Anda di halaman 1dari 85

Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera

Departement Anatomi FK – UMM 2016

PENGANTAR ANATOMI
PANCA INDERA

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 1


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

PENGANTAR ANATOMI PANCA INDERA

8.1 Indera Penglihat (Mata)

8.1.1 Deskripsi
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata,
tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat
mata berada), kelopak, dan bulu mata.
a.Bagian-bagian mata:
1. Bola mata

Gambar 8.1 mata , potongan horizontal dilihat dari lateral, snell

Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding. Ketiga lapis dinding ini,
dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
 Sklera, merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat,
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan
bersifat transparan yang disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan
transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi
melindungi bola mata dari gangguan.
 Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid
merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi
dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk
mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 2


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di


bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar
masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil
untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum
yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan
siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
 Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar.
Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah
ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola
mata terbagi dua, yaitu bagian depan yang terletak di depan lensa berisi
carian yang disebut aqueous humor, dan bagian belakang yang terletak di
belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
2. Kotak mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari
kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam
kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.
Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan,
konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata
(kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung
lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai
alat pelumas dan pencegah masuknya mikro organisme ke dalam mata.
3. Otot mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di
antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus
eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola
mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq
atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior)..

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 3


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Indera Pendengar (Telinga)

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal


suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda
lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara,
fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan
telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga
dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang
bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
a. Bagian-bagian telinga

Gambar 8.2 Struktur telinga pada manusia, moore


1. Telinga luar
Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga
(meatus auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian daun
telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam
liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang
begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara
dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan
hasil susunan tulang rawan yang dilapisi kulit tipis. Di dalam

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 4


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

saluran ini terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti


lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Bagian saluran yang
memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung
saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga
dalam.
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi
bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan
pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai
dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu
tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
2. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga
tekanan udara agar seimbang. Telinga tengah meliputi gendang
telinga, 3 tulang pendengaran yaitu martir (malleus) menempel
pada gendang telinga, tulang landasan (incus), kedua tulang ini
terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai
satu tulang, dan tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan
dengan jendela oval. Muara tuba eustachi yang menghubungkan ke
faring juga berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima
oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran.
Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran
ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang
terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
3. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin
tulang dan labirin membran. Ada lima bagian utama dari labirin
membran, yaitu:
 Tiga saluran setengah lingkaran
 Ampula
 Utrikulus
 Sakulus
 Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit.
Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 5


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di


dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea
terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang
berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran
timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran
(kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di
antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran
Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran
timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat
suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori
untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan
ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel
pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan
serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian
yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ korti.

Indera Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor


khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor
untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis.
Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari
epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung
reseptornya terletak di dekat epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat
pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang.
a. Bagian-bagian kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan
lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak
terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas
empat lapis sel yaitu:
 Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di
sebelah atasnya.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 6


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

 Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang


menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit,
kehitaman, atau kecoklatan.
 Stratum lusidum merupakan lapisan yang transparan.
 Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar.

Gambar 8.3 Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya, Netter

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang


terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat
kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis
membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan
dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu
juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut
melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot
rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis
terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi
bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 7


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Indera Pengecap (Lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam
rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,
bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada parit- parit papila bentuk dataran, di bagian samping
dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
a. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang
pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
2. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
3. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Gambar 8.4 Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya, Moore

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila,


terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang. Bagian-bagian lidah:

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 8


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.


2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.

Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak
kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar
ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.

Indera Pembau (Hidung)

Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia
dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera
penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera
pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.

Gambar 8.5 Struktur indera pembau, Moore

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 9


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

a. Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama
besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan
septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di
lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar
ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan
bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit
mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas
terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf
pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir
yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan
baik.
2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya.
Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk
menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat
merusak paru-paru.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 10


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

EMBRIOLOGI
PANCAINDERA

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 11


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Embriologi mata, telinga, lidah dan hidung

9.1 Embriologi mata

Mata mulai terbentuk sebagai sepasang kantong luar yang


akan menjadi vesikula oftalmika pada kedua sisi otak depan pada akhir
minggu keempat perkembangan. Vesikula oftalmika menempel pada
ektoderm permukaan dan memicu pembentukan lensa. Saat vesikula
oftalmika mulai mengalami invaginasi untuk membentuk lapisan
pigmen dan saraf retina, plakoda lentis mengalami invaginasi untuk
membentuk vesikula lentis. Melalui suatu alur di aspek inferior
vesikula oftalmika, fisura koroidea, arteri hialoidea (kemudian menjadi
arteri sentralis retinae) memasuki mata. Serabut saraf mata juga
menempati alur ini untuk mencapai area optik di otak. Kornea
terbentuk oleh suatu lapisan ektoderm permukaan, stroma yang
bersambungan dengan sklera, dan lapisan epitel yang membatasi bilik
mata depan.

PAX6, gen utama pada perkembangan mata, diekspresikan


pada satu bidang mata di tahap lempeng saraf. Bidang mata
dipisahkan menjadi dua primordium optik oleh SHH, yang
meningkatkan ekspresi PAX2 di tangkai optik dan menekan ekspresi
PAX6, membatasi ekspresi gen ini di cawan optik dan lensa. Interaksi
epitel-mesenkim antara ektoderm bakal lensa vesikula oftalmika, dan
mesenkim sekitar kemudian mengatur differensiasi lensa dan cawan
optik.

Gambar 9.1 Embrologi Mata

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 12


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

9.2 Embriologi telinga

Telinga terdiri dari 3 bagian yang memiliki asal yang berbeda-beda


namun berfungsi sebagai satu unit.

Telinga Dalam berasal dari vesikulo otika, yang di minggu keempat


perkembangan terlepas dari ectoderm permukaan. Vesikula ini terbagi menjadi
komponen ventral, yang membentuk sakulus dan duktus koklearis dan
komponen dorsal, yang membentuk utrikulus, kanalis semisirkularis dan
duktus endolimfatikus. Dengan demikian struktur epitel dikenal secara
keseluruhan sebagai labirin membranosa. Kecuali untuk duktus koklearis,
yang membentuk organ Corti, seluruh struktur yang berasal dari labirin
membranosa berperan dalam keseimbangan.

Telinga tengah, terdiri dari kavitas timpani dan tuba auditiva ,


dilapisi oleh epitel yang berasal dari endoderm dan berasal dari kantong faring
pertama. Tuba auditiva membentang di antara kavitas timpani dan nasofaring.
Tulang – tulang pendengaran, yang menghantarkan suara dari membrana
timpanika ke fenestra vestibule, berasal dari arkus faring pertama ( maleus
dan inkus) dan kedua ( stapes)

Meatus akustikus eksternus dibentuk dari celah faring pertama dan


dipisahkan dari kavitas timpani oleh membrane timpanika ( gendang telinga )
grndang telinga terdiri dari (1) lapisan epitel ectoderm , (2) lapisan
intermediate mesenkim, dan (3) lapisan endoderm dari kantong faring
pertama.

Aurikula dibentuk dari enam tonjolan mesenkim di sepanjang arkus


faring pertama dan kedua. Cacat pada aurikula sering terkait dengan
malformasi kongenital lainnya.

9.3 Embriologi lidah

Lidah muncul di mudigah pada sekitar 4 minggu perkembangan dalam


bentuk dua penebalan lidah lateral dan satu penebalan medial, tuberkulum
impar. Ketiga penebalan ini berasal dari arkus faring pertama. Penebalan

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 13


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

medial kedua, kopula atau eminensia hipobrankialis yang dibentuk oleh


mesoderm arkus kedua, ketiga, dan sebagian keempat. Akhirnya, penebalan
medial ketiga yang dibentuk oleh bagian posterior arkus keempat, menandai
terbentuknya epiglotis. Tepat di belakang penebalan ini terdapat aditus laringis
yang diapit oleh penebalan aritenoid.

Seiring dengan semakin besarnya ukuran penebalan lidah lateral,


penebalan tersebut tumbuh menutupi tuberkulum inpar dan menyatu,
membentuk dua pertiga anterior, atau corpus lidah. Karena mukosa yang
menutupi korpus linguae berasal dari arkus faring pertama, persyarafan
sensorik kedaerah ini dilakukan oleh nervus mandibularis (cab. Nervus
trigeminus). Corpus linguae dipisahkan dari sepertiga posterior oleh alur
berbentuk V, sulcus terminalis.

Bagian posterior atau pangkal lidah berasal dari arkus faring kedua,
ketiga, dan sebagian dari keempat. Kenyataan bahwa persyarafan sensorik
kebagian lidah ini dilakukan oleh nervus glossofaringeus menunjukkan bahwa
jaringan arkus ketiga tumbuh melewati arkus kedua.

Epiglotis dan bagian dari posterior lidah disyarafi oleh nervus


laringeus superior yang mencerminkan bahwa bagian ini berkembang dari
arkus keempat. Sebagian dari otot lidah mungkin berdifferensiasi insitu, tetapi
sebagian besar dibentuk oleh mioblast yang berasal dari somit occipital.
Karena itu, otot-otot lidah disyarafi oleh nervus hipoglossus.

Persyarafan sensorik umum lidah mudah dipahami. Korpus linguae


disyarafi oleh nervus trigmenus, syaraf arkus pertama ; pangkal lidah disyarafi
oleh nervus glossofaringeus dan nervus vagus, masing-masing adalah syaraf
arkus ketiga dan keempat. Persyarafan sensorik khusus (pengecapan) ke
duapertiga anterior lidah dilakukan oleh cabang korda tympani nervus facialis,
sedangakan sepertiga posterior oleh nervus glossofarieus

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 14


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

M. CAPITIS & FACIEI

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 15


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

M. CAPITIS DAN FACIEI

10.1 Muskulus Capitis dan Fascie

10.1.1 Deskripsi

Otot-otot wajah menggerakan kulit dan mengubah ekspresi wajah untuk


mengutarakan suasana hati. Otot – otot terbanyak melekat pada tulang atau fascia
dan mengasilkan efeknya dengan menarik kulit. Otot-otot ekspresi wajah terdapat
disekeliling lubang-lubang (mulut, kedua mata, hidung dan kedua telinga) dan
berfungsi sebagai otot-otot sfingter dan otot-otot dilator yang membuka dan
menutup lubang tersebut. Musculus Buccinator yang aktif sewaktu tersenyum,
juga mengetatkan pipi dan dengan demikian menghindari pipi melipat dan
mengalami cedera sewaktu mengunyah. Musculus buccinator juga berguna untuk
menyedot, bersiul dan meniup. Semua otot ekspresi wajah dipersarafi oleh nervus
facialis.

Region/Muscle Origin Insertion Action Innervation


Mouth
Blends into
Alveolar processes Compresses
fibers of
Buccinator of maxillary bone checks (N Facial nerve
orbicularis
and mandible VII)
oris
Mandible between
Depressor labii the anterior midline Skin of Depresses
As above
inferioris and the mental lower lip lip
foramen
Lower margin of
Levator labii Orbicularis Elevates
orbit, superior to the As above
superioris oris upper lip
infraorbital foramen
Elevates and
Incisive fossa of skin
Mentalis protrudes As above
of chin mandible
lower lip
Gambar Tabel. 10.1 Musculus Ekspresi
Wajah, Snell

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 16


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Region/Muscle Origin Insertion Action Innervation


Orbicularis Maxillary bone lips Compresses
As above
oris and mandible purses lips
Draws
Fascia surrounding
Angle of corner of
Risorius parotid salivary As above
mouth mouth to the
gland
side
Skin at Depresses
Depressor Anterolateral surface
angle of corner of As Above
anguli oris of mandibular body
mouth mouth
Zygomaticus bone Retracts and
Zygomaticus near Angle of elevates
As above
major zygomaticomaxillary mouth corner of
suture mouth
Zygomatic bone
Zygomaticus posterior to
Upper lip As above As above
monir zygomaticotemporal
suture
Eye
Pulls skin
inferiorly and
Corrugator Orbital rim of frontal
Eyebrow anteriorly: Facial nerve
supercilii bone near nasal
wrinkles
suture
brow
Levator
Tendinous hand Elevates Oculomotor
palpebrae Upper eyelid
around optic foramen upper eyelid nerve(N III)*
superioris(not
shwn) Skin around Facial
Orbicularis oculi Medial margin of orbit Close eye
eyelids nerve(N
Nose VII)
Aponeurosis at Move nose,
Nasal bones and bridge of nose changes
Procerus lateral nasal cartilage and skin of position and As above
of nose forehead shape of
bridge of nose nostrils
Compresses
bridge,
depresses tip
Maxillary bone and alar
Nasalis Bridge of nose of nose; As above
cartilage of nose
elevates
corners of
nostrils
Ear(extrinsic)

Tense scalp,
Fascia around Galea
Temporoparietalis move auricle As above
external ear aponeurotica
of near

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 17


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Scalp(Epicranius)
Raises
Skin of eyebrow,
Frontalis Galea aponeurotica eyebrow and As above
wrinkles
bridge of nose forehead
Galea Tenses and
Occipitalis Superior nuchal line As above
aponeuroti retracts scalp
Neck ca
Superior thorax
Tenses skin
between cartilage of
Mandible and of neck;
Platysma 2nd rib and acromion
skin of check depresses
of scapula
mandible

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 18


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

10.1.2 Innervasi

Daerah inervasi saraf kulit leher dan saraf kulit kepala


bertumpang tindih. Cabang kulit plexus cervicalis meluas lewat
telinga dan bagian psoterior leher dan melewati daerah parotis pada
wajah. Namun, saraf sensoris utama wajah berasal dari nervus
trigeminus. Sebelum keluar dari cranium, nervus trigeminus terpecah
menjadi tiga cabang utama, cabang opthalmicus, cabang maxilaris,
dan cabang cranialis. Nama-nama saraf ini disesuaikan dengan
daerah akhir utama masing-masing daerah mata, daerah maxila
dan mandibula. Kedua cabang pertama bersifat sensoris murni,
nervus mandibularis terutama bersifat sensoris, tetapi mengandung
serabut dari akar motoris nervus cranialis V.

 Cabang-cabang kulit utama nervus opthalmicus (nervus


cranialis V1) adalah : nervus lacrimalis, nervus
supraorbital, nervus supratrochlearis, nervus infra
trochlearis, nervus-nervus nasal eksternal
 Cabang-cabang kulit utama nervus maxillaris adalah :
Nervus infra- orbitalis, nervus zygomaticotemporalis,
Nervus zygomaticusfaciali
 Cabang-cabang kulit utama nervus mandibularis
adalah : nervus auriculotemporalis, nervus buccalis,
nervus mentalis
Saraf-saraf motoris wajah adalah nervus facialis (nervus cranialis VII)
untuk otot-otot ekspresi wajah dan nervus mandibularis (cabang ketiga
nervus trigeminus untuk otot- otot kunyah. Nervus Facialis keluar dari
cranium lewat foramen stylomastoideum. Cabang-cabangnya (ramus
temporalis, ramus zygomaticum, ramus buccalis, ramus mandibularis,
ramus cervicalis dan nervus auricularis posterior mmpersarafi otot-otot
superficialis leher dan dagu, otot- otot untuk ekspresi wajah, otot
pipi, otot-otot telinga dan otot-otot ulit kepala.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 19


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar10.2 Muskulus otot wajah potongan sagittal. Netter

10.1.3 Vaskularisasi

Perdarahan wajah terbanyak adalah cabang-cabang


arterioa carotis externa. Arteria facialis adalah pemasok darah
arterial utama untuk wajah. Arteria facialis dilepaskan dari arteria
carotis eksterna dan meliuk-liuk ke tepi bawah mandibula, tepat
anterior terhadap musculus masseter. Lalua rteri facialis
melintasi wajah ke commisura palpebralis meialis. Arteri Temporalis
superficialis adalah cabang terminal arteria carotis eksterna yang
lebih kecil, cabang lainnya adalah arteri maxillaris. Arteria
temporalis superficialis mencapai wajah antara articulatio
temporomandibularis dan telinga dan berakhir di kulit kepala dengan
membentuk ramus frontalis dan ramus parietalis.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 20


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Vena facialis merupakan penyalur balik darah utama dari


wajah. Vena ini berawal di commisura palpebralis medialis
sebagai vena angularis dengan bersatunya vena supraorbitalis dan
vena supratrochlearis. Vena facialis lalu melintas ke inferolateral
melewati wajah, dibealkang arteria facialis. Di sebelah bawah tepi
mandibula ramus anterior vena retromandibularis bergabung dengan
vena facialis. Vena facialis bermuara langsung dan tidak langsung ke
dalam vena jugularis interna. Vena temporalis superficialis
menyalurkan kembali darah dari dahi dan kulit kepala, dan
menerima anak-anak cabang dari vena-vena pelipis dan wajah.
Didekat auricula vena temporalis superficialis dan vena maxilaris,
turun didalam glandula parotidea, superficialis terhadap arteria
carotis externa dan disebelah dalam nervus facialis. Vena
retromandibularis membentuk sebuah ramus anterior yang
bergabung dengan vena facialis dan sebuah ramus posterior bersatu
dengan vena auricularis posterios menajdi vena jugularis eksterna.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 21


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar Vaskularisasi Wajah Moore

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 22


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 23


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

ORBITA, OCULI, DAN


PALPEBRA

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 24


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

11.1 ORBITA ,PALPEBRA, DAN OCULI

11.1.1 ORBITA
Orbita adalah cavitas bertulang pada skeleton wajah yang
menyerupai pyramid segi empat berongga dengan dasarnya mengarah ke
anterolateral dan apeksnya ke posteromedial. Orbita berisi dan
melindungi bola mata dan struktur-struktur visual asesori yang meliputi:

 Palpebra, yang dibatasi orbita di anterior, yang mengontrol pajanan bola


mata anterior
 Otot-otot ekstraokular , yang menentukan posisi bola mata & menaikkan
palpebral superior
 Saraf & pembuluh darah dalam perjalanan ke bola mata dan otot.
 Fascia orbitalis yang mengelilingi bola mata dan otot.
 Selaput lender (conjunctiva) yang melapisi palpebral dan aspek anterior
bola mata dan sebagian besar apparatus lacrimalis, yang melumasinya.

Regio Orbita

Orbita pyramid memiliki dasar, empat dinding dan apeks.

 Dasar orbita dibentuk oleh margo orbitalis yang mengelilingi aditus


orbitalis. Tulang yang membentuk margo orbitalis diperkuat untuk
mengupayakan proteksi isi orbita dan memberi perlekatan untuk septum
orbitale, suatu lembar fibrosa terputus yang membentang ke dalam
palpebral.
 Dinding superior kira-kira horizontal dan terutama dibentuk oleh pars
orbitalis ossis frontalis, yang memisahkan cavitas orbitalis dari fossa
cranii anterior. Di dekat apex orbita, diinding superior terbentuk oleh ala
minor ossis sphenoidalis. Di anterolateral depresi dangkal pada pars
orbitalis ossis frontalis, disebut fossa glandulae lacrimalis,
mengakomodasi glandula lacrimalis.
 Dinding medial orbita kontralateral pada dasarnya sejajar dan terutama
terbentuk ole hos ethmoidale bersamaan dengan kontribusi dari os
frontale, lacrimale, dan sphenoidale. Di anterior , dinding medial
teridentasi oleh sulcus lacrimalis dan fossa sacci lacrimalis.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 25


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

 Dinding inferior (dasar) terutama terbentuk oleh maxilla dan sebagian


oleh os zygomaticum dan palatinus. Dinding inferior tipis sama-sama
dimiliki oleh orbita dan sinus maxillaris. Dinding tersebut miring ke
inferior dari apex ke margo orbitalis inferior. Dinding inferior
didemarkasi dari dinding lateral orbita oleh fissure orbitalis superior.
 Dinding lateral terbentuk oleh processus frontalis os zygomaticus dan ala
major ossis sphenoidalis. Dinding tersebut merupakan dinding paling kuat
dan tebal, yang penting karena paling terpajan dan mudah terkena trauma
langsung. Bagian posteriornya memisahkan orbita dari fossa cranii media
dan temporalis. Dinding lateral orbita kontralateral hampir tegak lurus
satu sama lain.
 Apex orbita berada pada canalis opticus pada ala minor ossis sphenoidalis
tepat disebelah medial fissure orbitalis superior.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 26


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

1 8 Ket:
A
12 7 2
2. Os. Ethmoidale
6 3. Foramen infraobitale
4. Foramen zygomaticofaciale
10 5.Fissura orbitalis superior
6. Os.Sphenoidale

5
11 8. Incisura frontalis
9. Margo infraorbitalis
10. Margo lateralis
9
12. Margo supraorbitalis

3
4
Gambar 11.1 A. Menggambarkan os. Cranium Nampak anterior, Sobotta

11 Ket:
2 1. M. orbicularis oculi,
1 pars palpebrae
3 2. Os. nasal
5 3. Ligament palpebrae mediale
4
4. M. orbicularis oculi,pars
5 orbitalis
5. M. levator labii superioris
4 6 alaeque nasi
7 7 6. M. nasalis
7. M. levator labii superioris
8 8. M. zygomaticus minor
8
9. M. levator anguli oris
10 9
10. M. Zygomaticus major
12 11. M. corrugator supercillii
12. M. orbicularis oris,
pars marginalis

Gambar 11.2 B Musculus yang berada di antrior os cranium, Sobotta

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 27


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

11.1.2 Palpebra dan Aparatus Lakrimalis


11.1.2.1 Palpebra
Palpebra adalah lipatan oleh kulit tipis dan di sebelah dalam oleh
selaput lendir transparan, conjunctiva palpebralis. Bagian conjunctiva
tersebut tipis dan transparan dan menempel secara longgar ke permukaan
anterior bola mata. Conjunctiva bulbaris, longgar dan berkerut pada
sclera.

Garis refleksi conjunctiva palpebralis ke dalam bola mata


membentuk resesus dalam, fornix conjunctiva superior dan inferior.
Saccus conjunctiva merupakan ruang yang dibatasi oleh conjunctiva
bulbaris dan palpebralis, juga merupakan bentuk khusus bursa mukosa
yang memungkinkan palpebral bergerak secara bebas pada permukaan
bola mata.

Palpebral superior dan inferior diperkuat oleh pita padat jaringan


ikat, tarsus superior dan tarsus inferior yang membentuk “ skeleton”
palpebral. Serat – serat bagian palpebral M . orbicularis oculi (sphincter
fissura palpebralis) berada pada jaringan ikat di superfisial tarsus-tarsus
tersebut dan disebelah dalam kulit palpebral. Tertanam dalam tarsus
adalah glandula tarsalis, sekresi lipid yang melumasi ujung-ujung
palpebral dan mencegahnya agar tidak menempel ketika menutup.

Alis mata ( L. cilia) berada pada pinggir kelopak. Glandula


sebacea besar yang dihubungkan dengan alis mata adalah glandula
ciliaries. Taut palpebral superior dan inferior membentuk comissura
medialis palpebrarum dan lateralis palpebrarum, yang menjelaskan
angulus oculi. Oleh karena itu , setiap mata memiliki sudut medial dan
lateral, atau canthi.

Di antara hidung dan angulus oculi medialis adalah ligamentum


palpebrae mediale, yang menghubungkan tarsus-tarsus dengan pinggir
medial orbita. Musculus orbicularis oculi berasal dan masuk ke dalam
ligamentum tersebut. Ligamantem palpebrale laterale menempelkan

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 28


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

tarsus ke margo lateralis orbita tetapi tidak menjadi perlekatan otot


langsung.

11.1.2..2 Aparatus lakrimalis


Apparatus lacrimalis terdiri dari:

 Glandula lacrimalis : menyekresi cairan lakrimal, suatu salin


fisiologis berair yang mengandung lisozim enzim bakteriosidal.
 Ductus lacrimalis: membawa cairan lakrimal dari galndula
lacrimalis ke saccus conjucntivalis.
 Canaliculus lacrimalis (L. kanal kecil) : dimulai pada punctum
lacrimale ( lubang) pada papilla lacrimalis, dekat angulus oculi
medialis dan mendrainase cairan lakrimal dari lactus lacrimalis (L.
lacus lacrimalis: suatu ruang segitiga pada angulus oculi medialis
tempat air mata berkumpul) ke sacus lacrimalis( bagian superior yang
berdilatasi pada ductus nasolacrimalis)
 Ductus nasolacrimalis : membawa cairan lacrimal ke meatus
nasalis inferior.

Glandula lacrimalis, yang berbentuk menyerupai almond dan


panjangnya kira-kira 2 cm. terletak pada fossa gandulare lacrimalis
pada bagian superolateral setiap orbita. Glandula dibagi menjadi pars
orbitalis (superior) dan palpebralis (inferior) oleh ekspansi lateral
tendo m. levator palpebrae superior.

Persarafan glandula lacrimalis merupakan simpatis dan


parasimpatis. Serat sekremotor parasimpatis prasinaptik dibawa dari
nervus facialis oleh nervus petrosus major dan kemudian oleh nervus
canali pterygoidei ke ganglion pterygopalatina, tempatnya bersinaps
dengan badan sel serat postsinaptik. Vasokonstriksi serat simpatis
postsinaptik, dibawa dari ganglion cervicale superior oleh plexus
carotis interna dan nervus petrosus profunda, bergabung dengan serat
parasimpatis membentuk nervus canali pterygoidei dan menyilang
ganglion pterygopalatina. Nervus zygomaticus ( dari nervus
maxillaris) membawa kedua jenis serat ke cabang lacrimal nervus
ophthalmicus tempatnya memasuki kelenjar.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 29


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

7
3

4 6
5

Gambar 11.3 Menganai orbita dekstra Nampak anterior. Lab. anatomi

Ket:

1. Supercilium 3. Angulus oculi lateralis, commissura lateralis palpebrarum


2. Palpebrae superior 4. Ciliae 5. Palpebrae inferior
6. Rima palpebrarum 7. Angulus oculi medialis, commissura medialis palpebrarum

Gambar 11.4 A) Apparatus lacrimalis kiri ( Nampak anterior). B) Skema gambar A, Yokochi
Ket :
2. Glandula lacrimalis 7. Palpebrae superior 8. Saccus lacrimalis
3.Aponeurosis musculi levatoris palpebrae superioris 9. Ligament palpebrae mediale
16. Canaliculus lacrimalis superior 17. Canaliculus lacrimalis inferior
18. Punctum lacrimale et papilla lacrimalis 19. Os lacrimale 20. Ductus nasolacrimalis
21.Membrana mucosa cavitatis nasi 22. Conjunctiva palpebrae, tarsus inferior
24. Fiksasi lateral apponeurosis levatoris 25.Foramen infraorbitalis

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 30


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

11.3 OCULI

11.3.1 Lapisan Oculi

Bola mata mengandung apparatus optis system visual dan


mengisi sebagian besar porsi anterior orbita. Bola mata memiliki 3
lapisan; akan tetapi, terdapat lapisan jaringan ikat longgar
tambahan yang mengelilingi bola mata, yang memungkin
pergerakan bola mata di dalam orbita.. lapisan jaringan ikat longgar
tersusun secara posterior oleh fascia bulbaris.tiga lapisan bola mata
adalah:

1. Lapisan fibrosa ( lapisan luar ), yang terdiri dari sclera dan


cornea.
2. Lapisan vascular ( lapisan tengah ), yang terdiri dari choroidea ,
corpus ciliare dan iris
3. Lapisan dalam yang terdiri dari retina yang memiliki bagian
optic visual dan non visual.

Lapisan fibrosa bola mata

Sclera adalah bagian opak dank eras pada lapisan fibrosa


(pelindung) bola mata yang menutupi 5/6 posterior bola mata.
Sclera merupakan skeleton fibrosa bola mata, yang memberikan
bentuk dan resistensi serta perlekatan untuk otot-otot ekstrinisik
(ekstraokuli) maupun otot-otot intrinsic mata. Bagian anterior sclera
dapat dilihat melalui conjunctiva bulbaris yang transparan. Cornea
adalah bagian transparan lapisan fibrosa yang menutupi 1/6 anterior
bola mata. Kedua bagian tersebut berbeda dalam regularitas
susunan serat-serat kolagen yang disusunnya dan tingkat hidrasi
masing-masing bagian. Discus nervi optici tidak memiliki
fotoreseptor akibatnya tidak sensitive terhadap cahaya, sering
disebut sebagai bintik buta. Tepat disebelah lateral discus nervi
optici adalah macula lutea. Macula lutea adalah area oval kecil
pada retina dengan conus fotoreseptor special yang khusus untuk
ketajaman penglihatan. Pada bagian tengah macula lutea

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 31


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

adalah suatu depresi , fovea centralis area pengihatan paling akut.


Pars optica retinae fungsional berakhir di anterior sepanjang ora
seratta, suatu batas irregular sedikit posterior corpus ciliare. Ora
seratta menandai terminasi anterior bagian reseptif cahaya pada
retina. Kecuali untuk conus dan batang lapisan neural , retina
disuplai oleh arteri centralis retinae , suatu cabang arteri
ophtalmica. Conus dan batang lapisan neural luar menerima zat
makanan dari lamina kapiler choroid atau choroicapillary, bagian
tersebut memiliki pembuluh paling halus pada permukaan dalam
choroid , melawan retina yang ditekan. System yang berhubungan
pada vena retina bersatu membentuk vena centralis retinae

Lapisan vascular bola mata

Lapisan vaskuler bola mata disebut juga uvea atau tunica


vasculosa bulbi) terdiri dari choroid, corpus ciliare dan iris.

Choroidea , suatu lapisan cokelat kemerahan gelap di


antara sclera dan retina, membentuk bagian terbesar pada lapisan
vaskuler bola mata dan melapisi sebagian besar sclera. Di dalam
pembuluh darah padat dan berpigemen tersebut, pembuluh darah
yang lebih besar lamina vascular terletak di eksternal . pembuluh
paling halus (lamina choriodocapillaris, suatu pembuluh kapiler
yang luas) terletak paling dalam, berdekatan dengan lapisan retina
yang sensitive cahaya avascular, yang menyuplai dengan oksigen
dan zat makanan. Choroid berlanjut di anterior ke corpus ciliare.
Choroid menempel kuat pada lapisan pigmen retina tetapi dapat
dengan mudah dikuliti dari sclera.

Corpus ciliare yang bersifat muscular serta vascular,


menghubungkan choroid dengan sirkumferensia iris. Corpus ciliare
memberikan perlekatan untuk lensa. Lipatan pada permukaan
internal corpus ciliare mengontrol ketebalan (dan tentunya focus)
lensa. Lipatan pada permukaan internal corpus ciliare, processus
ciliare, menyekresi humor aquosus, yang mengisi camera oculi
anterior dan posterior.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 32


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Iris terletak pada permukaan anterior lensa, adalah suatu


diafragma kontraktil tipis dengan aperture central, pupil untuk
mentransmisi cahaya. Dua otot involunter mengontrol ukuran
pupil: sphincter pupillae yang distimulasi secara menutup
parasimpatis menutup pupil, dan silator pupillae yang distimulasi
secara simpatis membuka pupil.

Lapisan dalam bola mata

Lapisan dalam bola mata adalha retina . secara


makroskopis terdiri dari pars optica dan pars caeca retinae. Pars
optica retina sensitive terhadap sinar cahaya visual dan memiliki
dua lapisan: lapisan neural dan lapisan sel pigmen. Lapisan neural
merupakan reseptif cahaya. Lapisan sel pigmen terdiri dari satu
lapis sel yang memperkuat sifat absorpsi cahaya choroid dalam
mereduksi tersebarnya cahaya pada bola mata. Pars caeca retinae
adalah suatu lanjutan anterior lapisan sel pigmen dan lapisan sel-sel
penunjang masing-masing pada corpus ciliare ( pars ciliaris retinae)
dan permukaan posterior iris ( pars iridica retinae).

Fundus adalah bagian posterior bola mata. Fundus


memiliki area depresif sirkular yang disebut discus nervi optici
diaman serat dan pemuluh sensorik dibawa oleh nervus opticus
masuk bola mata.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 33


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

16

Ket :
15
2 1. Cornea
14 2. Conjungtiva
3
13 3. Lensa
4. M. rectus medialis
4 5.Corpus Vitreum
6. Canal hyaloid
7. Lamina cribosa of sclera
8. N.II (opticus)
9. A. V retina centralis
10. Fovea centralis of macula lutea
11. Choroid
12. Sclera
5
13. M. rectus lateralis
14. M. cilliaris
6 15. Iris
7
16. Anterior chamber
10 8
12

11

Gambar 11.5 bola mata, setelah dipotong secara horizontal,, netter

Ket :
1.Cornea et camera anterior
2.Iris et lens
3. Limbus corneae
4. Conjuctiva bulbi
5.Corpus ciliare
6. Zonula ciliaris
7.Ora serrata
8. Corpus vitreum
9. Retin
10. Choroidea
11. Sclera
12. Discus nervi optici
13. Duramater et spatium
subarachnoideum
14. N. opticus (n. II)

Gambar 11.6 bola mata, setelah dipotong secara horizontal,,yokochi

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 34


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

11.3.2 Media retraktif

Pada perjalannya ke retina, gelombang cahaya berjalan melalui


media refraktif bola mata: cornea, humor aquosus, lensa dan humor
vitreus.

Cornea adalah area sirkular pada pars anterior lapisan fibrosa


luar bola mata; sebagian berperan pada refraksi cahaya yang masuk ke
dalam mata. Cornea transparan, karena susunan serat kolagennya yang
sangat regular dan keadaan dehidrasinya. Cornea sensitive terhadap
sentuhan; innervasi diberikan oleh nervus opthalmicus ( N V1). Cornea
avascular. Makannya berasal dari pembluh kapiler pada perifernya,
humor aquosa, dan cairan lakrimal. Cairan lakrimal juga memberikan
oksigen yang diabsorpsi dari udara.

Humor aquosus dalam camera oculi anterior dan posterior


dihasilkan dalam camera oculi posterior oleh processus cilliaris corpus
ciliare. Larutan bening memberikan zat makanan untuk cornea
avascular dan lensa. Setelah berjalan melalui pupil ke dalam camera
oculi anterior, humor aquosus bermuara ke dalam sinus venosus
sclerae (canal Schemm) pada angulus iridocornealis. Humor
dikeluarkan oleh plexus limbus, suatu jejaring vena scleralis yang
dekat dengan limbus , yang bermuara ke dalam tributary venae
vorticosae dan vena ciliaris anterior.

Lensa terletak di posterior iris dan anterior humor vitreus pada


corpus vitreum . capsula lensa yang sangat elastic dikaitkan oleh fibrae
zonulares zonula ciliaris ke corpus ciliare dan dilingkari oleh processus
cilliaris. Musculus ciliaris pada corpus ciliare mengubah bentuk lensa.
Ketika stimulus parasimpatis menyebabkan otot polos corpus ciliare
sirkular berkontraksi, lingkaran, seperti sfingter, menjadi lebih kecil
dan tegangan pada lensa berkurang , yang memungkinkan lensa
menyatu. Penambahan konsektivitas membuat refraksinya sesuai untuk
penglihatan dekat. Pada keadaan tanpa stimulasi parasimpatis,
musculus ciliaris berelaksasi kembali dan lensa ditarik sehingga
berbentuk lebih pipih , penglihatan jauh.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 35


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Humor vitreum adalah cairan yang berada dalam anyaman


corpus vitreum , suatu substansi seperti gel transparan pada empat
perlima posterior bola mata di posterior lensa ( camera posterior atau
vitreosa, atau segmen posterior) selain mentransmisi cahya, humor
vitres menahan retina ditempatnya dan menopang lensa.

11.3.3 Musculus ekstraokuler

Musculus Origo Insersi Inervasi Fungsi utama


M.levator Ala minor Tarsus N. Elevasi palpebral superior
palpebrae ossis superior occulomotorius;
superior sphenoidalis, dan kulit lapisan dalam
di superior palpebral (M. tarsalis
dan anterior superior superior)
canalis disuplai oleh
opticus serat simpatis.
M.obliqus Corpus ossis sphenoidalis Tendonya N. trochlearis Abduksi,
superior berjalan melalui (N.IV) depresi
annulus fibrosa dan rotasi
atau trochlea medial
,mengubah bola mata.
arahnya, dan
masuk ke dalam
sclera di sebelah
dalam musculus
rectus superior.
M.obliqus Pars anterior dasar orbita Sclera di sebelah N. Abduksi
Inferior dalam m. rectus occulomotorius elevasi
lateralis ( N III ) dan rotasi
lateral
bola mata
M.rectus Annulus tendineus Sclera tepat di Elevasi
superior communis posterior abduksi
articulation dan rotasi
corneosacralis bola mata
ke medial
M.rectus Depresi ,
inferior adduksi,
dan rotasi
bola mata
kemedial
M.rectus Adduksi
medialis bola mata
M.rectus N. abducens Abduksi
lateralis ( N VI) bola mata

Gambar 11.7 Muskulus Ekstraokuler

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 36


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Otot-otot ekstraokular orbita adalah musculus levator palpebrae


superioris, empat rectus (superior, inferior, medial, dan lateral). Dan
dua oblik (superior dan inferior). Otot-otot tersebut bekerja bersama
untuk menggerakkan palpebral superior dan bola mata. Meskipun kerja
otot- otot ini dijelaskan terpisah, pada kenyataanya otot-otot
ekstraokular jarang bekerja secara independen; aktivitas sinergsitik dan
antagonistic sering terjadi di antara otot-otot ini. Otot-otot yang
sinergistik untuk satu aksi dapat bersifat antagonistic untuk yang lain.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 37


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

A
1 2
6 1. M. oblique superior

3. M. rectus lateralis
4. M. rectus inferior
5. M. rectus medial
6. A. oftalmica
5 7. Glandula lacrimalis
3 8. N.opticus (n. II)

Gambar 11.8 A okuli dekstra nampak


4 posterior, B okuli dekstra Nampak anterior,
perhatikan letak Glandula lacrimalis, C.
okuli nampak posterior , lihat N II. Lab.
anatomi
B
2

7 1

5
3

4
4

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 38


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 11.9 Orbita kiri (diliehat dari lateral) perhatikan muskulus rektus lateralis no. 5. Yokochi.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 39


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 11.10 . Glandula Lacrimalis dan drainase. (Clinical Anatomy,Harold Ellis)

Gambar 11.11 . Glandula Lacrimalis dan drainase.Netter

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 40


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

AURIS (TELINGA)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 41


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

12.1 AURIS

12.1.1 Deskripsi

Telinga terdiri dari bagian luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan
tengah berisi organ keseimbangan serta untuk pendengaran. Membran
timpani memisahkan telinga luar dari telinga tengah. Tuba auditiva
menggabungkan telinga tengah dengan nasofaring.

12.1.2 Auris Externa

Auricula
Merupakan lempeng kartilago elastik berbentuk ireguler yang dilapisi oleh
kulit tipis. Auricula memiliki beberapa depresi dan elevasi.
o Concha : depresi yang paling dalam
o Helix : pinggir auricula yang meninggi
o Lobulus : jaringan fibrosa, lemak, dan pembuluh darah
o Tragus : proyeksi yang menyerupai lidah yang menutupi
porus akustikus eksternus

Vaskularisasi berasal dari a. Temporalis superficialis dan a.


Auricularis posterior. Innervasi N. Auricularis magnus dan N.
Auriculotemporalis

 Meatus akustikus eksternus


Suatu kanal yang mengarah ke dalam pars tympanica ossis
temporalis dari auricula ke membran tympanica, berjarak 2-3 cm pada
orang dewasa.
o Sepertiga lateral kanal sedikit membentuk S merupakan
kartilaginosa dan dilapsi kulit berlanjut menjadi kulit auricula.
Glandula sebasea dan seruminosa pada jaringan subkutan
menghasilkan serumen (ear wax)
o Dua pertiga medial bertulang dan dilapisi kulit tipis
berlanjut dengan lapisan eksterna membran tympanica

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 42


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

 Membran tympanica
Memiliki membran semitransparan oval dengan diameter
kira-kira 1 cm yang terletak diantara meatus dan cavitas tympani auris
media.
o Umbo : puncak konkavitas mengarak ke aral MAE degan depresi
sentral seperti kerucut yang dangkal
o Pars flaccida: membran tipis di superior processus lateralis mallei
o Pars tensa: bagian yang memiliki serat sirkular dan radiar
o Innervasi permukaan eksterna membran tympanica N.
Auriculotemporalis (cabang V3) dan N. Vagus (N X)
permukaan interna membran tympanica N. Glossopharingeus (N IX)

Gambar 14.1 Auricula Externa, Keith


L. Moore

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 43


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

12.1.3 Auris Media

Cavitas tympani merupakan ruang yang berisi udara sempit pada pars
petrosa ossis temporalis dan dilapisi selaput lendir yang berlanjut dengan
lapisan tuba auditiva sel mastoid dan antrum mastoid.

 Isi auris media


o Ossicula auditus (malleus, incus, dan stapes)
o M. Stapedius dan M. Tensor tympani
o N. Chorda tympani (cab N VII)
o Plexus tympani
 Dinding cavitas tympani
o Paries tegmentalis cavitatis tympani (atap)
Memisahkan cavitas tympani dengan dura mater pada dasar fossa
cranii media
o Paries jugularis cavitatis tympani (dasar)
Memisahkan cavitas tympani dari bulbus superior V. Jugulare interna
o Paries membranaceus cavitatis tympani (lateral)
Hampir seluruhnya terbentuk oleh konveksitas yang berpuncak pada
membran tympani
o Paries labyrinthicus (medial)
Memisahkan cavitas tympani dari auris interna
o Paries caroticus (anterior)
Memisahkan cavitas tympani dari canalis carotis, memiliki apertura
tuba auditiva dan canalis M tensor tympani
o Paries mastoideus (posterior)
Memberi fitur pada apertura pars superiornya, aditus ke antrum
mastoideum yang menghubungkan cavitas tympani ke sel-sel mastoid

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 44


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 12.2 Cavitas Tympani, Keith L. Moore

 Stapedius

Berada dalam eminentia pyramidalis. Berfungsi untuk menarik


stapes ke posterior dan memiringkan basisnya pada fenestra festibuli,
mencegah gerakan berlebih stapes. Innervasi N. Faciallis (N. VII).

Gambar 12.3 Ossicula Auditiva, Keith L. Moore

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 45


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016


 Tuba auditiva

Menghubungkan cavitas tympani dengan nasofaring, bermuara ke posterior


meatus nasi inferior. Sepertiga posterolateral tuba merupakan tulang dan sisanya
kartilago. Berfungsi untuk menyamakan tekanan dalam auris media dengan tekanan
atmosfer sehingga tuba dapat menyeimbangkan tekanan pada kedua sisi membrana.

 Ossicula Auditus

Membentuk rantai tulang kecil yang menyilang cavitas tympani dari


membran tympanica ke fenstra festibuli. Fenestra vestibuli merupakan suatu apertura
oval pada dinding labyrinthus cavitas tympani yang mengarah ke vestibulum
labyrinthus osseus. Ossicula tidak memiliki lapisan sekitar periosteum osteogenik.
Fungsi ossicula auditivus untuk meningkatkan kekuatan vibrasi stapes 10x melebihi
vibrasi membran tympani.

Terdiri dari :

o Malleus (L. Palu)

Menempel pada membran tympanica. Caput mallei terletak


dalam recessus epitympanicus da berartikulasi dengan incus. Collum
mallei terletak melawan pars flaccida membra tympanica. Manubrium
mallei tertanam dalam membran tympanica. Ujungnya dengan umbo.
Malleus berfungsi sebagai pengungkit.

o Incus (L. Landasan)


Terletak diantara malleus dan stapes. Memiliki corpus dan dua
crura; corpus terletak di reccesus epitympanicus, artikulasi dengan
caput mallei; cruris longum incudis artikulasi dengan processus
lenticularis; cruris breve incudis dihubungkan oleh ligamen ke dinding
posterior cavitas tympani.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 46


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016
Ket gambar A dan B:

o Stapes(L. Pijakan kaki)


Ossis terkecil yang memiliki caput, dua cruris, dan basis. Caput
berartikulasi dengan incus; bassis stapedis ke dalam fenestra vestibuli;
basis ovale menempel pada pinggir fenestra vestibuli.
 Musclus yang dihubungkan dengan Ossicula Auditus

Musculus tensor tympany

Berasal dari permukaan superior pars cartilaginea tuba auditiva


yang berinsersio ke dalam manubrium mallei untuk menarik
manubrium ke medial, menegangkan membran tympani untuk
mengurangi amplitudo. Mecegah kerusakan auris interna dari suara
keras. Innervasi oleh N. Manundbullaris (N. V3).

12.4 Ossicula Auditiv (terpisah), Keith L. Moore


Gambar 14.5

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 47


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Ket gambar A dan B

Gambar 12.5 Gambar A menjelaskan tentang Os auditivus (terpisah), B .Cabitas tympani, malleus,
incus, dan stapes sisi kiri (dilihat dari lateral). Membrana tympanica dibuang, antrum mastoideum
dibuka. Yokoci

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 48


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

12.1.4 Auris Interna

Berisi organ vestibulocochlearis untuk menerima suara dan


mempertahankan keseimbangan. Auris interna terdiri dari saccus dan
ductus labyrinthus.

 Labyrinthus osseus

Berupa seri cavitas (cochlea, vestibulum, canalis semicircularis)


yang terdapat di dalam capsula oticum pars petrosa ossis temporalis.
Capsula oticum tersusun atas tulang yang padat dan mengelilingi
Labyrinthus osseus. Labyrinthus osseus adalah ruang yang berisi cairan
dan berhubungan dengan spatium subarachnoideum melalui aquaductus
cochlea yang juga merupakan fitur fenestra cochlea. Cochlea berisi ductus
cochlearis.

Vestibulum labyrinthus osseus berisi sacculus dan utriculus sebagai


aparatus keseimbangan. Di lateralnya berupa fenestra vestibuli yang diisi
basis stapedis. Anterior cochlea osseum, posterior canalis semicircularis
dan fossa cranii posterior oleh aquaductus vestibuli yang nanti bermuara
ke meatus acusticus interna.

Canalis semicircularis (anterior, posterior, dan lateral) berhubungan


dengan vestibulum. C. Semicircularis terletak posterosuperior vestibulum
dan di ujungnya ada pembengkakan disebut ampulla ossea.

 Labyrinthus membranaceus

Rangkaian kantong dan ductus yang saling berhubungan dan berisi


endolimph. Terdiri dari labyrinthus vestibularis (utriculus dan sacculus),
tiga ductus semicircularis dalam canalis semicircularis, dan Labyrinthus
cochlearis (ductus cochlearis dalam cochlea).

Utriculus dan sacculus berhubungan dengan saculus melalui ductus


utriculosaccularis dimana ductus endolimpaticus keluar dari ductus
tersebut. Sacculus berlanjut ke D. coclearis melalui D. Reunion. Utriculus

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 49


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

dan sacculus memiliki area epitel sensorik yang disebut maculae.


Diinervasi leh N. Vestibulocochlearis.

Ductus semicircularis memiliki ampulla dimana ada area


sensori yang disebut crista ampullaris. C ampullaris befungsi untuk
merekam gerak endolimph dalam ampulla. Gelombang tekanan dalam
perilimph dari basis stapedis ke apex cochlea melalui scala vestibuli.
Dilanjutkan melalui helicotrema dan keluar melalui skala tympani. Dasar
ductus cochlearis dibentuk oleh membran basilaris. Memiliki reseptor
stimulus auditori yaitu organon corti yang dilapisi membran tectoria.

12.1.4 Meatus Acusticus Interna

Merupakan suatu kanal sempit berjalan secara lateral 1cm dalam


pars petrosa ossis temporalis. Meatus acuticus intenus tertutup di sebelah
lateral oleh lamina tulang tipis perforata. Melalui lamina ini berjalan
N. Facialis (VII), vestibulocochlearis (VIII), pembuluh darah.
N vestibulocochlearis terbagi dekat ujung meatus acusticus internus
menjadi N cohlearis dan N vestibularis.

Gambar 12.6 Labyrinthus Membranaceus, Keith L. Moore

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 50


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

LINGUA (LIDAH)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 51


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

13.1 LIDAH

Lidah merupakan salah satu organ panca indra dan juga sebagai organ
aksesoris dalam sistem pencernaan. Secara embriologis, lidah mulai terbentuk
pada usia 4 minggu kehamilan. Lidah tersusun dari otot lurik yang dilapisi
oleh membran mukosa. Lidah beserta otot-otot yang berhubungan dengan
lidah merupakan bagian yang menyusun dasar dari rongga mulut. Lidah dibagi
menjadi dua bagian yang lateral simetris oleh septum median dimana terdapat
sulcus medianus linguae yang berada di sepanjang lidah. Lidah menempel
pada tulang hyoid pada bagian inferior, prosesus styloid dari tulang temporal
dan mandibula.

Gambar 13.1 Lingua, netter

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 52


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

13.1.1 Muculus Penyusun Lingua


Pada kedua belahan lingula (bagian lateral) terdapat masing-
masing empat otot instrinsik dan 4 otot ektrinsik
a. Otot instrinsik (M. Longitudinalis Superior, M Longitudinalis
Inferior, M. Tranversus Linguae, M Verticalis Linguae)
Otot-otot intrisik lidah berasal dari dalam lidah dan berada
dalam jaringan ikat lidah serta tidak melekat pada tulang dan terbatas
pada lingua. Otot ini mengubah bentuk dan ukuran lidah pada saat
berbicara dan menelan. Untuk menjaga agar pergerakan lidah terbatas
ke arah posterior dan menjaga agar lidah tetap pada tempatnya, lidah
berhubungan langsung dengan frenulum lingual, yaitu lipatan
membrane mukosa yang berada pada bagian tengah sumbu tubuh dan
terletak di permukaan bawah lidah (ventral linguae), yang
menghubungkan langsung antara lidah dengan dasar dari rongga
mulut.

Gambar 13.2 Lidah (lingua) potongan melintang pada bagian tengah lidah; Nampak depan. Sobotta

b. Otot ekstrinsik (M. Hyoglossus, M. Genioglossus, M. Styloglossus,


M. Palatoglossus)
Otot-otot tersebut berasal dari luar lidah (menempel pada
tulang yang ada di sekitar bagian tersebut) dan masuk ke dalam
jaringan ikat yang ada di lidah. Otot-otot eksternal lidah berfungsi

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 53


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

untuk menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke sisi yang berlawanan
dan menggerakkan ke arah luar dan ke arah dalam. Pergerakan lidah
karena otot tersebut memungkinkan lidah untuk memposisikan
makanan untuk dikunyah, dibentuk menjadi massa bundar, dan
dipaksa untuk bergerak ke belakang mulut untuk proses penelanan.
Selain itu, otot-otot tersebut juga membentuk dasar dari mulut dan
mempertahankan agar posisi lidah tetap pada tempatnya.

Gambar 13.3 Muculus ekstrinsik lingua. Potongan lateral (kiri) dan potongan median (kanan)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 54


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar Tabel 13.4 Musculus Ekstrinsik Lingua


( Origo, Insertio, Perarafan, Dan Fungsi). snell

Otot Origo Insertio Persarafan Fungsi


M. Bagian atas Menarik turun
genioglossus spina mentalis lingua, bagian
mandibulae posterior
menjulurkan
lingua keluar
M. Hyoglossus Corpus ossis Menarik lingua
n. hypoglossus
hyoidei turun dan ke
(n. Cranialis
belakang
Sisi dan XII
M. Processus Menarik lingua
aspek
styloglossus styloideus dan ke belakang dan
inferior
ligamen mengangkatnya
lingua
stylohyoideum untuk
membentuk alur
guna menelan
M. Aponeurosis Sisi lingua Radix cranialis Mengangkat
palatoglossus palatina pada n. Cranialis XI bagian posterior
palatum molle lewat ramus lingua
(vellum pharyngealis n.
palatinum) Cranialis X
dan plexus
pharyngeus

13.1.2 Papilla pada Permukaan Lingua


Pada bagian permukaan atas lidah (dorsum lingua) dan permukaan
lateral lidah, lidah ditutupi oleh papila. Papilla adalah proyeksi dari lamina
propria yang ditutupi oleh epitel pipih berlapis. Sebagian dari papila
memiliki kuncup perasa, reseptor dalam proses pengecapan, sebagian yang
lainnya tidak. Namun, papila yang tidak memiliki kuncup perasa memiliki
reseptor untuk sentuhan dan berfungsi untuk menambah gaya gesekan

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 55


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

antara lidah dan makanan, sehingga mempermudah lidah untuk


menggerakkan makanan di dalam rongga mulut. Secara histologi terdapat
empat jenis papila yang dapat dikenali sampai saat ini, yaitu :
1. Papila filiformis. Papila filiformis mempunyai jumlah yang
sangat banyak di lidah. Bentuknya kerucut memanjang dan
terkeratinasi, hal tersebut menyebabkan warna keputihan atau
keabuan pada lidah. Papila jenis ini tidak mengandung kuncup perasa
namun berisi ujung-ujung saraf afferen yang peka terhadap sentuhan.
2. Papila fungiformis. Papila fungiformis mempunyai jumlah
yang lebih sedikit dibanding papila filiformis. Papila ini hanya
sedikit terkeratinasi dan berbentuk menyerupai jamur dengan
dasarnya adalah jaringan ikat. Papila ini memiliki beberapa kuncup
perasa pada bagian permukaan luarnya. Papila ini tersebar di antara
papila filiformis dan terlihat seperti titik-titik merah muda atau
merah.
3. Papila foliata. Papila ini sedikit berkembang pada orang
dewasa, tetapi mengandung lipatan-lipatan membran mukosa pada
bagian tepi dari lidah dan mengandung kuncup perasa.
4. Papila sirkumfalata. Papila sirkumfalata merupakan papila
dengan jumlah paling sedikit, namun memiliki ukuran papila yang
paling besar dan mengandung lebih dari setengah jumlah
keseluruhan papila di lidah manusia. Dengan ukuran satu sampai tiga
milimeter, dan berjumlah tujuh sampai dua belas buah dalam satu
lidah, papila ini umumnya membentuk garis berbentuk menyerupai
huruf V dan berada di tepi dari sulkus terminalis. Pada bagian akhir
dari papila sirkumfalata, dapat dijumpai sulkus terminalis. Sulkus
terminalis merupakan sebuah lekukan melintang yang membagi lidah
menjadi dua bagian, yaitu lidah bagian rongga mulut (dua pertiga
anterior lidah) dan lidah yang terletak pada orofaring (satu pertiga
posterior lidah). Mukosa dari lidah yang terletak pada orofaring tidak
memiliki papila, namun tetap berstruktur bergelombang dikarenakan
keberadaan tonsil lingualis yang terletak di dalam mukosa lidah
posterior tersebut.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 56


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 13.5. Lingua Nampak superior. Lab. anatomi

Ket :
1. Epiglotis
2. Foramen caecum linguae
3. Suluc terminalis
4. Apex lingae / Papilla Vallata

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 57


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

13.1.3 Inervasi Linguae


Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
a. Duapertiga anterior oleh nervus lingualis.
b. Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, glosofaring dan vagus.
2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
a. Duapertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis.
b. Satupertiga posterior oleh nervus glosofaring.
3. Saraf motorik
Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan
genioglosus.

13.1.4 Vaskularisasi Linguae


Arteri lingualis merupakan cabang dari arteri karotis eksterna.
Arteri ini terus berjalan melewati otot-otot pengunyahan bagian posterior
menuju ke tulang hioid, kemudian bersama-sama dengan nervus
hipoglosus dan vena lingualis menuju otot hioglosus. Setelah melewati
otot hioglosus arteri lingualis ini bercabang, yaitu rami dorsalis lingual dan
di ujung anterior terbagi lagi menjadi dua cabang terminalis:
1. Arteri sublingualis berjalan diantara otot genioglosus dan glandula
sublingual.
2. Arteri lingualis profunda terletak di bagian lateral permukaan bawah
lidah.
Vena lingualis profunda terletak pada membran mukosa bagian
lateral bawah lidah. Vena lingualis profunda dan vena sublingualis
bergabung dengan dorsal lingualis di daerah posterior dari otot hioglossus,
lalu berjalan menuju vena jugularis.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 58


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 13.6 Vaskularisasi Lidah (Moore)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 59


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

13.1.5 Pembuluh Limfe Linguae


Pembuluh limfe berjalan di belakang papila sirkumvalata menuju
posterior menembus dinding faring dan memasuki nodus limfatikus di
daerah servikal yang terletak di sebelah lateral vena jugularis interna:
1. Pembuluh marginal
Pembuluh marginal terdapat pada sepertiga luar dari
permukaan atas lidah. Pembuluh marginal terbagi menjadi dua
bagian, bagian anterior berjalan dari ujung lidah dan berakhir di
nodus limfatikus submaksilaris, bagian posterior berjalan di
belakang otot milohioid dan berakhir di nodus jugulo
omohioiedeus.
2. Pembuluh sentral
Pembuluh ini berjalan dari ujung lidah ke bawah melalui
otot miloihioid dan berakhir pada nodus submental.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 60


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

HIDUNG

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 61


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

14.1 HIDUNG
14.1.1 Nasus Externus
Nasus Externus mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut
nares, yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum nasi. Pinggir
lateral, ala nasi, berbentuk bulat dan dapat digerakkan.
Rangka nasus externus dibentuk oleh os nasale, processus
frontalis maxillaris, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka
rangka hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan hialin. Bagian
bertulang superior hidung termasuk radixnya, dilapisi kulit tipis. Kulit pada
pars catrilaginea nasi dilapisi kulit yang lebih tebal yang mengandung banyak
glandula sebacea. Kulit membentang ke dalam vestibulum nasi dimana
hidung memiliki rambut kaku (vibrisae) (Moore, 2013).
A B

Gambar 14.1 A. Nasus Externus tampak anterior B. Cartilagines Nasi tampak


anterior (Anatomi FK UMM 2016)

KETERANGAN :
1. Os. Nasale
• Sutura frontonasalis
• Sutura nasomaxillaris
• Sutura frontomaxillaris
• Sutura internasalis
2. Cartilago nasi lateralis  cartilagines nasi laterals
3. Cartilagines alaris minoris
4. Cartilago alaris major
a. Crus laterale
b. Crus mediale
5. Cartilago septum nasi
6. Ala nasi
7. Vestibulum nasi
8. Septum nasi

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 62


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 14.2 Rongga Hidung tampak anterolateral (Netter)

Cartilago nasalis
lateral

Cartilago alaris
major

Cartilagines alaris
minoris

Gambar 14.3 Rongga Hidung tampak Gambar 14.4 Rongga Hidung tampak
lateral (Netter) lateral (Yokochi)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 63


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Vascularisasi dari nasus externus


- Kulit nasus externus  cabang-cabang arteria ophtalmica dan arteria
maxillaris.
- Kulit nasi dan bagian bawah septum  cabang-cabang dari arteri facialis
Inervasi dari nasus externus
- N. Infratrochlearis dan rami nasales externae nervus ophthalmicus (N. V1)
- Ramus infraorbitalis nervus maxillaris (N. V2)

Gambar 14.5 Vascularisasi dan inervasi nasus externus (Netter)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 64


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

14.1.2 Cavum Nasi


Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura nasalis
posterior atau choanae dibelakang, dimana hidung bermuara ke dalam
nasopharynx. Vestibulum nasi adalah area dimana cavum nasi terletak tepat
dibelakang nares. Cavum nasi dibagi menjadi 2 bagian, kiri dan kanan oleh
semtum nasi. Septum nasi dibentuk oleh cartilago septi nasi, lamina verticalis
osis ethmoidalis, dan vomer.

Dinding Cavum Nasi

Setiap belahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan
dinding medial (septum)

 Dasar  dasar dibentuk oleh processus palatinus os maxilla dan


lamina horizontalis ossis palatini.
 Atap  atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian
bawah batang hidung oleh os nasale dan os frontale, di tengah oleh
lamina cribosa ossis ethmoidalis, terletak di bawah fosa cranii
anterior, dan disebelah posterior oleh bagian miring ke bawah corpus
ossis spheinoidalis.
 Lateral  dinding lateral mempunyai 3 tonjolan tulang disebut concha
nasalis superior, media, dan inferior. Area dibawah setiap concha disebut
meatus.
 Medial  septum nasi. Bagian atas dibentuk oleh lamina verticalis ossis
ethmoidalis dan os vomer. Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septalis.
Septum ini jarang terletak pada bidang median, sehingga belahan cavum
nasi.
Fitur Cavum Nasi
o Concha nasi sebagai media turbinasi udara. Concha nasi inferior yang
berukuran paling panjang dan paling lebar dilaposo selaput lender berisi
ruang vascular besar yang dapat membesar untuk mengontrol diameter
cavitas nasi. Apabila terinfeksi atau mengalami iritasi, mukosa dapat
membengkak secara cepat, menyumbat pasase hidung pada sisi tersebut.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 65


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

o Recessus Sphenoethmoidalis adalah sebuah daerah kecil yang terletak di


superoposterior concha nasalis superior. Di daerah ini terdapat muara sinus
spheinoidalis.
o Meatus Nasi Superior terletak dibawah concha nasalis superior. Di
sini terdapat muara sinus ethmoidales posterior.
 Meatus Nasi Media terletak dibawah concha nasalis media. Pars
anterosuperior pasase tersebut mengarah ke aperture yang berbentuk corong
(infundibulum ethmoidale), melalui apertura tesebut, pasase berhubungan
dengan sinus frontalis. Pasase yang mengarah ke inferior dari setiap sinus
frontalis ke infundibulum adalah ductus frontonasalis. Hiatus semilunaris
adalah suatu sulcus semisirkular yang didalamnya bermuara sinus frontalis.
Bulla ethmoidalis merupakan suatu elevasi bundar yang terletak di superior
hiatus, dapat dilihat ketika concha media diangkat. Bula tersebut terbentuk dari
sel-sel ethmoidal media yang membentuk sinus ethmoidalis.
 Meatus Nasi Inferior sebuah pasase horizontal di inferolateral concha nasi
inferior, tempat bermuaranya ductus nasolacrimalis.
 Meatus Nasi Communis adalah pars medial cavitas nasi di antara concha
dan septum nasi, ke dalamnya bermuara meatus dan recessus lateralis.
(Moore, 2013)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 66


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

B
C

Gambar 14.6 Rongga Hidun nampak lateral, potongan sagittal. Lab. anatomi

KETERANGAN :

1. Regio olfactori
2. Septum nasi
3. Choana
4. Choncha nasalis
a. Superior
b. Media
c. Inferior
5. Tonsila pharyngea (atrofi saat dewasa)
6. Ostium pharyngeum tubae auditiva (tuba eustachius)
7. Reccecus pharyngeus
8. Palatum durum
9. Palatum mole

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 67


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Palatum
Palatum durum adalah struktur yang tersusun dari
jaringan tulang keras, periosteum, dan mukosa pipih yang
berisikan glandula salivary accessorius. Palatum durum
membatasi antara cavum nasi dengan cavum oris.
Palatum mole adalah struktur yang berasal dari
aponeurosis M. Tensor Palati dan dibungkus oleh membrane
mukosa dengan lapisan epitel yang berbeda pada kedua sisi.
Palatum mole dapat bergerak naik dan turun yang berfungsi
untuk menutup nasopharyng dari oropharyng saat aktivitas
menelan dan meniup.

Gambar 14.7. Dinding Lateral Rongga Hidung tampak medial (Moore)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 68


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 14.8. Dinding Lateral Rongga Hidung tampak medial (Netter)

Gambar 14.9 Hidung di lihat dari speculum


(Netter)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 69


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Vascularisasi Cavum Nasi

Dinding Lateral: - Woodruff’s area

- A. Sphenopalatina cabang a. maxillaris

- A. Ethmoidalis anterior cabang a. ophtalmica

- A. Ethmoidalis posterior cabang a. ophtalmica

Dinding Medial (Septum nasi): - Plexus Kiesselbach (Little’s area)  pars


anterior septum nasi

- A. Palatina major cabang a. maxillaris

- A. Septalis (ramus medialis a. ethmoidalis


anterior et posterior dan a. sphenopalatina)

- A. Ethmoidalis anterior cabang a. ophtalmica

- A. Ethmoidalis posterior cabang a. ophtalmica

Plexus venosus submucosa kaya yang terletak di mukosa nasal akan


bermuara ke dalam vena sphenopalatina, facialis dan ophtalmica. Plexus
venosus submucosa merupakan bagian penting dalam termoregulasi tubuh.

Inervasi Cavum Nasi

 N. Ethmoidalis anterior et posterior dan cabangnya berupa n. cilliaris


 N. Olfactorius
 N. Nasopalatinus
 Rr. Nasales posterior superior N. Pterygopalatinus
 Rr. Nasales posterior Inferior N. Pterygopalatinus

14.1.3 Sinus Paranasales

Sinus paranasales adalah rongga-rongga yang terdapat di dalam os maxilla, os


frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale. Sinus-sinus ini dilapisi oleh
mucoperiosteu dan terisi udara, berhubungan dengan cavum nasi melalui apertura
yang relatif kecil. Sinus maxillaris dan sphenoidalis pada waktu lahir terdapat
dalam bentuk yang rudimenter, setelah usia 8 tahun menjadi lumayan besar, dan
pada waktu remaja telah berbentuk sempurna.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 70


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Sinus Maxillaris

Berbentuk piramid dan terletak di dalam corpus maxillaris di belakang pipi.


Atap dibentuk oleh dasar orbita, sedangkan dasar berhubungan dengan akar
gigi premolar dan molar. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi
medius melalui hiatus semilunaris. Volume sinus maxillaris sebesar 15 ml.
Vascularisasi: A. Alveolaris superior posterior

A. Infraorbitalis

Inervasi: N. Alveolaris superior posterior

N. Infraorbitalis

Sinus Frontalis

Sinus frontalis ada 2 buah, terdapat didalam os. Frontale, yang dipisahkan
satu dengan yang lainnya oleh septum tulang. Setiap sinus berbentuk
segitiga, meluas ke atas di atas ujung medial alis mata dan kebelakang
sampai kebagian medial atap orbita. Masing-masing sinus frontalis bermuara
ke dalam meatus nasi medius melalui infundibulum.

Vascularisasi: A. Ethmoidalis anterior

A. Supraorbital

Inervasi: N. Ethmoidalis anterior

N. Supraorbital

Sinus Sphenoidalis

Ada 2 buah, terletak di dalam corpus ossis sphenoidalis. Setiap sinus


bermuara ke dalam recessus sphenoethmoidalis di atas concha nasalis
superior.

Vascularisasi: A. Nasalis lateralis posterior

A. Ethmoidalis posterior

Inervasi: N. Nasalis posterior superior

N. Ethmoidalis posterior

Sinus Ethmoidalis

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 71


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Sinus ethmoidalis terletak di anterior, medius, dan posterior, serta terdapat di


dalam os ethmoidale, di antara hidung dan orbita oleh selapis tipis tulang,
sehingga infeksi dengan mudah dapat menjalar dari sinus ke dalam orbita.
Sinus ethmoidalis kelompok anterior bermuara ke dalam infundibulum;
kelompok media bermuara ke dalam meatus nasi medius, pada atau di atas
bulla ethmoidalis; dan kelompok posterior bermuara ke dalam meatus nasi
superior.

Vascularisasi: A. Sphenopalatina

A. Ethmoidalis anterior
A. Ethmoidalis posterior

Inervasi: N. Ethmoidalis anterior

N. Ethmoidalis posterior

R. orbita ganglion pterygopalatina

Sinus Tempat Muaranya


Sinus Maxillaris Meatus nasi medius melalui hiatus semilunaris
Sinus Frontalis Meatus nasi media melalui infundibulum
Sinus Sphenoidalis Recessus sphenoethmoidalis
Sinus Ethmoidalis
- Anterior Infundibulum dan kedalam meatus nasi media
- Media Meatus nasi media pada atau diatas bulla ethmoidalis
- Posterior Meatus nasi superior

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 72


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 14.10. Sinus Paranasalis (Moore)

Gambar 14.11. Pandangan Posterior bagian Anterior Kepala (Moore)

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 73


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

ANOMALI
KONGENITAL
PANCAINDERA

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 74


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

15.1 KELAINAN KONGENITAL

1. TELINGA

Tuli Kongenital, biasanya berkaitan dengan tuli-bisu, dapat disebabkan oleh


kelainan perkembangan labirin membranosa dan labirin tulang atau malformasi
tulang pendengaran dan gendang telinga. Pada kasus yang sangat berat, tidak
terbentuk kavitas timpani dan meatus akustikus eksternus.

Sebagian besar tuli kongenital disebabkan oleh faktor genetik, tetpi faktor
lingkungan juga dapat mengganggu pembentukan normal telinga dalam dan
tengah. Virus rubela yang menyerang pada minggu ketujuh atau kedelapan, dapat
menyebabkan kerusakan berat pada organ Corti. Juga diperkirakan bahwa
poliomielitis, eritroblastosis fetalis, diabetes, hiotiroidisme, dan toksoplasmosis
dapat menyebabkan tuli kongenital.

Cacat Telinga Luar, sering dijumpai, cacat ini mencangkup kelainan minor
dan parah. Cacat ini menjadi bermakna dari segi trauma psikologis dan emosional
yang mungkin ditimbulkannya dan karena kenyataan bahwa cacat ini sering
berkaitan dengan malformasi lain. Karena itu, cacat ini dapat berfungsi sebagai
petunjuk untuk memeriksa bayi secara cermat untuk mencari kelainan lain.
Semua sindrom kromosom yang sering terjadi dan kebanyakan sindrom yang
jarang dijumpai memperlihatkan kelainan telinga sebagai salah satu cirinya.

Apendiks dan lubang preaurikula, masing-masing adalah tonjolan kulit


(skin tags) dan cekungan dangkal yang terletak di depan telinga. Adanya lubang
mungkin menunjukkan kelainan perkembangan tonjolan aurikula, sedangkan
apendiks mungkin disebabkan oleh tonjolan aurikula tambahan. Seperti cacat
telinga luar lainnya, keduanya berkaitan dengan malformasi lain.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 75


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

2. MATA

Koloboma dapat terjadi jika fisura koroidea gagal menutup. Secara


normal, fisura ini menutup pada minggu ketujuh perkembangan. Jika
tidak menutup, akan terbentuk celah. Meskipun biasanya hanya terdapat di iris-
koloboma iridis, celah ini dapat meluas ke korpus siliare, retina koroid, dan
nervus optikus. Koloboma adalah kelainan mata umum yang sering berkaitan
dengan cacat mata lainnya. Koloboma (celah) kelopak mata juga dapat
terjadi. Mutasi di gen PAX2 dilaporkan berkaitan dengan koloboma nervus
optikus dan mungkin berperan dalam tipe- tipe cacat lainnya. Cacat ginjal juga
terjadi pada mutasi PAX sebagai bagian dari sindrom kolobomma ginjal.

Membrana iridopupilaris dapat menetap dan tidak diserap sewaktu


pembentukan bilik mata depan.

Pada katarak kongenital, lensa menjadi opak selama kehidupan


intrauterus. Meskipun anomali ini biasanya ditentukan secara genetik, banyak
anak dari ibu yang terjangkit capak Jerman (rubella) selama minggu keemat
dan ketujuh kehamilan mengidap katarak. Jika ibu terinfeksi setelah minggu
ketujuh kehamilan, lensa tidak rusak tetapi anak mungkin tuli akibat kelainan
di koklea.

Arteri hialoidea mugkin menetap dan membentuk suatu korda atau


kista. Secara normal, bagian distal pembuluh darah ini mengalami degenerasi,
meninggalkan bagian proksimal untuk membentuk arteri sentralis retinae.

Pada mikroftalmia, mata berukuran terlalu kecil, bola mata mungkin


hanya dua-pertiga volume normalnya. Mikroftalmia, biasanya berkaitan
dengan kelainan mata lainnya, sering terjadi akibat infeksi intra uterus
misalnya oleh sitomegaloviruss dan toksoplasmosis.

Anoftalmia adalah tidak terbentuknya mata. Pada sebagian kasus,


analisis histologis mengungkapkan adanya sedikit jaringan mata. Cacat ini
biasanya disertai oleh kelainan kranium yang parah.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 76


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Afakia kongenital (tidak adanya lensa) dan aniridia (tidak adanya


iris) adalah anomali jarang yang disebabkan oleh gangguan pada induksi dan
pembentukan jaringan yang berperan dalam pembentukan jaringan yang
berperan dalam pembentukan struktur-struktur ini. Mutasi di PAX6
menyebabkan aniridia dan juga dapat berperan menimbulkan anoftalmia dan
mikroftalmia.

Gambar 15.1 Aniridia, tidak adanya iris, Langman

Siklopia (mata tunggal/satu) dan sinoftalmia (penyatuan mata) membentuk


suatu spektrum cacat berupa penyatuan sebagian atau keseluruhan mata. Cacat
ini disebabkan oleh hilangnya jaringan di garis tengah yang dapat terjadi sedini
mungkin seperti pada hari ke-19 sampai 21 kehamilan atau pada tahap lanjut
ketika wajah mulai terbentuk. Kehilangan ini menyebabkan kurang
berkembangnya otak depan dan prominensia frontonasalis. Cacat ini hampir
selalu berkaitan dengan cacat kranium, misalnya holoprosensefalus, yang
ditandai dengan hemisferium serebri yang sebagian atau seluruhnya menyatu
menjadi satu vesikeltelensefalon. Faktor- faktor yang mempengaruhi cacat
garis tengah antara lain adalah alkohol, mutasi SHH, dan kelainan dalam
metabolisme kolesterol yang dapat mengganggu pembentukan sinyal SHH.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 77


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Gambar 15.2 Sinoftalmia, adalah kelainan kongenital , kedua mata menyatu, Langman

3. LIDAH

Tongue-tie (ankiloglosia), lidah tidak bebas dari dasar mulut. Dalam


keadaan normal, terjadi degerasi sel yang ekstensif, dan frenulum adalah satu-
satunya jaringan yang melekatkan lidah ke dasar mulut. Pada sebagian besar
bentuk ankiloglosia, frenulum meluas ke ujung lidah.

4. INTEGUMEN
Kelainan pigmentasi, dapat ditemukan sejumlah besar kelainan
pigmentasi yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit perkembangan,
fungsi, dan kelangsungan hidup melanosit. Contoh kelainan fungsi melanosit
antara lain adalah piebaldism (hilangnya pigmen rambut secara berbercak) dan
sindrom Wardenburg (WS) dengan gambaran bercak-bercak putih di kulit dan
rambut. Terdapat beberapa tipe sindrom Waardenburg, tetapi semua semuanya
memiliki ciri umum berupa bercak rambut putih (biasanya suatu forelock),
heterokimia iridis (warna mata berbeda), bercak putih di kulit, dan tuli. Cacat
ini timbul akibat gangguan migrasi atau proliferasi sel krista neuralis (tidak
adanya melanosit yang berasal dari sel-sel ini di stria vaskularis di koklea

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 78


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

menjadi penyebab ketulian pada penyakit ini). Sebagian tipe WS terjadi akibat
mutasi di PASX 3, termasuk WS1 dan WS3.
Penyakit fungsi melanosit mencakup berbagai bentuk albinisme yang
ditandai oleh berkurang atau lenyapnya seluruh pigmentasi di kulit, rambut,
dan mata. Kasus—kasus ini diklasifikasikan sebagai tipe lain albinisme
okulokutis (AOK). Pada kebanyakan kasus, kelainan alam sintesis atau
pengolahan melanin menjadi penyebab penyakit lain.
Vitiligo tejadi karena hilangnya melanosit akibat penyakit autoimun.
Terjadi kehilangan pigmen berbentuk bercak-bercak di daerah yang terkena,
termasuk kulit dan rambut di atasnya serta mukosa mulut. Vitiligo dilaporkan
berkaitan dengan penyakit autoimun lain, terutama tiroid.
Sidik Jari (epidermal ridge) yang menghasilkan pola khas di
permukaan ujung jari, telapak tangan, dan telapak kaki ditentukan secara
genetik. Hubungan ini merupakan dasar bagi banyak penelitian dalam genetika
medis dan penyelidikan kriminal (dermatoglifik). Pada anak dengan kelainan
kromosan, pola epidermis tangan dan jari tangan kadang-kadang digunakan
sebagai alat diagnostik

Keratinisasi Kulit (Iktiosis) adalah ciri dari suatu kelompok penyakit


herediter yang biasanya diwariskan sebagai sifat resesif otosom meskipun
dapat juga terkait-X. Pada kasus yang parah, Iktiosis dapat menyebabkan cacat
yang “menyeramkan”, seperti pada kasus janin harlequin.

Gambar 15.3 iktiosis, adalah kelainan herediter, pada kasus parah dapat
menyebabkan harlequin. Snell

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 79


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

SOAL

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 80


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Soal pilihan ganda !

1. Bagian dari scalp yang berupa lapisan padat jaringan ikat yang membentuk
periosteum eksterna pada neurocranium...
A. Skin
B. Connective tissue
C. Aponeurosis
D. Loose
E. Pericranium

2. Urutan lapisan meninges dari luar ke dalam adalah...


A. Pia mater, Arachnoid mater, Dura mater
B. Dura mater, Pia mater, Arachnoid mater
C. Dura mater, Arachnoid mater, Pia mater
D. Arachnoid mater, Dura mater, Pia mater
E. Arachnoid mater, Pia mater, Dura mater

3. Alur yang membagi otak menjadi 2 belahan adalah...


A. Fissura longitudinal
B. Hemisperhium cerebri
C. Sulcus centralis
D. Sulcus perieto-occipitalis
E. Sulcus lateralis

4. Ujung sefalik tabung saraf (neural tube) melebar di tiga lokasi, membentuk:
A. Prosensefalon, mielensefalon, rombensefalon
B. Prosensefalon, metensefalon, rombensefalon
C. Prosensefalon, mesensefalon, rombensefalon
D. Prosensefalon, dielensefalon, telensefalon
E. Prosensefalon, dielensefalon, rombensefalon

5. Nervus Cranial yang keluar dari Medula Oblongata adalah


A. N. I
B. N. IV
C. N. VI
D. N. IX
E. N.II

6. Berikut adalah N cranialis yang bersifat sensorik murni adalah?


A. N V
B. N I
C. N X

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 81


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

D. N IX
E. N XI

7. Prosensefalon akan berkembang menjadi telensefalon dan dielensefalon,


dielensefalon akan berkembang menjadi:
A. Talamus, epitalamus, medulla spinalis
B. Talamus, hipotalamus, medulla oblongata
C. Talamus, epitalamus, pons
D. Talamus, epitalamus, cerebellum
E. Talamus, epitalamus, hipotalamus

8. Pengahantaran getaran dari membran timpani ke perilimphe melalui........


A. Prosessus breve insidus
B. Sulkus timpani
C. Ossikula auditiva
D. Maleus
E. Inkus

9. Salah satu fungsi dari Talamus adalah ......


A. Pusat pengaturan nafas
B. Filter informasi
C. Pusat berfikir
D. Pusat keseimbangan tubuh
E. Produksi hormone

10. Kelainan Anosmia terjadi pada Nervus


A. X
B. XI
C. IX
D. I
E. II

11. Musculus rectus medialis pada oculi di innervasi oleh ..


A. N. I
B. N. II
C. N. III
D. N. IV
E. N. V

12. Berikut adalah N cranialis yang bersifat sensorik murni adalah?


A. N V
B. N I
C. N X
D. N XI
E. N IX

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 82


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

13. Hidrosefalus obstruktif paling sering diakibatkan karena penyempitan ......


A. Foramen magendi
B. Foramen monroi
C. Aquaduktus serebri sylvii
D. Foramen interventrikularis
E. Foramen luscka

14. Bagian dari cerebrum yang bertanggungjawab mengatur fungsi penglihatan


adalah...
A. Lobus frontal
B. Lobus parietal
C. Lobus temporal
D. Lobus occipital
E. Lobus temporoparietal

15. Bagian dari telinga tengah terletak di belakang kavum timpani dalam pars
petrosa ossis temporalis yaitu...........
A. Membran timpani
B. Antrum mastoideum
C. Tuba auditiva
D. Selulae mastoidea
E. Ossikula auditiva

Soal jawaban singkat !

1. Nasus Externus mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut nares, yang dipisahkan
satu dengan yang lain oleh…
2. Perasa Lidah bagian anterior di persyarafi oleh N...
3. Sebutkan 5 struktur aurius externus !
4. Kelainan bersatunya kedua bola mata pada kasus kongenital pancaindera
disebut…
5. Selaput tipis pemisah hemisfer dextra dan hemisfer sinistra cerebri adalah....
6. Sulcus yang memisahkan antara lobus frontal dan parietal adalah...
7. Saluran dari dinding anterior cavum timpani ke bawah dan ke depan medial sampai ke
nasofaring berfungsi membuat keseimbangan antara tekanan udara dalam cavum timpani
dengan nasofaring...
8. Struktur penyusun sella turcica adalah…
9. Kelainan talamus dimana terjadi sensasi tidak menyenangkan yang terjadi spontan atau saat
disentuh adalah ...
10. Innervasi pergerakan lidah ...

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 83


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

Soal esai
1. Embriologi sistem saraf pusat berasal dari…..
2. Buatlah skema aliran CSF?
3. Buatlah skema, vaskularisasi cerebrum dan cerebellum?
4. Gambarkan dan sebutkan lapisan meninges otak?
5. sebutkan letak nucleus 12 nervus cranialis !

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 84


Buku Ajar Anatomi|Cerebro dan Pancaindera
Departement Anatomi FK – UMM 2016

DAFTAR PUSTAKA

Ellis, H. Meckel’s Divertikulum, Diverticulosis of the Small Intestine. New york: Mc Graw Hill
Guyton. 2012.Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.
http://web.duke.edu/anatomy/embryology/GI/GI.html. Embryology Laerning Resounces
Duke Universiy Medical School.” Gut Development”.
http://jurnal.fk.unand.ac.id
http;//www.cmj.org/periodical/image/200812/2008121011954128.jpg
http:// www.medicastore.com. Divertikulum meckel.
http:// www.scribd.com. Refrat Radiologi.
Kartono, D. 2004. Penyakit Hirscprung, hal. 1-62. Jakarta : Sagung Seto.
Moore, K.L et al. 2003. The developing Human: Clinically Oriented Embryology, 7th Ed.
Jakarta: Erlangga
Moore, K. L dkk. 2007. Essential Clinical Anatomy Third Edition.
Moore, K. L. dkk. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Netter, Frank H. 2012. The Netter Collection of Medical Illustrations. Philadephia: Elsevier
Saunders
Rohen, Johannes W.2009. Embriologi Fungsional : Perkembangan Sistem Fungsi Organ
Manusia Edisi 2. Jakarta : EGC
Sadler, Thomas W. 2010. Embriologi Kedokteran LangmanEdisi 10. Jakarta : EGC
Sadler, Thomas W. 2010. Embriologi Kedokteran LangmanEdisi 12. Jakarta : EGC
Snell, Richard S. Anatomi Klinik edisi 6.

BLOK CEREBRO & PANCAINDERA 85

Anda mungkin juga menyukai