Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN KAIDAH DASAR BIOETIK

DALAM BIDANG KEDOKTERAN


Oleh:
Chistin Kaiwai (102017025)
Claudia Shopia Atria (102017202)
Dimas Bayu Dwi Sutrisno (102017089)
Essy Sembiring Meliala (102017112)
Madelin Lerhitik Lerebulan (102017009)
Marsela Mega Putri (102017154)
Richard Harris (102017193)
Rini Putri Utami (102017065)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, RT 5/RW 2, Duri Kepa, Jakarta Barat 11510

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, teknologi berkembang sangat pesat, salah satunya

pada bidang informasi. Hal itu yang membuat akses informasi yang dilakukan

masyarakat semakin tidak terbendung. Masyarakat semakin cerdas untuk menentukan

pilihan. Salah satu pilihannya adalah pilihan dalam bidang kesehatan. Seiring dengan

mudahnya akses informasi yang didapatkan, membuat masyarakat lebih tahu dan

memahami mengenai hak mereka sebagai pasien bahkan sampai ke masalah penyakit.
Sebagai seorang dokter sudah sebuah keharusan untuk menjadi dokter yang

lebih cerdas daripada pasiennya. Kaidah dasar bioetik adalah kunci untuk

mengimbangi hal tersebut. Kaidah dasar bioetik merupakan sebuah panduan dasar dan

standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap

suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya. Sebagai seorang dokter,

1
kaidah dasar bioetik harus dipegang teguh untuk menghadapi kasus-kasus dalam

bidang medis yang sangat banyak dan terus bertambah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bioetika?
2. Apa pengertian prinsip-prinsip dasar dalam Bioetika?
3. Pasien membutuhkan tranfusi darah tetapi ia menolak karena bertolak

belakang dengan kepercayaannya.

C. Tujuan
1. Memahami Bioetika.
2. Memahami prinsip-prinsip dasar dalam Bioetika.
3. Mengetahui dan memahami prinsip Kaidah Dasar Bioetik dalam skenario.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioetika
Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat pesat khususnya pada

bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak lagi dapat

2
menampung permasalahan yang terus bertambah dalam kehidupan. Etika kedokteran

merupakan seperangkat perilaku para dokter dalam hubungannya dengan pasien,

masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja. Etika kedokteran hanya berbicara tentang

bidang medis dan kedokteran saja. Hal itu lah yang membuat bioetika dikembangkan

sejak tiga dekade terakhir ini. Bioetika merupakan pandangan lebih luas dari etika

kedokteran karena begitu saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidup.

Bioetika merupakan “genus” sedangkan etika kedokteran merupakan “spesies”.

Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kenidupan dan ethos yang berarti

norma-norma atau nilai-nilai moral. Dalam the Oxford Companion to Philoshophy,

bioetika ditakrifkan sebagai “the study of moral and social implications of techniques

resulting from advances in the biological sciences” (Mepham, 2005). Bioetika adalah

cabang dari etika yang menyelidiki masalah khususnya yang timbul dari praktik

medis dan biologi. Ini termasuk masalah sifat dan distribusi pengobatan, cadangan

otoritas pasien dan lain-lain, pembatasan intervensi dan eksperimen (aborsi,

euthanasia) dan prioritas penelitian genetik serta aplikasinya. Bioetika mengacu pada

kajian sistematis, plural dan interdisiplin dan penyelesaian masalah etika yang timbul

dari ilmu hayati, dan sosial, sebagaimana yang diterapkan pada manusia

danhubungannya dengan biosfera, termasuk masalah yang terkait dengan ketersediaan

dan keterjangkauan perkembangan keilmuan dan keteknologian dan penerapannya.

(Preliminary Draft Declaration on Universal Norms on Bioethics, UNESCO, 2005).

Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi

organ, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah

kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak

pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi dan

sebagainya.

3
Beberapa konsep Bioetik yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

Menurut F.Abel, Bioetik adalah studi interdisipliner tentang problem yang

ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala

mikro maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta nilainya,

kini dan masa mendatang.

Menurut Moeljopawiro (2002), bioetika adalah etika yang terkait dengan kehidupan

yang pertanggungjawabannya dua arah yaitu vertikal dan horizontal, kepada Yang

Maha Pencipta dan kepada sesama manusia. Sukara (2002) menambahkan bahwa

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat seakan-akan

berlangsung secara otomatis dan tidak tergantung kepada kemauan manusia, sehingga

seolah-olah kemajuan ilmu pengetahuan tadi tidak memperhatikan aspek etika.

Akibatnya pada saat teknologi akan diterapkan sering mendapatkan reaksi negatif dari

kalangan masyarakat.

Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Kepmen Menristek No. 112 Tahun 2009

menyatakan bahwa bioetika adalah ilmu hubungan timbal balik social (Quasi social

science) yang menawarkan pemecahan terhadap konflik moral yang muncul dalam

penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya hayati.

Ciri-ciri Bioetika

1. Interdisiplineritas

Melibatkan segala macam ilmu seperti ilmu pertanian, hayati, biomedis, hukum,

ilmu sosial, teologi dan lain-lain.

4
2. Internasionalisasi
Problem-problem etis yang ditimbulkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan

yang bersifat nasional.


3. Pluralisme

Banyak golongan dan pandangan diikut sertakan.

B. Prinsip-prinsip dasar bioetika


1. Beneficence
Prinsip ini membahas tentang prinsip bioetik dimana seorang dokter

melakukan suatau tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk

membantu dan mencegah dan menghilangkan bahaya atau hanya sekedar

mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien. Point utama dari

prinsip ini adalah bagaimana seorang dokter dapat mengambil langkah atau

tindakan yang lebih banyak dampak baiknya daripada dampak buruknya.

Kaidah dari prinsip Beneficence :


1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk

kepentingan orang lain)


2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan

dokter.
4. Mengusahakan agar kebikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan

keburukannya.
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang.
6. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia.
7. Pembatasan “goal based”.
8. Maksimalisasi pemuasaan/prefensi pasien.
9. Minimalisasi akibat buruk.
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat.
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.
12. Tidak menarik honorium di luar kepantasan.
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus.
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah.
16. Menerapkan Golden Rule Principle.
2. Non Maleficence

5
Prinsip Non Maleficence merupakan prinsip dimana seorang dokter tidak

melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang

paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Prinsip ini

digunakan terutama pada waktu-waktu emergency atau gawat darurat. Non

Maleficence bermaksud tidak menimbulkan bahaya atau kecederaan kepada

pasien dari segi fisik maupun psikologis. Dalam kaidah non-maleficence, dikenal

juga prinsip double effect, yakni bahwa tindakan yang merugikan tidak selalu

dianggap tindakan yang buruk. Tindakan ini boleh dilakukan jika bertujuan

memperoleh akibat baik, dan tidak ada cara lain yang lebih tepat.

Kaidah dari prinsip Non Maleficence :

1. Menolong pasien emergensi.


2. Kondisi yang menggambarkan kriteria ini adalah
 Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau berisiko hilangnya

sesuatu yang penting (gawat).


 Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif.
 Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya

mengambil resiko minimal)


3. Mengobati pasien yang luka.
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia).
5. Tidak menghina/mencari maki/memanfaatkan pasien.
6. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek.
7. Mengobati secara proporsional.
8. Mencegah pasien dari bahaya.
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien.
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.
11. Memberi semangat hidup.
12. Melindungi pasien dari serangan.
13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumah-sakitan

yang merugikan pasien/keluarganya.


3. Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak

manusia. Setiap pasien harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak

menentukan nasib sendiri. Pasien diberikan hak untuk berfikir secara logis dan

6
membuat keputusan sendiri. Akan tetapi dalam menggunakan prinsip ini, seorang

dokter harus memperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi

dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat menyetujui atau menolak tindakan

medis.

Kaidah dari prinsip Autonomy :

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri.


2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan.
3. Berterus terang.
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pasien.
6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan Informed Consent.
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien.
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,

termasuk keluarga pasien sendiri.


11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non

emergensi.
12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien.
13. Menjaga hubungan atau kontrak.
4. Justice
Justice (keadilan) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib

memberikan perlakukan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan

pasien tersebut. Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya

berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dan sebagainya.


Kaidah dari prinsip Justice :
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality accessibility, availibity,

quality)
5. Menghargai hak hukum pasien.
6. Menghargai hak orang lain.
7. Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan)
8. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll
9. Tidak melakukan penyalahgunaan.
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien.
11. Meminta partisipasi paisen sesuai kemampuannya.

7
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)

secara adil.
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten.
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat.
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan

kesehatan.
16. Bijak dalam makro alokasi.
C. Pasien membutuhkan tranfusi darah tetapi ia menolak karena bertolak

belakang dengan kepercayaannya.


Skenario
1
Dokter B sedang di unit gawat darurat, pada saat dr B bertugas, datang

seorang pemuda beumur 25 tahun, berlumuran darah diantar oleh beberapa orang.
2
Dari orang yang mengantarnya, dr B mengetahui pasiennya ternyata mengalami

kecelakaan lalu lintas ketika sedang mengendarai motornya. 3dr B lalu memeriksa

pemuda tersebut dan dari hasil pemeriksaan, pemuda tersebut membutuhkan transfusi

darah untuk menolong jiwanya. 4Walaupun pemuda tersebut telah kehilangan banyak

darah dari kondisinya masih dalam keadaan sadar. 5dr B lalu menjelaskan kepada

pemuda tersebut bahwa ia membutuhkan transfusi darah untuk menolongnya.


6
Namun pemuda tersebut menolak untuk ditransfusi karena kepercayaan yang dianut

melarangnya. 7dr B akhirnya memutuskan untuk tidak memberi transfusi darah

kepada pemuda tersebut.


Mind Mapping

Kaidah Dasar Bioetika

Beneficence Non Maleficence Autonomy Justice

Analisis Skenario
Dalam skenario tersebut, dokter membiarkan pasien mengambil keputusannya

sendiri. Dalam hal ini berarti dokter menghargai hak dan keputusan pasien dalam

8
menentukan nasibnya sendiri. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap skenario,

dokter dominan menggunakan prinsip autonomy dalam scenario tersebut.

Autonomy Ada Tidak Keterangan

ada
1. Menghargai hak menentukan nasib √ Pada kalimat 7

sendiri, menghargai martabat pasien.

2. Tidak mengintervensi pasien dalam √ Pada kalimat 7

membuat keputusan (pada kondisi

elektif)
3. Berterus terang. √ Pada kalimat 5
4. Menghargai privasi. √
5. Menjaga rahasia pasien. √
6. Menghargai rasionalitas pasien. √ Pada kalimat 7
7. Melaksanakan informed consent. √ Pada kalimat 5
8. Membiarkan pasien dewasa dan √ Pada kalimat 6

kompeten mengambil keputusan

sendiri.
9. Tidak mengintervensi dan kompeten √ Pada kalimat 7

mengambil keputusan sendiri.


10. Mencegah pihak lain mengintervrnsi √

pasien dalam membuat keputusan,

termasuk keluarga pasien.


11. Sabar menunggu keputusan yang √

akan diambil pasien pada kasus non

emergensi.
12. Tidak berbohong kepada pasien √ Pada Kalimat 6

meskipun demi kebaikan pasien.


13. Menjaga hubungan (kontrak). √

BAB III

9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioetika merupakan perkembangan pandangan yang lebih luas dari etika

kedokteran. Bioetika adalah kunci dalam menghadapi masalah yang timbul dari

praktik medis dan biologi yang seiring dengan perkembangan zaman, masalah

praktik medis dan biologi trus berkembang dan bertambah. Bioetika harus selalu

dipegang teguh oleh seorang dokter untuk menghadapi dan menangani pasien pada

zaman sekarang yang sangat cerdas.


Dalam pembahasan mengenai kasus skenario F bahwa Dokter B memutuskan

untuk menerapkan prinsip kaidah autonomi yaitu menghargai keputusan yang

diambil oleh pasiennya untuk tidak diberikan transfuse darah karena kepercayaan

yang dianut melarangnya dengan melakukan Informed Consent. Oleh sebab itu,

hipotesis penulis diterima.

DAFTAR PUSTAKA
1. Budiman H. Who Am I? Bahan Kuliah Blok 1 Modul 1. Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Krida Wacana. Jakarta; 2017.


2. Wilardjo, Like. Bioetika: Mengurung Minotaurus di dalam Labirin. Pustaka Percik.

Salatiga; 2009.
3. Bartens K, dkk. Bioetika: Refleksi Atas Masalah Etika Biomedis. PT Gramedia Jakarta;

1990.
4. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta:

EGC.

10
5. Tom B, James C. Principles of Biomedical Ethics. Oxford University Press. New York;

1994.
6. Arimaswati, Indria H, Syamsul R. Modul Dilema Etik. Fakultas Kedokteran Universitas

Haluoleo. Kendari; 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Lembar Fu
    Lembar Fu
    Dokumen2 halaman
    Lembar Fu
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Tugas MIkrobiologi Blok 21
    Tugas MIkrobiologi Blok 21
    Dokumen1 halaman
    Tugas MIkrobiologi Blok 21
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Karma Adalah Wujud Tuhan
    Karma Adalah Wujud Tuhan
    Dokumen3 halaman
    Karma Adalah Wujud Tuhan
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Trematoda
    Trematoda
    Dokumen1 halaman
    Trematoda
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Tugas MIkrobiologi Blok 21
    Tugas MIkrobiologi Blok 21
    Dokumen1 halaman
    Tugas MIkrobiologi Blok 21
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Tugas PBL Blok 23
    Tugas PBL Blok 23
    Dokumen4 halaman
    Tugas PBL Blok 23
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Pancasila
    Pancasila
    Dokumen4 halaman
    Pancasila
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Road To Successful BPJS With AMSA
    Road To Successful BPJS With AMSA
    Dokumen1 halaman
    Road To Successful BPJS With AMSA
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Nematoda Usus
    Nematoda Usus
    Dokumen2 halaman
    Nematoda Usus
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Nematoda Usus
    Nematoda Usus
    Dokumen2 halaman
    Nematoda Usus
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Met 1
    Met 1
    Dokumen4 halaman
    Met 1
    Prahasta Listiyaning Renny
    Belum ada peringkat
  • Tugas B Indonesia B2M1
    Tugas B Indonesia B2M1
    Dokumen1 halaman
    Tugas B Indonesia B2M1
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • PBL 1
    PBL 1
    Dokumen16 halaman
    PBL 1
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • PBL 1
    PBL 1
    Dokumen11 halaman
    PBL 1
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat
    Asam Urat
    Dokumen2 halaman
    Asam Urat
    richard 102017193
    Belum ada peringkat
  • B Indo
    B Indo
    Dokumen1 halaman
    B Indo
    richard 102017193
    Belum ada peringkat