Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN PADA AN.

CRYA
DENGAN DEMAM NEUTROPENIA

Disusun oleh:
Annisah (2114201051)
Syahla Aulia Anastasya (2114201050)
Melati (2114201025)
Nurhayati (2114201018)
Iis Istiqomah (2114201037)
Amelia Trisnawati (2114201020)
Agil Nawawi (2114201030)
Ita Puspita Sari (2114201015)
Husnah Hotimah (2114201034)
Utari Anggun Fauziah (2114201007)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2023

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM NEUTROPENIA.....................................1
A. Pengertian........................................................................................................................1
B. Etiologi............................................................................................................................1
C. Manifestasi Klinis...........................................................................................................1
D. Klasifikasi.......................................................................................................................2
E. Patofisiologi....................................................................................................................2
F. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................2
G. Penatalaksanaan..............................................................................................................3
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM NEUTROPENIA....................4
A. Pengkajian.......................................................................................................................4
B. Kasus...............................................................................................................................4
C. Analisa Data....................................................................................................................5
D. Diagnosa Keperawatan....................................................................................................7
E. Rencana Asuhan Keperawatan........................................................................................7
F. Implementasi Keperawatan.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

i
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM NEUTROPENIA

A. Pengertian
Febrile neutropenia mengacu pada terjadinya demam selama periode
neutropenia yang signifikan. Ketika seorang pasien menderita neutropenia, risiko
infeksinya mungkin lebih tinggi dari biasanya, dan tingkat keparahan infeksi tertentu
juga mungkin lebih tinggi.

B. Etiologi
Beberapa penderita kanker, tuberkulosis, mielofibrosis, kekurangan viatamin
B12 dan kekurangan asam folat mengalami neutropenia. Obat-obat tertentu, terutama
yang digunakan untuk mengobati kanker (kemoterapi), bisa mengganggu kemampuan
sumsum tulang dalam membentuk neutrofil.
a. Obat-obatan yang bisa menyebabkan neutropenia:
1. Antibiotik (penisilin, sulfonamid, kloramfenikol)
2. Anti-kejang
3. Obat anti-tiroid
4. Kemoterapi untuk kanker
5. Garam emas
6. Fenotiazin
b. Neutropenia mungkin timbul sebagai akibat dari banyak kondisi-kondisi medis:
1. Infeksi-infeksi (lebih umum infeksi-infeksi virus, namun juga infeksi-infeksi
bakteri atau parasit). Contoh-contoh termasuk: HIV, tuberculosis, malaria,
Epstein Barr virus (EBV);
2. Obat-obat yang mungkin merusak sumsum tulang (bone marrow) atau
neutrophils, termasuk kemoterapi kanker
3. Kekurangan-kekurangan vitamin (megaloblastic anemia yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dan/atau folate)
4. Penyakit-penyakit dari sumsum tulang seperti leukemia-leukemia,
myelodysplastic syndrome, aplastic anemia, myelofibrosis:
5. Terapi Radiasi
6. Penyakit-penyakit bawaan (sejak lahir) dari fungsi sumsum tulang atau dari
produksi neutrophil, contohnya, Kostmann syndrome:
7. Penghancuran autoimmune dari neutrophils (sebagai kondisi primer atau
berhubungan dengan penyakit lain seperti Felty's syndrome) atau dari obat-
obat yang menstimulasi sistim imun untuk menyerang sel-sel
8. Hypersplenism, yang merujuk pada perampasan yang meningkat dan/atau
penghancuran dari sesl-sel darah oleh limpa (spleen).

C. Manifestasi Klinis

1
Neutropenia dapat terjadi secara tiba-tiba dalam beberapa jam atau beberapa
hari (neutropenia akut) atau bisa berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa
tahun (neutropenia kronik). Neutropenia tidak mempunyai gejala yang spesifik,
sehingga cenderung tidak diperhatikan sampai terjadinya infeksi. Pada neutropenia
akut, bisa terjadi demam dan luka terbuka (ulkus, borok) yang terasa nyeri di sekitar
mulut dan anus. Yang akan diikuti oleh pneumonia bakteri dan infeksi lainnya. Pada
neutropenia kronik, perjalanan penyakitnya tidak terlalu berat jika jumlah neutrofilnya
tidak terlalu rendah
Klasifikasi

D. Klasifikasi
a. Mild, jika jarak jumlah ANC dari 1000-1500/ mikrol iter
b. Moderate, jika ANC 500-1000/mikroliter
c. Severe, jika ANC kurang dari 500/mikroliter

E. Patofisiologi

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah Perifer


Dari pemeriksaan darah perifer, dapat ditentukan ada tidaknya neutropenia
berdasarkan nilai pemeriksaan hitung sel darah putih. Diagnosa neutropenia dapat
ditegakkan bila hitung sel neutrofil kurang dari 1.5 x 10/L. Bila hitung sel
neutrofil mencapai kurang dari 0.5 x 10/L, maka kondisi ini disebut sebagai
neutropenia berat dan pasien memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi
rekuren dengan prognosis yang lebih buruk. Bila kondisi neutropenia disertai
dengan anemia dan trombositopenia, perlu dicurigai adanya kondisi autoimmune
atau penyakit infeksi atau bisa juga terjadi generalized marrow failure disorder.
2. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan sumsum tulang terutama untuk melihat ada tidaknya
abnormalitas proses myelopoiesis pada pasien neutropenia. Pemeriksaan ini
penting terutama bila terdapat kecurigaan adanya sindrom mielodisplasia atau
leukemia myeloblastik akut. Pemeriksaan sumsum tulang juga diindikasikan pada
bayi dengan kondisi neutropenia kongenital berat. Pemeriksaan apusan sumsum
tulang dapat membantu penilaian derajat beratnya defek proses myelopoiesis yang
terjadi di sumsum tulang.
3. Pemeriksaan Antibodi dan Antigen Neutrofil
Pemeriksaan antigen dan antibodi ini dilakukan dengan metode
imunofluoresensi, aglutinasi atau pemeriksaan flowsitometri. Pemeriksaan ini
digunakan untuk menentukan diagnosa neutropenia autoimun, namun tetap harus
melihat manifestasi klinis yang ditemukan serta gambaran sumsum tulang pada
pemeriksaan sumsum tulang karena masih tingginya angka positif palsu dan
negatif palsu.

2
4. Pemeriksaan Genetik
Pemeriksaan genetik berguna untuk menentukan diagnosa pada Neutropenia
kongenital maupun herediter. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mengantisipasi
kemungkinan terjadinya perburukan penyakit, seperti sindrom mielodisplasia
ataupun aplasia darah. Hasil pemeriksaan ini juga dapat menjadi dasar untuk
pemberian konseling genetik pada keluarga dengan faktor genetik bawaan.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan neutropenia secara umum dibagi menjadi dua, berdasarkan
kaitannya apakah bersifat akut atau kronik.
a. Pada neutropenia akut pemberian antibiotik dilakukan sambil mencari etiologi
dari neutropenia.
b. Pada kasus kronis, medikamentosa yang diberikan adalah obat dengan golongan.
granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF).

3
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM NEUTROPENIA

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
 Nama : An. CRYA
 Usia : 9 bulan 6 hari
 Jenis Kelamin : perempuan
 Diagnosa Medis : Demam Neutropenia, Isolated Neutropenia, Infeks
i Saluran
Kemih, Pneumonia Atipikal dd Pneumonia Interstiti
al ec
Suspek Infeksi CMV
 Penanggungjawab : Orang tua
2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama : Demam
 Alasan Masuk RS :
Ibu mengatakan anak masuk IGD satu hari yang lalu dengan keluhan demam.
Sebelumnya pasien sudah demam selama 2 minggu, lalu demam turun selam
a 1 minggu, dan demam lagi pada hari pasien masuk rumah sakit tersebut
Saat demam 2 minggu tersebut, anak berobat di klinik dengan 5 kali pu
lang-pergi klinik dan dokter di klinik mengatakan belum dapat dirujuk
karena demam biasa.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu mengatakan bahwa buyut perempuan pasien (nenek dari ibu pasien), i
bu pasien, dan tante pasien (adik kandung dari ibu pasien) memiliki ri
wayat sakit jantung dan asma.

B. Kasus
An. CRYA; perempuan; usia 9 bulan 6 hari; dengan diagnosis medis demam
Neutropenia, Isolated Neutropenia, Infeksi Saluran Kemih, Pneumonia Atipikal dd
Pneumonia Interstitial ec Suspek Infeksi CMV. Ibu mengatakan anak masuk IGD
satu hari yang lalu dengan keluhan demam. Sebelumnya pasien sudah demam
selama 2 minggu, lalu demam turun selama 1 minggu, dan demam lagi pada hari
pasien masuk rumah sakit tersebut. Saat demam 2 minggu tersebut, anak berobat di
klinik dengan 5 kali pulang-pergi klinik dan dokter di klinik mengatakan belum
dapat dirujuk karena demam biasa. Setelah kontrol yang ke-5, baru anak
mendapatkan rujukan ke RS BA, lalu dirawat selama 3 hari dan dokter mengatakan
bahwa nilai neutrofil anak sangat rendah (3,5). Lalu anak dirujuk ke RS H, namun
ditolak. Lalu ibu membawa anak ke RS U (poli hemato onko) dan karena anak

4
sedang tidak demam lalu dokter menyarankan untuk pulang dengan catatan jika
demam lagi anak segera masuk IGD. Lalu H+1 setelah pulang dari RS U, anak
demam dan masuk IGD. Hari ini (saat pengkajian) demam sudah berlangsung 2 hari
dengan puncak demam suhu 39,1 derajat celcius. Anak lahir prematur. Ibu
mengatakan pasien tidak ada riwayat sakit berat sebelumnya, bahkan belum pernah
batuk pilek. Pasien sesekali demam hanya sesaat setelah imunisasi. Ibu mengatakan
bahwa buyut perempuan pasien (nenek dari ibu pasien), ibu pasien, dan tante
pasien (adik kandung dari ibu pasien) memiliki riwayat sakit jantung dan
asma. Ibu tidak mengetahui riwayat cytomegalovirus (CMV) di dirinya ataupun
keluarganya karena tidak pernah periksa lab untuk hal tersebut. Imunisasi dasar
lengkap telah diterima pasien kecuali campak. Campak harusnya baru mendapatkan
di usia 9 bulan ini, namun DPJP mengatakan ditunda terlebih dahulu karena kondisi
penyakit anak. Anak melakukan imunisasi di bidan keluarga. Tanda-tanda vital anak
saat ini adalah TD 92/54 mmHg, HR 55 x/menit, RR 37 x/menit, T 38.1 derajat
celcius, SpO2 98%. Anak tidak menggunakan alat bantu napas, tidak ada sekret,
suara napas vesikuler, tidak tampak ada usaha napas, kembang dada adekuat, dan
pergerakan dada anak simteris. Suara jantung S1 S2 reguler normal, dengan CRT < 3
detik, akral hangat, warna kulit pink, konjuntiva tidak anemis, dan tidak ada
clubbing finger. Ibu mengatakan berat badan (BB) anak terakhir sempat sampai 9
Kg. Sejak sakit ini makannya lebih sedikit. Anak sudah mulai makan dengan tekstur
agak kasar seperti cincang atau bubur kasar. Ibu mengatakan rasa makanan dari
rumah sakit lebih tawar dari yang di rumah. BB anak saat ini adalah 7 Kg, dengan
PB 69 cm, dan LK 42 cm. Bising usus terdengar, abdomen supel, tidak ada alergi
makanan. Anak cenderung sering muntah.

C. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
 Ibu mengatakan anak masuk IGD satu  Tanda-tanda vital : TD 92/54 mmHg, HR 55
hari yang lalu dengan keluhan demam x/menit, RR 37 x/menit, T 38.1 derajat celcius,
 Ibu mengatakan berat badan (BB) SpO2 98%.
anak terakhir sempat sampai 9 Kg.  Anak cenderung sering muntah
 Ibu mengatakan pasien tidak ada  Ada ruam popok
riwayat sakit berat sebelumnya,  Metacarpal dextra ada luka
bahkan belum pernah batuk pilek.  Pemeriksaan radiologi (Thorax AP)
 Ibu mengatakan bahwa buyut perempu kesimpulan corakan vaskular kedua paru kasar
an pasien (nenek dari ibu pasien), ibu DD/ bronkhitis, bronkiolitis.
pasien, dan tante pasien (adik kandung

5
dari ibu pasien) memiliki riwayat sakit  Neutrofil 3.5
jantung dan asma  Eritrosit 4,05
 Albumin 3,8
 GDS 100
 Ureum 6 mg/dL
 Creatinin 0,25 mg/dL
 Urin lengkap (epitel +1, crysta +1, leukosit
esterase +1)
 Terapi medis saat ini yang diterima anak
adalah Cefotaxim 1x200 mg IV dan
Paracetamol drop 120 mg PO k/p.

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Data Subjektif (DS) Agen infeksi masuk melalui topi Hipertermia b.d Proses Penyakit
• Ibu mengatakan anak cal (D.0130)
masuk IGD satu hari yang lalu d
engan keluhan demam
Data objektif (DO) Infeksi masuk ke dalam darah
• Suhu 38.1 derajat celci
us
• GDS 100 Bakteri mengeluarkan endotoks
in

endotoksin melepas pirologen

pirogen beredar dalam darah


hipotalamus

Suhu tubuh meningkat

hipertermia
Data Subjektif (DS) Suhu tubuh meningkat Resiko Defisit nutrisi b.d ketidak
• Ibu mengatakan anak mampuan mencerna makanan
masuk IGD satu hari yang lalu d (D.0019)
engan keluhan demam Kerja lambung menurun
Data objektif (DO)
• Suhu 38.1 derajat celci
us Proses pencernaan makanan m
• GDS 100 enurun

Rasa tidak enak diperut

6
Tidak nafsu makan

Asupan nutrisi menurun

Resiko defisit nutrisi

Data Subjektif (DS) Anak mengalami hipertermia Ansietas b.d kurang terpapar inf
• Ibu merasa selama ana ormasi (D.0080)
k sakit ibu lebih merasa lelah ka
rena secara psikologis emosiny Kurangnya informasi
a terkuras bingung sebenarnya
anaknya kenapa kok sampai dir
ujuk ke dokter kanker dan pana Kegelisahan meningkat
snya juga lama sekali padahal s
ebelumnya anak tidak pernah s
akit lama dan anaknya aktif. Ansietas
Data objektif (DO)
Data Subjektif (DS) Kurangnya kebersihan Gangguan Integritas Kulit/Jaring
an (D.0129)
Data objektif (DO)
• Ada ruam popok Mengiritasi kulit

Infeksi

dermatitis iritan

gangguan integritas kulit/jaring


an

D. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia b.d Proses Penyakit (D.0130)
2. Resiko Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (D.0019)
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
4. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d bahan kimia iritatif (D.0129)

7
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil/Luaran SLK Intervensi/SIKI
SDKI I
1. Hipertermia b.d Prose Termoregulasi L.14134 Manajemen Hipertermia (I.15506)
s Penyakit (D.0130)
Setelah dilakukan tindaka Observasi
n keperawatan selama 1x24  Identifikasi penyebab hip
jam Termoregulasi membaik ertermia
dengan  Monitor suhu tubuh
Kriteria hasil :  Monitor haluaran urine
1. Suhu tubuh membaik Terapeutik
(5)  Sediakan lingkungan yang
2. Kadar glukosa dara dingin
h membaik(5)  Longgarkan atau lepaskan
pakaian
 Berikan cairan oral
 Lakukan pendinginan ekste
rnal
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cair
an dan elektrolit intrave
na

Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil/Luaran SLK Intervensi/SIKI


SDKI I
Resiko Defisit nutris Status nutrisi bayi (L.0 Manajemen gangguan makan (I.0311
2. i b.d ketidakmampuan 3031) 1)
mencerna makanan (D.0
019) Setelah dilakukan tindaka Observasi
n keperawatan selama 1x24  Monitor asupan dan keluar
jam nya makanan dan cairan se
status nutrisi bayi memb rta kebutuhan kalori bayi
aik dengan Kolaborasi
Kriteria hasil :  Kolaborasi dengan ahli gi
1. pola makan membaik zi tentang kebutuhan kalo
(5) ri dan pilihan makanan ba
yi
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil/ SLKI Intervensi/SIKI
SDKI
3. Ansietas b.d kurang t Tingkat ansietas (L.0909 Reduksi Ansietas (I.09314)
erpapar informasi (D.0 3)
080) Observasi
Setelah dilakukan tindaka  Monitor tanda-tanda ansietas
n keperawatan selama 1x24 (verbal dan nonverbal)
jam Tingkat ansietas menu Edukasi
run dengan  Jelaskan prosedur, terma
suk sensasi yang mungkin
Kriteria hasil : dialami oleh ibu

8
1. Verbalisasi kebingu  Berikan informasi kepada
ngan menurun (5) ibu secara faktual mengen
2. Verbalisasi khawat ai diagnosis, pengobatan,
ir akibat kondisi dan prognosis
yang dihadapi menu
run (5)
4. Gangguan Integritas K Integritas kulit/jaringan Perawatan Integritas Kulit (I.11
ulit/Jaringan b.d bahan meningkat (L.14125) 353)
kimia irtatif (D.0129)
Setelah dilakukan tindaka Observasi
n keperawatan selama 1x24  Identifikasi penyebab gan
jam gguan integritas kulit
integritas kulit/jaringan Terapeutik
meningkat dengan  Gunakan produk berbahan r
ingan/alami dan hipoalerg
Kriteria hasil : ik pada kulit sensitive
1. Kerusakan jaringan  Hindari produk berbahan d
menurun (5) asar alkohol pada kulit k
2. Kerusakan lapisan ering
kulit menurun (5)

F. Implementasi Keperawatan
DX Implementasi Evaluasi
Manajemen hipertermia (I.1550 S : Ibu klien mengatakan
Hipertermia b.d Proses Penya 6) demam anak menurun
kit (D.0130) 37 derajat celcius.
 Mengidentifikasi penyeb
O:
ab hipertermia
 Memonitor suhu tubuh  Suhu tubuh pasien
 Memonitor haluaran urin 37
e  Anak terlihat tampa
 Menyediakan lingkungan k lebih tenang sete
yang dingin lah suhu menurun
 Melonggarkan atau lepas A : Masalah keperawatan
kan pakaian Hipertermia teratasi
 Memberikan cairan oral P : Intervensi dihentik
 Melakukan pendinginan e an
ksternal
 Mengkolaborasi pemberia
n cairan dan elektrolit
intravena

Manajemen gangguan makan (I.03 S : Ibu klien mengataka


Resiko Defisit Nutrisi b.d k 111) n
etidakmampuan mencerna makan anak masih tidak nafs
an (D.0019)  Memonitor asupan dan ke u makan dan sering mu
luarnya makanan dan cai al muntah
ran serta kebutuhan kal
O : BB anak masih belum
ori bayi
 Mengkolaborasi dengan a belum naik masih 7 kg
hli gizi tentang kebutu A : Masalah keperawatan
han kalori dan pilihan Resiko Defisit Nutrisi bel
makanan bayi um teratasi

9
P : Intervensi dilanjut
kan
 Memonitor asupan d
an keluarnya makan
an dan cairan sert
a kebutuhan kalori
bayi
Reduksi Ansietas (I.09314)
Ansietas b.d kurang terpapar S : Ibu klien mengatakan p
informasi (D.0080)  Menjelaskan prosedur, t aham
ermasuk sensasi yang mu atas informasi yang dib
ngkin dialami oleh ibu erikan oleh perawat
 Memberikan informasi ke O : Ibu klien tampak paha
pada ibu secara faktual m
mengenai diagnosis, pen anjuran dan informasi y
gobatan, dan prognosis ang telah diberikan ole
h perawat
A : Masalah keperawatan A
nsietas teratasi
P : Intervensi dihentikan
Gangguan Integritas Kulit/Ja Perawatan Integritas Kulit (I. S :
ringan b.d bahan kimia iritatif (D. 11353) O : Ruam popok tampak
0129) memudah dan hilang
 Mengidentifikasi penyeb A : Masalah keperawatan
ab gangguan integritas integritas kulit teratasi
kulit P : Intervensi dihentikan
 Menggunakan produk berb
ahan ringan/alami dan h
ipoalergik pada kulit s
ensitive
 Menghindari produk berb
ahan dasar alkohol pada
kulit kering

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai