Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN IPTEK DIBIDANG SUMBER DAYA ENERGI

Penggunaan Kompor Hidrogen Sebagai Pengganti Bahan Bakar

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA Terapan


Yang Dibina oleh Bapak Drs. H. Ridwan Joharmawan, M.Si.,
dan Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.

Oleh:
Jesisca Pratiwi
160351606432
Kelompok 3/OFF B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
Februari 2019
PERKEMBANGAN IPTEK DIBIDANG SUMBER DAYA ENERGI

Penggunaan Kompor Hidrogen Sebagai Pengganti Bahan Bakar

Saat ini perkembangan ekonomi dan industri yang semakin pesat


menyebabkan semakin besarnya konsumsi masyarakat terhadap produk dari
minyak bumi. Tingkat konsumsi minyak bumi diperkirakan naik rata-rata 6%
pertahunnya, hal ini diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun berikutnya
sehingga diperlukan bahan bakar alternative yang bersifat terbarukan. Salah satu
contohnya yaitu gas hidrogen. Reaktor pembangkit gas hidrogen merupakan
solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan dan kenaikan BBM sehingga
masyarakat dapat menggunakannya sebagai pengganti bahan bakar minyak.

Daya hidrogen terutama dalam bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen
fuel cell) menjadikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas, ramah
lingkungan dan memiliki banyak keuntungan sehingga menjadikan hidrogen
sebagai bentuk energi utama yang dikembangkan saat ini (Wulandari, 2014).

A. Gas Hidrogen
Sejak adanya krisis energi non-renewable, berkembanglah berbagai
penelitian mengenai energi terbarukan atau renewable energi. Saat ini Energi
terbarukan menjadi alternative bagi masyarakat untuk menunjang kebutuhan
sehari-hari, salah satunya dengan pemanfaatan bahan bakar hidrogen.
Ketersediaan air yang sangan melimpah dapat dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyrakat.
Gas hidrogen dapat dijadikan bahan bakar alternative pengganti bahan
bakar konvensional yang ada karena jumlahnya yang melimpah di alam dengan
melalui proses elektrolisis air. Elektrolisis air merupakan proses elektrolisis
yang dimanfaatkan untuk memecahkan molekul air (H2O) menhadi hydrogen
(H2) dan oksigen (O2). Elektrolisis air dilakukakan dengan cara mengalirkan
arus listrik kedalam air melalui dua kutup yaitu anoda dan katoda. Untuk
menghasilkan proses elektrolisis yang sempurna dan cepat maka perlu
dicampurkan dengan elektrolit yang berfungsi sebagai katalis atau dapat
mempercepat reaksi.
(Agni & Sungkono, 2013)

B. Kompor Hidrogen
Kompor merupakan satu contoh peralatan rumah tangga yang mana
menggunakan bahan bakar berupa minyak bumi ataupun gas alam yang telah
diolah menjadi LPG. Banyak kendala yang dihadapi untuk penyediaan bahan
bakar tersebut karena ketersediaannya yang sudah mulai terbatas selain itu
pengolahan gas alam untuk menjadi LPG juga memerlukan biaya yang cukup
mahal. Ditambah lagi penggunaan LPG juga memiliki resika meledak ketika
terjadi kebocoran pada tabung, oleh karena itu dibutuhkan kompor yang aman
dan dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Kompor air atau kompor hidrogen merupakan pengembangan dari
sumber energi alternative hidrogen yang dibantu dengan gas oksigen. Gas
hidrogen dan oksigen (dikenal dengan gas HHO) akan dijadikan sebagai bahan
bakar kompor air melalui proses elektrolisa yangmana memisahkan molekul air
menjadi hidrogen dan oksigen dengan memberikan arus listrik pada elektroliser
yang merupakan alat tempat berlangsungnya proses elektrolisa. Kompor air
dilengkapi dengan dua tabung yang telah diisi air dimana air telah dicampur
dengan bahan kimia yang diberi arus listrik yang kemudian menjadi gas
oksigen dan hidrogen dan dikeluarkan melalui selang. Selanjutnya, ujung
selang diberi sumbu dari besi sehingga memancar gas dan menyala api.
Berikut merupakan desain kompor air :

Keterangan: (1) Kotak Kontrol (2) LCD (3) kabel elektroda positif (4) kabel
elektroda negative (5) Kipas (6) tabung elektroliser (7) Selang vakum (8) valve
searah (9) burner kompor (10) Kompor.

(Tjatur, 2010)

Dari design kompor hidrogen tersebut dapat dirancang sebagai berikut:


Pada reaktor akan terjadi proses elektrolisa apabila diberikan tegangan
listrik berarus DC sehingga terjadi tekanan gas. Gas yang dihasilkan tersebut
akan dimasukkan melalui selang yang akan menuju filter gas yang berfungsi
sebagai pemisah antara gas basah dan gas kering. Gas yang dikeringkan
kemudian akan dimasukkan kedalam tabung babler sehingga menghasilkan gas
hidrogen dan oksigen. Kemudian gas yang telah dimasukkan kedalam tabung
babler akan dikeluarkan kembali melewati cek valeb (katup gas) yang langsung
dialirkan ke tungku kompor (Lianda, Cahyo, & Hakiki, 2015).

Sumber arus yang besar dan katalis yang berupa NaCl yang telah
dilarutkan dalam air dapat mempercepat reaksi, serta temperature yang tinggi
dapat meningkatkan jumlah produksi hidrogen dan oksigen.
a. Elektrolisa
Elektrolisa merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik
menjadi energi kimia. Proses ini merupakan proses dimana molekul air
memisah sehingga menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan cara
mengalirkan arus listrik ke elektroda tempat elektrolit (air dan katalis).
Persamaan kimia elektrolisa air adalah energy listrik + 2 H2O  O2 + 2 H2.

Terjadi tekanan listrik pada elektroda negative (katoda) yang


mendorong elektron ke dalam air dan pada elektroda positif (anoda) terjadi
penyerapan elektron. Molekul air pada katoda terbagi menjadi ion hidrogen
positif (H+) dan ion hydrogen negative (OH-). Persamaan reaksi untuk
persamaan tersebut yaitu sebagai berikut: H2O  H+ + OH- dimana H+
merupakan proton terbuka yang bebas menangkap electron dari katoda yang
kemudian akan berubah menjadi atom hidrogen. Atom hidrogen akan
berkumpul dengan atom hidrogen lain untuk membentuk gas yang
kemudian akan naik kepermukaan.
Elektroda posistif menyebabkan ion hidroksida (OH-) bergerak
menuju anoda yang kemudian melepas kelebihan electron yang diambil oleh
hidroksida dari atom hidrogen sebelumnya. Kemudian ino hidroksida ini
akan bergabung dengan molekul hidroksida lain membentuk 1 molekul
oksigen dan 2 molekul air dan demikian seterusnya akan terjadi
pengulangan proses.
b. Elektroda
Elektroda merupakan konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan bagian atau media non-logam. Elektroda dalam elektrolisis biasa
disebut anoda dan katoda, dimana anoda bersifat positif dam mengalami
oksidasi sedangkan katoda bersifat negative dan mengalami reduksi.
c. Elektrolit
Elektrolit merupakan gabungan antara air dan katalis, dimana katalis
merupakan suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi namun tidak ikut
bereaksi. Katalis digunakan untuk mempercepat laju reaksi ini
menghasilkan gas HHO pada proses elektrolisa.

(Tjatur, 2010)

d. Reaktor
Reaktor merupakan alat yang dirancang untuk menghasilkan gas
dengan membutuhkan arus listrik DC untuk penguraian air menjadi gas
yang dilakukan oleh lempengan pelat stanless yang ada didalam reaktor.
Lempengan-lempengan pelat tersebut memiliki banyak jenis, bentuk dan
kualitas. Semakin baik kualitas lempengan pelat yang digunakan makan
akan menghasilkan gas yang sempurna. Lempengan pelat yang biasa
digunakan yaitu pelat stanless (Lianda et al., 2015).
Kekuragan dari kompor hidrogen ini yaitu besar api yang dihasilkan
masih dipengaruhi oleh arus listrik yang digunakan sehingga ketika arus listrik
yang digunakan rendah maka api yang dihasilkan akan kecil dan ketika arus
listrik yang digunakan besar maka api yang dihasilkan juga akan besar. Selain
itu warna api yang dihasilkanpun biru kekuningan da belum begitu merata
seperti pada kompor yang menggunakan LPG.

C. Pengalaman Riil atau Pendapat Mengenai Perkembangan Teknologi Yang


Berkembang
Dalam hal ini, ilmu pengetahuan yang berperan yaitu Bioenergi dan
teknologinya berupa teknologi mesin dengan menggunakan air. Kompor
hidrogen menggunakan prinsip elektrolisa yang membutuhkan arus listrik dan
elektroda untuk memecah molekul air menjadi hirdogen dan oksigen.
Menurut saya penggunaan kompor Hidrogen merupakan salah satu solusi
untuk memanfaatkan kelimpahan air yang ada selain itu juga merupakan cara
untuk menghemat bahan bakar yang keadaannya semakin menipis. Akan tetapi
cara kerja kompor hidrogen ini masih menggunakan arus listrik sehingga besar
kecilnya api yang dihasilkan ditentukan oleh arus listrik yang mengalir.
DAFTAR PUSTAKA

Agni, B. dan, & Sungkono, D. (2013). Studi Eksperimen Pengaruh Pencampuran


Gas Hidrogen Dari Generator HHO Tipe Kering Dengan Bahan Bakar
Kerosene Pada Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Tekan Blowtorch,
1(1), 1–5. Retrieved from surabaya: Institut teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)

Lianda, J., Cahyo, E., & Hakiki, P. (2015). Desain Elektrolisa Air Sebagai Bahan
Bakar Kompor Gas, (November), 323–327.

Tjatur, R. dan N. (2010). PROSES ELEKTROLISA PADA PROTOTIPE


“ KOMPOR AIR ” DENGAN. Retrieved from surabaya: Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya

Wulandari, Y. dan S. (2014). STUDI PERFORMANSI DARI KOMPOR GAS


BERBAHAN BAKAR AIR DENGAN REAKSI DARI ALUMINIUM DAN
SODIUM. Retrieved from Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya

Anda mungkin juga menyukai