Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

BioListrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan


listrik pada tubuh kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik
dirumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang
terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion
intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel
terdapat ion h dan anion protein. BioOptik adalah Menilik kata biooptik,
tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk hidup/ zat
hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, sedangkan optik dikenal
sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar.
secara spesifik ada klasifikasi Optik geometri dan optika fisis. Fokus utama di
biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia, yaitu mata.

B. Rumusan Masalah

1. Jelasakan tentang biolistrik ?


2. Jelaskan tentang biooptik ?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami tentang biolistrik.


2. Mengetahui dan memahami tentang biooptik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biolistrik

1. Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah
satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam
bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan
isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang
dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke
neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan,
perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti
gelombang pada permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang
beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik
dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan.
Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan
memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang
dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak
dan kelainan otak lainya.
2. HukumAtau Rumus Dalam Biolistrik
Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan biolistrik diantaranya:
a. Hukum Ohm :
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung
dengan arus yang melewati, berbanding terbalik dengan tahanan dari

2
konduktor.
Hukum Ohm ini dapat dinyatakan dalam rumus:
R = V/I

Keterangan:

R = dalam Ohm (Ω )

I = amper ( A )

V = tegangan ( Volt )

b. Hukum Joule :
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V)
dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas.
Hal ini dinyatakan dalam rumus:
𝑉𝐼𝑇
H1 (kalori) = 𝐽

Keterangan:

V = tegangan dalam Voltage.


I = arus dalam amper.
T = waktu dalam detik.
J = Joule = 0,239 kal.

3. Macam-Macam Gelombang Arus Listrik


Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud
diantaranya :
1. Arus bolak balik/sinusoidal
2. Arus setengah gelombang (telah diserahkan)
3. Arus searah penuh tapi masih mengandung riple / desir
4. Arus searah murni

3
5. Faradik
6. Sentakan faradik/ surged faradik
7. Sentakan sinusoidal / surged sinusoidal
8. Galvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji
4. Listrik dan Magnet Dalam Tubuh
1. Sistem Syaraf dan Neuron
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom.

a. Sistem saraf pusat


Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf
perifer ini adalah serat-serat yang mengirim informasi sensoris ke
otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferensedangkan serat
saraf yang menghantarkan informasi dari otak dan medulla spinalis
ke otot serta kelenjar disebut serat efferen.

b. Sistem saraf otonom


Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung,
usus dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak
sadar. Otak berhubungan langsung dengan medulla spinalis;
keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi tulang
tengkorak serta tulang vertebralis (columna vertebralis). Berfat otak
1500 gram dan hanya 50 gram yang efektif.
Struktur dasar dari sistem saraf di sebut neuron/sel saraf. Suatu sel
saraf mempunyai fungsi menerima, interpretasi dan menghantarkan
aliran listrik.

2. Kelistrikan Saraf
Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat
saraf ; serat saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan
menghantar impuls lebih cepat dari pada serat saraf yang berdiameter

4
kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat
dibagi dalam tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan
mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf dibagi dalam dua tipe :
serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.
Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin
merupakan suatu insulator ( isolasi) yang baik dan kemampuan
mengalir listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apa
bila melewati serat saraf yang bermielin. Kecepatan aliran listrik pada
serat serat saraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang sama
tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin (diameter 1
mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada
diameter 10 µm mempunyai kecepatan 100 m/detik. Pada serat saraf
bermiein aliran sinyal dapat meloncat dari 1 simpul ke simpuk yang
lain.

3. Perambatan Potensial Aksi


Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran
untuk mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi
perambatan potensial aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini
disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami
repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat
refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut
dan peiode refrakter relative:
• Periode refrekter absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan
untuk menghasilkan potensial aksi yang lain.
• Periode refrekter relatif
Setelah sel membran mendeteksi repolarisasi seuruhnya maka dari

5
periode refrekter absolut akan menjadi periode refrekter relatif, dan
apabila ada stimulasi/rangsangan yang kuat secara normal akan
menghasilkan potensial aksi yang baru.

4. Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis; berakhirnya saraf
pada sel otot/hubungan saraf otot disebut Neuromnyal junction.
Baik sinapsis maupun Neuromnyal junction mempunyai kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke
sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel
membran sel otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat
kimia yang terdapat pada otot akan trigger/bergetar/berdenyut
menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel
otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

5. Kelistrikan Otot Jantung


Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot
bergaris. Pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial
membran istirahat dilakukan ragsangan ion-ion Na+ akan masuk ke
dalam sel dan setelah tercapai nilai ambang akan timbul depolarisasi.
Sedangkan pada sel otot jantung, ion Na+berlahan-lahan akan masuk
kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala depolarisasi secara
spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa
memerlukanrangsangan dari luar.

6. Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi


• Gelombang potensial aksi dari akson
• Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris
• Gelombang potensial aksi dari sel oto jantung

7. Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda.

6
Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan
tembaga. Apabila sebuah elektroda tembaga da sebuah elektroda perak
di celupkan dalam sebuah larutan misalnya larutan elektrolit seimbang
cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antara kedua
elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara
potensial kontak kedua logamtersebut disebut potensial offset elektroda.
Macam- macam bentuk elektroda :
1. Elektroda Jarum (Mikro Elektroda)
Berbentuk konsentrik ( consentrik elektoda ). Elektroda berbentuk
jarum ini dipergunakan untuk mengukur aktivitas motor unit tunggal.
2. Elektroda Mikropipet
Elektroda ini dibuat dari pada gelas.
3. Elektroda Permukaan Kulit
Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan karat,
Misalnya perak, nikel, atau alloy.Bentuk bentuknya adalah plat, suction
cup, floating, ear clip, batang.

8. Isyarat Listrik Tubuh


Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan
kimia dari tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh
secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik
tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
1) EMG ( Elektromiogram ).
2) ENG ( Elektroneurogrfam ).
3) ERG ( Elektroretionogrfam ).
4) EOG (Elektrookulogram ).
5) EGG ( Elektrogastrogram ).

7
6) EEG ( Elektroensefalogram ).
7) EKG ( Elektrokardiogram ).

9. Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung


Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris,
yaitu mempunyai kemampuan menuntun suatu perambatan potensial
aksi/gelombang depolarisasi. Depolarisasi membran otot jantung
(miokardium) oleh perambatan potensial aksi dengan menghasilkan
kontraksi otot. Hanya saja ada 3 hal penting perbedaan antara sel otot
jantung dengan sel otot bergaris yaitu otot jantung mempunyai : high
speed conductive pathways (konduksi berjalan dengan keceptan tinggi),
long refractory period ( periode refrakter yang panjang), automatisasi.

B. Bio Optik
1. Pengertian Bioptik

Bio optik merupakan suatu yang mempelajari ilmu tentang indera


penglihatan yaitu mata. BioOptik adalah Menilik kata biooptik, tersusun
atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk hidup/ zat hidup atau
bagian tertentu dari makhluk hidup, sedangkan optik dikenal sebagai bagian
ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar.

2. Optik Geometrik dan Optik Fisik

Dalam ilmu optik ada dua cara pendekatan mengenai gejala optik yaitu :
optika geometris dan optika fisik.

1. Optik geometris

Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis


lurus , berkas berkas cahayya disebut garis cahaya dan digambar secara
garis lurus. Dengan menggunakan cara pendekatan ini dapatlah

8
melukiskan ciri ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik. Misalnya
untuk rumus cermin dan lensa :

1 1 1
=𝑏+𝑣
f

Keterangan : f = fokus = titik api , b = jarak benda, v = jarak bayangan

Hukum Willebrood Sinelius (1581 -1626) :

sin i
=n
sin r

Keterangan : n= indeks bias, i = sudut datang , r= sudut bias (refraksi )

2. Optik Fisik

Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polarisasi tidak


dapat dijelaskan melalui metode optika geometri. Gejala gejala ini hanya
dapat dijelaskan dengan menghitung ciri ciri fisik dari cahaya tersebut.

3. Hubungan Antara Indeks Bias dan Keceptan Rambat

Indeks bias dari suatu benda A didefinisikan sebagai

sin i
nA sin r

Keterangan : i = sudut datang , r= sudut bias (refraksi )

nA ini dapat pula didefinisikan sebagai berikut : kecepatan rambat


cahaya dalam ruang hampa dibandingkan dengan keceptan rambat cahaya
dalam medium. Dengan demikian bila cepat rambat cahaya di dalam ruang
hampa C dan di dalam medium CA maka :

𝐶
nA = 𝐶
𝐴

9
4. Lensa

Berdasarkan bentuk permukaan maka lensa dibagi menjadi 2 :

1. Lensa yang mempunyai permukaaan sferis.


2. Lensa yang mempunyai permukaaan silindris.

Permukaam sferis ada dua macam pula yaitu :

a. Lensa konvergen / konveks

Sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul menjadi bayangan


nyata, juga disebut lensa positif atau lensa cembung.

b. Lensa divergen

Sinar sejajar yang meneembus lensa akan menyebar, lensa ini disebut
lensa negatif atau lensa cekung. Lensa yang mempunyai permukaan
silinder disebut lensa silindris. Lensa ini mempunyai fokus yang positif
dan ada pula mempunyai panjang fokus negatif.

Kesehatan lensa

Berdasakan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak


bayangan, jarak fokus, radius, kelengkungan lensa serta sinar sinar yang
datang paraksial maka kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi kensa).
Abrasi adabermacam macam : Aberasi sferis , koma, astigmatisma,
kelengkungn medan, distrorsi dan aberasi kromatis.

10
5. Mata

Untuk memebedakan gelap atau terang tergantung atas penglihatan


seseorang. Ada 3 komponen pada pengindraan penglihatan ; mata
memfokuskan bayangna pada retina, sistem syaraf mata yang memberi
informasi ke otak, korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa
pengliahatan tersebut

1. Alat Optik Mata

Bagian bagian mata

a. Retina : terdapat rod/ batang dan kones/kerucut : fungsi rod untuk


melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat pada siang
hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke syaraf optikus.
b. Fovea sentralis : daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah
tengahnya terdapat mekula luteaa (bintik kuning).
c. Kornea dan Lensa : kornea merupakan lapisan mata paling depan dan
berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm
dsedangkan lensa terdiri dari kristanl mempunyai dua permukaan
dengan jari jari kelengkungan 7,8 mm fungsinya adalah
memfokuskan objek pada berbagai jarak.
d. Pupil : di tengah tengah iris terdapat pupil yang berfungsi menagtur
cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup
demikian sebaliknya.

Sistem optik mata serupa kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena:

a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar .


b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi.
c. Dalam 1 detik dapat memfokuskan objek yang berjarak 20 cm.
d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya
e. Diafragma mata diatur diatur secara otomatis oleh iris

11
f. Kornea terdiri dari sel sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi.
g. Tekanan bola ata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mm
Hg.
h. Tiap mata dilindungi oleh tulang.
i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.
j. Bola mata dilengkapi dengan otot otot mata yang mengatur gerakan
bola mata (m=musculus=otot)

Ada 6 otot : m. rectus medialis- menarik bola mata ke dalam., m.


rectus lateralis- menarik bola mata ke samping, m. rectus superior-
menarik bola mata ke atas, m. rectus inferior- menarik bola mata ke
bawah, m. obligus inferior- memutar ke samping atas, m. obligus
superior- memutar ke samping dalam.

Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut
strabismus (mata juling)

2. Daya Akomodasi

Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang


peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara
tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20-23 mm).
Kemampuan lensa mata untuk untuk memfokuskan objek disebut daya
akomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua
daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa /
elastisitas lensa semakin berkurang.

3. Penyimpangan Penglihatan dan Teknik Koreksi

Mata yang mempunyai titik jauh atau punktum remotum terhingga


akan memeberi bayangan benda secara tajam pada selaput retina,
dikatakan mata emetropia. Sedangkan mata yang mempunyai titik jauh
yang bukan tak terhingga, mata demikan disebut mata ametropia. Mata

12
ametropia mempunyai 2 bentuk : mipopia (penlihatan dekat) dan
hipermetrop (penglihatan jauh).

4. Ketajama Penglihatan (Visual Acuity)

Ketajaman penlihatan diperguankan untuk menentukan penggunaan


kaca mata di klinik dikenal dengan nama visus. Tapi bagi seorang ahli
fifk ketajaman penglihatan ini disebut resolusi mata.

5. Medan Pengliahatan

Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang


dipergunakan “alat perimeter”.

6. Tanggap Cahaya

Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe
fotoreseptor pada retina yaitu rod atau batang dan cone atau kerucut. Rod
dan cone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis
di belakang jaringan saraf.

7. Penyesuaian terhadap terang dan gelap

Dari ruangan gelap msuk ke dalam ruangan terang kurang mengalami


kesulitan dalam penglihatan. Tapi apabila dari ruangan terang massuk ke
dalam ruangan gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan
diprelukan waktu tertentu agar memperoleh penyesuaian.

1. Mekanisme penyesuaian terang (cahaya)

Pada kerucut dan batang terjadi perubahan dibawah penagaruh


energi sinar yang disebut foto kimia.

13
2. Mekanisme penyesuaian gelap

Seseorang masuk kedalam ruangan gelap yang tadinya berada di


ruangan terang, jumlah rhodopsin di dalam rod sangat sedikit
sebagai akibat orang tersebut tidak dapat melihat apa-apa di dalam
ruangan gelap.

8. Tanggap warna

Salah satu kemampuan mata adalah tanggap warna, namun


mekanisme tanggap warna tersebut belum diketahui secara jelas.

a. Teori tanggap warna

Kone berbeda dengan rod dalam beberapa hal yaitu cone


memberi jawaban yang selektif terhadap warna, kurang sensitif
terhadap cahaya dan mempunyai hubungan dengan otak dalam
kaitan ketajaman penglihatan dibandingkan dengan rod. Ahli faal
Lamonov, Young helmholtz berpendapat ada tiga tipe kone yang
tanggap terhadap tiga warna pokok yaitu biru, hijau dan merah.

1. Kone biru : mempunyai kemampuan tanggap gelombang


frekuensi cahaya antara 400 dan 500 milimikron.
2. Kone hijau : berkemampuan menerima gelombang cahaya
dengan frekuensi antara 450 dan 675 milimikron.
3. Kone merah : dapat mendeteksi seluruh panjang gelombang
cahaya tetapi respon terhadap cahaya orange kemerahan sangat
kuat daripada warna-warna lainnya.

14
b. Buta Warna

Pada suatu penelitian diperoleh 8% laki- laki buta warna,


sedangkan 0,5% terdapat pada wanita dan dikatakan buta warna
ini diturunkan oleh wanita. Ada pula orang buta terhadap warna
merah disebut protanopia, buta terhadap warna hijau disebut
deuteranopia buta terhadap warna biru disebut tritanopia.

c. Peralatan Pada Pemeriksaan Mata

Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu:


pemeriksaan mata bagian dalam, pengukuran daya fokus mata,
pengukuran lengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan
mata dan lensa ada 6 macam yaitu;

1. Opthalmoskop
2. Retinoskop
3. Keratometer
4. Tonometer dan Schiottz
5. Pupilometer
6. Lensometer

6. Cahaya

Cahaya dapat bersifat gelombang dan partikel. Cahaya sendiri pada


hakekatnyatidak dapat dilihat, kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut
mengenai benda.

15
1. Sumber Dan Sifat Cahaya

a. Sumber cahaya

Secara garis besar sumber cahaya dapat dibagi menjadi dua macam;

1) Cahaya Alam (Natural lighting)

Yang termasuk cahay alam adalah cahaya matahari yang


merupakan sumber cahaya utama dan dominan.

2) Cahaya yang artifisial ( Cahaya buatan )

Cahaya buatan meliputi cahaya listrik (cahaya fluoresen), cahaya


gas, lampu minyak dan lilin.

b. Sifat sumber cahaya

Sumber cahaya dari cahaya buatan dipergunakan untuk penerangan


ruangan yang berbeda dengan matahari dalam hal panjang gelombang.
Seluruh sumber cahaya buatan berbeda dengan sinar matahari dalam
hal distribusi spektrum.

2. Fotometri dan Satuan

Fotometri adalah ilmu yang yang membicarakan tentang pengukuran


kwantitas cahaya. Ada beberapa kwantitas cahaya yaitu; kuat cahaya (I),
arus cahaya (F), kuat penerangan (E), dan terang cahaya (e).

16
3. Alat pengukuran cahaya

a. Alat pengukur kuat cahaya

Untuk mengukur kuat cahaya dipakai alat :

1. Fotometer sederhana
2. Fotometer buatan lummer dan brodhun

b. Alat pengukur kuat penerangan bidang

Alat pengukur kuat penerangan bidang disebut luks meter (= light


meter= mater cahaya). Didalam alat ini terdapat foto sel hanya
menghasilkan listrik kalau di jatuhi cahaya.

Arus listrik yang dihasilkan itu diukutr dengan Glavanometer G


yang skalanya telah diubah menjadi skala luks (kuat penerangan
bidang). Luks mater biasanya dipakai untuk menentukan waktu
exposure (pencahayaan) sedangkan waktu pencahayaan berbanding
terbalik dengan kuat penerangan bidang. Dengan mempergunakan
luks meter maka diperoleh data kuat penerangan yaitu

1. Cahaya matahari 100.000 lux


2. Lampu- lampu gedung bioskop 50.000 luks.
3. Ruangan aula 300 luk
4. Ruangan membaca !50 luks
5. Bulan purnama (0,2) lux
6. Bintang malam hari 0,003 luks.

Ruang membaca mempunyai kuat penerangan 150 luks agar tidak


merusak kesehatan mata dan tidak cepat lelah.

17
4. Hubungan Gelombang Cahaya dengan Gelombang Elektromagnetik

Secara garis besar gelombang cahaya ini dibagi atas 3 bagian yaitu :

a. Ungu ultra, yang mempunyai panjang gelombang antara 100-400 nm (


1 nm = 10−9 meter). Ungu ultra ini dapat dibagi menjadi sub bagian
berdasarkan efek radiasi dan berdasarkan efek biologis.
b. Sinar tampak (visible light), mempunyai panjang gelombang antara
400-700 nm.
c. Sinar merah infra ( I.R ) dengan panjang gelombang antara 700-104
nm lebih. Merah infra menempati daerah dalam spektrum
elekromagnetik antara sinar tampak dan gelombang mikromagnetik
antara sinar tampak dan gelombang mikro (mikrowave).

18
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-
elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat
adanya rangsangan penginderaan. Sedangkan Bioptik merupakan suatu yang
mempelajari ilmu tentang indera penglihatan yaitu mata

19
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F,1996. Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta.s

https://nopinurh.wordpress.com/category/biolistrik/

20

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi 14 LUKA BAKAR
    Materi 14 LUKA BAKAR
    Dokumen61 halaman
    Materi 14 LUKA BAKAR
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Catatan
    Catatan
    Dokumen2 halaman
    Catatan
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Balon Udara Panas
    Balon Udara Panas
    Dokumen4 halaman
    Balon Udara Panas
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawat
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawat
    Dokumen6 halaman
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawat
    iyan
    Belum ada peringkat
  • Bengawan Solo
    Bengawan Solo
    Dokumen1 halaman
    Bengawan Solo
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Balon Udara Panas
    Balon Udara Panas
    Dokumen4 halaman
    Balon Udara Panas
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • WOC Diabetes
    WOC Diabetes
    Dokumen5 halaman
    WOC Diabetes
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bengawan Solo
    Bengawan Solo
    Dokumen1 halaman
    Bengawan Solo
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kel 8 Sistem Sensoris
    Kel 8 Sistem Sensoris
    Dokumen16 halaman
    Kel 8 Sistem Sensoris
    Muhammad Najib Saputra
    0% (1)
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen15 halaman
    Bab 6
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Anfis Sistem Pernafasan
    Anfis Sistem Pernafasan
    Dokumen38 halaman
    Anfis Sistem Pernafasan
    anita
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen10 halaman
    Bab 2
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen10 halaman
    Bab 7
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen5 halaman
    Bab 5
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen15 halaman
    Bab 6
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen5 halaman
    Bab 5
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 12
    Bab 12
    Dokumen17 halaman
    Bab 12
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kel 8 Sistem Sensoris
    Kel 8 Sistem Sensoris
    Dokumen16 halaman
    Kel 8 Sistem Sensoris
    Muhammad Najib Saputra
    0% (1)
  • Kel 5 Sistem Hormon
    Kel 5 Sistem Hormon
    Dokumen11 halaman
    Kel 5 Sistem Hormon
    ainia nur faradilla
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen6 halaman
    Bab 4
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 11
    Bab 11
    Dokumen7 halaman
    Bab 11
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kel 8 Sistem Sensoris
    Kel 8 Sistem Sensoris
    Dokumen16 halaman
    Kel 8 Sistem Sensoris
    Muhammad Najib Saputra
    0% (1)
  • Termofisika
    Termofisika
    Dokumen15 halaman
    Termofisika
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Ca Colon
    Ca Colon
    Dokumen7 halaman
    Ca Colon
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kel 3 Sistem Endokrin
    Kel 3 Sistem Endokrin
    Dokumen25 halaman
    Kel 3 Sistem Endokrin
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kel 6 Sistem Reproduksi
    Kel 6 Sistem Reproduksi
    Dokumen20 halaman
    Kel 6 Sistem Reproduksi
    ainia nur faradilla
    Belum ada peringkat
  • Kel 7 Fisika Dalam Keperawatan
    Kel 7 Fisika Dalam Keperawatan
    Dokumen23 halaman
    Kel 7 Fisika Dalam Keperawatan
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kel 2 Metabolisme Protein
    Kel 2 Metabolisme Protein
    Dokumen22 halaman
    Kel 2 Metabolisme Protein
    Muhammad Najib Saputra
    Belum ada peringkat