Anda di halaman 1dari 9

Klasifikasi Plankton

Susunan klasifikasi plankton dalam taksonomi adalah sebagai berikut menurut notji 2008 :

Phylum/Divisi - Kelas Ordo (bangsa) Familia (suku) Genus (jenis) - Spesies

1. Kelas Chroococcopytceae

Berbentuk sel tunggal atau kelompok tanpa spora, warna kehijauan. Berkembangbiak dengan membelah membentuk nanospora,
endospora atau eksospora. Tidak membentuk trikom.

Chroococcopytceac dibagi 3 bangsa.

Bangsa Chroococcales

Sel tunggal atau koloni, berkembang biak dengan membelah dengan membentuk nanocysta.

Contoh : Chroococcus, Gleocapsa, Merismopedia, Eucapsis, Microcystis, Aphanocapsa dsb.

Bangsa Chamaesiphonales

Sel tunggal atau koloni berbentuk benang, memiliki spora yang terbentuk dari isi sel (endospora)dan eksospora.
Contoh : Chamaesiphon

Bangsa Pleurocapsales

Benang membentuk hormogonium, reproduksi dengan endospora


Contoh : Pleurocapsa, Dermocapsa

2. Kelas Hormogoniophyceae

Berbentuk filament dan dapat bercabang , memiliki trikom, heterosista dan akinet

Bangsa Stigonematales
Bangsa ini memiliki percangan sejati
Contoh : Stigonema

Divisi Chrysophyta/Bacillariophyta

Merupakan sel tunggal, dengan ciri khas dinding yang mengandung silikat, dan sel terdiri dari 2 bagian (cawan) zat warna berupa
klorofil a dan c, b-karoten, fucoxatin, diatoxanthin, diadinoxanthin. Talus disebut frustula yang terdiri dari valve (atas) dan girdle
(bawah). Reproduksi asexual umumnya dengan pembelahan dan sexual secara oogami dan isogami.

Dibagi menjadi 2 Bangsa :

1.1. Centrales

Kenampakan tubuh berupa raphe dan girdle, tubuh simetri radial.


Contoh : Cascinodiscus, Bidulphia, Melosira, Stephanodiscus, Cyclotella, thallasiosira. Chetoceros.

1.2 . Pennales

Bentuk memangjang, bilateral, motil dibagi dua familia :


- Naviculaccae : Amphipleura, Pinnularia, Neidium, Navicula, Pleurosgma, Nitzxchia
- Surirellaceae : Surrirella, Synedra, Fragillaria

Divisi Pyrrophyta(Dinoflagellata)

Thallus / tubuh terdiri dari sel tunggal, memiliki 2 flagel heterocontac (tidak sama panjang) keluar dari sisi perut dalam suatu
saluran. Khloroplast berbentuk cakram, pigmen fotosintesis berupa khlorofil-a, khlorophyl-c, b-carotene, xantophylls, peridinin,
dinoxanin. Tubuh terbagi dua bagian (Epicone dan Hipocone), beberapa genera mengalami reduksi pada bagian epicone
(Amphidinium sp).
Reproduksi asexual dengan pembelahan yang membentuk sel-sel anakan, sexual dengan isogami dan anisogami. Klasifikasi
berdasarkan letak flagel dan ada tidaknya sel pelindung (theca)

1. Kelas Desmophyceac
Sel telanjang, tidak memiliki pelindung, memiliki 2 flagel dan motil

Procentrales

Sel motil , soliter, terbagi 2 bagian yoang pipih


Contoh : Prorocentrum, Exuviella

Desmocapsales

Sel immobile, berwarna / memiliki pigmen


Contoh : Desmocapsa

1.3 Protospidales

Sel tidak berwarna, memiliki theca (sel penutup)

2.Kelas Dinophyceae

Thallus / sel memiliki sel pelindung, 2 flagel yang satu melingkar pada alur, dari kelas ini dapat kita sebut :

Gymnodiniales

sel-sel telanjang, tanpa perubahan bentuk yang berkaitan dengan metabolisme, kadang-kadang memiliki kulit tipis yang terdiri dari
sellulosa.
Contoh : Gymnodinium

Peridiniales

Memiliki panser/dinding dari sellulosa. Papan-papan tersebut dipenuhi dengan pori yang menjadi jalan keluarnya plasma. Pada
bagian tersebut ada bagian yang menyerupai plasma yang memudahkan dalam mengatur gerakan melayang.
Contoh : Peridinium , Protoperidinium

Nocticuales

Organisme soliter, bebas tidak berwarna


Contoh : Noctiluca

Divisi Cryptophyta(Chryptomonads)

Merupakan kelompok alga berflagel yang bentuknya menyerupai pita. Beberapa jenis berwarna merah ( diduga karena adanya
pigmen phycosianin dan phycoeritrin) disamping chlorophyl-a, b dan c.
Contoh : Cryptomonas, Rhodomonas, Nephroselmis dan sebagainya.

Divisi Euglenophyta

Organisme dengan karakteristik memiliki flagel dibagaian anterior, tidak melakukan reproduksi sexual ( asexual dengan
pembelahan longitudina), bentuk sel bulat memanjang, pigmen fotosintesis berupa chlorphyl-a , dan chloropyl-b , b-carotene,
neoxanthin, asthaxanthin dan antheraxtaxantin
1. Kelas Euglenaceae

Bangsa Eutroptiales

Sel hijau dengan dua flagel ditengah, sikontae, habitat umumnya dilaut
Contoh : Eutreptia, Eutrptiales

Bangsa Euglenales

Memiliki dua flagel , hanya satu yang muncul dari canal flagel

Memiliki uniflagela , biflagela atau truflagel, 1 flagel panjang ke arah anterior, flagel lainnya pendek (heterokontae), terdapat organ
seperti mulut
Contoh : Heteronema, Peranema.

B. Zooplankton

Kebanyakan kelompok zooplankton yang sering dijumpai adalah bersifat holoplankton yang berasal dari phylum atau kelas
invertebrate yang hidup di perairan. Terdapat 11 jenis phylum zooplankton yang ada diperairan diantaranya adalah Protozoa,
Cnidaria, Ctenophora, Nemertea, Aschelminthes, Mollusca, Annelida, Arthropoda, Chaetognatha, Echinodermata, Chordata
(Omori, et al, 1984). Diperkirakan mayoritas dari 11 jenis phylum atau kelas invertebrate tersebut berupa zooplankton yang bersifat
holoplankton yang banyak didominasi dari golongan Protozoa, Rotifera, dan Crustacea, serta beberapa dari jenis Polychaeta dan
Molusca. Karakteristik yang khas dari zooplankton adalah memiliki alat gerak walaupun pergerakannya dipengaruhi arus seperti
flagell, cilia, pseudopodia sampai kaki yang sebenarnya.

Phylum Protozoa

Protozoa merupakan tingkat organisme tingkat plasma , berdasarkan alat geraknya, yang sering dijumpai dalam pengamatan
plankton adalah dari kelompok Foraminifera , Radiolaria, Sarcodina, Cillliata dan Tintinnida.

1. Kelas Mastigophora (Flagelata)

Merupakan protozoa yang terbagi dari dua kelompok besar ( phytoflagellata / phytomastigophora dan Zooflagellata /
Zoomastigophora).
Alat gerak berupa flagel, beberapa dipisahkan karena sifatnya menyerupai tumbuhan (Dinoflagellata, Chrysomonadina) meliputi

Sub kelas phytoflagellata

Bangsa Crysomonadina

Contoh : dictyocha, Dinobryon, Emeliania

Bangsa Dinoflagellata

Satu dari beberapa plankton yang mendominasi perairan ini, merupakan kelompok yang penting dalam rantai makanan, yang oleh
karenanya termasuk dalam phytoplankton. Selanjutnya selian itu juga beberpa jenis penyebab terjadinya pasang merah. (red tide),
seperti Ceratium, Dinophysis, Gonyaulax, Gymnodium, Noctiluca, Peridinium dan lain-lain.

Sub kelas Zoomastigophora


- Choanoflagellida (sub kelas Zoomastifophora)
Contoh : Diaphanoeca, Monosiga

2. Kelas Sarcodinea

Karakteristik kelas ini adalah, alat gerak berupa pscudopidia (kaki semu), klasifikasi dari kelas ini berdasarkan bentuk kaki semu .
kelompok ini meliputi :
Amoebina
Foraminifera
Rhizopoda
Radiolaria
Testacida
Holiozora

Species yang sering dijumpai ditambak , globerina (Foraminifera), Actinophrys, Acantochystis (Heliozoa).

Ciliata

Cilia = bulu getar, merupakan kelompok yang paling maju karne mampu melakakukan reproduksi dengan konjugasi. Ciri lain dari
kelas ini adalah memiliki dua nukleus, dibagai menjadi :

Sub kelas Holotrichia


Ciri dari kelompok ini adalah bentuk cilia kecil dan merata
Contoh : Loxodes, Colpoida, paramecium, Pleuronema dan sebagainya.

Suba kelas Spirotrichia

Memiliki bentuk cilia yang berbeda bentuk dan ukurannya (2 macam, disekitar mulut dan lainnya dibagaian tubuh yang lain )
Contoh :
Bangsa Holotrichia : Stentor, busaridium, Spirostomum
Bangsa Oligotrichia : Halteria
Bangsa Tintinnida : Tintinnopsis, Favella, Tintinnus.
Bangsa Hypotrichida : Oxytrichida, Euplotes

Sub kelas Peritricha

Memiliki cilia yang besar dan berbentuk spiral .


Contoh : Vorticella, Epistylis, Zoothammium, Vafinicola, Ophyidium

Phylum Porifera

Tubuh berpori-pori, dan berspicula (dasar klasifikasi porifera) yang tersusun dari kapur, silicon maupun spongin.
Contoh ; Spongilla , Leucosolenia.

Phylum Cnidaria (Coelenterata)

Planktonic carnivor yang menangkap mangsanya dengan tentakel di sekeliling mulut yang bersengat (nematocyst), biasa
dinamakan jelly fish . Coelenterata teridir dari 2 bentuk tubuh yaitu Polyp dan Meusa.

1. Kelas Hydrozoa
Bentuk tubuh polyp dan medusa
Contoh : Obelia, Craspedacusta.

2. Kelas Scypozoa
Bentuk tubuh, medusa
Contoh : Aurelia, Lobonema

3. Kelas Anthozoa
Bentuk tubuh, Polyp
Contoh : Hydra

Phylum Ctenophora

Dikenal dengan nama comb-jelly. Bentuk menyerupai Coelentarta, dibedakan karena memiliki cilia sebagai alat gerak

Contoh : Pleurobrachia, Leucothea, Ocyropsis

Phylum Platyhelnithes (cacing pipih)

Contoh : Mullers larvae, (bersifat holoplankton)

Phylum Nemertea
Contoh : Pilidium larva

Phylum Nemathelminthes (cacing cambuk )

Cacing Nematode sering dijumpai diperairan kolam atau tambak udang terutama didasar (tumpukan bahan organik), tetapi sering
pula dijumpai planktonis bahkan sebagai parasit udang.
Contoh : Nematoda

Phylum Rotifera

Merupakan kelompok yang sering dijumai diperairan / tambak , memiliki semacam appendage pada tubuhnya. Reproduksi dapat
secara parthenogenesis.

Beberapa contoh yang sering dijumpai ditambak : Polyarthra, Hexarthra, Asplancha, Brachionus, Collurella, Trichocerca,
Sylchaeta, Lecane, Euchlanis.

Phylum Chaetognatha (arrow worm)

Disebut juga cacing panah, merupakan predator , bentuknya seperti panah, berwarna transparan, memiliki sepasang sirip.

Contoh : Sagita, Eukrohnia, Spadella

Phylum Annelida

Merupakan cacing bersegmen / ruas , dari kelomopk ini hanya sedikit yang dijumpai melayang-layang sebagai zooplankton. Setiap
segmen tubuh ditumbuhi parapodea pipih. Polychaeta merupakan kelas yang sering ditemui, sering kali individu yang dijumpai
adalah dalam tahap larva.
Contoh : Lepidasthenia, Pelagobia, Callizona, Lagisca.

Phylum Artoropoda

Dari phylum ini yang terpenting / sering dijumpai adalah dari Bangsa :
1. Bangsa Cladocera
Contoh : Daphnia, Bosmina, Diaphanosoma, Alonella, Penilia.

2. Bangsa Copepoda
Terdiri daria 3 sub ordo/ anak bangsa
Calanoida
Contoh : Euclanus, Acartia, Calanus
Cyclopoida
Contoh : Cyclops, Oncaea
Harpacticoida.
Contoh : Harpaticus, Eoterpina (baiasanya merupakan epibenthic)

3. Bansa Ostracorda
Contoh : Chypris

Beberpa sub ordo / bangsa dari Arthopoda, merupakan plankton sementara (meroplankton) dalam sebagaian tahap hidupnya
(larva). Kelompok bangsa lain yang sering dijumpai adalah : Cirripedia , Cumadea , Isopoda, Amphipoda, Mysidacea,
Euphausiacea, Decapoda, Stomatopoda. Dari kelas insecta dalam tahap hidupnyapun sering dijumpai sebagai plankton
seperti Chauborus larva, Chironomus larva dan sebagainya.

Phylum Molusca

Walaupun umumnya merupakan hewan yang mempunyai ukuran besara pada waktu dewasa, pada waktu larva berupa bersifat
plankton.

Contoh : Atlnta, Creus, Limacina, Hyalocylic, Squid.

Nontji, A. 2008. Plankton. LIPI press, anggota IKAPI. Jakarta

A. Phytoplankton

Karakteristik yang khas dari phytoplankton adalah memiliki pigmen-pigmen fotosintesis yang menyebabkan timbulnya
kenampakan warna yang berbeda dari setiap jenisnya. Adanya perbedaan dalam zat warna/pigmen fotosintesis ini dijadikan
sebagai dasar dari klasifikasi phytoplankton.

Berkut adalah klasifikasi phytoplankton menurut Philips Sze (2010).

Divisi Pigmen (zat warna)


Chlorophyta (Green Algae) klorofil-a dan klorofil-b
Cyanophyta (Blue Green Algae) klorofil-a, phycocianobilin, phycoerythrobilin
Chrysophyta/ Bacillariophyta Klorofil-a, C1 dan C2, fucoxanthin,
Pyrrophyta/Dinoflagellata Klorofil-a, C2 dan peridinin
Cryptophyta klorofil-a, C2, phycocianobilin atau
phycoerythrobilin
Euglenophyta klorofil-a dan klorofil-b
Rhodophyta (Red Alge) klorofil-a, phycoerythrobilin

Beberapa pigmen yang dimiliki masing-masing divisi tersebut menampakkan warna yang berbeda. Klorofil menimbulkan
kenampakan warna hijau, phycocianobilin menampakkan warna biru, phycoerythrobilin menampakkan warna kemerahan dan
fucoxanthin menampakkan warna kekuningan.

Perkembang biakan alga mengalami pergantian keturunan (metagenesis) dengan cara pembentukan sporofit yang diploid dan ada
juga dengan pembentukan keturunan yang haploid (gametofir), selain itu juga banyak cara perkembang biakan lainnya misalnya,
membelah, pembentukan gamet (oogami), pembentukan auksospora, pembentukan zoospora dan lain sebagainya.
Divisi Chlorophyta (Green Algae)

Alga hijau memiliki karakteristik kloroplast yang berwarna


hijau, mengandung khorofil-a dan khlorofil-b serta karotenoid dan zantophylls. Pada kloropas terdapat pirenoid, hasil asimilasi
berupa tepung dan lemak. Kloroplas dapat berbentuk, pita, lempeng mangkok, jaringan, cakram dan lainnya.

Reproduksi terjadi secara,


1. Asexual dengan membentuk zoospora dengan 2-4 flagel (isokontae)
2. Sexual, dengan Isogami dengan anisogami, Oogami

Chlorophyta terdiri dari bentuk sel tunggal, koloni maupun filament, sebagai penyusun phytoplankton atau bentos. Walapun ada
juga yang ukurannya besar seperti tanaman.

Chloropyta dibagi 14 Bangsa, Bolbocales, Chlorococcales, Ulotrchales, Chaetophorales, Sphaeropleales, Ulvales, Oedogoniales,
Zy gnematales, Cladophorales, Aerosiphonales, Siphonocladales, Dasycladalcs, Siphonales dan Desmikiales. Bangsa yang sering
dijumpai diperairan, atara lain :

1.1 Volvococales

Merupakan sel tunggal atau koloni kelipatan 2 yang melayang /berenang bebas, dan memiliki flagel. Reproduksi Asexual dengan
pembelahan sel, fragmentasi, sexual dengan pembentukan gamet. Merupakan kelompk alga hijau yang juga dimasukan dalam
klas flagellata (pada sistem taxonomi yang lain)
Contoh : chlamydomonas, pandorina, vovox, gonium, Pleudorina

1.2 Chlorococcales

Merupakan sel tunggal atau koloni, non motil, koloni coenobium (kelipatan 2), reproduksi dengan membentuk zoospora,
autospora secra asexual dan sexual dengan gamet.
Contoh : Chlorella, Chlorococcum, Pedastrum c Scenedesmlus, golenkinea, Oocystis, Planktosphaeria, dictyosphaerium dsb.

1.3 Tetrasporales

Sel tunggal atau koloni bukan merupakan kelipatan tetai terdiri 3-4 sel, reproduksi asexual dengan zoospora, aplanospora, sexual
dengan isogami
Contoh : Tetraspora, Palmela

1.4 Ulothricales

Sel-selnya selalu memiliki satu inti dan satu kloroplas, Bentuk berupa benang tunggal atau bercabang atau lembaran, membentuk
zoospora berflagel 4, Isogami merupakan cara reproduksi sexual.
Contoh : Ulothrix

1.5 Chaetophorales

Berbentuk thallus yang herotrik (ujung dan pangkal beda ), terdiri atas benang benang , bercabang, merayap.
Contoh: Chaetophora, Drapanaldia
1.6 Ulvales

Koloni berbentuk seperti daun, reproduksi dengan zoospora dengan 4 flagel.


Contoh : Ulva, Enteromorpha

1.7 Oedogoniales

Hidup pada air tawar, selnya memiliki satu inti dan kloroplas berbentuk jala. Koloni berbentuk benang. Perkembangan Asexual
dengan zoosplora, seual dengan oogami, beberapa jenis dibagian antheridumnya keluar spora seperti spermatozoid yang
dinamakan androspora dan tidak dapat memuahi sel telur tetapi melekat pada koloni jantan dan tumbh menjadi koloni kecil
Contoh : Oedogonium

1.8 Zygnematales

Koloni berbentuk benang0yang tidak bercabang, reproduksi asexual dengan penambahan panjang. Sexual konjugasi.
Contoh : Spyrogyra, Zygnema

1.9 Desmidiales

Disebut juga ganggang hias karena bentuknya beranekaragam hidup di rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam. Tubuh
biasanya terdiri dari dua keping semi cell pembiakan asexual dengan membelah, sexual dengan kopulasi.
Contoh : Desmidium, Closterium Micrasterias, Staurastrum

Divisi Cyanophyta (Blue Green Algae)

Alga biru / gangang lendir (Cyanophyta), karakteristik dari kelompok Cyanophyta ini adalah, Selnya bersifat Prokarion (tidak
memiliki inti sejati ), Warna sel biru hijau atau hitam, thallus berbentuk sel bulat, silinder yang sering dijumpai membentuk koloni,
bentuk benang atau filamen.

karotenoid dan dua macam kromoprotein (fikosianin (biru) dan fikoeritrin (merah)) yang larut dalam air. Cyanophyceae umumnya
tidak bergerak. Diantara jenis ini ada yang dapat mengadakan gerakan merayap (terutama yang berbentuk benang), gerakan
tersebut mungkin disebakan adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir.

Pada Cyanophyta bentuk benang tersusun dari satu baris sel tunggal yang disebut tricome, trikcome yang tertutup oleh sheat / sel
penutup/pelindung inilah dinamakan filament. Pada Cyanophyta bentuk benang sering dijumpai sel khusus yang disebut
hetrocysta, diduga dapat mengikat / menambat N bebas.

Perkembang biakan secara asextual / vegetatif dengan cara membelah diri dengan membentuk akinete, endospore, nanocysta,
exospora dan untuk filament dengan membentuk hormogon, hormospore.

Phillips, Sze. (2010). School Stress as a Factor in Childrens Responses to Test and
Testing. Journal of Educational Measurement. Vol. 8, No. 1, pp. 21-26. National
Council on Measurement in Education. Diunduh pada 14/01/2015 20:41. dari
http://www.jstor.org/stable/1434248

Anda mungkin juga menyukai