Anda di halaman 1dari 2

NAMA

: DAMAR PRATAMA PUTRA

NPM

: 230110150142

KELAS

: B PERIKANAN
Fisiologi Hewan Air

Ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, suhu tubuhnya mengikuti


suhu lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas .
Oleh karena itu, perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan
oksigen terlarut yang akan berakibat pada laju pernafasan dan laju metabolisme
hewan akuatik tersebut. Ikan bernafas dengan menggunakan insang yang ditutupi
oleh tutup insang (operculum). Proses pernafasan pada ikan adalah dengan
membukanya mulut, sehingga terdapat sedikit tekanan negatif dalam rongga
maupun rongga insang.
Begitu mulut ditutup, tekanan dalam rongga mulut meningkat (menjadi
positif), air di dorong masuk rongga insang dan selanjutnya mendorong operculum,
dan air keluar rongga insang. Tekanan dalam rongga mulut dari rongga insang
menjadi lebih kecil daripada tekanan air diluar tubuh, sehingga tutup insang
menutup kembali. Pada saat air masuk ke dalam rongga maka oksigen yang terlarut
dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam
insang sedangkan pada saat air keluar melalui insang karbondioksida juga
dikeluarkan.
Pada suhu kamar 27C frekuensi bukaan lebih sedikit dibandingkan
dengan, ketika suhu dinaikan menjadi 30C frekuensi operculum akan lebih banyak .
Hal ini menandakan bahwa saat suhu dinaikkan,frekuensi bukaan operculum ikan
akan semakin meningkat. Saat suhu meningkat, laju metabolisme ikan akan
meningkat sehingga gerakan membuka dan menutupnya operculum ikan akan lebih
cepat daripada suhu awal (suhu kamar). Selain itu, pada suhu yang tinggi juga
jumlah oksigen yang tersedia pada air panas/ bersuhu tinggi lebih sedikit

dibandingkan pada suhu normal sehingga ikan tersebut akan lebih sering mengambil
oksigen, karena saat suhu naik ikan tersebut kekurangan oksigen.
Hal ini menandakan bahwa saat suhu diturunkan, gerakan operculum
ikan akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan saat suhu turun proses metabolisme
akan berjalan lambat mengakibatkan kebutuhan O menurun, sehingga
gerakannya melambat. Penurunan O juga dapat menyebabkan kelarutan O di
lingkungannya meningkat.

SUMBER :
Effendie, M.I.1978. Biologi Perikanan I. Studi Natural History. Fakultas Perikanan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ikhtiology, Rahardjo,. M.F dkk, Bandung : Lubuk Agung, 2011

Anda mungkin juga menyukai