PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biolistrik
1. Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah
satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam
bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan
isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang
dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke
neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan,
perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti
gelombang pada permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang
beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik
dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan.
Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan
memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang
dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak
dan kelainan otak lainya.
2. HukumAtau Rumus Dalam Biolistrik
Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan biolistrik diantaranya:
a. Hukum Ohm :
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung
dengan arus yang melewati, berbanding terbalik dengan tahanan dari
2
konduktor.
Hukum Ohm ini dapat dinyatakan dalam rumus:
R = V/I
Keterangan:
R = dalam Ohm (Ω )
I = amper ( A )
V = tegangan ( Volt )
b. Hukum Joule :
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V)
dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas.
Hal ini dinyatakan dalam rumus:
𝑉𝐼𝑇
H1 (kalori) = 𝐽
Keterangan:
3
5. Faradik
6. Sentakan faradik/ surged faradik
7. Sentakan sinusoidal / surged sinusoidal
8. Galvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji
4. Listrik dan Magnet Dalam Tubuh
1. Sistem Syaraf dan Neuron
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom.
2. Kelistrikan Saraf
Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat
saraf ; serat saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan
menghantar impuls lebih cepat dari pada serat saraf yang berdiameter
4
kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat
dibagi dalam tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan
mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf dibagi dalam dua tipe :
serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.
Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin
merupakan suatu insulator ( isolasi) yang baik dan kemampuan
mengalir listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apa
bila melewati serat saraf yang bermielin. Kecepatan aliran listrik pada
serat serat saraf yang berdiameter yang sama dan panjang yang sama
tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin (diameter 1
mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada
diameter 10 µm mempunyai kecepatan 100 m/detik. Pada serat saraf
bermiein aliran sinyal dapat meloncat dari 1 simpul ke simpuk yang
lain.
5
periode refrekter absolut akan menjadi periode refrekter relatif, dan
apabila ada stimulasi/rangsangan yang kuat secara normal akan
menghasilkan potensial aksi yang baru.
7. Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda.
6
Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak dan
tembaga. Apabila sebuah elektroda tembaga da sebuah elektroda perak
di celupkan dalam sebuah larutan misalnya larutan elektrolit seimbang
cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antara kedua
elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara
potensial kontak kedua logamtersebut disebut potensial offset elektroda.
Macam- macam bentuk elektroda :
1. Elektroda Jarum (Mikro Elektroda)
Berbentuk konsentrik ( consentrik elektoda ). Elektroda berbentuk
jarum ini dipergunakan untuk mengukur aktivitas motor unit tunggal.
2. Elektroda Mikropipet
Elektroda ini dibuat dari pada gelas.
3. Elektroda Permukaan Kulit
Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan karat,
Misalnya perak, nikel, atau alloy.Bentuk bentuknya adalah plat, suction
cup, floating, ear clip, batang.
7
6) EEG ( Elektroensefalogram ).
7) EKG ( Elektrokardiogram ).
B. Bio Optik
1. Pengertian Bioptik
Dalam ilmu optik ada dua cara pendekatan mengenai gejala optik yaitu :
optika geometris dan optika fisik.
1. Optik geometris
8
melukiskan ciri ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematik. Misalnya
untuk rumus cermin dan lensa :
1 1 1
=𝑏+𝑣
f
sin i
=n
sin r
2. Optik Fisik
sin i
nA sin r
𝐶
nA = 𝐶
𝐴
9
4. Lensa
b. Lensa divergen
Sinar sejajar yang meneembus lensa akan menyebar, lensa ini disebut
lensa negatif atau lensa cekung. Lensa yang mempunyai permukaan
silinder disebut lensa silindris. Lensa ini mempunyai fokus yang positif
dan ada pula mempunyai panjang fokus negatif.
Kesehatan lensa
10
5. Mata
Sistem optik mata serupa kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena:
11
f. Kornea terdiri dari sel sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi.
g. Tekanan bola ata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mm
Hg.
h. Tiap mata dilindungi oleh tulang.
i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.
j. Bola mata dilengkapi dengan otot otot mata yang mengatur gerakan
bola mata (m=musculus=otot)
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut
strabismus (mata juling)
2. Daya Akomodasi
12
ametropia mempunyai 2 bentuk : mipopia (penlihatan dekat) dan
hipermetrop (penglihatan jauh).
5. Medan Pengliahatan
6. Tanggap Cahaya
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe
fotoreseptor pada retina yaitu rod atau batang dan cone atau kerucut. Rod
dan cone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis
di belakang jaringan saraf.
13
2. Mekanisme penyesuaian gelap
8. Tanggap warna
14
b. Buta Warna
1. Opthalmoskop
2. Retinoskop
3. Keratometer
4. Tonometer dan Schiottz
5. Pupilometer
6. Lensometer
6. Cahaya
15
1. Sumber Dan Sifat Cahaya
a. Sumber cahaya
Secara garis besar sumber cahaya dapat dibagi menjadi dua macam;
16
3. Alat pengukuran cahaya
1. Fotometer sederhana
2. Fotometer buatan lummer dan brodhun
17
4. Hubungan Gelombang Cahaya dengan Gelombang Elektromagnetik
Secara garis besar gelombang cahaya ini dibagi atas 3 bagian yaitu :
18
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-
elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat
adanya rangsangan penginderaan. Sedangkan Bioptik merupakan suatu yang
mempelajari ilmu tentang indera penglihatan yaitu mata
19
DAFTAR PUSTAKA
https://nopinurh.wordpress.com/category/biolistrik/
20