Makalah
Yang dibina Oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc., dan Ibu Vivi Novianti, M.Si
Oleh :
Offering B
Februari 2018
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………. ……… 1
Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
Tujuan ……………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Habitat ......................................................................................... 2
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Ekologi Tumbuhan/Hewan yaitu tentang “Habitat dan
Relung Ekologi” sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan berharap agar makalah ini dapat
memberi manfaat maupun inspirasi.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
1
Habitat adalah lingkungan tempat makhluk hidup tinggal dan melestarikan
keturunannya. Tiap makhluk hidup memiliki habitat yang berbeda-beda
tergantung cara beradaptasi makhluk hidup tersebut. Dalam suatu habitat terdapat
interaksi antar makhluk hidup dan persaingan untuk mempertahankan hidupnya.
Pengertian lain dari habitat menurut Krebs (2001) adalah suatu bagian dari biosfer
yang merupakan suatu tempat bagi spesies tertentu yang mampu hidup baik
sementara maupun secara permanen. Setiap habitat diasumsikan memiliki
kesesuaian untuk spesies tertentu. Spesies tidak sembarangan dalam memilih
habitat untuk mereka tinggali hal ini karena tidak semua daerah cocok dengan
perilaku dan kebutuhan tiap spesies. Suatu habitat terdiri dari faktor fisik seperti
tanah, kelembapan, kisaran suhu, ketersediaan cahaya, ketersediaan nutrisi atau
sumber makanan dan adanya predator. Faktor inilah yang menjadi syarat bagi
organisme dalam memilih habitat yang cocok untuknya agar mereka bisa
mempertahankan hidupnya. Pemilihan habitat penting dilakukan mengingat tidak
semua organisme dapat tinggal sembarang habitat.
Tanaman dan hewan memiliki habitat yang berbeda hal ini karena hewan
lebih aktif bergerak sedangkan tanaman tidak bergerak aktif dari satu habitat ke
habitat lain. Penyebaran habitat tanaman yaitu dapat dilihat dari spora atau biji
yang jatuh dan terbawa oleh angin. Berbeda dengan hewan yang bergerak
menemukan habitat yang sesuai, tumbuhan di bantu oleh angin atau faktor lain
yang dapat membantunya dalam menemukan tempat yang cocok untuk dia
tumbuh.
2
Secara garis beras dikenal lima tipe habitat utama yaitu daratan, perairan
air tawar,perairan air payau, perairan laut, dan eustaria. Masing-masing tipe
tersebut dipilih berdasarkan kepentingannya. Menurut Darmawan (2005)
pemilihan habitat dilihat dari sudut pandang dan kepentingan populasi hewan
yang menempati suatu habitat yang didasarkan pada segi variasi menurut ruang
dan bentuk habitatnya. Berdasarkan ruang habitat terdiri dari habitat yang
berkesinambungan, habitat terputus-putus dan habitat terisolasi sedangkan
menurut bentuknya terdiri dari mikrohabitat dan makrohabitat.
apabila suatu habitat mengandung area dengan kondisi baik yang luas
sekali melebihi luas area yang dapat dijelajahi populasi hewan penghuninya.
Contoh : populasi rusa yang berjumlah 10 ekor yang menempati suatu wilayah
besar.
Suatu habitat yang mengandung area dengan kondisi baik yang letaknya
berseling-seling dengan area yang kurang baik dan hewan-hewan penguhuninya
dengan mudah dapat menyebar dari area kondisi kurang baik ke kondisi yang
lebih baik. Pada habitat ini hewan dengan bebas berpindah ke habitat lain untuk
memenuhi makanannya, menjauhi predator dan berkembang biak. Jadi hewan
mampu memiliki habitat lebih dari satu tergantung kondisi yang baik yang dapat
ditinggali.
Contoh: burung pipit yang mencari berupa padi di sawah akan tetapi memiliki
sarang di pohon-pohon dekat rumah-rumah penduduk untuk meletakkan telurnya.
3. Habitat Terisolasi
3
kecil yang dihuni oleh populasi rusa. Apabila makanan habis rusa sulit untuk
berpindah ke pulau lain karena jaraknya jauh.
2. Makrohabitat
4
berbeda pula ikan laut dalam misalnya saja Anglerfish atau ikan pemancing yang
memakan ikan kecil dengan gigi taringnya yang sangat banyak. Anglerfish
berburu mangsa dibantu oleh organ yang disebut bioluminescent yang
memancarkan cahaya untuk menarik mangsa.
Relung ekologi merupakan peranan total dari semua makhluk hidup dalam
komunitasnya. Pengendalian populasi tergantung pada tempat makhluk hidup
berfungsi di habitatnya, bagaimana cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup
tersebut. Jadi pada dasarnya makhluk hidup secara alamiah akan memilih habitat
dan relung ekologinya sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti bertempat tinggal,
tumbuh berkembang dan melaksanakan fungsi ekologi pada habitat yang sesuai
dengan kondisi lingkungan (misalnya iklim), nutrien, dan interaksi antara
makhluk hidup yang ada.
5
keberadaannya itu. Ketiga aspek relung ekologi itu dapat dikatakan sebagai relung
atau ruangan habitat, relung trofik dan relung multidimensi atau hypervolume.
Oleh karena itu relung ekologi sesuatu organisme tidak hanya tergantung pada
dimana dia hidup tetapi juga apa yang dia perbuat (bagaimana dia merubah energi,
bersikap atau berkelakuan, tanggap terhadap dan mengubah lingkungan fisik serta
abiotiknya), dan bagaimana jenis lain menjadi kendala baginya.
Hutchinson (1957) dalam Begon,et al (1986) telah mengembangkan
konsep relung ekologi multidimensi (dimensi-n atau hipervolume). Setiap kisaran
toleransi hewan terhadap suatu faktor lingkungan, misalnya suhu merupakan suatu
dimensi. Dalam kehidupannya hewan dipengaruhi oleh bukan hanya satu faktor
lingkungan saja, melainkan bannyak faktor lingkungan secara simultan. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi atau membatasi kehidupan organisme bukan
hanya kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembapan, salinitas tetapi juga
ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan hewan (makanan dan tempat untuk
membuat sarang bagi hewan).
6
hidup organisme tersebut dapat berubah ketika kondisi kebalikannya. Hadirnya
kompetitor dan juga predator tentu akan mengurangi kemampuan hidup
(viabilitas) organisme tersebut. Kondisi tersebut menjadi alasan bagi Hutchinson
untuk membedakan relung organisme. Niche pokok didefinisikan sebagai
sekelompok kondisi-kondisi fisik yang memungkinkan populasi masih dapat
hidup. Sedangkan niche sesungguhnya didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-
kondisi fisik yang ditempati oleh organisme-organisme tertentu secara bersamaan.
Relung diklasifikasikan menjadi dua macam:
1. Relung Fundamental
2. Relung Realisasi
7
kondisi-kondisi fisik yang ditempati oleh organisme-organisme tertentu secara
bersamaan sehingga terjadi kompetisi
Menurut Odum (1993) tidak ada dua spesies yang adaptasinya identik
sama antara satu dengan yang lainnya, dan spesies yang memperlihatkan adaptasi
yang lebih baik dan lebih agresif akan memenangkan persaingan. Spesies yang
menang dalam persaingan akan dapat memanfaatkan sumber dayanya secara
optimal sehingga mampu mempertahankan eksistensinya dengan baik. Spesies
yang kalah dalam persaingan bila tidak berhasil mendapatkan tempat lain yang
menyediakan sumber daya yang diperlukannya dapat mengalami kepunahan lokal.
Niche ada yang bersifat umum dan spesifik. Misalnya ayam termasuk
mempunyai niche yang umum karena dapat memakan cacing, padi, daging, ikan,
rumput dan lainnya. Ayam merupakan polifag, yang berarti makan banyak jenis.
Makan beberapa jenis disebut oligofag, hanya makan satu jenis disebut monofag
seperti wereng, hanya makan padi.
Apabila terdapat dua hewan atau lebih mempunyai niche yang sama dalam
satu habitat yang sama maka akan terjadi persaingan. Dalam persaingan yang
ketat, masing-masing jenis mempertinggi efisiensi cara hidup, dan masing-masing
akan menjadi lebih spesialis yaitu relungnya menyempit.
Jika relung suatu jenis bertumpang tindih sepenuhnya dengan jenis lain
maka salah satu jenis akan tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran
kompetitif.Jika relung-relu ng itu bertumpang tindih maka salah satu jenis
sepenuhnya menduduki relung dasarnya sendiri dan menyingkirkan jenis kedua
dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya menduduki relung nyata
yang lebih kecil , atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata yang terbatas dan
masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang
dapat mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain.
8
2.4 Asas Eksklusi Persaingan Dan Contoh Pemisahan Relung
9
Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa aspek relung ekologi yang
menyangkut dimensi sumberdaya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan, dari beberapa spesies harus berbeda (terpisah) agar dapat
berkoeksistensi dalam habitat yang sama. Perbedaan atau pemisahan relung itu
juga mencakup aspek waktu aktif.
Kesimpulan
10
secara permanen. Habitat dibedakan variasinya berdasarkan bentuk dan
ruangnya.
Relung ekologi hewan adalah status fungsional hewan itu dalam
habitat yang ditempatinya berkaitan dengan adaptasi-adaptasi fisiologis,
morfologi dan pola perilaku hewan itu.
Asas eksklusi persaingan atau Aturan Gause : suatu relung ekologi
tidak dapat ditempati secara simultan dan sempurna oleh populasi stabil
lebih dari satu spesies.
Pemisahan relung didasarkan pada asas koeksistensi.
DAFTAR PUSTAKA
11
Darmawan,Agus, Ibrohim, Hawa Tuarita, Hadi Suwono, Pudyo Susanto.2005.
Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang.
12