Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI TELENURSING DALAM KEPERAWATAN

Oleh:
Kelompok 2
Ainal Mardhiah (2212201010008)
Monaris Daralina (2212201010012)
Nova Safriana (2212201010004)
Rika Oktavia (2212201010003)

Dosen Pembimbing :
Dr. Hajjul Kamil, S. Kp.,M. Kep

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
ABSTRACT

Telenursing defined as a mix of telecommunication and nursing services


whenever there is substantial physical distance between the nurse or between the
patient and the nurse. This paper aims to improve understanding of telenursing
and its application in improving nursing services. To implement telenursing in
Indonesia optimally, of course, there are several things that must be prepared,
including health human resources who understand technology, adequate
information technology facilities and infrastructure, the availability of guidelines
and practice standards, a code of ethics and a body that will regulate telenursing
practices. with other health professionals as part of a telehealth practice.
Key word : telenursing, application

ABSTRAK

Telenursing didefinisikan sebagai perpaduan layanan telekomunikasi dan


keperawatan setiap kali ada jarak fisik yang substansial antara perawat atau antara
pasien dan perawat. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
tentang telenursing dan pengaplikasiannya dalam meningkatkan pelayanan
keperawatan. Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu
saja ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya manusia
kesehatan yang mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi informasi
yang memadai, tersedianya panduan dan standar praktek, adanya kode etik dan
suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan profesi kesehatan
yang lain sebagai bagian dari praktek telehealth.
Kata kunci : telenursing, aplikasi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
kepada dosen mata kuliah Sistem Informatika Dalam Praktek Keperawatan
sehingga makalah ini terselesaikan tepat  pada waktunya. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan
dukungannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.
Akhir  kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin

Banda Aceh, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN LITERATUR


1. Topik Utama.........................................................................................3
2. Kelebihan..............................................................................................4
3. Kekurangan...........................................................................................5
4. Penerapan di Indonesia.........................................................................6

BAB III PENUTUP


1. Implikasi Keperawatan.........................................................................8
2. Kesimpulan...........................................................................................9
3. Rekomendasi.........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, terkhusus di era 4.0 ini, beriringan


dengan semakin mudahnya akses terkait teknologi informasi, dimanfaatkan
dalam lingkup kesehatan untuk membantu menjawab segala permasalahan
kesehatan yang ada. Hal tersebut juga dipandang sebagai suatu peluang untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan jangkauan
pelayanan keperawatan khususnya bagi masyarakat di seluruh Indonesia,
termasuk masyarakat di daerah terpencil dan jauh (rural area) (Scotia, 2014).
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019,
meningkatnya sistem informasi kesehatan terintegrasi menjadi salah satu dari
12 sasaran strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes, 2015).
Salah satu teknologi keperawatan yang terus berkembang adalah
telehealth nursing atau telenursing. Diketahui bahwa telenursing saat ini
sedang tumbuh di berbagai negara, dengan bukti yang kuat dan manfaat
penggunaannya. Ini terbukti menjadi alat yang efisien untuk membantu
negara mengatasi hambatan geografis dan memberikan informasi perawatan
kesehatan kepada penduduk (Souza-Junior, Mendes, Mazzo, & Godoy, 2016).
Pertumbuhan telenursing saat ini dikategorikan sangat cepat di banyak
negara karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu tercapainya
biaya perawatan kesehatan Carolus Journal of Nursing, Vol. 2 No. 2, 2020
163 yang lebih murah, peningkatan jumlah populasi lansia dan penyakit
kronis, dan peningkatan cakupan perawatan kesehatan untuk jarak jauh
seperti di pedesaan, wilayah kecil, atau berpenduduk jarang. Cakupan
telenursing dalam perawatan yaitu melalui penggunaan telepon untuk layanan
kesehatan dan orientasi (Souza et al., 2019).
WHO mengamati bahwa tanggung jawab perawat meningkat secara
baik dalam beberapa dekade terakhir, karena jangkauan kegiatannya yang
meluas, ini dicontohkan oleh konsep praktisi perawat. Perawat dideskripsikan

1
oleh International Council Nursing (ICN) sebagai “Perawat terdaftar yang
telah memperoleh basis pengetahuan, keterampilan membuat keputusan dan
kompetensi klinis untuk praktik yang diperluas selain dari seorang perawat
terdaftar (Eren & Webster, 2017). Diantara banyak manfaatnya, telenursing
dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga perawat, mengurangi jarak
dan menghemat waktu perjalanan, dan menjaga pasien setelah keluar dari
rumah sakit (Kumar & Snooks, 2013). Telenursing juga dapat memberikan
peluang untuk pendidikan pasien, teleconsultations keperawatan,
pemeriksaan hasil tes medis, dan bantuan kepada dokter dalam pelaksanaan
protokol perawatan medis.
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak
pada berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi darisisi biaya
kesehatan), mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan,
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih
luas dan merata, dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan
(model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat dan pasien
terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care). Selain itu telenursing juga
meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien (Kumar & Snooks, 2013).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pemahaman tentang telenursing dan
pengaplikasiannya dalam meningkatkan pelayanan keperawatan.
b. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui kelebihan penerapan telenursing dalam pelayanan
keperawatan
 Untuk mengetahui kekurangan penerapan telenursing dalam
pelayanan keperawatan
 Untuk mengetahui penerapan telenursing di Indonesia
 Untuk mengetahui implikasi keperawatan terkait telenursing

2
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

1. Topik Utama
Telenursing merupakan bagian dari telehealth, yaitu pemberian pelayanan
kesehatan oleh perawat ketika jarak menjadi hambatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti telepon, konferensi video, dan sistem monitoring jarak
jauh untuk mendapatkan informasi yang valid sehingga dapat menegakkan
diagnosa, melakukan intervensi dan mencegah penyakit atau kecelakaan,
penelitian dan evaluasi, serta untuk pendidikan berkelanjutan bagi pemberi
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu
dan komunitas (WHO, 2010).
Telenursing didefinisikan sebagai perpaduan layanan telekomunikasi dan
keperawatan setiap kali ada jarak fisik yang substansial antara perawat atau
antara pasien dan perawat (Amudha, Nalini, Alamelu, Badrinath, & Sharma,
2017). American Nurses Association (2001) mendefinisikan telenursing
sebagai subjek telehealth di mana fokusnya adalah pada praktik profesi
tertentu (yaitu keperawatan). Meskipun penggunaan teknologi mengubah
Carolus Journal of Nursing, Vol. 2 No. 2, 2020 165 media penyampaian
asuhan keperawatan dan mungkin memerlukan kompetensi terkait dengan
penggunaannya untuk memberikan asuhan keperawatan, proses keperawatan
dan ruang lingkup praktik tidak berbeda dengan telenursing. Perawat yang
terlibat dalam praktik telenursing terus menilai, merencanakan,
mengintervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan, tetapi mereka
melakukannya dengan menggunakan teknologi seperti internet, komputer,
telepon, alat penilaian digital, dan peralatan telemonitoring. Mengingat bahwa
layanan kesehatan yang sekarang disediakan melalui teleteknologi telah
berkembang, istilah telehealth digunakan untuk menangkap luasnya layanan
(Schlachta-Fairchild L, 2008).

3
Manfaat telenursing dalam asuhan keperawatan pasien yaitu memberikan
pendidikan kesehatan dan mengubah perilaku kesehatan pasien; menguatkan
dan mendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan terhadap program
perencanaan perawatan pasien yang akan dilakukan sehingga dapat
meningkatkan hasil dari intervensi yang telah dilakukan serta menurunkan
komplikasi terhadap penyakit kronik yang diderita; memberikan dukungan
kepada pasien dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
penyakit kronik yang diderita seperti kelemahan, ketidakmampuan fisik,
kecemasan yang menetap, ketidakpuasan terhadap kondisi yang dialami,
ketakutan akan kematian, dan periode kekambuhan penyakit yang sering;
serta lebih ekonomis karena memangkas waktu dan biaya yang dikeluarkan
jika pasien atau perawat harus bertemu secara langsung (Ghoulami-Shilsari &
Esmaeilpour Bandboni, 2019).
2. Kelebihan
Padila at all (2018) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dengan
adanya perangkat telenursing maka masalah-masalah terkait penyediaan
SDM perawat yang kurang memadai dibeberapa RS dapat teratasi, termasuk
didalamnya jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya
kejadian luar biasa (KLB), yang tidak bisa meninggalkan ruangan karena
pasien membludak, tetap bisa terkoordinir dengan baik dengan adanya sistem
telenursing ini sebagai sarana komunikasi dan monitoring tindakan
keperawatan. Dengan digunakan SIM telenursing ini di RS, tidak menutup
kemungkinan income RS meningkat tajam, lalu akan menambah peningkatan
gaji perawat dan tim medis lainnya sehingga akan meningkat pula
produktivitas dalam bekerja. Selain itu telenursing juga membantu pasien dan
keluarga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama self-
management untuk penyakit kronis dan mengurangi lama perawatan (Length
of Stay). Sistem ini memfasilitasi perawat memberikan informasi dan
dukungan yang akurat secara online. Telenursing dapat meningkatkan
keinginan diri dan meningkatkan kesadaran pasien dalam kepatuhan terhadap
diet, aktivitas fisik, dan perilaku sehat terkait dengan penyakit. American

4
Nursing Association telah mempertimbangkan telenursing sebagai bagian dari
telemedicine yang berfokus pada penyediaan layanan keperawatan khusus
(Schlachta-Fairchild L, 2008).
Telenursing meningkatkan akses pasien ke perawatan yang
berpengaruh dan efektif. Telepon digunakan sebagai sarana komunikasi yang
tersedia, dan semakin banyak digunakan dalam telenursing. Metode
pemberian perawatan ini tidak hanya mengurangi biaya dan memfasilitasi
akses ke layanan perawatan, tetapi juga meningkatkan hubungan antara
pasien dan perawat (Javanmardifard, Ghodsbin, Kaviani, & Jahanbin, 2017).
Dalam hasil penelitian Yang, Jiang, & Li tahun 2019 mengenai ‘Peran
Telenursing Dalam Manajemen Pasien Dengan Diabetes’ dihasilkan bahwa
telenursing, sebagai alat yang berguna untuk pendidikan pasien dan intervensi
perilaku, dapat membantu pasien diabetes untuk meningkatkan kontrol
glikemik mereka. Amudha at all (2017) dalam hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa praktik telehealth di India berlangsung lebih dari satu
dekade dengan bantuan komunikasi satelit. Empat ratus node telemedicine
didirikan di India oleh Indian Space Research Organisation
(ISRO)Teleconsultation, tele-education dan observasi penyakit adalah area
utama yang dicakup oleh ISRO. Kemajuan teknologi informasi perawatan
kesehatan membantu mengatasi kekurangan dalam infrastruktur kesehatan
dan kekurangan tenaga profesional medis.
3. Kekurangan
Namun pada penggunaannya, aplikasi telenursing di lapangan juga
mengalami beberapa hambatan atau kekurangan yaitu tidak dapat melihat
pasien, adanya dilema etis, kesulitan teknologi, kurang kontak dengan pasien
secara langsung, privasi, keamanan dan kerahasiaan, perlu bantuan teknis,
biaya peralatan tinggi, kurang pengetahuan dan pendidikan yang tepat dalam
menangani komputer dan internet, masalah keselamatan pasien, informasi
yang tertunda atau hilang, saran yang disalah artikan. Bagi perawat, segmen
tele-keperawatan baru dan kinerjanya membutuhkan pelatihan dalam sumber
daya teknologi dan dalam proses kerja baru. Untuk ini, pelatihan ini harus

5
dimulai pada tingkat sarjana untuk mengikuti era teknologi saat ini (Souza et
al., 2019).
Melalui penelitian terkait perspektif pemberi kerja dan karyawan dalam
lingkup pemberian asuhan keperawatan berbasis telenursing, peneliti
memberikan pandangan luas tentang keterampilan dan kompetensi yang
dibutuhkan. Diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
aplikatif telenursing di lapangan membutuhkan beragam kompetensi yang
dapat disusun menjadi empat kategori: kompetensi profesional, metodologis,
personal, dan sosial (Christine, Bettina, Carsten, Martin, & Thomas, 2016).
4. Penerapan di Indonesia
Penerapan telenursing di Indonesia telah dilakukan namun belum
berjalan dengan baik karena keterbatasan sumber daya, sarana dan prasarana
serta belum maksimalnya dukungan dari pemerintah. Padahal jika dilihat dari
kemajuan teknologi seperti dalam penggunaan internet, komputer dan
smartphone, telenursing sangat berpotensi untuk dikembangkan secara
maksimal dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
yang terus meningkat. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan
telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti telepon
rumah dan smartphone yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi
masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan/keperawatan.
Penerapan telenursing memiliki potensi yang besar untuk
meningkatkan akses keperawatan, menekan biaya dan meningkatkan hasil
akhir dari perawatan kesehatan. Namun peningkatan penggunaan teknologi
akan mempengaruhi hubungan perawat dan klien dengan kualitas perawatan.
Hubungan perawat dan klien tidak dapat digantikan dengan teknologi. Tetapi
pemberian asuhan keperawatan tanpa sentuhan langsung dari tangan perawat
atau menggunakan telenursing dapat dikatakan sebagai asuhan keperawatan
yang legal, karena dalam sistem telenursing perawat menggunakan
pengetahuan, keterampilan, pertimbangan dan pemikiran kritis yang tidak

6
bisa dipisahkan dari ilmu keperawatan, yang meliputi penggunaan ilmu
keperawatan, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan.

BAB III
PENUTUP

1. Implikasi Keperawatan

Berbicara investasi untuk keperawatan di masa depan, dunia


keperawatan modern saat ini telah beradaptasi dengan perkembangan
teknologi dan kondisi yang ada. Sebut saja ada telenursing–praktek
keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi telekomunikasi (National
Council of State Boards of Nursing, 2011). Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth. Praktik ini mengalami kenaikan kepopulerannya
pada masa pandemi Covid-19.
Menurut penelitian pasien telehealth Massachusetts General Hospital,
yang diterbitkan oleh The American Journal of Managed Care, sebagian
besar pasien merasa kunjungan kesehatan virtual lebih nyaman daripada
kunjungan langsung, lebih dari 60% merasa kunjungan virtual tidak berbeda
kualitasnya dengan kunjungan langsung. Lebih dari 80% akan
merekomendasikan kunjungan virtual ke keluarga dan teman.
Di Indonesia, menurut Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran Prof. Henny Suzzana, M.Ng., PhD, penggunaan terhadap
telenursing masih minim, ada masalah yang masih dihadapi yakni terkait
dengan etik dan legal. Selain itu, perlunya ada kurikulum dalam pendidikan
tinggi yang memasukkan telenursing sebagai salah satu model asuhan
keperawatan. Selanjutnya, teknologi digital lainnya yang saat ini sedang dan
akan mempunyai impact lebih pada dunia keperawatan di masa depan, ada
teknologi artificial intelligence (AI), big data, Electronic Health Record
(EHRs), dan lain-lain.

7
Dengan perkembangan dunia keperawatan modern saat ini, di
Indonesia sendiri tentunya masih ada PR dan tantangan yang harus
diselesaikan dan dihadapi, baik oleh perawat maupun pemerintah sebagai
pemangku kebijakan. Selain itu, untuk menjawab implikasi di masa depan,
tenaga perawat harus mampu beradaptasi dengan desain sistem teknologi atau
model keperawatan virtual.

2. Kesimpulan

Penerapan telenursing memberikan dampak positif terhadap berbagai


pihak seperti pasien, perawat dan pemerintah. Namun hal ini harus didukung
oleh keterampilan dan pengetahuan perawat itu sendiri. Perawat harus
memiliki pengetahuan tentang komunikasi yang cukup dalam penerapan
telenursing karena dalam pelaksanaannya perawat akan dihadapkan dengan
berbagai tipe pasien yang hanya kita kenal melalui dunia maya atau
komunikasi jarak jauh. Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan
sehingga setiap perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan
demikian klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran
perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien adalah teknik
pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan
tenaga professional.
Tujuan dari telenursing tidak untuk membentuk diagnosis medis
melainkan lebih fokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan
pengetahuan. Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring,
memberikan pendidikan kesehatan, follow up, pengkajian dan pengumpulan
data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada keluarga serta
perawatan yang inovatif dan kolaborasi. Selain itu dalam penerapan
telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi,
dan evaluasi terhadap hasil perawatan.

3. Rekomendasi

8
Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja
ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya manusia
kesehatan yang mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi informasi
yang memadai, tersedianya panduan dan standar praktek, adanya kode etik
dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan profesi
kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek telehealth. Indonesia
merupakan negara kepulauan yang sangat sesuai untuk pengaplikasian
telenursing sebagai jawaban atas permasalahan kurang meratanya pelayanan
kesehatan di wilayah Indonesia, tetapi tentu saja pemerintah dan organisasi
profesi harus membuat regulasi yang akan mengatur praktek telenursing,
yaitu membuat standar praktek, kode etik, protokol dan panduan telenursing
di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Eren, H., & Webster, J. G. (2017). Telehealth and mobile health. New York: CRC
Press.

Ghoulami-Shilsari, F., & Esmaeilpour Bandboni, M. (2019). Tele-Nursing in


Chronic Disease Care: A Systematic Review. Jundisapur Journal of Chronic
disease Care, In Press (In Press). https://doi.org/10.5812//jjcdc.84379.

Javanmardifard, S., Ghodsbin, F., Kaviani, M. J., & Jahanbin, I. (2017). The
effect of telenursing on self-efficacy in patients with non-alcoholic fatty liver
disease: a randomized controlled clinical trial. Gastroenterology &
Hepatology from Bed to Bench, 10(4), 263-271.

KEMENKES. (2015). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2015.
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/
pusdatin/lain-lain/PMK-No-97-Th-2015-ttg-Peta-Jalan-Sistem-Informasi-
Kesehatan-Tahun-2015-2019.pdf

Souza, C. F. Q. d., Oliveira, D. G. d., Santana, A. D. d. S., Mulatinho, L. M.,


Cardoso, M. D., Pereira, E. B. F. e., & Aquino, J. M. d. (2019). Evaluation of
nurses performance in telemedicine. Rev. Bras. Enferm. Revista Brasileira de
Enfermagem, 72(4), 933-939.

Padila, P., Lina, L. F., Febriawati, H., Agustina, B., & Yanuarti, R. (2018). Home
Visit Berbasis Sistem Informasi Manajemen Telenursing. JKS Jurnal
Keperawatan Silampari, 2(1), 217-235.

Schlachta-Fairchild L, E. V., Deickman A. (2008). Patient Safety, Telenursing,


and Telehealth. . USA: Hughes RG.

Souza-Junior, V. D., Mendes, I. A. C., Mazzo, A., & Godoy, S. (2016).


Application of telenursing in nursing practice: an integrative literature review.
Applied Nursing Research, 29, 254-260. doi:10.1016/j.apnr.2015.05.005

Souza, C. F. Q. d., Oliveira, D. G. d., Santana, A. D. d. S., Mulatinho, L. M.,


Cardoso, M. D., Pereira, E. B. F. e., & Aquino, J. M. d. (2019). Evaluation of
nurses performance in telemedicine. Rev. Bras. Enferm. Revista Brasileira de
Enfermagem, 72(4), 933-939.

World Health Organization. (2010). 2010 Oppurtunities and developments Report


on the second global survey on ehealth Global Observatory for eHealth
series-Volume 2 TELEMEDICINE in Member States.

Anda mungkin juga menyukai