Disusun Oleh:
Ahmad Nur Hidayat
NIM. 185080500111002
B01 / 03
Bahan dan metode dilakukan dengan bahan ikan dan gamet yang akan
diteliti, optimalisasi durasi perlakuan cold shock, penentuan ploidy dengan ciri
semua laki-laki dan homozigot, mengukur tingkat fertilisasi, penetasan,
abnormar dan haploid, produksi garis klonal androgenic dan analisis statistic.
Pada optimalisasi perlakuan iradia androgenesis durasi perlakuan cold shok
memiliki variasi mulaidari 0 derajat celcius -15 derajat celcius. Berdasarkan
percobaan hasil suhu kejut yang ditemukan optimaladalah15 derajat celcius
dengan waktu tertentu.Penggandan kromosom dengan treatment tekanan
hidrostatik dilakukan dengan kumpulan kromosom haploid dari telur yang
diberi uji coba cold shock diduplikasi dari induksi endomitosis dengan
treatment tekanan hidrostatik pada tahap pembelahan awal. Untuk
menghasilkan garis klonal androgenetik, telur betina diaktivasi dengan
sperma jantan DH mito-ginogenetik yang diproduksi sebelumnya, kemudian
cold shock androgenesis diinduksi dan telur diberi perlakuan tekanan
hidrostatik untuk duplikasi pasang set kromosom haploid. Dari beberapa
percobaan nantinya akan didadpatkan hasil melalui beberapa bulan (6 bulan)
setelah menetas dan mendapat tersisa 45 diploid yang berhasil diinduksi
menggunakan androgenesis
2
androgenesis buatan dan telah umum digunakan pada spesies teleostei.
Metode cold shock ini bisa dibiliang kurang efektif untuk dilakukan karena
ada beberapa hal seperti kulaitas telour, efektivitas tembrio yang nilainya jauh
lebih rendang dibanding dengan metode lain.
1. Pengertian Ginogenesis
proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa dibuahi dari gamet
jantan (jantan hanya berfungsi untuk merangksang perkembangan telur dan
sifat tidak diturunkannya). Gynogenesis dapat terjadi secara alami dan
buatan. Pada penelitian yang dilakukan di Negara China tapatnya ikan yellow
drum fish (Nibea albifora) tercatat memiliki tingkat ekonomi yang besar oleh
sebab itu banyak pembudidaya yang membudidayakannya selaras tingginya
permintaan pasar. Kultur monosex akhirnya dilakukan karena kemungkinan
besar menurunkan perbedaan ukuran selama pertumbuhan, mengurangi
kematian akibat kanibalisme, meminimalkan tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk penilaian ukuran dan pada akhirnya menaikkan tingkat grafik investasi.
3
Ikan Gadus morhua L. merupakan ikan komersial terpenting pada atlantik
timur tersebut memiliki permintaan tinggi dari pasar. Salah satu masalah
dalam budidaya ikan ini adalah terjadi kematangan seksual sebelum
waktunya pada jantan, hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan
pertumbuhan, kualitas. Untuk mengatasi adanya masalah ini ialah dengan
memandulkan yang diinduksi melalui teknik triploidi dan produksi populasi
stok monosex. Induksi ginogenesis pada spesies ikan ini akan berpotensi
menjadi langkah pertama menuju produksi skala massal populasi ikan
Atlantik yang semuanya betina dan dapat memungkinkan penjelasan sistem
penentuan jenis kelamin karena sebelumnya tidak pernak dilakukan pada
spesies laut. Ginogenesis meliputi Produksi haploid ginogenetik melalui
aktivasi sel telur dengan spermatozoa yang diinaktivasi secara genetik, dan
Pemulihan diploid dengan menekan pembelahan meiosis kedua dari sel telur
(ginogenesis meiosis) atau dengan mengganggu pembelahan mitosis yang
pertama dari sel telur. zigot (ginogenesis mitosis). Untuk memulihkan diploidi
embrio beberapa diantaranya menggunakan thermal shock, pressure shock
dan dalam beberapa kasus menggunakan chemical shock.
4
Waktu penerapan pressure shock pasca fermentasi memiliki pengaruh
yang sangat signifikan terhadap pembuahan akan tetapi efeknya tidak
signifikan terhadap keberhasilan pembuahan dan tidak dapat dievaluasi
karena kelangsungan hidup yang buruk saat penetasan dan persentase larva
normal. Morfologi ploidy pada kebanyakan embrio pada haploid menunjukkan
sindrom haploid seperti tubuh yang pendek dan otak yang kurang
berkembang. Morfologi umum embrio dari ginogenetik biasanya tidak dapat
dibedakan dari salah satu embrio kontrol diploid. Pada hari ke-20 pasca
pembuahan, kelompok kontrol diploid dan kelompok gynogenik hampir
secara homogen terdiri dari larva normal secara fenotip yang memiliki
panjang tubuh dan penampilan yang sama.
Pemulihan diploid yang dicapai melalui retensi badan kutub kedua pada
ikan ginogenetik diselidiki dengan penghitungan kromosom (untuk diploid cod
atlantik adalah 46). Analisis preparat kromosom dari percobaan 1 dan 2
menghasilkan sebagian besar metafase dengan 46 kromosom pada kontrol
diploid, serta pada ginogenetik. Sejumlah kecil pada kelompok ginogenetik
dan diploid adalah aneuploid. Kebanyakan hewan dengan diberi perlakuan
shock pressure adalah ginogenesis meiosis.