Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 3

• Diajeng Fitra R (12210002) • Adisty Auliani (1221A0001)


• Viska Nurul H (12210016) • Della Ivanka (1221A0005)
• Risfan Julianto (12210031) • Icha Nurul S (1221A0009)
• Siti Shinta (12210037) • Lisa Nuryanti (1223A0002)
• Enur Andriani (12210054) • Lulu Nurmadani (1223A0003)
• Azkia Putri A (12210140) • Nenden Saripah (1223A0005)
• Herlina Putri M (12210143) • Neneng Nurfadilah R (1223A0006)
• Risa Cahya K (12210150) • Wulan Permatasari (1223A0011)
• Mila Karmila (12210158)
• Salvira Desvia P (12210164)
• Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan gejala yang
timbul yang jelas sepanjang umur pasien Autism Spectrum Disorde
(ASD) ditandai dengan gangguan interaksi social dan komunikasi yang
terhambat dan menyimpang, serta kumpulan aktivitas dan minat yang
terbatas.
• Autisme adalah ketidak mampuan perkembangan yang biasanya terlihat
sebelum usia dua setengan tahun dan ditandai dengan gangguan pada
wicara, bahasa, mobilitas, persepsi dan hubungan interpersonal Anak
yang autisme biasanya nak memiliki kesadaran terhadap orang lain dan
gagal membangun hubungan interpersonal, bahkan dengan orang
tuanya.
• Kaplan & Sadock (2010) menyatakan bahwa gangguan
autistik (dahulu disebut autisme infantile dini, autisme masa
kanak-kanak atau autisme kanner) ditandai dengan interaksi
soasial timbal balik yang menyimpang, keterampilan
komunikasi yang terlambat dan menyimpang, serta kumpulan
aktivitas dan minat yang terbatas. Gangguan autisme 4
hingga 5 kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan
anak perempuan Anak perempuan dengan gangguan autistik
lebih besar kemungkinannya memiliki retradasi mental
Faktor
Faktor Faktor
Biologis dan
Psikogenik Genetik
Lingkungan

Faktor Faktor
Imunologis Perinatal
1. Gangguan dalam komunikasi verbal
2. Gangguan dalam bidang ineraksi social
3. Gangguan dalam bermain
4. Gangguan perilaku
5. Gangguan perasaan dan emosi
6. Gangguan dalam persepsi sensori
7. Intelegasi
Autisme Persepsi Autisme Reaksi
Dianggap autisme yang asli karena Dianggap autisme yang asli karena
kelainan sudah timbul sebelum lahir kelainan sudah timbul sebelum lahir
Ketidak mampuan anak berbahasa Ketidak mampuan anak berbahasa
termasuk pada penyimpangan reaksi termasuk pada penyimpangan reaksi
terhadap rangsangan dari luar, begitu terhadap rangsangan dari luar, begitu
juga kemampuan anak bekerjasama juga kemampuan anak bekerjasama
dengan orang lain, sehingga anak dengan orang lain, sehingga anak
bersikap masa bodoh. bersikap masa bodoh.
Autisme Yang Timbul Kemudian
Terjadi setelah anak agak besar,
dikarenakan kelainan jaringan otak yang
terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan
mempersulit dalam hal pemberian
pelatihan dan pelayanan Pendidikan
untuk mengubah perilakunya yang
sudah melekat.
1. Childhood Autism Rating Scale (CARS)
2. Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)
3. The Autism Screening Questionare
4. The Screening Test for Autism in Two-Years Old
1. Penatalaksanaan medis
Umumnya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan
penerangan kepada keluarga, serta penanganan perilaku dan
edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif dapat mempengaruhi
outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini dievaluasi, mencakup
obat fenfluramine, lithium baloperidol dan naltrexone. Terhadap
gejala yang menyertai.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Mengurangi masalah prilaku
2) Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi
dapat meningkatkan kemahiran berbicara
3) Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan
terutama bahasa.
4) Anak bisa mandiri dan bersosialisasi
Judul : Peningkatan Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Autis
Melalui Terapi Bermain Assosiatif
Nama jurnal : Journal of Health Studies
Vol : 4, No. 2, September 2020
Peneliti : Siska Iskandar dan Indryani
Analisis : Autis merupakan gangguan perkembangan pervasivepada masa kanak-
kanak yang dapat dilihat dari gangguan kemampuan interaksi sosial dan
komunikasi. Terapi bermain merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan interaksi sosial anak autis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas terapi bermain asosiatif terhadap peningkatan kemampuan interaksi
sosial pada anak autis dengan metode penelitian survei analitik menggunakan
pendekatan kuasi eksperimen. Penilaian kemampuan interaksi sosial dilakukan
sebelum dan setelah dilakukan terapi bermain.Hasil Penelitian menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan interaksi sosial pada anak
autis sebelum dan setelah dilakukan terapi bermain. Terapi bermain assosiatif
efektif dalam meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak autis.
Sampai Bertemu Kembali

Anda mungkin juga menyukai