1. PENDAHULUAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
2. METODE
2.1. Strategi Penelitian Penelitian ini merupakan tinjauan literatur sistematis yang dilakukan
berdasarkan Systematic Literature Review (SLR) . Analisis dan pembahasan berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan berikut.
RQ1: Apa yang dimaksud bioteknologi di bidang reproduksi dan kesehatan ?
RQ2: Bagaimana penerapan bioteknologi di bidang reproduksi dan kesehatan ?
2.2. Identifikasi Sumber Kajian dibatasi pada artikel yang diterbitkan pada periode 2013-
2023 pada disiplin ilmu biologi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang
komprehensif dan tren terkini mengenai penelitian STEM bagi mahasiswa.
2.3. Kriteria kelayakan Berdasarkan tujuan penelitian, kami hanya menganalisis artikel yang
berkaitan dengan pengembangan STEM. Selanjutnya artikel yang dipilih adalah artikel yang
menggunakan desain penelitian kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran. Sampel
penelitian juga menjadi perhatian kami. Sampel harus terdiri dari manusia, hewan, dan
tumbuhan atau penggabungan diantaranya. Setelah dilakukan pencarian dan penggalian data,
dilakukan sintesis terhadap lebih dari 6 artikel.
Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu teknologi reproduksi yang mampu dan
telah berhasil untuk meningkatkan perbaikan mutu genetik ternak, sehingga dalam waktu
pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah yang besar dengan
memanfaatkan pejantan unggul sebanyak-banyaknya. Inseminasi Buatan ini sangat
kontras dengan keberhasilan Transfer Embrio didalam perbaikan mutu genetik. Perbaikan
mutu genetik menggunakan IB pada sapi perah dapat digunakan sebagai progeni tes
untuk menghasilkan pejantan unggul yang dapat dimanfaatkan menghasilkan
spermatozoa salah satunya berdasar pada seleksi ukuran testisnya.
Teknik atau metode Inseminasi Buatan ada 2 macam yaitu Rektovaginal dan
transservikal. Pada sapi adalah dengan metode rektovaginal yaitu tangan dimasukkan
kedalam rektum kemudian memegang bagian servik yang paling mudah diidentifikasi
karena mempunyai anatomi keras, kemudian insemination gun dimasukkan melalui
vulva, ke vagina hingga ke bagian servik. Sedangkan pada Babi, kambing dan domba
PAGE \* MERGEFORMAT 2
adalah dengan metode transervikal. Pada kambing dan domba dapat menggunakan
spikulum untuk melihat posisi servik, kemudian insemination gun dimasukkan hingga
mencapai servik, sedangkan pada babi menggunakan cattether dan dimasukkan hingga
kedalam uterus.
3. Ambil straw yang berisi semen beku dari Container Niimgcn Cair.
10. Masukkan spikulum ke dalam vulva dan buka bagian vaginanya dan cari posisi
serviknya.
11. Masukkan Insemination gun yang telah dipasang straw, ke dalam vagina sampai
masuk ke dalam servik.
12. Keluarkan semen pada posisi servik 13. Tarik Insemination Gun.
Keberhasilan IB pada kambing lebih rendah dari pada pada sapi karena terdapat
beberapa kesulitan yaitu :
1. Tanda-tanda berahi pada kambing sulit diamati karena tidak mengeluarkan suara
gaduh, sehingga deteksi berahi untuk kambing yang paling tepat adaah dengan
menggunakan pengusik pejantan.
Metode bayi tabung dapat dilakukan dengan 7 (tujuh) cara. Ketujuh cara tersebut adalah
sebagai berikut:
2. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan
ke dalam rahim istri;
3. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan
ke dalam rahim istri;
4. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari donor kemudian
ditanamkan ke dalam rahim istri;
5. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari donor kemudian
ditanamkan ke dalam rahim istri;
6. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan
ke dalam rahim wanita lain (rahim sewaan);
7. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan
ke dalam rahim istri lainnya.
Hakikatnya proses bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan suami istri
yang tidak mampu melahirkan keturunan secara alami yang disebabkan karena ada
kelainan pada tubanya, yaitu: endometriosis (radang pada selaput lendir rahim),
oligospermia (sperma suami kurang baik), unexplained infertility (tidak dapat
diterangkan sebabnya) dan adanya faktor immunologic (faktor kekebalan). Ternyata
proses bayi tabung ini mampu memberikan salah satu solusi bagi pasangan suami-istri
PAGE \* MERGEFORMAT 2
dalam memperoleh keturunan pada perkawinan yang sah menurut peraturan yang
berlaku.
Proses pelaksanaan bayi tabung dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
B. Ventrikultur
Vertikultur adalah salah satu contoh urban farming yang diartikan sebagai teknik budidaya
tanaman secara vertikal dengan penanamandilakukan secara bertingkat untuk memaksimalkan
penggunaan lahan dalam menghasilkan tanaman.Pemanfaatan teknik vertikultur memungkinkanuntuk
berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budi
daya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan pada lahan
PAGE \* MERGEFORMAT 2
sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. Sistem ini dapat menjadi solusi kesulitan mencari
lahan pertanian yang tergusur oleh perumahan dan industri.
Dalam budidaya tanaman vertikultur salah satu hal yang diperhatikan adalah menentukan
populasi tanaman atau menentukan jarak tanam dalam satuareal penanaman karena jumlah populasi dapat
mempengaruhi produksi tanaman.
Kelebihan sistem pertanian vertikultur sebagai berikut:
(1) Efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem
konvensional,
(2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida,
(3) Kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil,
(4) Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu,
(5) Mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman, dan
(6) Adanya atap plastik memberikan keuntungan :
a) Mencegah kerusakan karena hujan,
b) Menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan.
Kekurangannya sistem
(1) Rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya populasi
tanaman adanya atap plastik,
(2) Investasi awal cukup tinggi,
(3) Sistem penyiraman harus kontinyu, dan diperlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga
sebagai alat bantu penyiraman.
Tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman organik secara vertikultur, yaitu:
(1) Pembuatan rak vertikultur,
(2) Penyiapan dan penggunaan pupuk organic,
(3) Penanaman dan pemeliharaan. Pelaksanaan vertikultur dapat menggunakan bangunan khusus
(modifikasi dari sistem green house) maupun tanpa bangunan khusus, misalnya di pot gantung dan
penempelan di tembok- tembok.
Jenis tanaman yang ditanam dari tanaman sayur-sayuran dan sayuran buah serta tanaman hias.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar dalam pembentukkan kalus, terdapat beberapa syarat
tumbuhan eksplan :
1. Jaringan tersebut pada saat sedang aktif pertumbuhanya, diharapkan masih
terdapat zat-zat tumbuh yang masih aktif sehingga akan membantu perkembangan
jaringan-jaringan selanjutnya.
2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian tumbuhan, seperti : akar, kuncup,
mata tunas, daun, umbi, dan ujung batang yang dijaga kelestatriannya.
3. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian yang masih muda .
PAGE \* MERGEFORMAT 2
berhasil kultur sudah mampu untuk berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru
tersebut tumbuh dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya hampir serupa
dengan pemiliharaan pada tanaman generatif.
Manfaat kultur jaringan dalam budidaya buah :
1) Buah yang dihasilkan akan memiliki ukuran yang seragam.
2) Rasanya yang seragam antara buah tanaman satu dengan tanaman yang lainnya. 3) Buahnya memiliki
warna yang menarik, dan lain sebagainya.
Kerugian menggunakan teknik kultur jaringan dalam budidaya buah :
1) Teknik kultur jaringan tidak dapat mengubah tanaman ataupun buah yang dihasilkan dari tanaman
tersebut.
2) Dalam teknik kultur sel hewan, tidak dapat untuk menghasilkan individu baru kecuali dengan teknik
kultur embrio.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Rekayasa genetik juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh, sel
telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam rahim kuda yang merupakan
spesies lain sebagai surrogate mother (ibu/ induk titipan).
A. Manusia
Rekayasa genetik pada manusia melibatkan berbagai prinsip, termasuk:
1. Identifikasi Gen: Penentuan gen yang terlibat dalam sifat atau penyakit tertentu yang
ingin dimodifikasi.
2. Manipulasi DNA: Pemotongan atau penambahan sekuens DNA untuk mengubah atau
menambahkan informasi genetik yang diinginkan.
3. Pengantar Gen: Memasukkan perubahan genetik ke dalam sel manusia, sering kali
melalui teknik seperti vektor virus atau metode transfer gen.
4. Replikasi dan Ekspresi Gen: Memastikan bahwa perubahan genetik dapat direplikasi dan
diekspresikan dengan benar dalam sel manusia.
5. Pemahaman Risiko dan Manfaat: Menilai dampak potensial, baik positif maupun negatif,
dari perubahan genetik yang diinginkan.
6. Etika dan Regulasi: Menerapkan standar etika yang ketat dan peraturan hukum untuk
memastikan bahwa rekayasa genetik digunakan dengan pertimbangan yang matang dan
memperhatikan hak asasi manusia.
7. Keamanan dan Efikasi: Memastikan bahwa prosedur rekayasa genetik aman untuk
individu yang bersangkutan dan efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Pertimbangan Sosial dan Kultural: Memahami dan memperhitungkan dampak sosial dan
budaya dari rekayasa genetik dalam masyarakat manusia.
Prinsip-prinsip ini berkontribusi pada pengembangan teknologi rekayasa genetik dengan
pendekatan yang berkelanjutan dan beretika.Rekayasa Genetika atau teknologi DNA rekombinan
adalah strategi yang memanfaatkan sintesis sel secara turun-temurun untuk dapat dimodifikasi.”
Manipulasi genetik, modifikasi genetik atau perubahan genetik, secara garis besar dikategorikan
sebagai rekayasa genetika. Saat ini ada begitu banyak aplikasi yang ditingkatkan khususnya di
domain ini. Rekayasa Genetika memiliki aplikasi yang luas dalam bidang Ilmu Lingkungan,
Kedokteran, Industri Makanan, Pertanian dan sebagainya. Rekayasa genetika terutama berfokus
pada isolasi gen, modifikasi gen, penghilangan gen, dan rekombinasi gen. Dengan semua ini,
tujuan akhir rekayasa genetika adalah untuk mengimprovisasi kehidupan manusia
B. Hewan
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi
pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi, screening, serta
analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik meliputi
PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Identifikasi gen yang diharapkan;
2. Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
3. Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
4. Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya. Memodifikasi materi genetik hewan
telah banyak dilakukan dengan tujuan memiliki berbagai macam manfaat yang bisa
diambil, antara lain:
a. Bidang Sains dan Kedokteran Hewan yang secara genetika sudah dimodifikasi
atau dikenal dengan istilah Genetically Modified Animal (GMA) seperti pada
hewan uji yakni mencit dapat digunakan untuk penelitian bagaimana fungsi yang
ada pada hewan. Disamping itu juga digunakan untuk memahami dan
mengembangkan perlakuan pada penyakit baik pada manusia mapun hewan.
b. Pengobatan Penyakit, Beberapa penelitian telah menggunakan protein pada
manusia untuk mengobati penyakit tertentu dengan cara mentransfer gen manusia
ke dalam gen hewan, misalnya domba atau sapi. Selanjutnya hewan tersebut akan
menghasilkan susu yang memiliki protein dari gen manusia yang akan digunakan
untuk penyembuhan pada manusia.
c. Modifikasi Hasil Produksi Hewan, Beberapa negara melakukan rekayasa genetik
pada hewan ternak yang diharapkan akan menghasilkan hewan ternak yang cepat
pertumbuhanya, tahan terhadap penyakit, bahkan menghasilkan protein atau susu
yang sangat bermanfaat bagi manusia.Berikut ini ada beberapa penerapan
Rekayasa Genetika pada beberapa jenis hewan
A. Manusia
Manfaat pada bidang Industri Makanan , suplemen makanan hasil rekayasa genetika (GE)
telah diubah DNAnya dengan memanfaatkan gen dari tanaman atau makhluk berbeda. Para
PAGE \* MERGEFORMAT 2
peneliti mengambil kualitas sebagai atribut ideal pada suatu tanaman atau makhluk, dan mereka
menanamkan kualitas tersebut ke dalam sel tanaman atau makhluk lain. Makanan yang diubah
secara turun temurun diperoleh dari hewan yang disesuaikan secara turun temurun, atau tanaman
transgenik. Bangunan herediter telah membawa berbagai peningkatan karakteristik pada tanaman
transgenik melalui penyesuaian herediter. Manfaat pangan hasil rekayasa genetika adalah
sebagai berikut: pangan lebih bergizi, pangan lebih enak, tanaman tahan penyakit dan kekeringan
yang memerlukan lebih sedikit sumber daya lingkungan (seperti air dan pupuk), peningkatan
pasokan pangan dengan biaya lebih rendah dan umur simpan lebih lama.
Sebagai Obat, dalam pengobatan, rekayasa genetika telah digunakan untuk memproduksi
insulin secara massal, hormon pertumbuhan manusia, follistim (untuk mengatasi infertilitas),
albumin manusia, antibodi monoklonal, faktor antihemofilik, imunisasi, dan berbagai
pengobatan lainnya. Farming melibatkan penggunaan teknik rekayasa genetika untuk
memasukkan gen ke dalam hewan atau tanaman inang sehingga menghasilkan produk farmasi
yang bermanfaat. Protein rekombinan yang dihasilkan oleh farmasi berperan sebagai obat
berbagai penyakit manusia. Produk terapi ini bisa langsung disuntikkan ke tubuh pasien untuk
mengobati penyakit dan kekurangannya. Vaksin dan terapi gen telah mencapai prestasi luar biasa
dalam mengatasi dampak beberapa penyakit kritis dan pandemi. Semua keajaiban pengobatan ini
mungkin terjadi karena rekayasa genetika.
B. Hewan
Rekayasa genetik adalah teknik mengontrol dengan ketepatan tinggi dengan waktu yang
singkat untuk memindahkan materi genetik dari berbagai sumber. Teknologi yang digunakan di
dalam rekayasa genetik adalah teknologi DNA rekombinan, yaitu cara membentuk kombinasi
materi genetik baru dengan menyisipkan molekul DNA ke dalam vektor untuk
mengintegrasikannya dan mengalami pembagian di dalam sel organisme lain yang berfungsi
sebagai sel inang.
Teknik pelestarian dengan rekaya genetik ini sangat bermanfaat, dengan alasan:
1. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.
2. Telur hewan langka yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan bertahuntahun
meskipun induknya sudah mati. Telur yang sudah disimpan beku ini kemudian dapat
ditransplantasi. Contoh lain pemanfaatan rekayasa genetic pada hewan misalnya
pemanfaatan Hormon bST (bovine somatotrophine hormone). Dengan rekayasa genetik
dihasilkan hormon pertumbuhan hewan yaitu bST, melalui teknik:
PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri 4. Bakteri yang menghasilkan
bovine somatotrophine ditumbuhkan dalam tangki fermentasi 5. bovine
somatotrophine diambil dari bakteri dan dimurnikan.
1. Mengurangi biaya dan meningkatkan penyediaan sejumlah besar bahan yang sekarang di
gunakan di dalam pengobatan, pertanian dan industri.
3. Menukar gen dari satu organisme kepada organisme lainnya sesuai dengan keinginan
manusia, menginduksi sel untuk membuat bahan-bahan yang sebelumnya tidak pernah
dibuat dll
1. Hasil yang tidak dapat diprediksi, Salah satu kelemahan utama rekayasa genetika adalah
rekayasa genetika melibatkan manipulasi gen suatu organisme, yang dapat menghasilkan
hasil yang tidak dapat diprediksi. Misalnya, organisme hasil rekayasa genetika (GMO)
dapat menghasilkan racun dan alergen atau menimbulkan dampak lingkungan yang tidak
disengaja.
2. Resiko Kesehatan, kerugian lain dari rekayasa genetika adalah potensinya menimbulkan
konsekuensi kesehatan yang negatif. Misalnya, beberapa peneliti berpendapat bahwa
makanan hasil rekayasa genetika mungkin ada kaitannya dengan alergi, kanker, dan
masalah lainnya.
3. Dampak terhadap keanekaragaman hayati, Rekayasa genetika dapat merusak dan
membatasi keanekaragaman hayati. Memasukkan organisme hasil rekayasa genetika ke
dalam lingkungan dapat mengganggu ekosistem dengan merugikan spesies lain, termasuk
spesies yang terancam punah.
4. Praktek yang tidak etis, rekayasa genetika menimbulkan banyak permasalahan etika,
seperti menciptakan tanaman hasil rekayasa genetika untuk konsumsi manusia. Selain itu,
para peneliti mengubah gen tersebut untuk menghasilkan “bayi sempurna atau
rancangan” dengan sifat-sifat tertentu yang diinginkan. Ini adalah tindakan tidak etis yang
merusak gen manusia.
4. KESIMPULAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah
satu nya yaitu bidang reproduksi dan juga kesehatan.
Salah satu penerapan bioteknologi dalam bidang reproduksi adalah dalam hal inseminasi
buatan. Pada hewan inseminasi buatan dilakukan guna meningkatkan perbaikan mutu genetik
ternak, sehingga dalam waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam
jumlah yang besar dengan memanfaatkan pejantan unggul sebanyak-banyaknya. Sedangkan pada
manusia, inseminasi buatan yang sering dilakukan adalah Fertilisasi In Vitro atau lebih populer
dengan istilah Bayi Tabung. Fertilisasi In Vitro ini dilakukan untuk membantu pasangan suami-
istri yang tidak dapat memperoleh anak agar dapat memiliki anak walaupun dengan beberapa
tahapan. Dan pada tumbuhan inseminasi buatan yang biasa dilakukan adalah Hidroponik dan
Ventrikultur.
Salah satu penerapan bioteknologi dalam bidang kesehatan adalah dalam hal rekayasa
genetika. Rekayasa Genetika atau teknologi DNA rekombinan adalah strategi yang
memanfaatkan sintesis sel secara turun-temurun untuk dapat dimodifikasi yang berfokus pada
isolasi gen, modifikasi gen, penghilangan gen, dan rekombinasi gen. Dalam bidang kesehatan
baik pada manusia maupun hewan rekayasa genetika merupakan kegiatan memanipulasi gen,
kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern dengan
menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel,
jaringan, maupun organ sehingga dilakukan memanipulasi langsung pada DNA dengan orientasi
pada ekspresi gen tertentu untuk meningkatkan efisiensi suatu organisme berdasarkan informasi
fenotipnya.
5. REFERENSI
Hajrah, H., Hafsan, H., Zulkarnain, Z., & Makmur, K. 2022. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam
Bidang Peternakan Untuk Peningkatan Kualitas Hewan Ternak Di Sulawesi Selatan.
Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi, 16:2, 261-266.
Harahap, A. S., & Lubis, N. (2020). Pemanfaatan Pekarangan Rumah Dengan Metode Vertikultur Untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Di Desa Wonorejo Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten
Simalungun. Jurnal Prodikmas Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 105-109.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Muchlis, A., Sema, S., Toleng, A. L., & Sonjaya, H. (2022). Penerapan Bioteknologi Dalam
Produksi Ternak Untuk Meningkatkan Produk Asal Hewan. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Peternakan Terpadu, 2(1), 95-100.
Nicholas. M. (2014). Tata Cara Pelaksanaan Program Bayi Tabung. Jakarta: Grasindo
Noviantari, A., & Khariri, K. (2020, July). Pemanfaatan Teknologi Biologi Sel Dalam Dunia
Kedokteran Modern. In SINASIS (Seminar Nasional Sains), 1:1.
Pramashinta, A. (2014). Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan, 3(1).
Sutandar, Y. P., & Iqbal, M. (2022). Rekayasa Genetika Dalam Integrasi Islam Dan Sains
Modern. Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 8(2), 807-825.
Wasilah, U., Rohimah, S., & Su’udi, M. (2019). Perkembangan Bioteknologi di indonesia.
Rekayasa, 12:2, 85-90.
Wiryawan Permadi et al. (2008). Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro. Bandung: PT
Refika Aditama.
PAGE \* MERGEFORMAT 2