PENGANTAR ANATOMI
PANCA INDERA
8.1.1 Deskripsi
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata,
tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat
mata berada), kelopak, dan bulu mata.
a.Bagian-bagian mata:
1. Bola mata
Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding. Ketiga lapis dinding ini,
dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
Sklera, merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat,
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan
bersifat transparan yang disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan
transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi
melindungi bola mata dari gangguan.
Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid
merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi
dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk
mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam
rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,
bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada parit- parit papila bentuk dataran, di bagian samping
dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
a. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang
pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
2. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
3. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak
kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar
ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia
dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera
penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera
pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.
a. Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama
besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan
septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di
lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar
ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan
bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit
mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas
terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf
pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir
yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan
baik.
2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya.
Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk
menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat
merusak paru-paru.
EMBRIOLOGI
PANCAINDERA
Bagian posterior atau pangkal lidah berasal dari arkus faring kedua,
ketiga, dan sebagian dari keempat. Kenyataan bahwa persyarafan sensorik
kebagian lidah ini dilakukan oleh nervus glossofaringeus menunjukkan bahwa
jaringan arkus ketiga tumbuh melewati arkus kedua.
10.1.1 Deskripsi
Tense scalp,
Fascia around Galea
Temporoparietalis move auricle As above
external ear aponeurotica
of near
Scalp(Epicranius)
Raises
Skin of eyebrow,
Frontalis Galea aponeurotica eyebrow and As above
wrinkles
bridge of nose forehead
Galea Tenses and
Occipitalis Superior nuchal line As above
aponeuroti retracts scalp
Neck ca
Superior thorax
Tenses skin
between cartilage of
Mandible and of neck;
Platysma 2nd rib and acromion
skin of check depresses
of scapula
mandible
10.1.2 Innervasi
10.1.3 Vaskularisasi
11.1.1 ORBITA
Orbita adalah cavitas bertulang pada skeleton wajah yang
menyerupai pyramid segi empat berongga dengan dasarnya mengarah ke
anterolateral dan apeksnya ke posteromedial. Orbita berisi dan
melindungi bola mata dan struktur-struktur visual asesori yang meliputi:
Regio Orbita
1 8 Ket:
A
12 7 2
2. Os. Ethmoidale
6 3. Foramen infraobitale
4. Foramen zygomaticofaciale
10 5.Fissura orbitalis superior
6. Os.Sphenoidale
5
11 8. Incisura frontalis
9. Margo infraorbitalis
10. Margo lateralis
9
12. Margo supraorbitalis
3
4
Gambar 11.1 A. Menggambarkan os. Cranium Nampak anterior, Sobotta
11 Ket:
2 1. M. orbicularis oculi,
1 pars palpebrae
3 2. Os. nasal
5 3. Ligament palpebrae mediale
4
4. M. orbicularis oculi,pars
5 orbitalis
5. M. levator labii superioris
4 6 alaeque nasi
7 7 6. M. nasalis
7. M. levator labii superioris
8 8. M. zygomaticus minor
8
9. M. levator anguli oris
10 9
10. M. Zygomaticus major
12 11. M. corrugator supercillii
12. M. orbicularis oris,
pars marginalis
7
3
4 6
5
Ket:
Gambar 11.4 A) Apparatus lacrimalis kiri ( Nampak anterior). B) Skema gambar A, Yokochi
Ket :
2. Glandula lacrimalis 7. Palpebrae superior 8. Saccus lacrimalis
3.Aponeurosis musculi levatoris palpebrae superioris 9. Ligament palpebrae mediale
16. Canaliculus lacrimalis superior 17. Canaliculus lacrimalis inferior
18. Punctum lacrimale et papilla lacrimalis 19. Os lacrimale 20. Ductus nasolacrimalis
21.Membrana mucosa cavitatis nasi 22. Conjunctiva palpebrae, tarsus inferior
24. Fiksasi lateral apponeurosis levatoris 25.Foramen infraorbitalis
11.3 OCULI
16
Ket :
15
2 1. Cornea
14 2. Conjungtiva
3
13 3. Lensa
4. M. rectus medialis
4 5.Corpus Vitreum
6. Canal hyaloid
7. Lamina cribosa of sclera
8. N.II (opticus)
9. A. V retina centralis
10. Fovea centralis of macula lutea
11. Choroid
12. Sclera
5
13. M. rectus lateralis
14. M. cilliaris
6 15. Iris
7
16. Anterior chamber
10 8
12
11
Ket :
1.Cornea et camera anterior
2.Iris et lens
3. Limbus corneae
4. Conjuctiva bulbi
5.Corpus ciliare
6. Zonula ciliaris
7.Ora serrata
8. Corpus vitreum
9. Retin
10. Choroidea
11. Sclera
12. Discus nervi optici
13. Duramater et spatium
subarachnoideum
14. N. opticus (n. II)
A
1 2
6 1. M. oblique superior
3. M. rectus lateralis
4. M. rectus inferior
5. M. rectus medial
6. A. oftalmica
5 7. Glandula lacrimalis
3 8. N.opticus (n. II)
7 1
5
3
4
4
Gambar 11.9 Orbita kiri (diliehat dari lateral) perhatikan muskulus rektus lateralis no. 5. Yokochi.
AURIS (TELINGA)
12.1 AURIS
12.1.1 Deskripsi
Telinga terdiri dari bagian luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan
tengah berisi organ keseimbangan serta untuk pendengaran. Membran
timpani memisahkan telinga luar dari telinga tengah. Tuba auditiva
menggabungkan telinga tengah dengan nasofaring.
Auricula
Merupakan lempeng kartilago elastik berbentuk ireguler yang dilapisi oleh
kulit tipis. Auricula memiliki beberapa depresi dan elevasi.
o Concha : depresi yang paling dalam
o Helix : pinggir auricula yang meninggi
o Lobulus : jaringan fibrosa, lemak, dan pembuluh darah
o Tragus : proyeksi yang menyerupai lidah yang menutupi
porus akustikus eksternus
Membran tympanica
Memiliki membran semitransparan oval dengan diameter
kira-kira 1 cm yang terletak diantara meatus dan cavitas tympani auris
media.
o Umbo : puncak konkavitas mengarak ke aral MAE degan depresi
sentral seperti kerucut yang dangkal
o Pars flaccida: membran tipis di superior processus lateralis mallei
o Pars tensa: bagian yang memiliki serat sirkular dan radiar
o Innervasi permukaan eksterna membran tympanica N.
Auriculotemporalis (cabang V3) dan N. Vagus (N X)
permukaan interna membran tympanica N. Glossopharingeus (N IX)
Cavitas tympani merupakan ruang yang berisi udara sempit pada pars
petrosa ossis temporalis dan dilapisi selaput lendir yang berlanjut dengan
lapisan tuba auditiva sel mastoid dan antrum mastoid.
Stapedius
Tuba auditiva
Ossicula Auditus
Terdiri dari :
Gambar 12.5 Gambar A menjelaskan tentang Os auditivus (terpisah), B .Cabitas tympani, malleus,
incus, dan stapes sisi kiri (dilihat dari lateral). Membrana tympanica dibuang, antrum mastoideum
dibuka. Yokoci
Labyrinthus osseus
Labyrinthus membranaceus
LINGUA (LIDAH)
13.1 LIDAH
Lidah merupakan salah satu organ panca indra dan juga sebagai organ
aksesoris dalam sistem pencernaan. Secara embriologis, lidah mulai terbentuk
pada usia 4 minggu kehamilan. Lidah tersusun dari otot lurik yang dilapisi
oleh membran mukosa. Lidah beserta otot-otot yang berhubungan dengan
lidah merupakan bagian yang menyusun dasar dari rongga mulut. Lidah dibagi
menjadi dua bagian yang lateral simetris oleh septum median dimana terdapat
sulcus medianus linguae yang berada di sepanjang lidah. Lidah menempel
pada tulang hyoid pada bagian inferior, prosesus styloid dari tulang temporal
dan mandibula.
Gambar 13.2 Lidah (lingua) potongan melintang pada bagian tengah lidah; Nampak depan. Sobotta
untuk menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke sisi yang berlawanan
dan menggerakkan ke arah luar dan ke arah dalam. Pergerakan lidah
karena otot tersebut memungkinkan lidah untuk memposisikan
makanan untuk dikunyah, dibentuk menjadi massa bundar, dan
dipaksa untuk bergerak ke belakang mulut untuk proses penelanan.
Selain itu, otot-otot tersebut juga membentuk dasar dari mulut dan
mempertahankan agar posisi lidah tetap pada tempatnya.
Gambar 13.3 Muculus ekstrinsik lingua. Potongan lateral (kiri) dan potongan median (kanan)
Ket :
1. Epiglotis
2. Foramen caecum linguae
3. Suluc terminalis
4. Apex lingae / Papilla Vallata
HIDUNG
14.1 HIDUNG
14.1.1 Nasus Externus
Nasus Externus mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut
nares, yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum nasi. Pinggir
lateral, ala nasi, berbentuk bulat dan dapat digerakkan.
Rangka nasus externus dibentuk oleh os nasale, processus
frontalis maxillaris, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka
rangka hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan hialin. Bagian
bertulang superior hidung termasuk radixnya, dilapisi kulit tipis. Kulit pada
pars catrilaginea nasi dilapisi kulit yang lebih tebal yang mengandung banyak
glandula sebacea. Kulit membentang ke dalam vestibulum nasi dimana
hidung memiliki rambut kaku (vibrisae) (Moore, 2013).
A B
KETERANGAN :
1. Os. Nasale
• Sutura frontonasalis
• Sutura nasomaxillaris
• Sutura frontomaxillaris
• Sutura internasalis
2. Cartilago nasi lateralis cartilagines nasi laterals
3. Cartilagines alaris minoris
4. Cartilago alaris major
a. Crus laterale
b. Crus mediale
5. Cartilago septum nasi
6. Ala nasi
7. Vestibulum nasi
8. Septum nasi
Cartilago nasalis
lateral
Cartilago alaris
major
Cartilagines alaris
minoris
Gambar 14.3 Rongga Hidung tampak Gambar 14.4 Rongga Hidung tampak
lateral (Netter) lateral (Yokochi)
Setiap belahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan
dinding medial (septum)
B
C
Gambar 14.6 Rongga Hidun nampak lateral, potongan sagittal. Lab. anatomi
KETERANGAN :
1. Regio olfactori
2. Septum nasi
3. Choana
4. Choncha nasalis
a. Superior
b. Media
c. Inferior
5. Tonsila pharyngea (atrofi saat dewasa)
6. Ostium pharyngeum tubae auditiva (tuba eustachius)
7. Reccecus pharyngeus
8. Palatum durum
9. Palatum mole
Palatum
Palatum durum adalah struktur yang tersusun dari
jaringan tulang keras, periosteum, dan mukosa pipih yang
berisikan glandula salivary accessorius. Palatum durum
membatasi antara cavum nasi dengan cavum oris.
Palatum mole adalah struktur yang berasal dari
aponeurosis M. Tensor Palati dan dibungkus oleh membrane
mukosa dengan lapisan epitel yang berbeda pada kedua sisi.
Palatum mole dapat bergerak naik dan turun yang berfungsi
untuk menutup nasopharyng dari oropharyng saat aktivitas
menelan dan meniup.
Sinus Maxillaris
A. Infraorbitalis
N. Infraorbitalis
Sinus Frontalis
Sinus frontalis ada 2 buah, terdapat didalam os. Frontale, yang dipisahkan
satu dengan yang lainnya oleh septum tulang. Setiap sinus berbentuk
segitiga, meluas ke atas di atas ujung medial alis mata dan kebelakang
sampai kebagian medial atap orbita. Masing-masing sinus frontalis bermuara
ke dalam meatus nasi medius melalui infundibulum.
A. Supraorbital
N. Supraorbital
Sinus Sphenoidalis
A. Ethmoidalis posterior
N. Ethmoidalis posterior
Sinus Ethmoidalis
Vascularisasi: A. Sphenopalatina
A. Ethmoidalis anterior
A. Ethmoidalis posterior
N. Ethmoidalis posterior
ANOMALI
KONGENITAL
PANCAINDERA
1. TELINGA
Sebagian besar tuli kongenital disebabkan oleh faktor genetik, tetpi faktor
lingkungan juga dapat mengganggu pembentukan normal telinga dalam dan
tengah. Virus rubela yang menyerang pada minggu ketujuh atau kedelapan, dapat
menyebabkan kerusakan berat pada organ Corti. Juga diperkirakan bahwa
poliomielitis, eritroblastosis fetalis, diabetes, hiotiroidisme, dan toksoplasmosis
dapat menyebabkan tuli kongenital.
Cacat Telinga Luar, sering dijumpai, cacat ini mencangkup kelainan minor
dan parah. Cacat ini menjadi bermakna dari segi trauma psikologis dan emosional
yang mungkin ditimbulkannya dan karena kenyataan bahwa cacat ini sering
berkaitan dengan malformasi lain. Karena itu, cacat ini dapat berfungsi sebagai
petunjuk untuk memeriksa bayi secara cermat untuk mencari kelainan lain.
Semua sindrom kromosom yang sering terjadi dan kebanyakan sindrom yang
jarang dijumpai memperlihatkan kelainan telinga sebagai salah satu cirinya.
2. MATA
Gambar 15.2 Sinoftalmia, adalah kelainan kongenital , kedua mata menyatu, Langman
3. LIDAH
4. INTEGUMEN
Kelainan pigmentasi, dapat ditemukan sejumlah besar kelainan
pigmentasi yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit perkembangan,
fungsi, dan kelangsungan hidup melanosit. Contoh kelainan fungsi melanosit
antara lain adalah piebaldism (hilangnya pigmen rambut secara berbercak) dan
sindrom Wardenburg (WS) dengan gambaran bercak-bercak putih di kulit dan
rambut. Terdapat beberapa tipe sindrom Waardenburg, tetapi semua semuanya
memiliki ciri umum berupa bercak rambut putih (biasanya suatu forelock),
heterokimia iridis (warna mata berbeda), bercak putih di kulit, dan tuli. Cacat
ini timbul akibat gangguan migrasi atau proliferasi sel krista neuralis (tidak
adanya melanosit yang berasal dari sel-sel ini di stria vaskularis di koklea
menjadi penyebab ketulian pada penyakit ini). Sebagian tipe WS terjadi akibat
mutasi di PASX 3, termasuk WS1 dan WS3.
Penyakit fungsi melanosit mencakup berbagai bentuk albinisme yang
ditandai oleh berkurang atau lenyapnya seluruh pigmentasi di kulit, rambut,
dan mata. Kasus—kasus ini diklasifikasikan sebagai tipe lain albinisme
okulokutis (AOK). Pada kebanyakan kasus, kelainan alam sintesis atau
pengolahan melanin menjadi penyebab penyakit lain.
Vitiligo tejadi karena hilangnya melanosit akibat penyakit autoimun.
Terjadi kehilangan pigmen berbentuk bercak-bercak di daerah yang terkena,
termasuk kulit dan rambut di atasnya serta mukosa mulut. Vitiligo dilaporkan
berkaitan dengan penyakit autoimun lain, terutama tiroid.
Sidik Jari (epidermal ridge) yang menghasilkan pola khas di
permukaan ujung jari, telapak tangan, dan telapak kaki ditentukan secara
genetik. Hubungan ini merupakan dasar bagi banyak penelitian dalam genetika
medis dan penyelidikan kriminal (dermatoglifik). Pada anak dengan kelainan
kromosan, pola epidermis tangan dan jari tangan kadang-kadang digunakan
sebagai alat diagnostik
Gambar 15.3 iktiosis, adalah kelainan herediter, pada kasus parah dapat
menyebabkan harlequin. Snell
SOAL
1. Bagian dari scalp yang berupa lapisan padat jaringan ikat yang membentuk
periosteum eksterna pada neurocranium...
A. Skin
B. Connective tissue
C. Aponeurosis
D. Loose
E. Pericranium
4. Ujung sefalik tabung saraf (neural tube) melebar di tiga lokasi, membentuk:
A. Prosensefalon, mielensefalon, rombensefalon
B. Prosensefalon, metensefalon, rombensefalon
C. Prosensefalon, mesensefalon, rombensefalon
D. Prosensefalon, dielensefalon, telensefalon
E. Prosensefalon, dielensefalon, rombensefalon
D. N IX
E. N XI
15. Bagian dari telinga tengah terletak di belakang kavum timpani dalam pars
petrosa ossis temporalis yaitu...........
A. Membran timpani
B. Antrum mastoideum
C. Tuba auditiva
D. Selulae mastoidea
E. Ossikula auditiva
1. Nasus Externus mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut nares, yang dipisahkan
satu dengan yang lain oleh…
2. Perasa Lidah bagian anterior di persyarafi oleh N...
3. Sebutkan 5 struktur aurius externus !
4. Kelainan bersatunya kedua bola mata pada kasus kongenital pancaindera
disebut…
5. Selaput tipis pemisah hemisfer dextra dan hemisfer sinistra cerebri adalah....
6. Sulcus yang memisahkan antara lobus frontal dan parietal adalah...
7. Saluran dari dinding anterior cavum timpani ke bawah dan ke depan medial sampai ke
nasofaring berfungsi membuat keseimbangan antara tekanan udara dalam cavum timpani
dengan nasofaring...
8. Struktur penyusun sella turcica adalah…
9. Kelainan talamus dimana terjadi sensasi tidak menyenangkan yang terjadi spontan atau saat
disentuh adalah ...
10. Innervasi pergerakan lidah ...
Soal esai
1. Embriologi sistem saraf pusat berasal dari…..
2. Buatlah skema aliran CSF?
3. Buatlah skema, vaskularisasi cerebrum dan cerebellum?
4. Gambarkan dan sebutkan lapisan meninges otak?
5. sebutkan letak nucleus 12 nervus cranialis !
DAFTAR PUSTAKA
Ellis, H. Meckel’s Divertikulum, Diverticulosis of the Small Intestine. New york: Mc Graw Hill
Guyton. 2012.Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.
http://web.duke.edu/anatomy/embryology/GI/GI.html. Embryology Laerning Resounces
Duke Universiy Medical School.” Gut Development”.
http://jurnal.fk.unand.ac.id
http;//www.cmj.org/periodical/image/200812/2008121011954128.jpg
http:// www.medicastore.com. Divertikulum meckel.
http:// www.scribd.com. Refrat Radiologi.
Kartono, D. 2004. Penyakit Hirscprung, hal. 1-62. Jakarta : Sagung Seto.
Moore, K.L et al. 2003. The developing Human: Clinically Oriented Embryology, 7th Ed.
Jakarta: Erlangga
Moore, K. L dkk. 2007. Essential Clinical Anatomy Third Edition.
Moore, K. L. dkk. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Netter, Frank H. 2012. The Netter Collection of Medical Illustrations. Philadephia: Elsevier
Saunders
Rohen, Johannes W.2009. Embriologi Fungsional : Perkembangan Sistem Fungsi Organ
Manusia Edisi 2. Jakarta : EGC
Sadler, Thomas W. 2010. Embriologi Kedokteran LangmanEdisi 10. Jakarta : EGC
Sadler, Thomas W. 2010. Embriologi Kedokteran LangmanEdisi 12. Jakarta : EGC
Snell, Richard S. Anatomi Klinik edisi 6.