X X
pembelahan
meiosis
New generation
2n n
gamet jantan
gamet betina n
2n
n
n n nn
n 2n 4n 2n 2n
normal diploid
2n
2 sel 4 sel 8 sel
Bagaimana secara artifisial memproduksi zigot tanpa ada
kontribusi materi genetik dari induk jantan.
Menghancurkan materi genetik jantan;
menyinari sperma dengan sinar UV.
Mengupayakan proses diploidisasi zigot
melalui perlakuan kejutan; kejutan
suhu (heat shock, cold shock) dan
tekanan (pressure shock)
Dikenal dua cara ginogenesis;
ginogenesis meiotik dan ginogenesis
mitotik.
Upaya menghancurkan materi genetik (gen/DNA)
sehingga kode genetiknya tidak berfungsi ( malfunction).
Materi genetik hancur tapi sperma
harus tetap hidup (motil).
Perlu dosis (intensitas) yang tepat
untuk mencapai kondisi tersebut di
atas.
Intensitas yang tepat dipengaruhi oleh
lampu UV yang digunakan, jarak
penyinaran dan lama penyinaran.
lampu sumber UV Dapat dibeli di toko listrik, generator UV
kemampuannya berkurang sesuai masa
pakai, sehingga perlu kalibrasi setiap
mau memakainya.
Lama penyinaran (exposure) diatur
dengan memasang saklar dan timer.
cawan petri untuk sperma
Sperma yang akan disinari terlebih
alas pengatur jarak dahulu diencerkan 50 – 100x dengan
larutan fisiologis, lalu dibuat lapisan tipis
di dalam cawan petri.
boks penyinaran UV
Bahan boks sebaiknya terbuat dari kaca,
tertutup rapat dan memiliki pintu.
Untuk menentukan dosis penyinaran yang tepat sebaiknya menggunakan
lux-meter.
Bila tidak ada lux-meter dapat dilakukan dengan menguji motilitas sperma
setelah disinari.
Dosis penyinaran yang tepat bergantung spesies (1 min at 1,719 J/m2)
Bagaimana secara artifisial memproduksi zigot tanpa ada
kontribusi materi genetik dari induk jantan.
Menghancurkan materi genetik jantan;
menyinari sperma dengan sinar UV.
Mengupayakan proses diploidisasi zigot
melalui perlakuan kejutan; kejutan
suhu (heat shock, cold shock) dan
tekanan (pressure shock)
Dikenal dua cara ginogenesis;
ginogenesis meiotik dan ginogenesis
mitotik.
Upaya menahan pelepasan polar body II pada ginogenesis
meiotik atau menghambat pembelahan mitosis pertama
pada ginogenesis mitotik.
Dikenal dua kategori kejutan: secara fisik (suhu
dan tekanan) dan kimiawi (colchicine, colcemid,
cytokalasine).
Kejutan suhu terdapat dua cara; kejutan panas
(heat shock) dan kejutan dingin (cold shock).
Kejutan suhu panas dianggap cara yang paling
mudah, praktis dan murah.
Keberhasilan kejutan dipengaruhi oleh umur zigot,
lama, dan kondisi kejutan (misal besaran suhu
dan tekanan).
masukkan
dalam keranjang
lempeng kaca
pindahkan setelah
embrio dikejut
selama 2 menit
gamet jantan
disinari UV
gamet betina
2n
kejutan suhu
n n n
n 2n 4n 2n 2n
ginogenesis meiotik
G 2n
2 sel 4 sel 8 sel
2n
gamet jantan
gamet betina disinari UV
2n
kejutan suhu
n
n n
n n 2n 2n 2n 2n
ginogenesis mitotik
G 2n
2 sel 4 sel 8 sel
meiotik mitotik
Secara teknis lebih Secara teknis lebih sulit
mudah membuatnya membuatnya
Masih memungkinkan Tingkat keseragaman
diperoleh hasil (homozigositas) yang
keragaman diperoleh sangat baik.
(heterozigositas).
Menghasilkan populasi Menghasilkan populasi
monoseks betina. monoseks betina.
Untuk tujuan Untuk tujuan
pemurnian hasilnya pemurnian hasilnya
relatif lebih lambat. relatif lebih cepat.
Sebaiknya telah menguasai pemijahan dan
pembuahan buatan ikan yang akan diginogenesis.
Untuk mendapatkan gamet (telur yang
diovulasikan dan sperma), perangsangan
pemijahan (induced spawning) akan sangat
membantu.
Menyiapkan alat penyinaran UV dan waterbath
kejutan suhu siap pakai (stand by).
Menyinari sperma dengan UV sesuai dosis dan
jumlah yang diperlukan menjelang stripping telur.
Mengeluarkan telur/stripping, kemudian
membuahinya dengan sperma yang telah disinari
UV pada wadah pembuahan (suhu 25 oC).
Telur yang telah dibuahi sebaiknya ditebar dalam
tempat khusus (misal lempeng kaca) untuk
memudahkan perlakuan kejutan.
Mengejut embrio sesuai dengan umur yang tepat
(2-4 menit untuk ginogenesis meiotik atau 45-60
menit untuk ginogenesis mitotik), lamanya (2
menit), dan suhu kejutannya (41 oC).
Memindahkan embrio ke suhu normal (26-28 oC),
selanjutnya ditetaskan dalam wadah penetasan.
Sebaiknya diberikan fungisida (metylene blue)
pada awal menetaskan untuk menghindari
serangan jamur.
Mengupayakan kualitas air penetasan sebaik
mungkin; aerasi dan sirkulasi.
Membuang embrio yang mati selama proses
penetasan (umumnya SR di bawah 15%).
Memelihara larva dan membesarkannya sesuai
keperluan.
Prosedur teknis
Perlakuan UV OK OK NO NO
Kejutan OK NO OK NO