran yang mengakibatkan


hipoksia.
Sebaliknya, hiperglikemia dapat memperburuk

cedera otak yang hipoksia secara luas dengan


mempercepat asidosis dan cedera seluler.

CEREBRAL BLOOD FLOW

CBF berubah tergantung pada aktivitas metabolik.


CBF total pada dewasa 750 mL/100 g/min (15-20%

dari cardiac output)


Laju aliran rata-rata di bawah 20-25 mL/100 g/min

biasanya berhubungan dengan kerusakan cerebral


(tampak pada gambaran EEG).

REGULASI ALIRAN
DARAH OTAK

AUTOREGULASI

Otak mempunyai kemampuan menghadapi perubahan


tekanan darah dengan melakukan perubahan pada aliran
darah.

Penurunan CPP (Cerebral Perfusion Pressure) menyebabkan


vasodilatasi, peningkatan CPP menyebabkan vasokonstriksi,
normal CBF konstan pada MAP 60 dan 160 mmHg.

Tekanan < 150-160 mmHg dapat merusak blood brain


barrier dan menyebabkan edema dan perdarahan cerebral.

CPP dinyatakan dengan persamaan : CPP = MAP ICP. CPP


normal 80-100 mmHg

TEKANAN GAS RESPIRASI

Faktor ekstrinsik yang paling penting

mempengaruhi CBF adalah tekanan gas respirasi,


terutama PaCO2.

TEMPERATUR

Hipotermia menurunkan CMR dan CBF, sedangkan

pireksia mempunyai efek kebalikannya.


Perubahan CBF yang terjadi adalah 5-7% per C
> 42C aktivitas oksigen mulai menurun dan

terjadi kerusakan sel.

VISKOSITAS

Faktor yang paling berpengaruh adalah

hematokrit.
Pengangkutan oksigen cerebral yang optimal

dapat terjadi pada hematokrit 30-34%

OTONOM

Stimulasi simpatis yang intens dapat

menyebabkan vasokonstriksi , yang membatasi


CBF.
Innervasi otonom memegang peranan penting

dalam spasme pembuluh darah cerebral


mengiringi cedera otak dan stroke.

PENGARUH OBAT
ANESTESI TERHADAP
FISIOLOGI CEREBRAL

Drag picture to placeholder or click


icon to add

Pada umumnya obat


anestesi mempunyai
efek yang baik
terhadap CNS dengan
mengurangi aktivitas
elektrik, metabolisme
karbohidrat menurun,
sedangkan
penyimpanan energi
dalam bentuk ATP, ADP,
dan phosphokreatin
meningkat.

PENGARUH OBAT INHALASI


(OBAT ANESTESI VOLATIL)

Cerebral Metabolic Rate


Halothane, enflurane, desflurane, sevoflurane, dan isoflurane
menyebabkan penurunan CMR (tergantung dosis). Isoflurane
dan enflurane menyebabkan penurunan terbesar (50%),
sedangkan halothane 25%.

Cerebral Blood Flow and Volume


Terjadi vasodilatasi cerebral dan gangguan autoregulasi
tergantung pada dosis yang diberikan. Halothane mempunyai
pengaruh yang terbesar pada CBF, pada konsentrasi > 1%
hampir meniadakan autoregulasi cerebral. Halothane
meningkatkan CBF sampai 200%, enflurane 40%, dan isofluran
20%;

PENGARUH OBAT INHALASI


(OBAT ANESTESI VOLATIL)

Perubahan Cerebral Metabolic Rate & Blood Flow


Volatil meningkatkan aliran darah pada daerah normal otak, tetapi tidak pada
area iskemik, di mana arteriole mengalami vasodilatasi maksimal. Hasil
akhir : redistribusi aliran darah dari area iskemik ke daerah yang normal.

Perubahan Cairan Cerebrospinal

Volatil mempengaruhi pembentukan dan absorbsi CSF.

Enflurane : meningkatkan pembentukan CSF dan memperlambat absorbsi.

Halothane : menghalangi absorbsi CSF tetapi hanya minimal


memperlambat pembentukan CSF

Isoflurane : memfasilitasi absorbsi dan merupakan volatil yang berefek


baik terhadap CSF.

PENGARUH OBAT INHALASI


(OBAT ANESTESI VOLATIL)

Tekanan intrakranial
Pengaruh volatil terhadap ICP merupakan hasil
perubahan yang cepat pada CBV, perubahan lambat
pada gerakan CSF, dan tekanan arteriol CO2.

PENGARUH OBAT INHALASI


(NITROUS OXIDE)

Pada umumnya berefek ringan dan mudah

dikendalikan dengan obat lain atau perubahan


tekanan CO2.
Kombinasi dengan obat intravena mempunyai

efek yang minimal terhadap CBF, laju


metabolisme, dan ICP.
Penambahan volatil meningkatkan CBF lebih

besar, sedangkan pemberian tunggal


menyebabkan vasodilatasi cerebral ringan dan
cenderung meningkatkan ICP.

PENGARUH OBAT
INTRAVENA
1. Obat induksi

Barbiturat
Mempunyai 4 cara kerja utama yaitu Hipnosis, Depresi
CMR, Mengurangi CBF dengan meningkatkan CVR,
Antikonvulsan.

Opioids
Mempunyai efek yang minimal terhadap CBF, CMR, ICP,
kecuali PaCO2 menimbulkan depresi respirasi sekunder.
Penurunan tekanan darah signifikan dapat mempengaruhi
CPP tanpa tergantung jenis opiodnya.

PENGARUH OBAT
INTRAVENA

Etomidate
Menurunkan CMR, CBF, dan ICP seperti Thiopental.
Penurunan CMR lebih banyak di cortex daripada
brainstem; menurunkan prodiksi CSF dan meningkatkan
absorbsinya.

Propofol
Mengurangi CBF dan CMR seperti barbiturat dan etomidat,
bermanfaat untuk menurunkan ICP. Berhubungan dengan
dystonia dan gerakan menyerupai chorea, signifikan
sebagai antikonvulsan.

PENGARUH OBAT
INTRAVENA

Benzodiazepine
Menurunkan CBF dan CMR tetapi tidak lebih rendah dari
barbiturat, etomidate, dan propofol. Bermanfaat sebagai
antikonvulsan. Midazolam merupakan pilihan karena
waktu paruhnya yang pendek.

Ketamine
Menyebabkan dilatasi pada pembuluh darah cerebral, dan
meningkatkan CBF (50-60%). Menghambat absorbsi CSF
tanpa mempengaruhi pembentukannya.

PENGARUH OBAT
INTRAVENA
2. Obat anestesi tambahan

Lidocaine intravena menurunkan CMR, CBF, dan ICP; menurunkan CBF


(dengan meningkatkan CVR) tanpa menyebabkan efek hemodinamik lainnya
yang signifikan.

3. Vassopresor

Meningkatkan CBF bila MAP di bawah 50-60 mmHg atau di atas 150-160 mmHg,
dengan autoregulasi normal dan blood brain barrier yang intak.
4. Vasodilator

Menyebabkan vasodilatasi cerebral dan meningkatkan CBF bila tidak terjadi


hipotensi.
5. Pelemas otot

Hipertensi dan pelepasan histamin pada vasodilatasi cerebral meningkatkan


ICP, sedangkan hipotensi sistemik (dari pelepasan histamin atau blokade
ganglion) menurunkan CPP.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai