KELOMPOK 1
Oleh :
MUHAMMAD AKBAR
L221 15 307
BUDIDAYA PERAIRAN
2017. Pada hari pertama dilakukan Persiapan Wadah yaitu dengan pencucian, pengisian
air dan pengukuran terhadap bak yang akan digunakan dalam pembudidayaan. Organisme
yang dipelihara pada praktikum ini adalah Ikan Nila (Oreocrhromis niloticus). Pemberian
pakan dilakukan sebanyak 3 x sehari yaitu pada saat pagi, siang dan sore hari. Kemudian
pada hari selanjutnya dilakukan penebaran benih ikan Nila sebanyak 150 ekor. Lalu
dilakukan sampling pada 5 ikan nila yang dilakukan secara acak untuk menentukan
seberapa banyak jumlah pemberian pakan perharinya yaitu 3% dari bobot tubuh benih
ikan nila. Sampling dilakukan tiap minggu untuk melihat bagaimana SR, FCR,
Mortalitas, Laju Pertumbuhan dan Penyebab-penyebab Kematian Ikan. Pada Minggu ke-
III kembali dilakukan sampling pada 5 ikan secara acak dengan hasil sebagai berikut:
hidup ikan sangat bergantung pada daya adaptasi ikan terhadap makanan dan lingkungan,
status kesehatan ikan, padat tebar, dan kualitas air yang cukup mendukung pertumbuhan.
Kelangsungan hidup benih ikan ikan nila di amati setelah seminggu dari
penebaran awal. Jumlah benih ikan pada awal penebaran adalah 150 ekor.
Seminggu setelah penebaran jumlah benih ikan adalah . Dengan membandingkan jumlah
benih awal dan jumlah benih akhir maka kelangsungan hidup benih ikan nila dapat
()
Survival Rate (SR) = ()
100%
16
= 100 100%
= 0,16 100%
= 16 %
Survival Rate pada pada pemeliharaan pada minggu ketiga adalah 16 %, hal ini
pemberian pakan. Nilai yang makin rendah menunjukkan bahwa makanan yang dapat
dimanfaatkan dalam tubuh lebih baik dan kualitas makanannya lebih baik juga, karena
dengan pemberian sejumlah pakan yang sama akan memberikan pertambahan berat tubuh
Menurut Handayani (2014) pakan yang diberikan dalam jumlah yang banyak,
pertumbuhan, akan tetapi karena jumlah pakan yang diberikan melebihi dari batas
untuk menentukan efektifitas pakan. Konversi pakan dapat diartikan sebagai kemampuan
spesies akuakultur mengubah pakan menjadi daging atau banyaknya pakan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Semakin besar nilai FCR, maka semakin
banyak pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan.. Feed Convertion
Dik :
Bobot Ikan Awal (Wo) : (0.077 + 0,074 + 0,061 + 0,071 + 0,026) : 5 = 0,035 : 5 = 0,07
gram
Bobot Ikan Akhir (Wt) : (0,085 + 0,055 + 0,054 + 0,095 + 0,060) : 5 = 0,349 : 5 = 0,0698
gram
= -0.0002 gram/minggu
= 1.15 gram
FCR =
1.15 gram
= 0.0002 gram
= -5750 gram
Jadi, Feed Convertion Rate (FCR) ikan selama 7 hari adalah -5750 gram. Terjadi
kesalahan dalam perhitungan ini karena bobot ikan (-). Hal ini terjadi karena kesalahan
3. Mortalitas
Menurut Ratnasari (2011) mortalitas adalah kematian yang terjadi pada suatu
tersebut. Menurut Hartini (2013) tingginya tingkat mortalitas benih ikan pada tahap
pemeliharaan karena disebabkan beberapa hal. Salah satunya adalah penurunan kualitas
air media hidup. Pemeberian pakan yang terlalu banyak pada saat pemelihraan
Tingkat mortalitas pada pemeliharaan benih ikan nila ini termasuk tinggi melebihi
Mortalitas =
100%
84
= 100 100%
= 0,84 100%
= 84 %
Mortalitas pada pemeliharaan pada minggu ketiga adalah 84 %, hal ini mengalami
4. Ph dan Suhu
Kisaran pH selama pemeliharaan adalah 5-7 sedangkan kisaran suhunya adalah 24-
26 oC. Hal ini sesuai dengan Ardita dkk (2015) tingkat keasaman media pemeliharaan
berkisar antara 7,24 - 7,36 yang masih dalam kisaran normal untuk ikan dapat tumbuh
Ikan nila mampu hidup pada suhu antara 15 oC 37 oC. Suhu optimum
pertumbuhan ikan nila adalah 25 oC-30 oC. Menurut Kordi dan tancung (2007) diacu oleh
Karlyssa (2015), bahwa kisaran suhu yang optimal bagi kehidupan ikan adalah 28oC-
32oC.
oksigen (hypoxia). Selain itu, suhu rendahdapat menyebabkan ikan tidak aktif,
bergerombol serta tidak mau berenang dan makan sehingga imunitasnya terhadap
penyakit berkurang. Hal tersebut diduga salah satu penyebab kematian benih ikan
5. Laju Pertumbuhan
faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan
dengan ikan itu sendiri seperti umur dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan,
eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang
meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi
kualitas dan kuantitas. Tidak dilakukan perhitungan panjang tubuh karena tidak dilakukan
Dalam menghitung Laju Pertumbuhan Bobot Ikan dilakukan sampling pada 5 ikan
secara acak :
Dik :
Bobot Ikan Awal (Wo) : (0.077 + 0,074 + 0,061 + 0,071 + 0,026) : 5 = 0,035 : 5 = 0,07
gram
Bobot Ikan Akhir (Wt) : (0,085 + 0,055 + 0,054 + 0,095 + 0,060) : 5 = 0,349 : 5 = 0.0698
gram
Panjang Ikan Awal (Wo) : (1.4 + 1.4 + 01.5 + 1.8 + 1.9) : 5 = 8 : 5 = 1.6 cm
Panjang Ikan Akhir (Wt) : (1.21 + 1.02 1.01 + 1.26 + 1.12) : 5 = 5.65 : 5 = 1.124 cm
Laju Pertumbuhan
Bobot Ikan / minggu = Bobot Ikan Akhir (Wt) - Bobot Ikan Awal (Wo)
= -0.0002 gram/minggu
Jadi Laju Pertumbuhan bobot ikan selama seminggu yaitu -0.0002 gram
Panjang Ikan / minggu = Panjang Ikan Akhir (Wt) - Panjang Ikan Awal (Wo)
= 1.124 cm 1.6 cm
= -0.476 cm/minggu
Jadi Laju Pertumbuhan panjang ikan selama seminggu yaitu -0476 gram.
Pada praktikum ini tingkat Mortalitas Ikan terbilang cukup tinggi yaitu 75,333 %.
Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama adanya kecelakaan pada saat
dengan pencucian dan pergantian air pada bak budidaya. Namun ikan mengalami
melakukan pemeliharaan benih ikan. Sehingga banyak kesalahan yang terjadi pada saat
Menurut Kordi dan tancung (2007) diacu oleh Karlyssa (2015), bahwa kisaran suhu
yang optimal bagi kehidupan ikan adalah 28oC-32oC. Sedangkan selama pemeliharaan
suhunya air yaitu 24 oC -26 OC suhu yang tidak sesuai dengan suhu optimal bagi
kehidupan ikan nila juga menjadi penyebab mortalitas selama pemliharaan benih ikan nila
sangat tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Pratiwi (2013) yang menyatakan bahwa ada
beberapa faktor yang menyebabkan fluktuasi produksi benih ikan nila yaitu kualitas
induk, inbreeding (perkawinan individu yang memiliki kerabat dekat, salah satu dampak
yang dirasakan adalah menurunkan kualitas benih), tingkat kelangsungan hidup (Survival
Rate), iklim, suhu, kualitas air, keahlian pekerja, hama, penyakit, dan faktor cuaca yang
sering mengalami perubahan drastis sehingga suhu air kolam ikut mengalami perubahan
serta pada musim hujan sehingga mengakibatkan kematian benih ikan nila mencapai 80%
7. Kesalahan Sampling
Menurut Nazution (2003) pada pengambilan sampel secara random, setiap unit
populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor
pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara
random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu
usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel
Sampling yang dilakukan secara acak pada 5 ikan menyebabkan adanya hasil
minus pada beberapa perhitungan. Hal ini disebabkan karena ikan yang di ambil sampling
sebelumnya mati mati selama pemeliharaan. Penyebab lain dari minusnya perhitungan
dari hasil sampling yaitu karena adanya perbedaan ukuran yang cukup besar antara benih