Anda di halaman 1dari 11

Ginogenesis

OLEH:

NAMA : Sahat Telaumbanua


RPM : 157426057
BDP :A

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN AKADEMI KOMUNITAS


SIBOLGA PDD POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2016
Kata pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya yang telah memberikan kesehatan dan indahnya
ilmu pengetahuan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
laporanyang berjudul ‘‘Ginogenesis ’’ Terima kasih kami ucapkan
kepada dosen pembimbing dan sahabat Mahasiswa/i yang telah
membantu dan memberi dukungan kepada saya dalam menyelesaikan
laporan ini. Kami sadari dalam menyelesaikan laporan ini masih ada
kekuranganya, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
besifat membangun dari dosen pembmbing dan dari Mahasiswa/i agar
tercapainya tujuan yang kita harapkan bersama dan kami berharap
laporan ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Terima kasih.
Daftar pustaka

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

3.2 Alat dan bahan

3.3 Prosedur kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan pembahasan

BAB V KESIMPULAN

5.1 Daftar pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ginogenesis adalah suatu proses penurunan sifat maternal secara total
melalui perkembangan telur tanpa kontribusi sperma secara genetik untuk
menjadi embrio. Ginogenesis merupakan salah satu bentuk rekayasa
genetik yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keturunan yang
bersifat homozigot dalam waktu singkat ( cloning ). Ginogenesis bukan
memungkinkan untuk dilakukan pada semua spesies ikan yang telah
dapat dilakukan pembuahan buatan. Ginogenesis pada dasarnya
merupakan suatu perlakuan untuk mengatasi dua masalah dalam
proses pembentukan zigot. Pertama adalah menonaktifkan material
genetik sperma dan kedua yaitu merangsang diploidisasi untuk
terbentuknya zigot.

1.2 Tujuan praktikum


Mahasiswa mampu :
- Memahami teknik ginogenesis dalam aplikasi budidaya
perikanan
- Melakukan aplikasi teknik ginogenesis pada kegiatan
persilangan ikan
- Melakukan pengamatan hasil keturunan ikan ginogenesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ginogenesis merupakan salah satu proses terjadinya zigot tanpa


materi genetik dari jantan (Purdom1993). Pada mulanya radiadi sperma
terjadi secara alami yaitu pada ikan gold fish (Golovinskaya, 1972
dalam Cerfas 1972 dalam Supiarti, 2007). Partenogenesis adalah satu-
satunya proses reproduksi yang sama sekali tak memerlukan peran
pejantan. Keturunan partenogenesis akan betina semua jika dua
kromosom yang sama membentuk jenis kelamin betina (sistem
kromosomnya XX adalah betina dan XY jantan), salah satunya adalah
ginogenesis. Rekayasa memainkan inti sel telur (pronukleus betina) atau
inti spermatozoon dalam proses fertilisasi dapat menciptakan individu
baru. Ginogenesis adalah perkembangan sel telur yang hanya
dikomandokan oleh inti sel telur saja, sedangkan inti spermatozoon tidak
berperan karena tidak melebur menjadi sinkarion. Sebaliknya, apabila
yang mengkomandokan perkembangan hanya inti spermatozoon saja,
maka disebut androgenesis.
(Mammed Sagi, 1995).Ginogenesis (gynogenesis) merupakan
pembuahan palsu yang terjadi karena gamet jantan yang memasuki
bakal telur atau ovum tidak membuahinya sehingga akan terjadi
parthenogenesis (wikipwdia: 2010) Ginogenesis adalah proses
perkembangan embrio yang berasal dari kuning telur tanpa kontribusi
material genetik jantan (irmawan: 2009).
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa
kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya
berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat
genetisnya tidak diturunkan. Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan
buatan. Nagy et al,. 1978, menyebutkan ginogenesis adalah
terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetik gamet jantan. Jadi
gamet jantan hanya berfungsi secara fisik saja, sehingga prosesnya
hanya merupakan perkembangan pathenogenetis betina (telur). Untuk
itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan untuk merusak
kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi
secara genetic (Sumantadinata, 1981). Bentuk reproduksi aseksual yang
berhubungan dengan partenogenesis adalah ginogenesis. Keturunan
dihasilkan dengan mekanisme yang sama seperti pada partenogenesis,
tetapi dengan ketentuan sel telur harus distilmulasi dengan keberadaan
sperma sehingga dapat berkembang. Bagaimanapun juga, sel sperma
tidak memberikan kontribusi material genetik apapun kepada hasil
keturunan (Wikipedia: 2011). Ginogenesis merupakan reproduksi
seksual yang jarang terjadi pada pembuahan, karena nukleus sperma
yang masuk ke dalam telur dalam keadaan tidak aktif, sehingga
perkembangan telurnya hanya dikontrol oleh sifat genetik betina saja.
Oleh karena itu, keturunannya merupakan replika dari induk betina baik
secara marfologi maupun susunan genetiknya (Purdon, 1983).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


* 04 Juni 2016 di KKP HT Balang

.3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan :

- Induk ikan mas jantan dan betina


- Larutan fisiologis
- Lampu ultraviolet

Bahan yang digunakan :

- mangkuk
- bulu ayam
- stopwatch
- akuarium, lempengan kaca, dan termometer

3.3 prosedur keja


- induk jantan dan betina dipijahkan, jika tidak
memungkinakan, gunakan hipofisasi atau penyuntikan
dengan ovaprim
- sperma diencerkan sekitar 100 kali dengan larutan ringer
atau larutan fisiologis sebelum diiraidisasi
- sperma dan telur dicampur merata
- 3 menit dari waktu pembuahan, telur tersebut diberi
kejutan panas dengan suhu 400C selama 1,5 - 2 menit.
- Telur diinkubasi dalam akuarium kaca dengan suhu air
250C.
-

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kami mohon maaf atas hasil dari kelompok kami tentang
ginogensis kepada ibu dosen pengajar, sebab kami tidak memperoleh
hasil yang dapat dilaporkan (gagal).

4.2 Pembahasan
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet
betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet
jantan hanya berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-
sifat genetisnya tidak diturunkan. Ginogenesis merupakan keturunan
yang dihasilkan melaui mekanisme partenogenesis, tapi telur
membutuhkan rangsangan dari sperma untuk berkembang. Namun, sel
sperma tidak menyumbangkan materi genetic apapun pada anak.
Sebelum melakukan ginogenesis buatan dengan kejutan suhu pada ikan
mas , dilakukan penyuntikan induk ikan mas (ciprinus carpio.) dengan
Ovaprime, dengan tujuan mempercepat pematangan gonad. ovaprime
merupakan produk yang mengandung 20µg D-Arg6, Pro9-Net sGnRH
dan 10 mg domperidone per ml propylene glycol. Ovaprim telah teruji
dan terbukti efektif pada ikan, dimana secar signifikan mendorong
pematangan tanpa mempengaruhi kemampuan hidup dan fekunditas
suatu ikan. Proses selanjutnya adalah menghancurkan materi genetik
sperma dengan sinar ultraviolet (UV), dengan tujuan menonaktifkan
material genetik sperma melalui radiasi dengan bahan mutagen
sehingga sperma hanya mampu merangsang perkembangan telur tanpa
menurunkan sifat genetik. Perlakuan meradiasi sperma tidak
menyebabkan berkurangnya kemampuan sperma sebagai fungsi
membuahi telur dan sebagai trigger perkembangan embrio (Streisinger
et al. 1981; Arai 2001). Dunham (2004) dalam Yusrizal (2004)
menyatakan bahwa bahan mutagen yang dapat merusak gen pada
sperma ada bermacam-macam yaitu sinar gamma, sinar ultraviolet (UV),
dan sinar X. Setelah peradiasian sinar UV dilakukan pengecekan
sperma. Hal tersebut untuk melihat motilitas Jika sperma motil tanpa
materi genetik di dalamnya maka dapat dilakukan perlakuan ginogenesis
selanjutnya. Jika sperma itu nonmotil atau mati maka ginogenesis tidak
dapat terjadi yang terjadi hanya diploidisasi biasa.Sel sperma motil
tanpa materi genetik yang di dapat dicampurkan dengan sel telur.
Tujuannya untuk melakukan pembuahan. Pada proses ini sperma
bergerak mencari sel telur yang akan dibuahi. Kemudian dilakukan
kejutan suhu, perlakuan ini bertujuan untuk mencegah pengurangan
kromosom betina pada proses perkembangan telur yang akhirnya dapat
menghasilkan zigot yang diploid dan homozigot sebab pada dasarnya
embrio ginogenetik adalah haploid. Pembentukkan diploid ginogenetik
dengan menggunakan kejutan panas lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan kejutan dingin. Lama kejutan, suhu dan waktu awal
kejutan yang diberikan setelah pembuahan untuk tiap jenis sperma
dalam tiap petridisch. Kejutan diberikan pada saat yang tepat setelah
pembuahan (Hallebecq et al. 1986), pada saat meiosis kedua atau
pertama (Lou dan Purdom 1984; Taniguchi et al. 1988; komen et al.
1988). Pemberian kejutan panas pada saat meiosis kedua dimaksudkan
untuk menahan keluarnya badan polar kedua sehingga menghasilkan
diploid ginogenetik. Sedangkan pada mitosis pertama, kejutan panas
akan menghalangi pemisahan genom haploid maternal yang telah
mengalami segregasi total sehingga menghasilkan zigot diploid (double
haploid) (Chourrout, 1984).
Ginogenesis secara spontan dapat terjadi akibat tertahannya polar
body II oleh spermatozoa. Hal ini disebabkan pada saat polar body II
akan keluar bertabrakan dengan spermatozoa yang akan masuk ke
dalam mikrofil sehingga polar body II tidak jadi keluar dan spermatozoa
terpental keluar, akibatnya gamet jantan digantikan oleh polar body II
sehingga ploidi tetap dua. Sedangkan pada ginogenesis buatan
dilakukan dengan cara memanipulasi kromosom. Diploid ginogenetik
meiotik diperoleh dari tertahannya polar body II oleh kejutan panas pada
saat meiosis kedua sedangkan diploid ginogenetik mitotik diperoleh
akibat tertahannya pembelahan pertama sel sehingga sel yang
terbentuk menjadi diploid.
Menurut Taniguchi et al. (1988), diploid ginogenetik yang dihasilkan dari
perlakuan diploidisasi pada saat meiosis kedua dinamakan diploid
ginogenetik meiotic (G2N-meiotik/meiogen), sedangkan diploid
ginogenetik yang dihasilkan pada perlakuan diplodisasi saat mitosis
pertama dinamakan diploid ginogenetik mitotic (G2N-mitotik/mitogen).
Menurut Tave (1986) dan Purdom (1993), individu ginogen
dimungkinkan mengalami penyimpangan biologis maupun fisiologis
yang diduga terkait dengan proses ginogenesis maupun munculnya gen-
gen resesif yang tidak menguntungkan.

BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

 Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina


tanpa kontribusi dari gamet jantan, gamet jantan hanya berfungsi untuk
merangsang perkembangan telur tanpa menurunkan sifat-sifat
genetiknya.
 Tujuan dari ginogenesis salah satunya adalah untuk mempercepat
silang dalam ikan, hasilna berupa strain murni dengan homozigositas
yang tinggi, sehingga dapat mempercepat proses pemurnian
(homozigositas).
 Ginogenesis dapat terjadi secara alami atau buatan, ginogenesis
secara alami jarang terjadi karena pada umumnya spermatozoa yang
membuahi sel telur dalam keadaan aktif atau ginogenesis berlangsung
secara spontan. Sedangkan ginogenesis buatan dapat dilakukan
dengan mutagenesis sperma dengan sinar ultraviolet (UV) dan kejutan
panas.

5.2 Pustaka
 Anonim, 2009. Ginogenesis
 http://id.wikpedia.org/wiki/triplidisasi
 Sagi, mammed. 1995. Embriologi dari Abad sebelum Masehi Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta
 http://istilahkata.com/ginogenesis.html
- Diposkan oleh Amriel Mukminin di 10.42

Anda mungkin juga menyukai