NPM : 230110150128
Kelompok : Kelompok 2 Genetika
GINOGENESIS
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi
dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang
perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturnkan. Ginogenesis dapat terjadi
secara alami dan buatan. Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan mutagenesis sperma
dengan sinar ultraviolet (UV) dan kejutan panas. Radiasi yang terjadi merupakan proses
penyinaran dengan menggunakan bahan mutagen untuk menghasilkan mutan. Sinar
ultraviolet (UV) merupakan radiasi yang juga merupakan sinar tidak tampak yang
mempunyai panjang gelombang 200-380 nm.
Untuk memperpendek masa pemurnian dapat dilakukan dengan cara ginogenesis.
Cara ini bisa merubah dari 6 generasi menjadi 2 generasi, strain murni sudah dapat diperoleh
pada generasi kedua. Keberhasilan cara ini tergantung dari ketelitian perlakuan dan
kesuburan betina ginigenesi (Nagy, Bersenyi dan Csanyi, 1981 : Sumantadinata). Nagy et al,.
1978 ; Hollebeck et al,. 1986: Sumantadinata, 1988), menyebutkan ginogenesis adalah
terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetic gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya
berfungsi secara fisik saja, sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan
pathenogenetis betina (telur). Untuk itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan
untuk merusak kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi secara
genetic (Sumantadinata, 1988). Nagy et al,. 1981, menyebutkan pemijahan dengan cara
ginogenesis akan menghasilkan selurunya berkelamin jantan. Ginogenesis merupakan
reproduksi seksual yang jarang terjadi pada pembuahan, karena nukleus sperma yang masuk
ke dalam telur dalam keadaan tidak aktif, sehingga perkembangan telurnya hanya dikontrol
oleh sifat genetik betina saja. Oleh karena itu, keturunannya merupakan replika dari induk
betina baik secara marfologi maupun susunan genetiknya (Purdon, 1983).
Ginogenesis buatan dilakukan melalui beberapa perlakuan pada tahapan
pembuahan dan awal perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan 1). membuat supaya
bahan genetik jantan menjadi tidak aktif 2). mengupayakan terjadinya diploisasi agar telur
dapat menjadi zigot (Nagy, et al,. 1979). Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak aktif
dengan radiasi sinar gama, sinar X dan sinar ultraviolet (Purdon, 1983). Sinar ultraviolet
banyak digunakan, karena murah.
Ginogenesis merupakan keturunan yang dihasilkan melaui mekanisme
partenogenesis, tapi telur membutuhkan rangsangan dari sperma untuk berkembang. Namun,
sel sperma tidak menyumbangkan materi genetic apapun pada anak.
Sumber
1. Nagy, A., K. Rajki. L. Horvart dan V. Csanyi. 1978. Investigation on carp (Cyprinus carpio L)
ginogenesis. Jour. Fish. Biol. 13 : 215 224.
2. https://www.scribd.com/doc/184173047/Ginogenesis-Pada-Ikan-Mas-docx
(Diakses