Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL PEMULIAAN

ANDROGENESIS DAN GYNOGENESIS

Dosen Mata Kuliah:


Soko Nuswantoro , S.Pi., M.Si.
NIP. 2013018604231001

Disusun Oleh:
Ahmad Nur Hidayat
NIM. 185080500111002
B01 / 03

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
1. Pengertian Androgenesis

Androgenesis merupakan perkembangan embrio tanpakontribusi genetik


dan oosit. Mekanisme androgeneis adalah penghancur materi genetikoosit
yang matang bukan sperma. Pengertian lain dari androgenesis adalah
manipulasi yang berguna untuk ikan jantan specific sifat genetik serta untuk
mengembalikan genotipe sperma yang dikriopreservasi ( proses di mana
organel, sel, jaringan, , organ lainnya yang rentan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh kinetika kimiawi yang tidak diatur, diawetkan dengan
pendinginan pada suhu yang sangat rendah.) dan itu telah diinduksi oleh
inaktivasi genetik inti sel telur dengan iradiasi sinar UV gamma, X atau
sebelum pembuahan.

Bahan dan metode dilakukan dengan bahan ikan dan gamet yang akan
diteliti, optimalisasi durasi perlakuan cold shock, penentuan ploidy dengan ciri
semua laki-laki dan homozigot, mengukur tingkat fertilisasi, penetasan,
abnormar dan haploid, produksi garis klonal androgenic dan analisis statistic.
Pada optimalisasi perlakuan iradia androgenesis durasi perlakuan cold shok
memiliki variasi mulaidari 0 derajat celcius -15 derajat celcius. Berdasarkan
percobaan hasil suhu kejut yang ditemukan optimaladalah15 derajat celcius
dengan waktu tertentu.Penggandan kromosom dengan treatment tekanan
hidrostatik dilakukan dengan kumpulan kromosom haploid dari telur yang
diberi uji coba cold shock diduplikasi dari induksi endomitosis dengan
treatment tekanan hidrostatik pada tahap pembelahan awal. Untuk
menghasilkan garis klonal androgenetik, telur betina diaktivasi dengan
sperma jantan DH mito-ginogenetik yang diproduksi sebelumnya, kemudian
cold shock androgenesis diinduksi dan telur diberi perlakuan tekanan
hidrostatik untuk duplikasi pasang set kromosom haploid. Dari beberapa
percobaan nantinya akan didadpatkan hasil melalui beberapa bulan (6 bulan)
setelah menetas dan mendapat tersisa 45 diploid yang berhasil diinduksi
menggunakan androgenesis

Penelitian ini merupakan contoh pertama androgenesis menggunakan


ikan laut dengan metode cold shock. Metode dengan menghilangkan iradiasi
telur sebelum pembuahan sebagai metode inaktivasi genetik dari genom
yang diturunkan secara alami. Sistem iradiasi ini telah dianggap sebagai
satu-satunya metode efektif untuk inaktivasi genetik telur dalam arti

2
androgenesis buatan dan telah umum digunakan pada spesies teleostei.
Metode cold shock ini bisa dibiliang kurang efektif untuk dilakukan karena
ada beberapa hal seperti kulaitas telour, efektivitas tembrio yang nilainya jauh
lebih rendang dibanding dengan metode lain.

1. Pengertian Ginogenesis

proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa dibuahi dari gamet
jantan (jantan hanya berfungsi untuk merangksang perkembangan telur dan
sifat tidak diturunkannya). Gynogenesis dapat terjadi secara alami dan
buatan. Pada penelitian yang dilakukan di Negara China tapatnya ikan yellow
drum fish (Nibea albifora) tercatat memiliki tingkat ekonomi yang besar oleh
sebab itu banyak pembudidaya yang membudidayakannya selaras tingginya
permintaan pasar. Kultur monosex akhirnya dilakukan karena kemungkinan
besar menurunkan perbedaan ukuran selama pertumbuhan, mengurangi
kematian akibat kanibalisme, meminimalkan tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk penilaian ukuran dan pada akhirnya menaikkan tingkat grafik investasi.

Kultur monosex dengan penentuan yang membuat biakan betina ialah


menggunakan artifisial gynogenesis. Induksi dari gynogenesis buatan
umumnya melibatkan dua langkah yaitu dengan,produksi haploid ginogenetik
dengan mengaktifkan telur menggunakan spermatozoa yang ditutunkan
kualitas kekuatannya secara genetik dan secara pemuliaan diploid dengan
menekan pembelahan meiosis kedua dari sel telur (meiosis gynogenesis)
atau mencegah pembelahan mitosis pada zigot pertama (mitosis
gynogenesis) yang kemudian dilanjutkan dengan suatu kejutan eksternal
berupa tekanan termal atau kimiawi.pada umumnya sinar UV telah berhasil
digunakan pada sejumlah spesies untuk menyilangkan DNA indukan jantan
dan menghasilkan sperma yang secara genetik tidak dapat diturunkan.

Pendekatan penting dalam menetapkan penentuan jenis kelamin dari ikan


tanpa kromosom seks yang dapat dibedakan secara sitogenetis, seperti pada
drum fish. Keberhasilan dalam induksi gynogenesis berhasil dengan kadar
yang tepat pada setiap perlakuan. Untuk UV yangoptimal pada 45mJ/Cm3.
Suhu dengan 4oC dengan waktu 8 menit pasca pembuahan. Analisis flow
cytometry dan mikrosatelit menunjukkan 100% individu ginogenetik

3
Ikan Gadus morhua L. merupakan ikan komersial terpenting pada atlantik
timur tersebut memiliki permintaan tinggi dari pasar. Salah satu masalah
dalam budidaya ikan ini adalah terjadi kematangan seksual sebelum
waktunya pada jantan, hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan
pertumbuhan, kualitas. Untuk mengatasi adanya masalah ini ialah dengan
memandulkan yang diinduksi melalui teknik triploidi dan produksi populasi
stok monosex. Induksi ginogenesis pada spesies ikan ini akan berpotensi
menjadi langkah pertama menuju produksi skala massal populasi ikan
Atlantik yang semuanya betina dan dapat memungkinkan penjelasan sistem
penentuan jenis kelamin karena sebelumnya tidak pernak dilakukan pada
spesies laut. Ginogenesis meliputi Produksi haploid ginogenetik melalui
aktivasi sel telur dengan spermatozoa yang diinaktivasi secara genetik, dan
Pemulihan diploid dengan menekan pembelahan meiosis kedua dari sel telur
(ginogenesis meiosis) atau dengan mengganggu pembelahan mitosis yang
pertama dari sel telur. zigot (ginogenesis mitosis). Untuk memulihkan diploidi
embrio beberapa diantaranya menggunakan thermal shock, pressure shock
dan dalam beberapa kasus menggunakan chemical shock.

Metode yang diberikan masih sama dengan penelitian yang dilakukan


pada ikan yellow drum di awal, yaitu menggunakan UV untuk melemahkan
DNA indukan jantan. Akan tetapi perlakuan untuk penginduksian
gynogenesis dilakukan dengan cara yang berbeda, yaitu menggunakan
shock pressure. Selain itu dilakukannya experiment 1 dan 2, yang dimana
pada experiment pertama yaitu penentuan interval waktu antara UV dan
shock pressure. Selanjutnya experiment yang kedua dengan perlakuan
hampir sama akan tetapi dilanjutkan dengan uji desain factorial dan juga
optimalisasi perawatan shock pressure. Inkubasi telur untuk mengamamati
telur yang mati atau menetas. Ploidy dinilai pada individu dari setiap haploid
dan diploid, yang dievaluasi dengan perhitungan langsung kromosom dalam
subset specimen dari setiap perlakuan. Kromosom mitosis diekstraksi dari
larva dalam kelompok kontrol diploid dan kelompok perlakuan. Pada
kelompok kontrol haploid sebagai aturan umum embrio yang tidak menetas
digunakan untuk menyiapkan suspensi kromosom karena viabilitas larva
haploid yang buruk. Namun, dalam percobaan 2 penentuan ploidi dilakukan
secara sitogenetik juga pada subset larva.

4
Waktu penerapan pressure shock pasca fermentasi memiliki pengaruh
yang sangat signifikan terhadap pembuahan akan tetapi efeknya tidak
signifikan terhadap keberhasilan pembuahan dan tidak dapat dievaluasi
karena kelangsungan hidup yang buruk saat penetasan dan persentase larva
normal. Morfologi ploidy pada kebanyakan embrio pada haploid menunjukkan
sindrom haploid seperti tubuh yang pendek dan otak yang kurang
berkembang. Morfologi umum embrio dari ginogenetik biasanya tidak dapat
dibedakan dari salah satu embrio kontrol diploid. Pada hari ke-20 pasca
pembuahan, kelompok kontrol diploid dan kelompok gynogenik hampir
secara homogen terdiri dari larva normal secara fenotip yang memiliki
panjang tubuh dan penampilan yang sama.

Pemulihan diploid yang dicapai melalui retensi badan kutub kedua pada
ikan ginogenetik diselidiki dengan penghitungan kromosom (untuk diploid cod
atlantik adalah 46). Analisis preparat kromosom dari percobaan 1 dan 2
menghasilkan sebagian besar metafase dengan 46 kromosom pada kontrol
diploid, serta pada ginogenetik. Sejumlah kecil pada kelompok ginogenetik
dan diploid adalah aneuploid. Kebanyakan hewan dengan diberi perlakuan
shock pressure adalah ginogenesis meiosis.

Anda mungkin juga menyukai