Anda di halaman 1dari 20

Kegunaan & Peranan Penilitian

Kegunaan penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan


untuk, dan kosekuensi terhadap suatu set keadan khusus. Keadaan
tersebut bisa saja di control melalui percobaan (eksperimen) ataupun
berdasarkan observasi tanpa kontol.
Penelitian juga memegang peranan yang amat penting dalam
memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala
aspek pembangunan
Jenis Jenis Penelitian
1. Penelitian Dasar (Basic Reseach)
2. Penelitian Terapan
Penelitian Dasar
Penelitian Dasar (Basic Research), Pencarian terhadap sesuatu karena
ada perhatian dan keingin tahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Hasil
penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-
pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya
Menurut Charters (1920), menyatakan bahwa penelitian dasar
terdiri atas halnya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana
saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa
memikirkan kehendak social dan ekonomi ataupun masyarakat
Contohnya : penelitian tentang gene dan penelitian tentang nucleus
dsb.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research, pratical research), adalah
penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terusmenerus terhadap
suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera mungkin
untuk keperluan tertentu.
Hasil penelitian tidak perlu sebagai penemuan baru, tetapi
merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya
dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik
yang ada. Penelitian terapan harus dengan sesegera mungkin
mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya
penemuan tersebut tidak menjadi kedaluwarsa.
Menurut Charters (1925) yangdisiter oleh whitney (1960), memberikan lima
buah langkah dalam melaksanakan penelitian terapan. Kelima langkah
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa
kelemahannya.
2. Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian.
3. Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium.
4. Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyeleseian dapat dilakukan
untuk di terapkan
5. Pemecahannya dipertahankan dan penetapannya dalam suatu kesatuan
sehingga ia menjadi bagian yang permanen dari suatu system.
Tiap peneliti segera tahu bahwa, istilah penelitian “murni” dan
penelitian “terapan” hanya mendefinisikan area yang hanyan berbeda
dalam konsep. Di negara-negara berkembang, penelitian terapan lebih
banyak dikerjakan dari pada penelitian murni
Contoh dari penelitian terapan: Pengharuh ekstrak buah terong
belanda terhadap jumlah hemoglobin pada mencit, Potensi akar zahe
mengatasi penyakit asma dsb.
Penelitian Ilmu Sosial vs Ilmu Natura
secara umum dapat disimpulkan bahwa peneliti-peneliti dalam
ilmu sosial selalu mendapatkan dirinya berkecimpung dalam masalah
aktivitas maupun melibatkan dirinya dalam meneliti catatan aktivitas
manusia, dan si peneliti bukan seorang pengamat yang imparsial tetapi
pengamat yang berada dalam objek yang membuat proses dan
fenomena sosial itu sendiri. Variabel-variabel fenomena sosial sulit
sekali diukur secara kuantitatif, dan si peneliti sosial tidak dapat
mengadakan perlakuan-perlakuan terhadap atribut-atribut yagn
sedang diteliti. Peneliti-peneliti ilmu sosial susah sekali mengadakan
percobaan-percobaan dalam kerjanya sehingga pengelompokan-
pengelompokan dengan perlakuan dan kontrol tidak mungkin dilakukan
secara cukup akurat.
ilmu – ilmu sosial seperti halnya dengan ilmu natura merupakan
suatu pengetahuan yang bersifat umum, sistematik dalam mana
disimpulkan dalil-dalil tertentu dalam hubungan antar manusia yang
bersifat umum.
Penelitian dalam ilmu sosial dapat dibedakan dengan penelitian
dalam ilmu natura, bukan saja karena fenomena-fenomena yang
ditangani oleh si peneliti ilmu sosial lebih kompleks dengan data yang
tidak tepat, serta tidak dapat dikontrol,tetapi permasalahan dalam ilmu
sosial lebih banyak disebabkan oleh masalah orientasi yang sangat luas
yang tidak dipunyai oleh ilmu natura.
Beberapa Sifat (Ciri) Khas Penelitian
Menurut Crawford (1928), penelitian mempunyai beberapa cirri khas,
berikut ini beberapa sifat penelitian (kriteria) :
1. Penelitian harus berkisar di sekeliling masalah yang ingin dipecahkan
2. Penelitian sedikit-dikitnya harus mengandung unsure-unsur orisinalitas
3. Penelitian harus didasarkan pada pandangan ”ingin tahu “
4. Penelitian harus berdasarkan asumsi bahwa suatu fenomena mempunyai
hukum danpengaturan ( order )
5. Penelitian berkehendak untuk menemukan generalisasi atau dalil
6. Penelitian merupakan studi tentang sebab-akibat
7. Penelitian harus menggunakan pengukuran yan g akurat
8. Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui
Aktivitas Penelitian Tempo dulu
Perumusan-perumusan criteria serta sifat-sifat penelitian telah
dikembangkan dengan melihat aktivitas-aktivitas ilmuwan dalam
mengerjakan penelitiannya. Hal yang sukar dijawab adalah sebagai
berikut :
Aktivitas bagaimanakah yang dapat digolongkan dalam kerja
penelitian? Untuk itu marilah kita cermati aktivitas ilmuwan tempo
dulu dalam melaksanakan penelitiannya.
1. Penelitian sistematik (systematic inquiry) yang dilakukan oleh Carles
Darwin dengan menggunakan prinsip baconian .Aktivitas
penelitiannya adalah secara induksi terpen car. Dipelajarinya
variasi-variasi dari hewan dan tumbuhan ,dikumpulkannya fakta-
fakta tetapi tanpa petunjuk hipotesis.Aktivitas demikian
memakan waktu yang lama dan biaya mahal,dan harus dilakukan
oleh orang-orang genius seperti Darwin
2. Aktivitas Charters dalam studinya tentang kurikulum. Kegiatan serta
sifat-sifat yang di teliti,dianalisis untuk melihat kesulitan-kesulitan
yang muncul. Area kesulitan serta kebutuhan yang muncul sebagai
suatu kesalahan diperiksa. Kemudian kurikulum yang terorganisasi
dicoba dan diperbaiki pada fakultas-fakultas selanjutnya dilakukan
uji kurikulum pada kantor-kantor dengan menggunakan sekretaris
yang disediakan.
3. Kilpatrick (1931) menekankan perlunya generalisasi. Dia sangat
mementingkan konsep dan hipotesis yang menurutnya penggunaan
hipotesis dan konsep merupakan tindak yang filosofis. Di dalam mencari
pemecahan masalah, hipotesis menentukan asumsi dasar yang
digunakan dalam semua kegiatan pemikiran reflektif yang digunakan.
4. Kilpatrick (1931) menekankan perlunya generalisasi. Dia sangat
mementingkan konsep dan hipotesis yang menurutnya penggunaan
hipotesis dan konsep merupakan tindak yang filosofis. Di dalam mencari
pemecahan masalah, hipotesis menentukan asumsi dasar yang
digunakan dalam semua kegiatan pemikiran reflektif yang digunakan.

Dari cara peneliti-peneliti tempo dulu melaksanakan penelitiannya,


satu kesimpulan dapat ditarik yaitu ,semua mereka bekerja berdasarkan
berpikir secara reflektif ala Dewey yang tersohor itu.
Syarat Utama Untuk Berhasilnya penelitian
Penelitian yang efektif tidak dapat tertjadi seenaknya saja,tetapi harus
didukung oleh factor-faktor penunjang serta sarana dan prasarana yang
cukup. Disamping factor peneliti sendiri maka factor lingkungan sangat
penting artinya dalam menunjang keberhasilan penelitian. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal antara lain sebagai berikut:
1. Atmosfir untuk penelitian tidak memungkinkan.
2. Data penelitian sebelumnya telah hilang akibat perang dunia ke-2.
3. Perangsang untuk mengadakan penelitian menurun, karena kekurangan
sarana penelitian,kurangnya dana,tidak ada ketenangan jiwa,serta
kurang jaminan atas keselamatan diri dari peneliti.
4. Perhatian peneliti lebih banyak dicurahkan untuk mencari nafkah sehari-
hari dan me nambah pendapatan,karena gaji tidak memadai.
Menurut Somers (1959), memberikan beberapa syarat agar
pelaksanaan penelitian dapat berjalan lancar,syarat tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Adanya kesadaran masysrakat
2. Harus ada pembiayaan yang memadai
3. Hasil Penelitian Harus Diterapkan
4. Harus Ada Kebebasan Dalam Meneliti
5. Peneliti Harus Memenuhi Syarat
Kriteria Yang Harus Dimiliki Peneliti
Kualifikasi peneliti harus didasarkan kepada intelegensia, kekuatan
bekerja serta sifat jujur dan rajin. Whitney (1960) memberikan beberapa
kriteria yang harus dipunyai oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :
• Daya nalar, seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu
adanya kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah,
baik secara induktif maupun dedutif
• Orisinalitas, peneliti harus memiliki daya khayal ilmiah dan harus kreatif.
Peneliti harus brilian,mempunyau inisiatif yang berencana serta harus
subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindarkan jiplakan
• Daya ingat, seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat,selalu
ekstensif dan logis, dapat dengan sigap melayani serta meguasai fakta-
fakta.
• Kewaspadaan,seorang peneliti harus secara cepat melakukan pengamatan terhadap
perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau atas sifat suatu fenomena dan
responsif terhadap perubahan atau kelainan.
• Akurat,seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan
yang skurat,tajam serta beraturan.
• Konsentrasi,seorang peneliti harus mempunyai tingkat konsentrasi yang tinggi, kemauan
yang keras serta tidak cepat bosan.
• Dapat bekerja sama,peneliti harus bersifat kooperatif,dapat bekerja sama dengan
siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual,dan dapat
bekerja sama secara team-work, dan dapat menimbulkan sikap leader ship bagi peneliti.
• Kesehatan,seorang peneliti harus sehat secara jasmani maupun rokhani,sabar,stabil dan
penuh vitalitas
• Semangat, kesehatan peneliti harus ditunjang dengan semangat untuk meneliti. Peneliti
harus mempunyai kreativitas serta hasrat yang tinggi.
• Pandangan moral,seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual mempunyai
moral yang tinggi, beriman, dan dapat dipercaya.
Dinegara-negara yang sedang berkembang,pengembangan
penelitian sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan,keterampilan
serta kualifikasi si peneliti. Tingkat keterampilan dalam melaksanakan
penelitian dapat dikategorikan atas empat tingkat Everton (1975),
yaitu sebabagai berikut :
1. Keterampilan Inventif
2. Keterampilan Teknis – engineering
3. Keterampilan teknis-ilmiah
4. Keterampilan Ilmiah-Konseptual
Keterampilan inventif ( inventive skill )
Keterampilan ini merupakan sifat umum dari manusia. Seorang petani sederhana dapat
menemukan sesuatu dengan pengalaman ,keterampilan ini dinamakan
keterampilan inventif, keterampilan jenis ini tidak memerlukan penataran ataupun training
secara formal.
Keterampilan teknis-engineering
Keterampilan ini adalah hasil dari terapan text book untuk memecahkan masalah teknis yang
dihadapi. Secara umum ,peneliti-peneliti di negara berkembang mempunyai keterampilan
jenis ini.
Keterampilan teknis –ilmiah
Keterampilan teknis-ilmiah biasanya diperoleh sesudah menamatkan program magister pada
perguruan tinggi. Keterampilan ini berjenis-jenis tingkatannya dan keterampilan yang
diperoleh dapat menguasai teknik dan cukup kemampuan ilmiah serta background teori
dalam mangadakan analisis.
Keterampilan ilmiah- konseptual
Dengan meningkatnya derajat keilmuan seseorang dan semakin dekatnya seseorang
mencapai scientific frontier of knowledge serta pengalaman yang cukup banyak, maka si
peneliti telah memperoleh keterampilan konsepsional. Skill ini dipunyai oleh peneliti yang
cukup berpengalaman dan oleh doktor-doktor filosofi .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai