IPA
DI SUSUN OLEH :
NINDHA SETIYOWATI
KELAS IX.1
Hewan merupakan salah satu makhluk hidup yang penting bagi manusia. Hewan
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti makanan, ternak,
transportasi, dan hiburan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia telah
mengembangkan berbagai teknologi perkembangbiakan pada hewan.
IVF adalah teknologi perkembangbiakan pada hewan yang dapat digunakan untuk
membantu hewan yang mengalami infertilitas atau untuk menghasilkan hewan
dengan sifat-sifat tertentu. IVF dapat dilakukan dengan cara mengambil sel telur dari
hewan betina, kemudian membuahi sel telur tersebut dengan sperma di luar tubuh
hewan.
Cloning adalah teknologi perkembangbiakan pada hewan yang paling kompleks dan
kontroversial. Cloning dapat dilakukan dengan cara mengambil sel somatik dari
hewan induk, kemudian memasukkan sel somatik tersebut ke dalam sel telur yang
telah dikeluarkan intinya. Sel telur yang telah dimodifikasi tersebut kemudian
ditanamkan ke dalam rahim hewan penerima.
Manfaat Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan
Kesimpulan
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa
ia tidak tahu. Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya
sendiri. Manusia memiliki akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan
untuk memahami eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia berasal, dimana berada
dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan selalu muncul, akan tetapi
pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia tetap saja
diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam
suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di dalam dan
pada dunia filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi manusia.
Istilah ontologi berasal dari bahasa yunani yakni ta onta dan logi. Ta onta
berarti berada dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran, sehingga ontologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tentang keberadaan suatu obyek. Dalam
tulisan ini teknologi reproduksi manusia ditempatkan sebagai objek yang akan dikaji.
Prosedur Kloning
Kloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara
genetik identik. Metode ini dapat dilakukan melalui proses sexual dengan fertilisasi
in vitro dan aseksual dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen
(Gambar2). Pada kloning seksual, langkah awal yang dilakukan adalah fertilisasi in
vitro. Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai 4 sampai 8 sel maka
dilakukan splitting (pemotongan dengan teknik mikromanipulasi) menjadi dua atau
empat bagian. Bagian-bagian embrio ini dapat ditumbuhkan kembali dalam
inkubator hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama.
Setelah mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim
ibu sampai umur 9 bulan. Berbeda dengan kloning seksual, pada kloning aseksual,
fertilisasi tidak dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya sebuah sel telur
terfertilisasi semu yang dikeluarkan pronukleusnya dan sel somatis. Karenanya, bila
pada kloning seksual, genetik anak berasal dari kedua orang tuanya, maka pada
kloning aseksual, genetik anak sama dengan genetik penyumbang sel somatis.