WB
REKAYASA GENETIKA BUAH TANPA BIJI
Listiyani Puspa Widasari
Lusi Haerunisa
Makky M
Resti Winda Putri
Royan Almasih
Salma Armelia S
Yuni Kulsum
PEMBAHASAN
Latar Belakang
Rekayasa Genetika Manfaat
Rekayasa Genetika
Prosedur Metode
Rekayasa Genetika
Genetika Partenokarpi
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai
lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat
menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Rekayasa Genetika atau DNA Rekombinan dapat didefinisikan sebagai
pembentukan rekombinasi baru dari material yang dapat diturunkan dengan
cara penyisipan DNA dari luar kedalam suatu wahana (vektor tertentu)
sehingga memungkinkan penggabungan dan kelanjutan berkembang baru.
Dengan teknik DNA rekombinan sekarang, ada kemungkinan untuk
menumbuhkan setiap segmen dari setiap DNA pada bakteri. Hasil organisme
yang telah mengalami rekayasa genetika, yang dilakukan melalui pemindahan
atau transfer sebuah atau lebih gen antara species yang sama atau yang
berbeda itu, disebut transgenic (Shanty, 2007).
Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia
mentransfer (memindah-kan) gen (DNA) yang dianggap menguntung-kan
dari satu organism kepada susunan gen (DNA) dari organism lain.
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah
penerapan genetika untuk ke-pentingan manusia.
Prosedur rekayasa genetika dengan menggunakan
mikroorganisme adalah sebagai berikut:
1. Pemurnian DNA = DNA cara, yaitu cara genetic, hibridasi asam nukleat dan
immunokimia.
3. DNA dibuat secara invitro dari nukleotida dan enzim polimerase DNA.
5. Pemecahan DNA : molekul DNA yang besar dipecah dengan menggunakan gelombang ultrasonic,
maka akan dijumpai fragmen random. Dengan menggunakan enzim khusus bagi fragmen DNA
seperti endonuklease restriksi akan diperoleh DNA intermolekuler dan intramolekuler atau hanya
akan didapatkan urutan fragmen DNA dengan urutan tertentu. Supaya lebih stabil dikaitkan dengan
enzim yang disebut T-4 DNA ligase. Contoh endonuklease restriksi adalah Hind II, Bam H1 dan
Eco RI.
6. Pemindahan gen/transfer DNA pada sel vector yang sesuai:transfer DNA ke bakteri yang hidup
(cloning vector : plasmid, bakteriofage atau kosmid). Molekul DNA disebut sebagai vector.
8. Identifikasi/penapisan dan seleksi DNA yang baru diperoleh dari cirri klon
rekombinan. Untuk menyeleksi DNA baru hasil rekombinan agar sesuai dengan
yang diinginkan dapat dilakukan dengan tiga produk, peningkatan mutu produk
supaya tahan terhada serangan virus yang menyerang, meningkatan kandunagn
gizi, tahan terhadap serangan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau
virus), serta dapat meningkatkan perkembangan kualitas produk dari hewan
terrsebut (Kompas, 2005).
Tekhnik Penciptaan Buah batu Tanpa Biji
Beberapa cara telah dilakukan untuk teknik penciptaan buah
tanpa biji diantaranya yaitu dengan teknologi penyilangan tanaman 2N
dan 4N hingga menghasilkan tanaman triploid yang seedless, sinar
radiasi, dan menggunakan penyemprotan giberelin yang dilakukan pada
bunga buah.Giberellin 20-oxidase yang diekspresikan pada bagian polen
(serbuk sari) sebelum polinasi (di bawah kontrol promoter spesifik
bagian polen). Pada saat bunga mekar di lakukan dengan tehnik
menyemprotkan hormon giberellin yang di sebut dengan genetika
partenokarpi pardal, 2016).
Buah tanpa biji dapat diproduksi dari tanaman triploid dengan
menyilangkan tanaman tetraploid dengan diploid, kultur endosperma
secara in vitro/ radiasi benangsari, rekayasa genetika atau perlakuan
tanaman diploid dengan ZPT, stress benangsari, zat kimia/ antibiotika
dan pengaturan lingkungan/tanaman (Sukamto, 2011).
Genetika Partenokarpi
Partenokarpi adalah proses terbentuknya buah tanpa biji karena
tidak terjadi penyerbukan sehingga tidak ada pembuahan. Menurut
Purnamaningsih (2008) bahwa buah partenokarpi bermanfaat untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas yang lebih baik.
partenokarpi (harafiah berarti "buah perawan") merupakan gejala
terbentuknya buah tanpa melalui proses pembuahan inti generatif
terhadap sel telur. Gejala ini menunjukkan bahwa pembuahan
merupakan salah satu, namun bukanlah satu-satunya,
pemicu pembentukan buah. Bunga akan secara alami
memproduksi hormone buah, yang diperlukan untuk mengawali proses
pembentukan buah.
Nitsch (1952) membagi dalam dua golongan berdasarkan
penyebab terjadinya partenokarpi, yaitu partenokarpi karena pengaruh
genetik dan lingkungan. Pengaruh genetik dapat terjadi secara alami,
seperti pada jeruk, ketimun, kesemek, ara, pir, anggur, pisang . Pengaruh
lingkungan secara alami terutama karena cuaca, yaitu kabut yang hebat
pada bulan Juni menyebabkan buah zaitun tidak berbiji, beku malam
(frost) terjadi pada buah pir, suhu rendah pada musim gugur terjadi pada
terong), suhu rendah pada musim dingin bulan Desember pada buah
tomat juga karena penyerbukan oleh tepungsari asing atau serangga
Partenokarpi Alami
Partenokarpi dapat terjadi secara alami (genetik) pada beberapa
jenis tanaman saja (terbatas), misalnya pada pisang (triploid), tomat, dan
manggis. Partenokarpi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu obligator
dan fakultatif. Partenokarpi disebut obligator apabila terjadi secara
alami (genetik) tanpa adanya pengaruh dari luar.
Partenokarpi Buatan
Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh
Manipulasi Ploidi (Alteration in Chromosomes Number)
Metode DNA Rekombinan (Rekayasa Genetika)
Metode Pembentukan Buah Jambu batu Tanpa Biji