Anda di halaman 1dari 12

LIPID

Aghisni Rohman 230110150110


Kelas B Perikanan, Kelompok 2
ABSTRAK
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
atau manusia. Lipid juga bersifat hidrofobik yang berarti zat-zat tersebut sukar atau tidak
larut dalam air tetapi dapat diekstrak dengan pelarut non polar.Lipid yang berbentuk cair pada
suhu ruang disebut minyak dan yang berbentuk padat disebut lemak. Reaksi pembuatan
sabun disebut reaksi saponifikasi lemak dan menghasilkan gliserol. Tujuan dari
praktikum ini adalah pemanfaatanasam lemak pada pembuatan sabun
dan mengkarakterisasi produk sabun yang dihasilkan. Prinsipnya hodrolisis
dalam lingkungan basa kuat mengasilkan gliserol dan garam dari asam lemah. Sampel yang
digunakan dalam praktikum adalah minyak goreng dan minyak zaitun. Kegiatan dilakukan
dengan mengambil 5 tetes sampel yang kemudian diberi pelakuan basa kuat, lalu dipanaskan
dan diberi penambahan asam lemah. Hasil yang didapatkan pada kegiatan ini idealnya sampel
yang berwarna putih keruh yang mengidentifikasi adanya sabun yang dihasilkan dari proses
saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam NaOH sampai
terhidolisis sempurna.
Kata Kunci:lipid, saponifikasi, minyak goreng, minyak zaitun, hidrolisis, asam, basa
ABSTRACT
Lipids are a group of organic compounds found in plants, animals or humans. Lipids are also
hydrophobic substances which means it is difficult or insoluble in water but can be extracted
with a solvent non polar. Lipid liquid at room temperature are called oils and solid form
called fat. Soap making reaction called saponification reaction of fat and produce
gliserol.Tujuan of this lab is the utilization of fatty acids in the manufacture of soaps and
characterize the resulting soap products. The principle of a strong base hydrolysis in the
environment to produce glycerol and salts of a weak acid. The sample used in the lab is
cooking oil and olive oil. Activities carried out by taking 5 drops of sample are then given the
commission of a strong base, and then heated and by the addition of a weak acid. The results
obtained in these activities ideally white turbid samples that identify the soap resulting from
saponification, the hydrolysis of fats into fatty acids and glycerol in NaOH until terhidolisis
perfect.
Keyword:lipid, saponification, cooking oil, olive oil, hydrolysis, acid, base
PENDAHULUAN
Lipid adalah zat organik yang sangat hidrofobik yang berarti bahwa zat zat tersebut
sangat sukar atau sama sekali tidak larut dalam air. Di dalam sel terdapat bermacam jenis
lipid tiogari tetapi kita akan memusatkan perhatian kita pada tiga golongan yaitu lemak,

fosfolid, dan steroid. Molekul lemak terdiri atas empat bagian : satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Tiap asam lemak terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus karboksil
di ujungnya. Molekul gliserol mempunyai tiga gugus hidroksil (-OH) dan tiap gugus
hidroksil ini dapat mengadakan interaksi dengan gugus karboksil asam lemak (Willey 2000).
Lemak merupakan komponen utama dari membran sistem kehidupan. Dua tipe lemak
yang dapat tersaponifikasi dalam membran memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya
dan dengan demikian disebut sebagai fosfolipid. Salah satu jenis yang memilki gliserol
sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memilki sfingosin(sfingolipid)
(Armstrong 1995).
Seperti karbohidrat, lipid juga tesusun dari atom atom karbon, hidrogen, dan oksigen
tatapi lemak selalu memiliki porsi asam hifrogrn yang lebih banyak disbanding pada molkeul
karbohidrat. Lemak disintesis dari glioseol dan san asam lemak Di dalam sel glisrol
disintesis dari glukosa . Asam lemak yang palinmg sederhana adalah asam asetat. Gugus
asam lemak (-COOH) merupakan ciri dari molekul asam asam organik (Lakitan 2004).
Lemak dicirikan dengan ketidaklarutannya didalam air dan kelarutannya di dalam pelarut
organik, benda fisik, yang merefleksikan hidrophobiknya, hidrokarbon alami. Lipid meliputi
senyawa senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak. Klasifikasi Lipiddapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Lipid sederhana
1. Lemak netral: monogliserida, digliserida dan trigliserida (ester asam lemak dengan
gliserol).
2. Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
b. Lipid Majemuk
1. Fosfolipida
2. Lipoprotein
c. Lipid Turunan
1. Asam lemak
2. Sterol (Conn and Stumpf 1963)
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan sumber
energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan
adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut
zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi
misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan

testosteron berfungsi sebagai hormon kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan


sebagai provitamin D (Sutresna, 2009).
Lipid sederhana dapat dibagi 2 golongan yaitu ester lemak dan gliserol dan ester asam
lemak. Lipid majemuk berupa ester asam lemak dengan alcohol yang mengandung gugus
contohnya fosfolipida, serebrosida, glikolipida, sulfolipida, aminolipida. Lipid Turunan
merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu. Termasuk kedalam
golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alkohol, aldehida, dan keton. Asam lemak
merupakan senyawa pembangun berbagai lipida, termasuk lipida sederhana, fosfogliserida,
glikolipida, ester kolesterol, lilin, dan lain lain. Telah diisolasi lebih dari 70 macam asam
lemak dari berbagai sel dan jaringan. Semuanya berupa rantai hidrokarbon dengan ujungnya
berupa gugus karboksil. Rantai ini bisa jenuh atau bisa juga mengandung ikatan rangkap
(Girindra 1993).
Fosfolipida terdapat dalam tiap sel hidup, dibentuk di dalam hati dan menempati
urutan ke 2 kandungan lipida dalam tubuh. Fosfolipida merupakan trigliserida di mana asam
lemak pada posisi karbon ketiga ditempati oleh gugus fosfta dan gugus basa mengandung
nitrogen. Gugus basa pada fosfolipida menentukan nama fosfolipida tersebut. Sebagai
contoh, fosfatidikolin (lesitin) mempunyai gugus kolin, sedangkan fosfatidilserin mempunyai
gugus serin sebagai gugus basanya (Fessenden and Fessenden 1999).
Minyak bersifat tidak larut dalam pelarut polar & larut dalam pelarut non polar.
Pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Sabun
adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di alam bebas.
Secara umum reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan asam lemak + NaOH
menghasilkan air & garam. Natrium stear dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras
dan tidak larut (Taufik, 2010).
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami.
Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor
bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak)
dari badan dan pakaian.Sabun juga mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin bisa
melembabkan dan melembutkan kulit, menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga. Oleh
karena itu dilakukan percobaan pembuatan sabun dan pengujian terhadap sifat-sifat sabun,
sehingga akan didapat sabun yang berkualitas (Levenspiel 1972).
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak
dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuatan kondisi basa yang biasa digunakan adalah
natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH). Jika basa yang digunakan adalah

NaOH, maka produk reaksi tersebut berupa sabun keras (padat), sedangkan basa yang
digunakan berupa KOH maka produk reaksi berupa sabun cair (Dalimunthe 2009).
Trigliserida bereaksi dengan alkali membentuk sabun dan gliserol. Proses ini dikenal
sebagai saponifikasi. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
pembuatan sabun tetapi kalium hidroksida dapat pula digunakan. Reaksi saponifikasi sebagai
berikut:

Gambar 1. Reaksi Saponifikasi (Ketaren, 1986)

Fungsi sabun adalah sebagai bahan pembersih. Sabun menurunkan tegangan


permukaan air, sehingga memungkinkan air itu membasahi bahan yang dicuci dengan lebih
efektif, sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan
gemuk; dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran (Keenan 1980).
Menurut Rohman (2009), beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam
proses pembuatan sabun salah satunya adalah minyak sawit dan minyak zaitun. Minyak
kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit
berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika
akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu.
Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa.
Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa
sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan
persentase yang hampir sama. Asam lemak yang pada rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan
rangkap disebut asam lemak tidak jenuh, dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap pada
rantai hidrokarbonnya disebut asam lemak jenuh. Asam palmitat dan asam oleat merupakan
asam lemak yang dominan terkandung dalam minyak sawit, sedangkan kandungan asam
lemak linoleat dan asam stearatnya sedikit (Simeh 2004). Asam palmitat merupakan asam
lemak jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair (meelting point) yang tinggi yaitu 64C.

Kandungan asam palmitat yang tinggi ini membuat minyak sawit lebih tahan terhadap
oksidasi (ketengikan) dibanding jenis minyak lain. Asam oleat merupakan asam lemak tidak
jenuh rantai panjang dengan panjang rantai C18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair
asam oleat lebih rendah dibanding asam palmitat yaitu 14C (Belitz dkk. 2004).
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas
tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat
yang keras tapi lembut bagi kulit. Minyak dapat digunakan untuk memasak, kosmetik, obat
herbal, dan sabun, dan juga sebagai bahan bakar untuk lampu minyak. Manfaat minyak
zaitun sangat banyak bagi kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi
(utamanya asam oleik dan polifenol).
Tujuan dari praktikum lipid ini adalah mampu memanfaatkan asam lemak pada
pembuatan sabun (saponifikasi) dan mengkarakteristikan produk sabun yang dihasilkan
(kelarutan uji, uji gliserol, dan ketidak jenuhan)

METODOLOGI PENELITIAN
Praktikum Lipid dilaksanakan pada hari Selasa, 24 November 2015 yang bertempatkan
di Laboratorium Akuakutur Gedung Dekanat FPIK, Universitas Padjadjaran Kampus
Jatinangor pada pukul 10.00 12.00. Pada praktikumlipid membutuhkan beberapa alat dan
bahan untuk mendukung keberlangsungan praktikum.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Lipid ini antara lain, gelas ukur untuk
mengukur volume suatu larutan. Spatula, yang digunakan untuk mencampurlarutan. Hot plate
yang digunakan untuk memanaskan sampel minyak . Tabung reaksi, sebagai wadah sampel
serta rak tabung. Ada juga pipet tetes, beaker glass untuk wadah sampel.
Selain alat-alat yang menunjang keberlangsungan suatu praktikum, ada pula bahanbahan yang mendukung terjadinya suatu praktikum. Bahan-bahan yang mendukung
praktikum lipid kali ini antara lain, minya goreng dan minya zaitun sebagai sampel, serta
untuk merekasikan digunakan KOH, NaOH sebagai basa dan H 2SO4, CH3COOH sebagai
pereaksi asam, juga akuades sebagai pelarut.
Prosedur praktikum lipid kali ini adalah sebagai berikut :
Dimasukkan 4-5 tetes minyak sampel kedalam
tabung reaksi yang berisi akuades 3 ml

Ditambah KOH/NaOH 1 ml

Dikocok dan diamati pembentukan basanya

Dipanaskan di dalam hotplate 10 menit

Diamati dan ditambah 1 ml CH3COOH/H2SO4

Dipanaskan kembali hingga minyak larut

Diamati perubahan yang terjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Laboratorium Akuakultur
Kel

Sampel
Minyak
Goreng

Pemanasan
10

+ asam

Homogen,
terbentuk busa
di bagian atas

Terdapatlapisancoklat
diantaraminyakdanak
uadessertaterbentukb
usa

Larutan menjadi
homogen, warna
putih kekuningan

2 lapisan,
lapisan atas
putih
kekuningan,
bagian bawah
keruh

Terdapat 2 lapisan,
kuningkeruhdibagian
atasdanputihdibagian
bawah

Bagian atas
berwarna kuning
muda dan terdapat
gumpalan, serta
bagian bawah lebih
bening

Terdapat 2
lapisan dan
buih, lapisan
bawah lebih
bening

Terdapat 2
lapisan,kuningkeruhb
agianatasdansemakin
beningbagianbawah

2 lapisan,ada
buih, lapisan
bawah lebih

Terdapat 2
lapisan,kuningkeruhb
agianatasdansemakin

11

KOH

Pemanasan 5

Terdapat 2 lapisan,
bagian atas putih
kekuningan dan
ada gumpalan
coklat melayang

Terdapat 2
lapisan,
lapisan atas
minyak dan
lapisan
bawah
akuades

+ basa

Terdapat 2 lapisan,
bagian atas putih
kekuningan dan
ada gumpalan

H2SO4

coklat melayang

bening

beningbagianbawah

Ada gumpalan
diatas, berwarna
kuning keruh
diatas, dan bening
di bawah

2 lapisan,
lapisan atas
putih
kekuningan,
bagian bawah
bening

Terdapat 2
lapisan,bagianatasada
lahhasilsampingansab
unyaitugliseridadanba
gianbawahadalahsabu
ndenganbauasampeka
t

Ada gumpalan
diatas, berwarna
kuning keruh
diatas, dan bening
di bawah

2 lapisan,
lapisan atas
putih keruh dan
lapisan bawah
bening

Terdapat 2
lapisan,kuningkeruhb
agianatasdanputihbag
ianbawah

Larutan menjadi
homogen, berwarna
putih kekuningan

Terdapat 2
lapisa, lapisan
bawah putih
susu dan
lapisan bawah
kuning muda

Terdapat 2
lapisan,kuningkeruhb
agianatasdanputihbag
ianbawah

Larutan menjadi
homogen, berwarna
putih kekuningan

2 lapisan,
lapisan atas
keruh dan
lapisan bawah
bening

Terdapat 2
lapisan,kuningkeruhb
agianatasdanputihbag
ianbawah

Larutanmenjadiho
mogendanberwarna
putihsusu

2 lapisan,
lapisanataskuni
ngminyakdanla
pisanbawahputi
hkeruh

Larutanmrnjadi
homogeny

2 lapisan,
terdapatendapa
ncoklatdanberb
usa

Endapancoklatmenja
dilebihsedikit,
lapisanatasberwarnak
uningsertaberbusadan
lapisanbawahmenjadi
iwarnaputih

Larutanmenjadiho
mogenberwarnaput
ih

2 lapisan,
lapisanataskuni
ngpucatdanlapis
anbawahkeruh

Terdapat 2 lapisan,
lapisanatasberwarnak
uningkeruhdanlapisan
bawahberwanaputihs
usu(jikadikocokakanh
omogenkembali)

NaOH

10

12

Minyak
Zaitun
5

13

15

Terdapat 2
lapisan,
lapisan atas
minyak dan
lapisan
bawah
akuades

KOH

Larutanmenjadiker
uh,
lapisanatasputihkek
uningan,
lapisanbawahputih

Lapisanterlihatl
ebihterpisahdari
sebelumnya

CH3COOH

H2SO4

Terdapat 2 lapisan,
lapisanataskuningker
uhdanlapisanbawahp
utih ,
sertaterdapatendapan
coklatdibawahnya

Lapisanatasberwarna
coklatgelapdanlapisa
nbawahberwarnaputi
hkeruh

keruhdanterdapatbe
rcakbercakkecoklatsn di
dasar

Larutanmenjadiho
mogenwarnaputih ,
sedikitberbusa

Terdapat 2
lapisan,
lapisanataskuni
ngpekatdanlapis
anbawahbening
agakputih

Terdapat 2 lapisan,
lapisanataskuningtera
ngdanlapisanbawahp
utihsusupekat

Larutanmenjadiho
mogenberwarnaput
ih

2 fase,
lapisanatasberw
arnakuningdanl
apisanbawahbe
ning

2 fase,
diatasberwarnakuning
seditdandibawahberw
arnaputihsusu

14

Larutanmenjadiho
mogendanberwarna
putih

2 fase,
lapisanatasberw
arnakuningdanl
apisanbawahbe
ning,
sertaterdapatbui
h

16

Larutanmenjadiiho
mogen,
tapisetelahdidiamk
anterbentuk 2
lapisan,
lapisanadaterdapatb
uihdanlapisanbawa
hakuadesberwarnak
eruh

2 fase,
lapisanatasberw
arnakuningpuca
tdanlapisanbaw
ahkeruh

NaOH

CH3COOH

Cairankental di
bawahberwarnaputihs
usu, ataskuningcair

Terdapat 2 lapisan,
lapisanatasberwarnak
uningkeruhdanlapisan
keduaberwarnaputihs
usu
(jikadikocokakanhom
ogenkembali)

PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang ada pada di tabel 1, praktikum lipid kali ini kelompok
praktikan kelompok 2 menggunakan minyak goreng sebagi sampel ditambahkan pereaksi
basa yaitu NaOH dan peraksi asam yaitu CH3COOH.
Terdapat dua sampel yang berbeda untuk dilakukan reaksi saponifikasi. Yaitu minyak
goreng dan minyak zaitun. Minyak adalah salah satu zat yang merupakan bagian dari lipid
atau lemak karena memiliki kesamaan sifat yaitu tidak dapat larut dalam air. Minyak adalah
suatu ester alam yang berasal dari hewan dan tanaman. Minyak merupakan suatu ester karena
dibentuk melalui reaksi esterifakasi antara alkohol (gliserol) dan asam karboksilat (asam
lemak). Memiliki titik didih rendah dan terasa licin apabila dipegang (Sunarya, 2007).

Perlakuan pertama yaitu sampel yang berupa minyak goreng ditambahkan 3 mL


aquades. Hasilnya minyak dan aquades tadi tidak bisa menyatu, karena minyak bersifat
nonpolar atau tidak menyatu dengan larutan polar atau air (Harbore 1987). Lalu ditambahkan
basa yang berupa CH3COOH dan diberi perlakuan panas selama 10 menit. Setelah dilakukan
pemanasan, diamati dan hasilnya cairan minyak dan aquades terpisah, cairan minyak di atas
dan larutan bening di bagian bawah. Tujuan penambahan NaOH adalah sebagai alkali dalam
proses reaksi saponifikasi dalam pembentukan sabun. NaOH atau yang biasa dikenal soda
koustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam
pembuatan sabun keras. KOH biasa digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya
yang mudah larut dalam air. Na2CO3 adalah alkali yang mudah dan dapat menyabunkan
asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (Ketaren 2005).
Setelah ditambahkan CH3COOH pada sampel minyak dan di panaskan, sampel
kemudian dikocok dan di tetesi 5 tetes H2SO4, dan ketika di selesai di panaskan selama kurang
lebih 5 menit, hasilnya larutan jadi putih keruh membentuk sabun, tetapi di bagian atas
terdapat lapisan berwarna kekuningan, juga tidak berbau. Penambahan asam ini bertujuan
sebagai katalis pada proses hidrolisis gliserol yang terbentuk agar terhidrolisis secara
sempurna. Katalis yang dapat digunakan dalam pembuatan biodiesel dengan produk samping
gliserol adalah asam, basa dan penukar ion. Katalis basa akan bereaksi dengan salah satu
reaktan (protolytic reacton) yang ditambahkan akan berbentuk ion yang mempunyai muatan.
Ion yang bermuatan ini tidak akan bertindak sebagai katalis dan pada umumnya lebih kuat
dari biasanya. (Kirk and Othmer, 1979)
Lalu setelah diberi perlakuan pemanasan dan diamati, tambahkan pereaksi asam yaitu
CH3COOH dan hasilnya adalah minyak dan air terpisah, larutan masih sama dengan waktu
ketika pemanasan. Reaksi saponifikasi pada kelompok kami sebenarnya berangsur positif
karena ada indikasi sabun berwarna putih di bawah larutan, hanya saja masih ada sisa minyak
yang terdapat pada tabung reaksi yang mengindikasi minyak tidak bersatu dengan sampel, hal
itu menunjukkan bahwa reaksi hidrolisis tidak berlangsung sempurna. Seharusnya pada
proses saponifikasi ini dihasilkan larutan yang berwarna putih (Permono 2005).
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua
komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau potasium.
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium
dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH
dikenal dengan sabun keras, sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan
sabun lunak. Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi

minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk sampingan yaitu gliserol,
sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol. Proses saponifikasi terjadi
karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena
reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Ophardt 2003)
Sampel yang diuji salah satu hadalah menggunakan larutan cuka CH3COOH. Dan
hasilnya tidak jauh beda dari yang dihasilkan oleh larutan H2SO4. Yang membedakan adalah
waktu pembentukan sabun. Pada pereaksi H2SO4 larutan lebih cepat memebentuk sabun
dibandingkan dengan menggunakan pereaksi larutan cuka CH3COOH karena larutan
H2SO4lebih reaktif dibandingkan larutan cuka CH3COOH.
Proses hidrolisis pada sampel dengan bantuan asam berfungsi sebagai penguji
karakteristik produk sabun yang dihasilkan. Melalui reaksi hidrolisis tersebut maka
didapatkan hasil sabun yang larut dalam air serta tidak terlalu jenuh, hal tersebut. Karena
komposisi mnyak yang digunakan tidak terlalu banyak dibandingkan dengan air yang
diguanakan sebagai pelarut hasil reaksi hidrolisis pada gliserol.
Hampir setiap kelompok semua percobaannya dapat dikatakan positif, karena
menghasilkan sabun yang diindikasi dari perubahan warna dengan busa yang terdapat pada
larutan. Terdapat gliserol juga sebagai hasil sampingannya juga, hanya saja pada lab
Akuakultur tidak ada sampel yang tersaponifikasi secara sempurna. Hal tersebut mungkin
saja terjadi karena waktu pemanasan yang tidak sesuai dan perlakuan yang tidak sesuai yang
dilakukan praktikan baik dari pengukuran sampel ataupun kesalahan-kesalahan lainnya.

KESIMPULAN
Reaksi saponifikasi merupakan reaksi pembentukan sabun melalui reaksi minyak
dengan alkali KOH dan NaOH. Hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah hidrolisis
asam yang menghasilkan sabun dan gliserol. Sabun dapat diindikasi dari larutan yang
berwarna putih dan busa/buih. Sampel yang diberi pereaksi asam kuat lebih cepat bereaksi
daripad aasam lemah karena asam kuat lebih reaktif dengan sampel. Dapat dikatakan
praktikum mendapatkan hasil yang positif tetapi reaksi saponifikasi tidak terjadi secara
sempurna karena masih ada sisa minyak yang terdapat pada sampel. Kesalahan mungkin saja
dapat terjadi pada praktikan baik dari segi ketepatan dalam pemberian takaran sampel atau
lama waktu pemanasan, dan alat alat yang tidak steril juga, diahrapkan kesalahan-kesalahan
tersebut dapat diatasi agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Modul Praktikum Fotosintesis. Universitas Padjadjaran.
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Kimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Conn, E. C and P.K. Stumpf. 1963. Biochemistry. John Willey and sons Inc. Sidney
Dalimunthe, Nur Asyiah. 2009. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi
Padat. Jurusan Teknik Kimia. Tesis: Universitas Sumatra Utara.
Fessenden, J. R. and Fessenden, J. S. 1998. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Girindra, A. 1993. Biokimia 1. Penerbit Gramedia. Jakarta
Harrow, B. and Mazor, A. 1964. Biochemistry eight edition. W.B.SoUNDERS Camp.
London
Hawab, H.M. 2005. Pengantar Biokimia. Edisi Revisi. Bayumedia. Medan.
Kirk. RE and Otmer. DF, Kirk-Otmer Encyclopedia of Chemical Technologi vol 5 dan vol
11, edisi 3, Jhon Wiley and sons, New York, 1979.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat yang digunakan

Beaker glass dan water bath

Gelas Ukur dan Pipet tetes

Rak tabung

Tabung Reaksi

Label

Penjepit

Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Minyak Goreng

Minyak Zaitun

Larutan NaOH

Larutan KOH

Larutan H2SO4

Larutan CH3COOH

Lampiran 3. Kegiatan Praktikum

Memasukkan sampel minyak goreng dan


akuades ke tabung reaksi

Sampel dipanaskan selama 10 menit

Menambahkan NaOH kemudian dipanaskan


selama 5 menit, setelah selesai ditambahkan
CH3COOH

Perubahan yang terjadi diamati

Anda mungkin juga menyukai