Anda di halaman 1dari 3

No.

7
Kelebihan dan Kekurangan Telehealth
Telenursing adalah bagian dari telehealth. Adapun kelebihan dan kekurangan dari
penggunaan telehealth atau telenursing adalah sebagai berikut.
 Keuntungan telehealth/telenursing :
1) Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan
2) Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis.
3) Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS
4) Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan tehnologi.
5) Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
 Kekurangan telehealth/telenursing
1. Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung
perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.
Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat
penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
2. Kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi
(gangguan jaringan)
3. Meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaan dokumen klien.
4. Belum adanya regulasi ini mau tidak mau akan menghambat perkembangan telehealth
termasuk telenursing.

Sudaryanto, A., & Purwanti, O. S. (2015). Telehealth dalam pelayanan keperawatan.


In Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 5).

Bagaimana sih penerapan Telehealth di Indonesia?

Pengembangan telehealth saat ini sudah mulai dirancang, seperti ketersediaan insfrastruktur dan
jaringan internet pada beberapa daerah. Hasil survei COIA mengenai eHealth di Indonesia
menunjukkan tingkat kesiapan Indonesia dalam penyediaan telehealth di Indonesia saat ini berada
pada level 1- 2, yaitu dibutuhkannya berbagai sumber daya dalam meningkatkan infrastruktur
teknologi telehealth. Beberapa tantangan yang harus diantisipasi oleh pemerintah dalam merancang
telehealth di Indonesia yaitu akses jaringan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
dan kurangnya kesadaran tenaga kesehatan terhadap pemanfaatan telehealth. Telehealth dapat
diterapkan sebagai upaya komunikasi efektif oleh perawat dan pasien serta upaya preventif dan
rehabilitatif masyarakat yang memiliki masalah keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan.

Telehealth ini sudah pernah dilakukan penelitian pada wilayah Indonesia yang pelaksanaanya telah
menerapkan penggunaan Telehealth pada tahun 2020. Penelitian dilakukan pada ibu hamil
primigravida yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan
sesudah diberikan edukasi melalui telehealth. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 ibu
primigravida yang dinilai menggunakan kuisioner Pengetahuan tentang Persiapan Persalinan. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan sebelum diberikan edukasi melalui Telehealth sebanyak 22 ibu hamil
(55%) mempunyai pengetahuan kurang tentang persiapan persalinan, sedangkan hanya 3 ibu hamil
(7,5%) yang mempunyai pengetahuan baik tentang persiapan persalinan. Selanjutnya, setelah
diberikan edukasi melalui telehealt menunjukkan peningkatan pengetahuan yaitu sebanyak 32 ibu
hamil (80%) mempunyau pengetahuan baik sedangkan 1 ibu hamil (2,5%) mempunyai pengetahuan
kurang.

Istifada, R., Sukihananto, & Laagu, M. (2017). PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEHEALTH

PADA PERAWAT DI LAYANAN HOMECARE. Nursing Current. 5(1). 51-61

Dukungan dan hambatan telehealth


Dukungan:
1. Pengguna ponsel di Indonesia mencapai lebih dari 100 juta orang. Menristekdikti
menyebutkan angka pengguna smartphone di Indonesia mencapai 25% dari total
penduduk (65 juta jiwa).
2. Kemajuan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih
dalam pengiriman informasi jarak jauh.
3. Masyarakat Indonesia terbuka dan mau menerima masuknya teknologi dalam semua
aspek kehidupan.
4. Masa pandemi covid-19 yang membuat masyarakat menghindari kontak langsung dan
keramaian mengharuskan masyarakat menggunakan model komunkasi jarak jauh.
5. Pada masa pandemi covid-19 terdapat aturan pembatasan kunjungan ke pelayanan
kesehatan.
6. Dukungan pemerintah dan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan covid-19,
sehingga masyarakat beralih pada layanan virtual.

Hambatan:
1. Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, sehingga terdapat daerah yang tidak terpapar
oleh teknologi.
2. Daerah-daerah terpencil tidak terpapar oleh internet (masalah signal).
3. Terdapat masyarakat yang tidak tau cara pengaplikasian telehealth/telemedicine.

DAPUS:
Rahmini, J. A., & Rahayuningtyas, D. K. (2020). Inovasi Kesehatan Terkini Sebagai Strategi
Efektif Pada Manajemen Diabetes Di Masa Pandemi: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal
Keperawatan, Vol 5, No 2, November 2020. ISSN: 2354-6042 (Print)
ISSN : 2354-6050 (Online).
Ganiem, L. M. (2020). Efek Telemedicine Pada Masyarakat. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.9,
No. 2, Desember 2020 pp.87-97. ISSN 2310-6051 (Print), ISSN 2548-4907 (online).

8b. Bagaimana potensi peran perawat terkait masalah/topik ini pada masa akan datang?
Jawaban:
Perawat tidak dapat terlepas dari komunikasi efektif dan memiliki peran penting dalam upaya
peningkatan layanan kesehatan di Indonesia. Perawat dapat memanfaatkan perkembangan
teknologi dalam layanan telehealth untuk mengaplikasikan perannya sebagai edukator dan
konselor. Pada masa yang akan datang pemberian asuhan keperawatan berupa tindakan
preventif dan rehabilitatif dapat lebih optimal dilakukan oleh perawat. Perkembangan
telehealth akan membantu tercapainya kesehatan yang mandiri, efektif, dan efisien seiring
perkembangan teknologi dan informasi. Peran perawat sebagai caregiver dengan
memanfaatkan telehealth adalah pelaksanaan asuhan keperawatan bagi klien yang tidak dapat
datang ke RS karena alasan tertentu. Perawat dimudahkan dalam menyusun rencana asuhan
keperawatan karena semua data pengkajian klien bisa langsung diisi oleh keluarga klien
maupun klien ke dalam database telehealth yang digunakan dibawah pengawasan perawat
dan jika dibutuhkan observasi kondisi pasien dan klarifikasi terhadap data yang diisi dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem voicecall atau video conference antara perawat dan
klien sehingga lebih meningkatkan keefektifan komunikasi antara perawat dan klien. Peran
perawat sebagai kolaborator dalam memanfaatkan telehealth adalah dalam perencanaan
perawatan klien, data klien dapat diakses kapanpun dan dimanapun oleh semua tim kesehatan
yang bertanggung jawab, juga oleh keluarga dan klien sehingga tidak menimbulkan
kesalahan informasi tentang kondisi klien, dan intervensi yang diberikan pun sesuai kondisi
klien.

Anda mungkin juga menyukai