Anda di halaman 1dari 21

SELEKSI, HIBRIDISASI

DAN INBREDING

Dr. PRAMA HARTAMI, S.Pi., M.Si


Peningkatan produksi perikanan:
1. Keberhasilan intensifikasi
2. peningkatan kualitas benih
Hibridisasi, seleksi dan inbreding. Selektif
breeding.
Sifat fenotife terdiri
1. Fenotif kualitatif meliputi sifat sifat yang
tidak dapat diukur tetapi dapat dibedakan
- Warna, pola sisik, type sisik
2. Kuantitatif fenotif adalah suatu yang terukur bukan
sesuatu yang bersifat deskriftif
 - pertumbuhan, panjang sirip dorsal,
fekunditas, hacthybilitas dll
Analisis statistik fenotif kuantitatif terdiri atas : X, SD, CV

Kuantitatif fenotif dipengaruhi


eksperesi 2, 20,50,100,1000 gen,
faktor lingkungan
 VP = VG + Ve + VG-e
 VG = Va + Vd +V1
 Vp = Va + Vd + Vi+ Ve + VG-e

 VP = Variasi populasi VG = Genetic varience
 Ve = enviromental varience Va = Additive Genetic varience
 Vd = Dominance Genetic varience
 V1 = epistatik genetik varience
 VG-e = Interaction Genetic varience & enviromental varience

 performen spesies yang sama dapat berbeda bila berada dalam


lingkungan yang berbeda
Genetik dominan : suatu alel yang mempunyai
pengaruh lebih besar terhadap alel lain.
 Variasi d adalah variasi akibat dominasi suatu alel
terhadap alel lainnya .
ex : Aa X Aa AA Aa aa
genetik adiftif : kedua alel memiliki pengaruh yang
sama, atau merupakan efek lain dari keberadaan
beberapa alel.
G G” X GG’ G’ G’ G G’ GG
 Va terbentuk karena jumlah semua efek dari tiap
alel yang membantu terbentuknya suatu fenotif.
 Genetik epistatik kombinasi dari 2 atau lebih alel
yang berbeda menghasilkan fenotif tertentu.
 SsNn x Ss Nn SSnn, Ss nn Ss nn SsNN, SsNn ssnn
 V1(Variasi epistatik) terjadi akibat interaksi alel dari
dua atau lebih loci yang menjadi kombinasinya
 V1 sulit untuk di eksploitasi karena,sulit mengukur
nilai V1 (kurang informasi) dan belum diketahui alel
alel yang menjadi kombinasinya secara
keseluruhan. .

 Komponen fenotif kuantitatif dalam ekploitasi


genetik adalah : Vd, Va.

 - Va di eksploitasi dengan seleksi


 - Vd diekploitasi dengan hibridisasi.
Seleksi
 Seleksi adalah program breding yang dilakukan secara individu atau
famili induk diseleksi berdasarkan keunggulannya untuk memperoleh
perubahan rata 2 fenotif kuantitatif suatu populasi pada generasi
berikutnya (berat, panjang, warna).
 program untuk mengeksploitasi Va, proporsi variansi adiftif (Va)
terhadap variansi populasi disebut Heretabilitas
 h2 = Va/ VP
 Heretabilitas sebagai dasar untuk mentukan faktor apa yang berperan
sebagai pengontrol dan model seleksi. Nilai heretabilitas juga
menentukan prosentasi keberhasilan program seleksi
 respon seleksi dapat diitung dari rumus:
R= Sh2 = I  h2.
 Populasi dengan nilai () &CV, h2 (>) mudah di. P seleksi
 sedang SD & CV, h2 (<) sulit untuk dilakukan seleksi.
Tujuan untuk mendapatkan nilai ekonomis dari spesies,
 misalnya : - ikan konsumsi seleksi berdasarkan pertumbuhan,
 - ikan hias berdasarkan penonjolan warna(kualitatif)
STRATEGI DALAM MELAKUKAN SELEKSI
MENENTUKAN MODEL SELEKSI.
 Menentukan parameter seleksi, bagian mana yang tidak
diikutkan dalam program breeding (culling) berdasarkan nilai
 Nilai SD dan Coofesien varian (cv) ; sebagai dasar apakah
populasi memiliki varaisi fenotif, serta Seberapa besar
prosentasi populasi yang bisa digunakan untuk program
breeding
 Populasi dengan nilai SD &CV yang besar memliki diferential
seleksi yang besar, sedang SD & CV kecil nilai diferensial
seleksinya kecil sehingga sulit untuk mendapatkan
keberhasilan dalam program seleksi
 Nilai SD juga memberikan indikasi intensitas seleksi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan seleksi yang akan kita lakukan
Hal yang perlu di perhatikan dalam seleksi fenotif
kualitatif.
 Bila fenotif di kendalikan oleh genotif yang
homozigot maka sekali seleksi dapat menghasilkan
populasi tangkaran murni.
 Bila fentif dikendalikan olah dua atau lebih genotif,
seleksi tidak dapat menghasilkan pop tangkaran
murni, perlu uji progeni untuk memantapkan fenotif
dan baru dpt tangkaran murni
 Bila fenotif yang dikendalikan oleh genotif yang
heterozigot, no program tangkaran yang dapat
menghasilkan pop tangkaran murni, tp dengan
cross 2. fen yg homozigot tsb, dgn pengulangan
prosedur.
Seleki fenotif kuantitatif
 Dikendalikan oleh banyak gen (poligenik). lebih sulit dan
membutuhkan pengetahuan dan teknologi serta pencatatan data
yang baik, dan kontiyu dan apabila terhenti hasil yang diperoleh
dapat hilang kembali.

Metode seleksi fenotif kuantitatif : 1. S individu


 2. S famili.
Seleksi individu.
 Seleksi ini dapat dilakukan secara sederhana. dimulai dari
populasi dasar yang memilii keragaman genetik yang tinggi .

Seleksi famili
 apabila h2 kecil atau karena Ve membuat bias atau keraguan
terhadap perbedaan genetik dan bila seleksi individu sudah tidak
efektif.
 Seleksi individu butuh beberapa kolam saja, seleksi family butuh
banyak kolam, sesuai  spesies dalam satu famili.
Pasangan induk 1- 25

Pemijahan bersamaan
dalam satu kolam

Kolam pendederan
Pilih 35-50% yg cepat
tumbuh Campur dlm 1 kolam

Kolam Pembesaran

Pilih 10-20% cpt


tumbuh

Induk ikan yang terseleksi


Tave 1986 menetapkan 4 tipe program seleksi:
 Directional selection
 Disruptive selection
 stabilizing selection
 no selection

No selection
 Program ini mencoba untuk menghindari seleksi yang
asalasalan (unidentional selction),Banyak hatchery menyeleksi
tanpa data populasi, hanya mengawinkan ikan yg berkuran
besar, dari betina atau jantannya,

Efek seleksi yang asalsalan (unidentional selction):


 bisa menghilangkan gen pool dari populasi,merugikan bisa
menyebabkan tingkat survival dan daya reproduksi rendah
 eleminasi alel, misalnya , alel ketahanan penyakit, pertumbuhan,
serta kegagalan program seleksi yang mengunakan ikan
tersebut.
untuk menghindari efek unidentional selection
maka:

 mengawinkan ikan pada saat musim


pemijahan.
 mengawinkan ikan semua ukuran.
 mengawinkan ikan sebanyak mungkin.
Directional selection
 Digunakan bila mengiginkan peningkatan produksi
dengan merubah rata populasi dengan
membuang bagian yang dibawah rata2 populasi.
Tujuan umumnya untuk meningkatkan berat rata2,
menurunkan FCR, dll
keberhasilan program directional slection, tgt
 Penetapkan tujuan konkret yang akan dicapai
 Penentuan cara mencapai tujuan
Contoh: S.P.B channel catfish untuk meningkatkan
%hacthability.
jumlah perkawinan besar 300/th
pasangan breding yang prosentasi hacthability >
95%.
1000 larva dari pasangan hacthability > 95%.
 Titik penting dalam seleksi adalah penetapan titik
culling, sehingga apabila tidak memiliki informasi
yang spesifik tentang populasi lebih baik tidak
melakukan program seleksi. Hal yang sering terjadi
pada hacheri ikan, benih yang dihasilkan hanya
mampu hidup dengan kondisi lingkunggan yang
baik, populasi tersebut tidak mampu hidup pada
kondisi lingkungan yang jelek, karena ketahanan
terhadap penyakit menurun, dll,
 meskipun efek positifnya kadang ada, dengan
pertumbuhan yang besar produksi meningkat.
PENENTUAN NILAI HERITABILITY

 Nilai fenotif kuantitatif untuk suatu parameter


dalam populasi membentuk pola distribusi
normal.
 h2 = Va/ VP
 Heretabilitas menunjukkan besarnya
pengaruh variasi adittif, semakin besar nilai
variasi adiftif, maka nilai heretabilitasnya
akan semakin besar. Semakin tinggi nilai h2
semakin besar respon seleksi yang kita
ingginkan
 R = S. h2
 h2 = R/ S
 Contoh : seorang breeder ikan lele memiliki
berat rata induk 454 gram setelah dipelihara
selama 18 bulan. Petani ikan tersebut
mencoba mengawinkan ikan betina seberat
604 grm dengan ikan jantan seberat 692
gram. Diketahui nilai h2 ikan lele 0.50.
 berapa berat rata anakan yang dihasilkan
dari perkawinan tersebu?
1. menghitung nilai Selection differential (S) :
= (Avg Wt jantan + Avg Wt betina)/2 - Avg Wt populasi
 = (692 + 604)/2 - 454
 S = 194
2. Menghitung Respon seleksi
 R = S. h2
 = 194 * 0.5 = 97,9 gram

Jadi berat rata anakan pada generasi F.1


 F1 = Avg Populasi + R
 = 454 + 97.9 = 551.9 gra
 Contoh
 Seorang petani ikan mas memiliki induk dengan
berat rata rata = 480 grm, dengan nilai SD= 60
gram. Petani tersebut menyeleksi induk jantan
betina yang beratnya 630 gram untuk program
seleksi. Nilai h2 ikan mas 0.1 .
 Berapa nilai peningkatan berat pada generasi
F.1
menghitung nilai Selection differential (S)
S : (Avg Wt jantan + Avg Wt betina)/2 - Avg Wt populasi
 = 640- 480 = 150 gram
Menghitung Respon seleksi
 R = S. h2
 R = 150 * 0.1
 = 15 gram
respon seleksi pada generasi F.1 adalah 15 gram
agar populasi tersebut dapat mencapai nilai rata2
640 gram diperlukan program breeding sebanyak
 intensitas seleksi = I = S / SD
 = 150 / 60 = 2.5
 Respon seleksi dapat ditingkatkan dengan :
 meningkatkan nilai S
 meningkatkan nilai h2
 Menurunkan waktu interval antar generasi

Anda mungkin juga menyukai