A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuat nata dari air kelapa segar.
2. Mengetahui prinsip proses fermentasi oleh bakteri pembuatan nata.
B. LANDASAN TEORI
Nata berasal dari bahasa Spanyol yaitu nadar yang artinya berenang,
istilah tersebut juga berasal dari bahasa latin yaitu natere yang artinya
terapung. Nata sudah lama populer di Filipina dan merupakan hidangan yang
sangat digemari oleh masyarakatnya. Nata termasuk makanan rendah kalori
sehingga cocok digunakan penderita diabetes. Nata dapat dibuat dari bahan-
bahan seperti: sari kelapa, air kelapa, sari nanas dan sari buah lainnya.
Nata de coco adalah sejenis makanan fermentasi yang dibuat dengan
bahan dasar air kelapa. Nata tersusun dari senyawa yang dihasilkan oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum dapat hidup dalam air
kelapa dan juga dalam buah-buahan yang mengandung glukosa dalam cairan
buah nanas, yang kemudian diubah menjadi selulosa dan dikeluarkan
kepermukaan sel. Lapisan selulosa ini terbentuk selapis demi selapis pada
permukaan sari buah, sehingga akhirnya menebal inilah yang disebut nata.
Acetobacter xylinum adalah bakteri asam asetat, bersifat aerobik, gram
negatif dan berbentuk batang pendek. Dalam medium cair Acetobacter
xylinum membentuk suatu lapisan (massa) yang dapat mencapai ketebalan.
Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang menguntungkan manusia.
Artinya dapat digunakan untuk membuat suatu produk yang bermanfaat bagi
manusia. Misalnya seperti bakteri asam laktat yang menghasilkan yoghurt,
asinan dan lainnya. Acetobacter xylinum dapat hidup pada larutan dengan
derajat keasaman atau kebasaan 3,5-7,5 pH. Namun Acetobacter xylinum
akan lebih tumbuh dengan optimal pada derajat keasaman 4,3 pH. Idealnya
bakteri Acetobacter xylinum hidup pada suhu 28°– 31°C.
Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum dalam sari
buah yang mengandung glukosa yang kemudian diubah menjadi asam asetat
dan benang-benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa
yang kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Selulosa yang
dikeluarkan kedalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama
dengan polisakarida membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan
nata. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon (C) dan
nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri
tersebut akan menghasilkan enzim ekstra seluler yang dapat menyusun zat
gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh
pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang
selulosa yang akhirnya Nampak padat berwarna putih hingga transparan
(Misgiyarta, 2007).
Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas
yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi
standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang
benar berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
aktivitas Acetobacter xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara karbon
dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik,
maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu
sedikitpun.
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari
kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bahan
tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana,
sumber nitrogen, dan asam asetat. Pada umumnya senyawa karbohidrat
sederhana dapat digunakan sebagai suplemen pembuatan nata de coco,
diantaranya adalah senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan
manosa. Dari beberapa senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan
senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan
dan perkembangan bibit nata. Adapun dari segi warna yang paling baik
digunakan adalah sukrosa putih (gula rafinasi). Sukrosa coklat akan
mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik.
Air kelapa banyak mengandung zat yang bermanfaat seperti
makronutrien, vitamin, asam amino, berbagai mineral, dan bahkan hormon
pertumbuhan. Pada air kelapa juga terkandung asam amino dan enzim yaitu
asam folat, catalase, dehydrogenase, diastase, peroxidase, dan RNA
polymerase (Putri, 2013)
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau
\meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam
asetat glasial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat
digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu
pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asam asetat, asam-
asam organic dan anorganik lain bisa digunakan. Seperti halnya pembuatan
beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga
memerlukan bibit. Bibit nata de coco disebut starter nata. Bibit nata de coco
merupakan suspensi sel Acetobacter xylinum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami
pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat
keasaman media temperature, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang
dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.
Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber
nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas
bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organik, seperti misalnya protein dan
ekstrak yeast, maupun nitrogen anorganik seperti misalnya ammonium fosfat,
urea, dan ammonium sulfat. Acetobacter xylinum ini sangat memerlukan
oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya
ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat
mengakibatkan kontaminasi.
2. Bahan
a. Air kelapa segar 1 liter
b. Pupuk ZA 0,4 gram
c. Gula pasir 30 gram
d. Asam asetat glasial 10 ml
e. Bibit cair 50 ml
D. SKEMA KERJA
Pemanasan Gula
pasir
Larutan
mendidih
ZA Pencampuran CH3COOH
Pengecekan pH
larutan
Pendinginan
Larutan
dingin
Bibit Pembibitan
cair
Inkubasi
Nata de
coco
Gambar I.2 Skema Kerja Pembuatan Nata De Coco
Menggunakan Acetobacter xylinum
E. DATA PENGAMATAN
Tabel I.1 Data Pengamatan Pembuatan Nata De Coco Menggunakan
Acetobacter xylinum
N Perlakuan Hasil Pengamatan
o
1 1 liter air kelapa segar disaring. Air kelapa 1 liter yang
semula ada sedikit
kotoran serabut
kelapa menjadi
bening.
2 Air kelapa dimasukkan ke dalam Campuran air kelapa
panci dan menambahkan 30 dengan gula agak
gram gula pasir keruh.
3 Merebus campuran selama 5 - 10 Campuran menjadi
menit larut.
4 Campuran dituang ke dalam Campuran dengan pH
baskom, dan ditambahkan 0,4 4.
gram pupuk ZA dan 10 ml asam
asetat glasial.
5 Campuran didinginkan pada suhu Campuran menjadi
ruangan. dingin.
6 Tuang campuran ke baki.
7 Campuran ditambah dengan 50 Tinggi campuran
ml bibit nata cair secara merata dalam baki = 1 cm
dan diaduk.
8 Campuran yang telah Terbentuk nata de
ditambahkan bibit dimasukkan di coco dengan:
inkubator selama 7 hari. Berat = 720 gram
Tebal = 0,8 cm
ARIF HIDAYAT
F. PEMBAHASAN (5213414058)
= 70,70%
720. 10−3 kg
% yield = x 100
( ρ. V ) air kelapa
−3
720.10 kg
x 100
= kg −3 3
1018,26 3 .10 m
m
= 70,70%
2. Saran
a. Pada saat pemberian bibit, pastikan larutan campuran sudah dalam
keadaan suhu yang berkisar 28-30°C dikarenakan bakteri tumbuh
optimum pada suhu tersebut. Apabila suhu masih diatas 30°C bakteri
dapat mengalami kematian.
b. Pilihlah kelapa yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
c. Kelapa yang digunakan diutamakan yang memiliki kandungan mineral
yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA