Oleh:
Kelompok 2
Ainal Mardhiah (2212201010008)
Monaris Daralina (2212201010012)
Nova Safriana (2212201010004)
Rika Oktavia (2212201010003)
Dosen Pembimbing :
Dr. Hajjul Kamil, S. Kp.,M. Kep
ABSTRAK
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
kepada dosen mata kuliah Sistem Informatika Dalam Praktek Keperawatan
sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan
dukungannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Tujuan ..................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
oleh International Council Nursing (ICN) sebagai “Perawat terdaftar yang
telah memperoleh basis pengetahuan, keterampilan membuat keputusan dan
kompetensi klinis untuk praktik yang diperluas selain dari seorang perawat
terdaftar (Eren & Webster, 2017). Diantara banyak manfaatnya, telenursing
dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga perawat, mengurangi jarak
dan menghemat waktu perjalanan, dan menjaga pasien setelah keluar dari
rumah sakit (Kumar & Snooks, 2013). Telenursing juga dapat memberikan
peluang untuk pendidikan pasien, teleconsultations keperawatan,
pemeriksaan hasil tes medis, dan bantuan kepada dokter dalam pelaksanaan
protokol perawatan medis.
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak
pada berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi darisisi biaya
kesehatan), mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan,
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih
luas dan merata, dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan
(model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat dan pasien
terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care). Selain itu telenursing juga
meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien (Kumar & Snooks, 2013).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pemahaman tentang telenursing dan
pengaplikasiannya dalam meningkatkan pelayanan keperawatan.
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kelebihan penerapan telenursing dalam pelayanan
keperawatan
Untuk mengetahui kekurangan penerapan telenursing dalam
pelayanan keperawatan
Untuk mengetahui penerapan telenursing di Indonesia
Untuk mengetahui implikasi keperawatan terkait telenursing
2
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
1. Topik Utama
Telenursing merupakan bagian dari telehealth, yaitu pemberian pelayanan
kesehatan oleh perawat ketika jarak menjadi hambatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti telepon, konferensi video, dan sistem monitoring jarak
jauh untuk mendapatkan informasi yang valid sehingga dapat menegakkan
diagnosa, melakukan intervensi dan mencegah penyakit atau kecelakaan,
penelitian dan evaluasi, serta untuk pendidikan berkelanjutan bagi pemberi
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu
dan komunitas (WHO, 2010).
Telenursing didefinisikan sebagai perpaduan layanan telekomunikasi dan
keperawatan setiap kali ada jarak fisik yang substansial antara perawat atau
antara pasien dan perawat (Amudha, Nalini, Alamelu, Badrinath, & Sharma,
2017). American Nurses Association (2001) mendefinisikan telenursing
sebagai subjek telehealth di mana fokusnya adalah pada praktik profesi
tertentu (yaitu keperawatan). Meskipun penggunaan teknologi mengubah
Carolus Journal of Nursing, Vol. 2 No. 2, 2020 165 media penyampaian
asuhan keperawatan dan mungkin memerlukan kompetensi terkait dengan
penggunaannya untuk memberikan asuhan keperawatan, proses keperawatan
dan ruang lingkup praktik tidak berbeda dengan telenursing. Perawat yang
terlibat dalam praktik telenursing terus menilai, merencanakan,
mengintervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan, tetapi mereka
melakukannya dengan menggunakan teknologi seperti internet, komputer,
telepon, alat penilaian digital, dan peralatan telemonitoring. Mengingat bahwa
layanan kesehatan yang sekarang disediakan melalui teleteknologi telah
berkembang, istilah telehealth digunakan untuk menangkap luasnya layanan
(Schlachta-Fairchild L, 2008).
3
Manfaat telenursing dalam asuhan keperawatan pasien yaitu memberikan
pendidikan kesehatan dan mengubah perilaku kesehatan pasien; menguatkan
dan mendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan terhadap program
perencanaan perawatan pasien yang akan dilakukan sehingga dapat
meningkatkan hasil dari intervensi yang telah dilakukan serta menurunkan
komplikasi terhadap penyakit kronik yang diderita; memberikan dukungan
kepada pasien dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
penyakit kronik yang diderita seperti kelemahan, ketidakmampuan fisik,
kecemasan yang menetap, ketidakpuasan terhadap kondisi yang dialami,
ketakutan akan kematian, dan periode kekambuhan penyakit yang sering;
serta lebih ekonomis karena memangkas waktu dan biaya yang dikeluarkan
jika pasien atau perawat harus bertemu secara langsung (Ghoulami-Shilsari &
Esmaeilpour Bandboni, 2019).
2. Kelebihan
Padila at all (2018) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dengan
adanya perangkat telenursing maka masalah-masalah terkait penyediaan
SDM perawat yang kurang memadai dibeberapa RS dapat teratasi, termasuk
didalamnya jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya
kejadian luar biasa (KLB), yang tidak bisa meninggalkan ruangan karena
pasien membludak, tetap bisa terkoordinir dengan baik dengan adanya sistem
telenursing ini sebagai sarana komunikasi dan monitoring tindakan
keperawatan. Dengan digunakan SIM telenursing ini di RS, tidak menutup
kemungkinan income RS meningkat tajam, lalu akan menambah peningkatan
gaji perawat dan tim medis lainnya sehingga akan meningkat pula
produktivitas dalam bekerja. Selain itu telenursing juga membantu pasien dan
keluarga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama self-
management untuk penyakit kronis dan mengurangi lama perawatan (Length
of Stay). Sistem ini memfasilitasi perawat memberikan informasi dan
dukungan yang akurat secara online. Telenursing dapat meningkatkan
keinginan diri dan meningkatkan kesadaran pasien dalam kepatuhan terhadap
diet, aktivitas fisik, dan perilaku sehat terkait dengan penyakit. American
4
Nursing Association telah mempertimbangkan telenursing sebagai bagian dari
telemedicine yang berfokus pada penyediaan layanan keperawatan khusus
(Schlachta-Fairchild L, 2008).
Telenursing meningkatkan akses pasien ke perawatan yang
berpengaruh dan efektif. Telepon digunakan sebagai sarana komunikasi yang
tersedia, dan semakin banyak digunakan dalam telenursing. Metode
pemberian perawatan ini tidak hanya mengurangi biaya dan memfasilitasi
akses ke layanan perawatan, tetapi juga meningkatkan hubungan antara
pasien dan perawat (Javanmardifard, Ghodsbin, Kaviani, & Jahanbin, 2017).
Dalam hasil penelitian Yang, Jiang, & Li tahun 2019 mengenai ‘Peran
Telenursing Dalam Manajemen Pasien Dengan Diabetes’ dihasilkan bahwa
telenursing, sebagai alat yang berguna untuk pendidikan pasien dan intervensi
perilaku, dapat membantu pasien diabetes untuk meningkatkan kontrol
glikemik mereka. Amudha at all (2017) dalam hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa praktik telehealth di India berlangsung lebih dari satu
dekade dengan bantuan komunikasi satelit. Empat ratus node telemedicine
didirikan di India oleh Indian Space Research Organisation
(ISRO)Teleconsultation, tele-education dan observasi penyakit adalah area
utama yang dicakup oleh ISRO. Kemajuan teknologi informasi perawatan
kesehatan membantu mengatasi kekurangan dalam infrastruktur kesehatan
dan kekurangan tenaga profesional medis.
3. Kekurangan
Namun pada penggunaannya, aplikasi telenursing di lapangan juga
mengalami beberapa hambatan atau kekurangan yaitu tidak dapat melihat
pasien, adanya dilema etis, kesulitan teknologi, kurang kontak dengan pasien
secara langsung, privasi, keamanan dan kerahasiaan, perlu bantuan teknis,
biaya peralatan tinggi, kurang pengetahuan dan pendidikan yang tepat dalam
menangani komputer dan internet, masalah keselamatan pasien, informasi
yang tertunda atau hilang, saran yang disalah artikan. Bagi perawat, segmen
tele-keperawatan baru dan kinerjanya membutuhkan pelatihan dalam sumber
daya teknologi dan dalam proses kerja baru. Untuk ini, pelatihan ini harus
5
dimulai pada tingkat sarjana untuk mengikuti era teknologi saat ini (Souza et
al., 2019).
Melalui penelitian terkait perspektif pemberi kerja dan karyawan dalam
lingkup pemberian asuhan keperawatan berbasis telenursing, peneliti
memberikan pandangan luas tentang keterampilan dan kompetensi yang
dibutuhkan. Diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
aplikatif telenursing di lapangan membutuhkan beragam kompetensi yang
dapat disusun menjadi empat kategori: kompetensi profesional, metodologis,
personal, dan sosial (Christine, Bettina, Carsten, Martin, & Thomas, 2016).
4. Penerapan di Indonesia
Penerapan telenursing di Indonesia telah dilakukan namun belum
berjalan dengan baik karena keterbatasan sumber daya, sarana dan prasarana
serta belum maksimalnya dukungan dari pemerintah. Padahal jika dilihat dari
kemajuan teknologi seperti dalam penggunaan internet, komputer dan
smartphone, telenursing sangat berpotensi untuk dikembangkan secara
maksimal dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
yang terus meningkat. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan
telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti telepon
rumah dan smartphone yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi
masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan/keperawatan.
Penerapan telenursing memiliki potensi yang besar untuk
meningkatkan akses keperawatan, menekan biaya dan meningkatkan hasil
akhir dari perawatan kesehatan. Namun peningkatan penggunaan teknologi
akan mempengaruhi hubungan perawat dan klien dengan kualitas perawatan.
Hubungan perawat dan klien tidak dapat digantikan dengan teknologi. Tetapi
pemberian asuhan keperawatan tanpa sentuhan langsung dari tangan perawat
atau menggunakan telenursing dapat dikatakan sebagai asuhan keperawatan
yang legal, karena dalam sistem telenursing perawat menggunakan
pengetahuan, keterampilan, pertimbangan dan pemikiran kritis yang tidak
6
bisa dipisahkan dari ilmu keperawatan, yang meliputi penggunaan ilmu
keperawatan, pemikiran kritis, dan pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
1. Implikasi Keperawatan
7
Dengan perkembangan dunia keperawatan modern saat ini, di
Indonesia sendiri tentunya masih ada PR dan tantangan yang harus
diselesaikan dan dihadapi, baik oleh perawat maupun pemerintah sebagai
pemangku kebijakan. Selain itu, untuk menjawab implikasi di masa depan,
tenaga perawat harus mampu beradaptasi dengan desain sistem teknologi atau
model keperawatan virtual.
2. Kesimpulan
3. Rekomendasi
8
Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja
ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya manusia
kesehatan yang mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi informasi
yang memadai, tersedianya panduan dan standar praktek, adanya kode etik
dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan profesi
kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek telehealth. Indonesia
merupakan negara kepulauan yang sangat sesuai untuk pengaplikasian
telenursing sebagai jawaban atas permasalahan kurang meratanya pelayanan
kesehatan di wilayah Indonesia, tetapi tentu saja pemerintah dan organisasi
profesi harus membuat regulasi yang akan mengatur praktek telenursing,
yaitu membuat standar praktek, kode etik, protokol dan panduan telenursing
di Indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
Eren, H., & Webster, J. G. (2017). Telehealth and mobile health. New York: CRC
Press.
Javanmardifard, S., Ghodsbin, F., Kaviani, M. J., & Jahanbin, I. (2017). The
effect of telenursing on self-efficacy in patients with non-alcoholic fatty liver
disease: a randomized controlled clinical trial. Gastroenterology &
Hepatology from Bed to Bench, 10(4), 263-271.
Padila, P., Lina, L. F., Febriawati, H., Agustina, B., & Yanuarti, R. (2018). Home
Visit Berbasis Sistem Informasi Manajemen Telenursing. JKS Jurnal
Keperawatan Silampari, 2(1), 217-235.