OLEH:
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya yang telah memberikan kesehatan dan indahnya
ilmu pengetahuan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
laporanyang berjudul ‘‘Ginogenesis ’’ Terima kasih kami ucapkan
kepada dosen pembimbing dan sahabat Mahasiswa/i yang telah
membantu dan memberi dukungan kepada saya dalam menyelesaikan
laporan ini. Kami sadari dalam menyelesaikan laporan ini masih ada
kekuranganya, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
besifat membangun dari dosen pembmbing dan dari Mahasiswa/i agar
tercapainya tujuan yang kita harapkan bersama dan kami berharap
laporan ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Terima kasih.
Daftar pustaka
BAB I PENDAHULAN
BAB V KESIMPULAN
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
- mangkuk
- bulu ayam
- stopwatch
- akuarium, lempengan kaca, dan termometer
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kami mohon maaf atas hasil dari kelompok kami tentang
ginogensis kepada ibu dosen pengajar, sebab kami tidak memperoleh
hasil yang dapat dilaporkan (gagal).
4.2 Pembahasan
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet
betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet
jantan hanya berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-
sifat genetisnya tidak diturunkan. Ginogenesis merupakan keturunan
yang dihasilkan melaui mekanisme partenogenesis, tapi telur
membutuhkan rangsangan dari sperma untuk berkembang. Namun, sel
sperma tidak menyumbangkan materi genetic apapun pada anak.
Sebelum melakukan ginogenesis buatan dengan kejutan suhu pada ikan
mas , dilakukan penyuntikan induk ikan mas (ciprinus carpio.) dengan
Ovaprime, dengan tujuan mempercepat pematangan gonad. ovaprime
merupakan produk yang mengandung 20µg D-Arg6, Pro9-Net sGnRH
dan 10 mg domperidone per ml propylene glycol. Ovaprim telah teruji
dan terbukti efektif pada ikan, dimana secar signifikan mendorong
pematangan tanpa mempengaruhi kemampuan hidup dan fekunditas
suatu ikan. Proses selanjutnya adalah menghancurkan materi genetik
sperma dengan sinar ultraviolet (UV), dengan tujuan menonaktifkan
material genetik sperma melalui radiasi dengan bahan mutagen
sehingga sperma hanya mampu merangsang perkembangan telur tanpa
menurunkan sifat genetik. Perlakuan meradiasi sperma tidak
menyebabkan berkurangnya kemampuan sperma sebagai fungsi
membuahi telur dan sebagai trigger perkembangan embrio (Streisinger
et al. 1981; Arai 2001). Dunham (2004) dalam Yusrizal (2004)
menyatakan bahwa bahan mutagen yang dapat merusak gen pada
sperma ada bermacam-macam yaitu sinar gamma, sinar ultraviolet (UV),
dan sinar X. Setelah peradiasian sinar UV dilakukan pengecekan
sperma. Hal tersebut untuk melihat motilitas Jika sperma motil tanpa
materi genetik di dalamnya maka dapat dilakukan perlakuan ginogenesis
selanjutnya. Jika sperma itu nonmotil atau mati maka ginogenesis tidak
dapat terjadi yang terjadi hanya diploidisasi biasa.Sel sperma motil
tanpa materi genetik yang di dapat dicampurkan dengan sel telur.
Tujuannya untuk melakukan pembuahan. Pada proses ini sperma
bergerak mencari sel telur yang akan dibuahi. Kemudian dilakukan
kejutan suhu, perlakuan ini bertujuan untuk mencegah pengurangan
kromosom betina pada proses perkembangan telur yang akhirnya dapat
menghasilkan zigot yang diploid dan homozigot sebab pada dasarnya
embrio ginogenetik adalah haploid. Pembentukkan diploid ginogenetik
dengan menggunakan kejutan panas lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan kejutan dingin. Lama kejutan, suhu dan waktu awal
kejutan yang diberikan setelah pembuahan untuk tiap jenis sperma
dalam tiap petridisch. Kejutan diberikan pada saat yang tepat setelah
pembuahan (Hallebecq et al. 1986), pada saat meiosis kedua atau
pertama (Lou dan Purdom 1984; Taniguchi et al. 1988; komen et al.
1988). Pemberian kejutan panas pada saat meiosis kedua dimaksudkan
untuk menahan keluarnya badan polar kedua sehingga menghasilkan
diploid ginogenetik. Sedangkan pada mitosis pertama, kejutan panas
akan menghalangi pemisahan genom haploid maternal yang telah
mengalami segregasi total sehingga menghasilkan zigot diploid (double
haploid) (Chourrout, 1984).
Ginogenesis secara spontan dapat terjadi akibat tertahannya polar
body II oleh spermatozoa. Hal ini disebabkan pada saat polar body II
akan keluar bertabrakan dengan spermatozoa yang akan masuk ke
dalam mikrofil sehingga polar body II tidak jadi keluar dan spermatozoa
terpental keluar, akibatnya gamet jantan digantikan oleh polar body II
sehingga ploidi tetap dua. Sedangkan pada ginogenesis buatan
dilakukan dengan cara memanipulasi kromosom. Diploid ginogenetik
meiotik diperoleh dari tertahannya polar body II oleh kejutan panas pada
saat meiosis kedua sedangkan diploid ginogenetik mitotik diperoleh
akibat tertahannya pembelahan pertama sel sehingga sel yang
terbentuk menjadi diploid.
Menurut Taniguchi et al. (1988), diploid ginogenetik yang dihasilkan dari
perlakuan diploidisasi pada saat meiosis kedua dinamakan diploid
ginogenetik meiotic (G2N-meiotik/meiogen), sedangkan diploid
ginogenetik yang dihasilkan pada perlakuan diplodisasi saat mitosis
pertama dinamakan diploid ginogenetik mitotic (G2N-mitotik/mitogen).
Menurut Tave (1986) dan Purdom (1993), individu ginogen
dimungkinkan mengalami penyimpangan biologis maupun fisiologis
yang diduga terkait dengan proses ginogenesis maupun munculnya gen-
gen resesif yang tidak menguntungkan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Pustaka
Anonim, 2009. Ginogenesis
http://id.wikpedia.org/wiki/triplidisasi
Sagi, mammed. 1995. Embriologi dari Abad sebelum Masehi Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta
http://istilahkata.com/ginogenesis.html
- Diposkan oleh Amriel Mukminin di 10.42