Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah


berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk
Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun
ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010,
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Selain jumlah penduduknya yang besar,
luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin
banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor
geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah
kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian
khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia.

Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang
sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah
penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan
seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber
daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan
perhatian yang sama demi keseimbangan alam.

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas


wilayah yang dihuni ( Ida Bagoes Mantra, 2007). Ukuran yang biasa digunakan adalah
jumlah penduduk setiap satu Km2 atau setiap 1 mil2 . Beberapa masalah yang ditimbulkan
dari kepadatan penduduk Indonesia serta Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat yaitu :

1. Persebaran Penduduk Yang Tidak Merata

Persebaran penduduk yang tidak merata yang menyebabkan terpusatnya kepadatan


penduduk di suatu daerah serta terpusatnya kegiatan ekonomi politik negara di beberapa
daerah saja yang menyebabkan ekonomi serta politik daerah lain di luar daerah pusat
mengalami perkembangan yang lamban atau bahkan tidak berkembang sama sekali.Hal ini
menimbulkan adanya anggapan penggolongan daerah yaitu daerah maju dan daerah tertinggal.

2. Pengangguran

Pengangguran di Indonesia bukanlah hal baru yang patut diherankan,di mana-mana


telah ditampakan bagaimana gambaran pengangguran di Indonesia.Pengangguran ini
diakibatkan banyaknya angkatan kerja di Indonesia yang tidak seimbang dengan jumlah
lowongan pekerjaan yang dibutuhkan sehingga banyak sekali tenaga kerja yang tidak
terserap.pengangguran inilh yang menjadi akar dari masalah-masalah lainya yang lebih
kompleks yang meradangi Indonesia.

3. Kemiskinan

Indonesia hingga saat ini belum bisa lepas dari penyakit yang bernama
kemiskinan.hingga detik ini sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup dibawah garis
kemikinan dimana mereka bahkan tidak bisa untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok
mereka.Kemiskinan ini menjadi momok yang tidak juga dapat teratasi oleh sekian banyaknya
pemerintahan yang berkuasa di Indonesia.

4. Kriminalitas

Kriminalits atau tindak kejahatan ini ditimbulkan mayoritas oleh tekanan kejiwaan serta
tuntutan kebutuhan yang tidak terpenuhi sementara untuk mencari pekerjaan disaat ini seperti
yang kita tahu sangatlah sulit sedangkan keutuhan pokok tidak pernah bisa ditunda apalagi
dikompromi pemenuhannya,sehingga bagi mereka yang hanya berfikir sesaat dengan mencari
jalan pintas kebanyakan melakukan tindak kejahatan atau kriminalitas.

5. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dapat dinilai melalui rendahnya


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.Hal ini disebabkan oleh banyak faktor,mulai
dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal ini orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

6. Pemukiman kumuh

Akibat dari kemiskinan yang menaungi sebagian masyarakat Indonesia,terutama bagi


mereka yang melakukan urbanisasi ke kota-kota besar dan hanya bermodalkan nekad tanpa
disertai dengan keterampilan dan kemampuan untuk mendapatkan pekerjaaan dan juga tidak
memiliki saudara sehingga mereka tidak memiliki hunian dan tempat tinggal maka mereka
mendirikan gubuk-gubuk dan pemukiman kumuh ditempat-tempat seperti kolong
jembatan,kemudian bantaran sungai sehingga menyebabkan terganggunya keindahan dan
kenyamanan kota.

7. Rendahnya Tingkat Kesehatan Masyarakat

Kemiskinan yang terjadi mayoritas menjadi sebab utama rendahnya tingkt kesehatan
penduduk di Indonesia.Masalah yang hingga saat ini belum dapat dituntaskan adalah
permasalahan gizi buruk di Indonesia dimana setiap tahunnya pasti ada laporan tentang gizi
buruk dan busung lapar di Indonesia.

8. Kemacetan lalu lintas

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak
mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya
kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

Kepadatan penduduk ini terjadi terjadi kota-kota besar salah satunya dikota malang.
Dengan luas wilayah yang tetap, yakni 252,1 kilometer persegi (km2), penduduk Kota
Malang dalam lima tahun terakhir bertambah 50.116 orang. Jumlah warga pada 2012 hanya
845.271 orang. Lima tahun berikutnya, jumlah itu membengkak menjadi 895.387 orang. Kota
malang dari dulu dikenal sebagai kota wisata dan kota pelajar sehingga tidak dapat dipungkiri
apabila setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah penduduk. Kota malang terdiri dari lima
kecamatan, yaitu Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru.

Data kepadatan penduduk menurut kecamatan menunjukan bahwa daerah terpadat


adalah klojen, walaupun di data yang awal di ketahui, klojen adalah kecamatan dengan
jumlah penduduk terkecil. Ini dimungkinkan karena wilayah kecamatan klojen yang sempit,
dan banyak penduduk yang menetap atau tinggal disana, sehingga kepadatan di kecamatan
tersebut tinggi. Sedangkan di daerah kedungkandang kepadatanya sangat kecil, dan dari data
di atas memiliki jumlah yang besar. Berarti di daerah kedungkandang memiliki luas wilayah
yang besa. Dari data kepadatan penduduk di atas, dapat diketauhi bahwa klojen adalah daerah
terpadat. Hal ini menjadi suatu peluang bisnis yang bagus, karena dengan wilayah yang padat
kebutuhan akan konsumsi berbagai barang dan jasa sangat tinggi, sehingga pemasar dapat
memanfaatkan kondisi tersebut.

Pada dasarnya faktor utama penyebab kemacetan di Kota Malang adalah kapasitas jalan
raya yang tidak seimbang dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Buktinya, jumlah
penjualan sepeda motor untuk wilayah Malang Kota sebesar 1.700-1.800 unit/per bulan tahun
2013. Apabila jumlah penjualan per bulan dikalikan satu tahun, maka diperkirakan terjual
20.400 unit/per tahun. Ditambah lagi, jumlah penjualan kendaraan roda empat yang bisa
mencapai 7.000 unit/per bulan. Sehingga kita dapat membayangkan jumlah kendaraan yang
keluar setiap harinya di Kota Malang, tanpa ada penambahan kapasitas jalan raya. Oleh
karena itu, pemerintah seharusnya mampu bertindak tegas untuk melakukan pembatasan
penjualan kendaraan bermotor di wilayah Malang Kota.

Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan di Kota Malang, 2015-2016

Jumlah Kendaraan
No Jenis Kendaraan
2015 2016
1 Penumpang 81.070 90.058
a Umum 2.606 2.575
b Non Umum (Pribadi) 77.682 86.701
c Dinas 700 782
2 Bus 918 966
a Umum 543 481
b Non Umum (Pribadi) 327 418
c Dinas 48 67
3 Truk 18.598 20.002
a Umum 3.378 3.317
b Non Umum (Pribadi) 15.042 16.473
c Dinas 178 212
4 Sepeda Motor 411.568 456.693
a Umum 0 0
b Non Umum (Pribadi) 410.177 455.073
c Dinas 1.391 1.620
Berdasarkan data jumlah kendaraan dikota Malang pada tahun 2015-2016 tersebut
dapat diketahui bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah kendaraan, baik
kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa
kenaikan jumlah kendaran sangat signifikan sehingga meningkatkan jumlah kemacetan yang
terjadi di kota Malang. Peningkatan jumlah kemacetan ini sebanding dengan kenaikan jumlah
penduduk dan jumlah kendaraan.

Data tersebut merupakan presentase kemacetan yang terjadi dikota Malang. Kota
Malang berada diurutan ke 3 dari 15 kota diIndonesia dan berada diurutan ke 4 dari 54 kota
diAsia serta berada diurutan 59 dari 1.360 kota di dunia untuk tingkat kemacetan yang terjadi
setiap harinya. Data tersebut diperoleh dari INRIX .COM, dimana INRIX ini memuat data
negara-negara yang ada dunia.

Ternyata kemacetan lalu lintas memberi dampak terhadap masyarakat yang dapat
dilihat dari segi waktu, biaya, dan lingkungan. Berdasarkan waktu, kemacetan menyebabkan
waktu tempuh perjalanan lebih lama dan mejadi sering terlambat terutama saat masuk kerja
atau berangkat sekolah. Dampak kemacetan berdasarkan biaya, menyebabkan boros bensin.
Sedangkan dari segi lingkungan, kemacetan menimbulkan polusi udara meningkat dan
berpengaruh pula terhadap lingkungan sosial. Karena masyarakat merasa terganggu dengan
suara kendaraan atau biasa disebut polusi suara.
Berdasarkan Perda Kota Malang No. 4/2011, Pasal 21 tentang Rencana Sistem
Prasarana Wilayah Kota yang mencakup sistem jaringan transportasi sebagai sistem
prasarana utama. Maka ada tiga strategi yang telah dibuat yaitu: strategi manajemen lalu
lintas, strategi pengembangan jaringan jalan, dan strategi angkutan umum. Strategi
manajemen lalu lintas meliputi perbaikan sistem kontrol lalu lintas perkotaan, perbaikan
simpangan, perbaikan koridor, perbaikan di central business district, dan pemindahan
pengujian kendaraan ber-motor. Strategi pengembangan jaringan jalan terdiri dari
pengembangan jalan lingkar barat, jalan lingkar timur, jalan lingkar dalam, jalan tembus
Gadang -Bumiayu, jalan tol Malang-Pandaan, jalan Dinoyo-Tunggulwulung, dan perbaikan
Jembatan Kedungkandang. Strategi angkutan umum bertujuan untuk melayani pergerakan di
Kota Malang dan terdapat 25 jenis rute angkot yang beroperasi sesuai dengan pembagian
pelayanannya.

Selain itu, ada solusi jangka pendek yang telah diberlakukan sejak tanggal 6 November
2013, yakni sistem jalur satu arah seperti halnya di kawasan lingkar UB. Ternyata kemacetan
dapat terurai dan kendaraan berjalan lancar. Walaupun jalur satu arah masih tahap uji coba,
tetapi berdasarkan hasil evaluasi sementara sudah dapat dikatakan berhasil. Pro dan kontra
masyarakat sudah biasa terjadi atas kebijakan baru yang belum menjadi kebiasaan. Seperti
saat diberlakukan jalan satu arah di kawasan Oro-oro Dowo yang menjadi jalan alternatif
menuju pusat kota. Awalnya masyarakat juga sulit menerima. Tetapi setelah bertahun-tahun,
masyarakat sudah terbiasa dengan sistem satu arah dan kondisi lalu lintas juga terasa lebih
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

 Dumari. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.


 Wirakartakusumah, M. Djuhari.1999. Bayang- Bayang Ekonomi Klasik. Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

 Peraturan Daerah Kota Malang No. 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas. Malang, Pemerintah Kota Malang.
 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi
Nasional. Jakarta, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
 malangkota.bps.go.id/statictable/2017/07/21/598/jumlah-kendaraan-bermotor-
menurut-jenis-kendaraan-di-kota-malang-2015-2016.html
 http://inrix.com/scorecard-city/?city=Malang&index=223

Anda mungkin juga menyukai