Anda di halaman 1dari 3

Batu saluran kemih adalah batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi di air kemih yang jumlahnya berlebihan

atau karena
faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi

Lokasi batu:
 Nefrolithiasis: terbentuk pada pielum, tubuli dan calyx ginjal
 Ureterolithiasis: terbentuk pada ureter
 Cystolithiasis: terbentuk pada vesica urinaria
 Urethrolithiasis: terbentuk pada uretra
Karakteristik radiologi
• Radiopaq: Kalsium oksalat dihidrat, kalsium oksalat monohidrat, kalsium fosfat
• Poor radiopaq: magnesium amonium fosfat, apatit, sistein
• Radiolusen: asam urat, ammonium urat, dan xantin
Etiologi
• Non-infeksi: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat
• Infeksi: magnesium ammonium fosfat, apatit, ammonium urat
• Genetik: sistein, xantin
Komposisi
• 75% kandungan kalsium okslat atau kalsium fosfat
• 15% magnesium-ammonium-fosfat
• 9% asam urat
• 1% xantin, sistein, dkk

Faktor instrinsik:
• Keturunan/genetik, jenis kelamin, umur
Faktor ekstrinsik
• Faktor geografi: kebiasaan makan disuatu daerah, temperatur, dan kelembaban
• Iklim/Cuaca: suhu yang tinggi akan meningkatkan keringat dan konsentrasi air kemih. Peningkatan konsentrasi air kemih dapat
meningkatkan pembentukan kristal air kemih
• Asupan air: orang dehidrasi menaikkan gravitasi air kemih dan saturasi asam urat sehingga penurunan ph urin. Banyak
konsumsi air dapat mengurangi pembentukan batu saluran kemih.
• Diet: mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah air kemih dan substansi pembentukan batu. Apa yang kita makan akan
mempengaruhi tubuh
• Pekerjaan utk orang yang sedikit aktivitas tubuh akan memperlambat metabolisme tubuh
• Obesitas: peningkatan lemal, dan biasanya orang gemuk ph air kemih turun dan kadar asam urat, oksalat, kalsium meningkat
• Terdapat 2 mekanisme: supersaturasi dan infeksi
• Supersaturasi: batu yg terbentuk asam urat dan sistein
• Infeksi: yang terbentuk hasil dari metabolisme bakter
Batu terdiri dari organik dan anorganik yang terlarut dalam urin > kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable pada
air kemih jika tidak ada keadaan yang menyebabkan presipitasi kristal > kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti
baru dan mengadakan agregasi kristal yang menarik bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar (rapuh dan belum
menyumbat) > dari situ agregat kristal menempel pada epitel salurah kemih dan membentuk retensi kristal yang di tambah bahan lain
untuk diendapkan pada agregat kristal> membentuk batu yang cukup menyumbat saluran kemih.

• Nefrolithiasis: nyeri pinggang non-kolik akibat perenggangan kapsul ginjal karena hidronefrosis/infeksi. Pemeriksaan ketok
CVA (+). Jika terjadi hidronefrosis ginjal teraba pada pemeriksaan ballotement. Dan jika infeksi menimbulkan demam.
• Uretrolithiasis: nyeri kolik pada pinggang yang dilewati batu. Karena peningkatan tek.intralumen dari usaha peristaltik
ureter/sistem kalises. Dpt terjadi hematuria karena trauma pada mukosa sal kemih akibat batu
• Cystolithiasis: kesulitan BAK jika menutupi spinchter, BAK tersendat dan lancar jika mengubah posisi badan. Dapat terjadi
hematuria, penderita merasa sensasi keluarnya pasir saat berkemih. Tidak enak saat BAK, frekuensi BAK meningkat karena
pengecilan ruangan vesika, pada anak ditemukan enuresis nokturna dan sering menarik penis atau menggosok vulva.

• Tanpa keluhan, sakit pinggang ringan sampai kolik, disuria, hematuria, retensi urin, dan anuria.
• Demam, mual-muntah dan tanda-tanda gagal ginjal
• Faktor pencetus: obesitas, hiperparatiroid primer, malabsorbsi gastrointestinal, penyakit usus/pankreas, riwayat ISK dgn BSK,
kelainan anatomi, renal insuffciency, dkk
• Riwayat pola makan, asupan kalsium, cairan sedikit, garam yg tinggi, buah sayur kurang, serta makanan yang tinggi purin,
jenis minuman yg dikonsumsi
• Riwayat pengobatan dan suplemen probenesid, vit c, vit d, kalsium, kemoterapi, inhibitor karbonik anhidrase.

• Pemeriksaan fisik umum: Hipertensi, demam, anemia, syok


• Pemeriksaan fisik urologi
• Sudut kosto vertebra: Nyeri tekan, nyeri ketok dan pembesaran ginjal
• Supra simfisis: nyeria tekan, teraba batu, buli-buli penuh
• Genitalia eksterna: teraba batu di uretra
• Colok dubur: teraba batu pada buli-buli pada saat melakukan palpasi bimanual

 Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, dan hitung jenis darah.
 Dilakukan intervensi: ureum, kalium, uji koagulasi, kalium, dan natrium
 Pemeriksaan urinalisis: eritrosuria, leukosuria, nitrit, ph urin, dan kultur urin.
 Ph >7,5 :lithiasis karena infeksi
 Ph <5,5 :lithiasis karena asam urat
 Pemeriksaan analisis batu: Sinar X terdifraksi atau spektroskopi inframerah.
 Pencitraan:
 Foto polos abdomen: untuk membedakan radiolusen dan radiopak
 USG: mengindentifikasi batu yang berada di kaliks,pelvis dan UPJ
 IVP/ Spiral CT

Medikamentosa:
 batu < 5 mm diharapkan dapat keluar spontan u/ mengurangi nyeri saat proses pengeluaran scr miksi
 Pemberian diuretik dapat memperlancar aliran urin
 Edukasi pasien utk minum yg banyak
 Oral alkanizing agents seperti natrium atau kalium bikarbonat dapat mendisolusikan batu yang bersifat asam. KI: gagal
jantung/ginjal.

Non medikamentosa:
 ESWL: alat ini dapat memecah batu ginjal, ureter proksimal atau buli2 tanpa melakukan tindakan invasive dan tanpa
pembiusan. Pasien dapat merasa nyeri kolik pada proses pemecahan batu.
 PNL: menggunakan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kullit (pemecahan batu).
 Litotripsi: akses dari uretra dan pemecahan batu

• Obstuksi ureter: hidroureter atau hidronefrosis


• Infeksi hingga urosepsis
• Striktur ureter
• Mengiritasi mukosa vesika urinaria: karsinoma sel skuamosa

• Batu asam urat: diet rendah purin dan pemberian allopurinal (mengontrol asam urat)
• Batu kalsium foasfat: pemeriksaan ekskresi kalsium dalam urin dan kalsium darah ( jika tinggi dapat menandakan
hiperparatiroidise)
• Batu kalsium oksalat: sumbernya dapat berasal dari eksogen maupun endogen. Seperti bayam, teh, kopi, dan coklat.
• Asupan cairan yang cukup, aktivitas yang cukup dan mengontrol kadar zat dalam urin

• Prognosis tergantung dari ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran batu makin burun
prognosisnya. Letak batu juga dapat menyebabkan komplikasi obstruksi dan infeksi.
• Pasien yang menggunakan ESWL, 60% dinyatakan bebas dari batu sisanya memerlukan perawatan ulang karena sisa fragmen
batu dalam saluran kemih. Penggunakan PNL 80% dinyatakan bebas dari batu, tapi ditentukan juga oleh pengalaman operator.

Anda mungkin juga menyukai