Anda di halaman 1dari 6

BIOLOGI PERIKANAN

SEKSUALITAS IKAN

Disusun oleh :
Abdurrahman Faris - 230110150154
Perikanan B

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017

SEKSUALITAS IKAN
I. Istilah-Istilah Umum dan Ciri-Ciri Seksualitas Ikan
A. Istilah Umum Seksualitas Ikan
Menurut Effendi (1995) dalam Mohammad Fadnan Akhmadi (2014) Ikan jantan ialah
ikan yang mempunyai organ penghasil sperma. Dan Ikan betina ialah ikan yang
mempunyai organ penghasil ovum atau telur. Apabila suatu populasi terdiri dari ikan-
ikan yang berbeda seksualitasnya (jantan dan betina) maka populasi tersebut disebut
populasi heteroseksual. Sedangkan suatu populasi yang hanya terdiri dari ikan satu
jenis seksualitasnya (jantan atau betina saja) maka populasi tersebut disebut populasi
monoseksual atau uniseksual.
B. Ciri-ciri Seksualitas Ikan
1. Sifat Seksualitas Primer
Sifat seksual primer ialah ciri pokok atau utama yang dipakai untuk membedakan
ikan jantan dan ikan betina.
Ciri-ciri seksual primer:
a. Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Contoh:
testis dan salurannya pada ikan jantan; ovarium dan salurannya pada ikan
betina dan dapat diketahui dengan proses pembedahan.
b. Bentuk urogenital pada jantan dan betina yang memiliki karakter tertentu.

Betina (kiri) Jantan (kanan)


2. Sifat Seksual Sekunder
Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina.
Ciri-ciri seksual sekunder:
a. Merupakan karakter yang dapat terlihat dari luar tubuh ikan, dapat dipakai
untuk membedakan ikan jantan & betina, wlpun kadang kala tdk memberikan
hasil yg nyata.
b. Spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat
seksual dimorfisme.
c. Namun, apabila satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan
perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme

Beta spp. (cupang) (warna cerah pada jantan)


Sifat seksual sekunder terbagi menjadi 2 jenis/tipe:
a. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu
musim pemijahan saja. Contoh:
1. Ovipositor yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur, pada ikan
Rhodes amarus betina.
2. Adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan
contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan
b. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap
ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan, misalnya:
1. Sirip ekor lebih panjang pd ikan jantan: contoh plati pedang ( Xiphophorus
helleri )
2. Warna tubuh lebih cemerlang pd ikan jantan: Beta spp. dan berbagai jenis
ikan Karang
3. Bentuk tubuh betina yang lebih besar
4. Clasper: Elasmobranchii (hiu), Gonopodium : Gambusia affinis

II. Jenis Seksualitas Ikan


Konsep tentang seksualitas ikan:
(1) Ikan jantan
(2) Ikan betina
(3) Populasi heteroseksual dan populasi monoseksual
(4) Seksualitas primer dan sekunder
(5) Hermaproditisme
(6) Gonokhorisme
A. Hermaproditisme
Apabila dalam suatu individu ikan di dalam tubuhnya terdapat jaringan ovarium
yang dikenal sebagai penentu individu betina dan juga terdapat jaringan testes sebagai
penentu individu jantan maka itu dikatakan hermaprodit. Jaringan ovarium dan
jaringan testes tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad
yang ada pada individu normal. Macam hermaproditisme pada ikan dapat ditentukan
berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testes yang terdapat dalam satu individu.
Ada tiga macam hermaprodit pada ikan, yaitu:
1. Hermaprodit Sinkroni
Hermaprodit sinkroni terjadi apabila di dalam gonad individu ikan terdapat sel seks
betina dan sel seks jantan yang dapat masak bersama-sama. Gonadnya mempunyai
daerah ovarium yang mengandung telur dan daerah testes yang mengandung sperma,
dimana telur dan spermanya dapat masak bersama-sama dan masing-masing siap
untuk dikeluarkan.
Ikan hermaprodit sinkroni ini dapat mengadakan pembuahan sendiri dengan
mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang
sama. Namun jika tidak mengadakan pembuahan sendiri maka dalam satu kali
pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula berlaku sebagai ikan
betina. Apabila ikan telah berlaku sebagai ikan jantan dengan mengeluarkan sperma
untuk membuahi telur dari ikan yang lain, maka ia sendiri tetap dapat berlaku sebagai
ikan betina dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu yang
lain.
2. Hermaprodit Protandri
Hermaprodit protandri terjadi apabila di dalam tubuh individu ikan mempunyai gonad
yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih
muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testes, tetapi jaringan testes
tersebut mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan
testesnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, kemudian akan terjadi masa
transisi dimana selama itu jaringan ovariumnya membesar dan testesnya mengkerut.
Pada ikan yang sudah tua umumnya testes tadi sudah tereduksi sekali sehingga
sebagian besar dari gonad tadi diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi.
3. Hermaprodit Protogini
Hermaprodit protogini terjadi apabila di dalam tubuh individu ikan mempunyai
gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase betina ke fase jantan. Pada
beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan,
jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testesnya berkembang.
B. Gonokhorisme
Gonokhorisme adalah suatu kondisi seksual berganda dimana pada ikan bertahap
juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya.
Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium. Setelah keadaan ini
yaitu ikan yang mempunyai gonad semacam ovarium, setengah dari individu ikan-ikan
itu gonadnya menjadi ovarium dan setengahnya lagi menjadi testes. Dengan kata lain
setengahnya menjadi betina dan setengahnya lagi menjadi jantan.
Gonokhoris yang seperti itulah yang dinamakan gonokhoris tidak
berdiferensiasi, dimana keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks secara
spontan. Ikan gonokhoris yang berdiferensiasi sejak dari mudanya sudah ada
perbedaan antara jantan dan betina dan perbedaan itu tetap sejak dari kecil sampai
dewasa. Karena stabilnya pada ikan-ikan yang gonokhoris berdiferensiasi tidak
terdapat spesies yang interseks.
Daftar Pustaka
Akhmadi, M. F. (2014). Organ Seksualitas Ikan. Retrieved 02 24, 2017, from Scribd:
https://id.scribd.com/doc/309662677/Organ-Seksualitas-Ikan-Pertemuan-2-Ppt

Efendi, Y. (2006). Sistem Reproduksi. In Sistem Organ Ikan (pp. 103-107). Padang: Universitas
Bung Hatta.

Anda mungkin juga menyukai