Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN IPTEK DIBIDANG PETERNAKAN

Penerapan Bioteknologi Pada Transfer Embrio (TE)

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA Terapan


Yang Dibina oleh Bapak Drs. H. Ridwan Joharmawan, M.Si.,
dan Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.

Oleh:
Jesisca Pratiwi
160351606432
Kelompok 3/OFF B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
Februari 2019
PERKEMBANGAN IPTEK DIBIDANG PETERNAKAN
Penerapan Bioteknologi Pada Transfer Embrio (TE)
A. Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi adalah bidang penerapan biosains dan bioteknologi yang


menyangkut penerapan praktis organisasi hidup atau komponen subsellulernya
pada industri jasa dan manufaktur serta pengolahan lingkungan. Bioteknologi
dibagi menjadi dua yaitu bioteknologi tradisional dan bioteknologi modern.
Bioteknologi tradisional merupakan bioternologi yang masih memanfaatkan
mikroba atau organisme untuk memodifikasi suatu bahan sehingga menjadi
produk yang diinginkan. Misalnya, pembuatan tape, tempe, roti dan lain-lain.
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memafaatkan keterampilan
manusia dalam memanipulasi makhluk hidup sehingga menghasilkan pruduk
yang diinginkannya. Misalnya, teknik rekayasa genetika.

Bioteknologi dapat digunakan untuk meningkatkan produksi peternakan


melalui:

1. Teknologi Produksi misalnya, inseminasi buatan, embrio transfer, fertilisasi


in vitro, krioservasi embrio, cloning dan splitting.
2. Rekayasa genetika misalnya, genome maps, transgenic, identifikasi gen,
konsercasi molekul dan marker assisted selection (MAS)
3. Peningkatan efisiensi dan kualitas pakan misalnya, manipulasi mikroba
rumen, dan bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner.

(Gordon, 1994 dalam Handayani, 2016)

B. Penerapan Bioteknologi Di Bidang Peternakan


Penetapan bioteknologi dibideng peternakan antara lain:
1. Transplantasi nucleus (kloning) merupakan teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan indinidu yang sama dengan induknya. Salah satu contohnya
yaitu domba dolly.
2. Inseminasi Buatan atau lebih dikenal dengan kawin suntik merupakan sutu
teknik untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses
terlebuh dahulu dari ternak jantan ke dalam saluran kelamin betina melalui
metode dan alat khusus.
3. Transfer Embrio, teknik ini menggunakan induk jantan dan induk betina
yang berkualitas unggul dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Betina
unggul tidak perlu bunting akan tetapi hanya berfungsi menghasilkan
embrio untuk selanjutnya ditransfer pada induk titipan yang memiliki
kemampuan bunting.
4. Genetic Engineering (Rekayasa genetika) merupakan kumpulan teknik-
teknik eksperimental yang memungkinkan untuk mengisolasi,
mengidentifikasi, dan melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika
(DNA) dalam bentuk murninya.

(Sutarno, 2002 dalam Sutarno, 2016)

C. Transfer Embrio (TE)


Transfer Embrio (TE) merupakan suatu teknologi pemindahan embrio
yang diperoleh dari hewan donor sebelum proses implantasi pada uterus ke
hewan resipien sebagai induk pengganti. Keuntungan utama dari Transfer
Embrio (TE) yaitu dapat meningkatkan produksi dari hewan betina yang
bersifat unggul, penanganan pada kasus infertilisasi, induk kelahiran kembar,
pencegahan terhadap penularan penyakit, dan pengawetan plasma nufftah.
Langkah-langkah dari Transfer Embrio (TE) antara lain yaitu:
1. Seleksi hewan donor
2. Pengawetan embrio dan superovulasi
3. Sinkronisasi dan seleksi resipien
4. Transfer embrio

Salah satu kunci utama dalam pelaksanaan Transfer Embrio (TE) yaitu pada
langkah superovulasi yang melibatkan elemen utamanya yaitu hormon
gonadotropin (Dielemen, 1993 dalam (Hafizuddin, 2010). Produksi embrio
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara invitro dan in vivo.

1. Produksi embrio secara in vivo atau dikenal dengan teknologi Multiple


Ovulation Embrio Transfer (MOET) bertujuan untuk menghasilkan embrio
yang banyak dalam satu kali siklus dengan penyuntikan hormone
gonadhotropin (FSH dan PMSG) secara intra muscular pada siklus berahi
hari ke 10. Faktor penghambat dari teknologi MOET ini yaitu respon dari
donor yang masih sangat bervariasi ketika ditambahkan dengan hormon.
Langkah-langkah produksi embrio secara In Vivo:
a. Seleksi sapi donor
b. Superovulasi (menggunakan hormon FSH)
c. Kawin Buatan (IB)
d. Semen pejantan unggul
e. Inseminasi Buatan (IB) sebanyak 3x
f. Pemanenan atau Flushing Embrio
g. Evaluasi dan Penyimpanan

2. Produksi embrio secara in vitro mencakup tiga aspek uatama yaitu,


pematangan sel telur (IVM), pembuahan sel telur (IVF) dan pembiakan
embrio (IVC). Media yang biasa digunakan untuk pembiakan embrio yaitu
media CRIaa, KSOM dan SOF. Secara umum pematangan, pembuahan, dan
pembiakan embrio secara in vitro sudah sangat tersedia secara luas akan
tetapi masih ada hambatan dalam pengembangannya yang meliputi
ketersediaan sel telur baik secara kwantitatif maupun secara kwalitatif di
Indonesia.
Langkah-langkah Produksi Embrio secara In Vitro:
a. Koleksi ovarium
b. Koleksi oosit/sel telur (tahap in vitro maturasi selama 24 jam)
c. In vitro vertilisasi (dilakukan selama 5-8 jam)
d. In vitro culture
e. Inkubasi (dilakukan selama 7 hari)
f. Evaluasi dan penyimpanan

(Situmorang, 2004)

D. Tahapan Aplikasi Trasfer Embrio (TE)


Tahapan transfer embrio dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu melakukan
seleksi lokasi, seleksi peternak dan seleksi resipien.
1. Seleksi lokasi yang meliputi: wilayah padat ternak (sapi) tersedia calon
resipien yang memenuhi persyaratan teknis, kawasan ternak bebas dari
penyakit repoduksi, mutasi ternak dapat dikendalikan dan wilayah mudah
untuk dilakukan monitoring serta evaluasi.
2. Seleksi peternak yang meliputi: usaha ternak yang dijalani merupakan usaha
pokok dengan ternak sebanyak lebih dari 5 ekor, bersedia mengikuti aturan
yang telah ditetapkan, memiliki resipien yang telah memenuhi persyaratan
dan memiliki sistem pencatatan yang baik.
3. Seleksi resipien yang meliputi: umur relative muda atau dewasa yang baru
beranak satu, berat badan yang dimiliki minimal 300 kg, bebas dari penyakit
reproduksi, siklus birahi normal dan memiliki performan tubuh yang baik.
E. Pengalaman Riil atau Pendapat Mengenai Perkembangan Teknologi Yang
Berkembang
Dalam hal ini, ilmu pengetahuan yang berperan yaitu Bioteknologi dan
teknologinya berupa Transfer Embrio (TE). Transfer Embrio (TE) merupakan
teknologi pemindahan embrio yang diperoleh dari hewan donor yang
selanjutnya diberikan ke hewan resipien untuk dikandung. Transfer Embrio
(TE) bertujuan untuk meningkatkan produksi suatu ternak sehingga dapat
memenuhi kebutuhan ternak yang diinginkan.
Menurut saya dengan adanya perkembangan teknologi dibidang
peternakan seperti Transfer Embrio (TE) ini dapat memudahkan peternak atau
penjual ternak untuk mengembangkan ternaknya lebih banyak lagi sehingga
produksi ternak akan semakin berkembang dan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Hafizuddin, H. (2010). IMUNISASI INHIBIN : SUATU METODE ALTERNATIF


SUPEROVULASI DALAM PROGRAM TRANSFER EMBRIO PADA
TERNAK ( INHIBIN IMMUNIZATION : AN ALTERNATIVE METHOD OF
SUPEROVULATION IN EMBRIO

Situmorang, P. (2004). APLIKASI DAN INOVASI TEKNOLOGI TRANSFER


EMBRIO ( TE ) UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG ( Application
and Innovation of Embryo Transfer ( ET ) for Developing Beef Cattle
Production ). Bogor: Balai Penelitian Ternak

Sutarno. (2016). Rekayasa Genetika Dan Perkembangan Bioteknologi Di Bidang


Peternakan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai