KABUPATEN BANGKALAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
NIM: 145070207111006
i
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
KABUPATEN BANGKALAN
Oleh:
NIM: 145070207111006
Pembimbing-I, Pembimbing-II,
Ns. Ika Setyo Rini, S.Kep., M.Kep Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
Hari : Kamis
Penguji I
Ns. Ika Setyo Rini, S.Kep., M.Kep Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep
NIP. 198108242015042001 NIK. 2014058503052001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmatnya. Tak lupa pula sholawat serta salam
Kabupaten Bangkalan”.
Ketertarikan penulis akan topik ini didasari oleh fakta bahwa angka bebas
jentik yang masih belum mencapai target dengan kondisi dari kader Jumantik
demam berdarah.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat peneliti
Brawijaya
2. Dr. Ahsan S.Kp., M.Kep sebagai ketua Jurusan Progam Studi Ilmu
Akhir ini
4. Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep sebagai pembimbing kedua yang
iv
6. Seluruh pihak Puskesmas Blega yang terkait dan kader Jumantik yang telah
Universitas Brawijaya
8. Yang tercinta kedua orang tua saya Abi dan Ummi serta kakak dan adik-
adikku yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan tanpa henti
9. Orang tersayang, Hanna Mardhotillah F. Terimakasih telah menjadi orang
Akhir ini
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu peneliti membuka diri untuk segala saran dan kritik
Penulis
ABSTRAK
Ariansyah, I.T. 2018. Hubungan Peran Kader Jumantik dengan Angka Bebas
Jentik di Wilayah Kerja Puskesmas Blega. Tugas Akhir, Jurusan Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Pembimbing : (1) Ns. Ika Setyo Rini, S.Kep.,M.Kep (2) Ns. Annisa
Wulan Kartika, S.kep.,M.kep.
Angka Bebas jentik (ABJ) merupakan salah satu indikator pengendalian vector
pada pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kader jumantik
di masyarakat memiliki peranan penting dalam mengendalikan ABJ dan kegiatan
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) secara terus-menerus, melakukan penyuluhan
v
serta menggerakan masyarakat dalam melaksanakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Namun pada kenyataannya, meskipun kader Jumantik sudah
melakukan tugas-tugasnya tapi belum bisa mencapai indikator keberhasilan ABJ
≥ 95 %. Metode penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Responden dalam penelitian ini adalah kader Jumantik yang berjumlah
57 orang. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah peran kader Jumantik
dan variabel dependent adalah Angka Bebas Jentik. Berdasarkan hasil uji
korelasi Koefisien Kontingensi dengan p value sebesar 0,003, korelasi spearman
sebesar 0,390 artinya ada hubungan antara peran kader Jumantik yang
terlaksana dengan Angka Bebas Jentik yang dihasilkan, namun tergolong dalam
kategori lemah karena wilayah yang menghasilkan ABJ masih sedikit. Kepada
Puskesmas Blega dan tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
kampanye kesehatan melalui optimalisasi peran kader Jumantik dan memberi
pengarahan pada masyarakat tentang pentingnya kegiatan pencegahan
terjadinya DBD.
ABSTRACT
Ariansyah, I.T. 2018. The Relationship of Role of Jumantik Cadres with ABJ in
Work Area of Puskesmas Blega. Final Assignment, Department of
Nursing Faculty of Medicine Brawijaya University Malang.
Supervisors: (1) Ns. Ika Setyo Rini, S.Kep., M.Kep (2) Ns. Annisa
Wulan Kartika, S.kep., M.kep.
vi
reach the indicator of ABJ ≥ 95%. The method of this research is descriptive
analytics with cross sectional approach. Respondent in this research is 57 of
Jumantik cadres. Independent variable in this research is role of cadre Jumantik
and dependent variable is ABJ. Based on the result of correlation test of
Contingency Coefficient with p value equal 0,003, spearman correlation 0,390.
There is weak relation between role of Jumantik cader with ABJ, because of ABJ
in Puskesmas Blega still low. To Blega Community Health Center and health
personnel are expected to improve health campaign through optimizing the role
of Jumantik cadres and provide guidance to the community about the importance
of prevention activities of DHF.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………………….......i
Halaman
Persetujuan…………………………………………………………………..ii
Halaman Pengesahan………………………………………………………………….iii
Kata Pengantar iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
vii
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1. 3 Tujuan Penelitian 5
1.3.1.Tujuan Umum 5
1.3.2.Tujuan Khusus 5
1.4. Manfaat Penelitian 5
1.4.1 Teoritis 5
1.4.2 Praktis 6
viii
4.3.1 Variabel Independen 26
4.3.2 Variabel Dependen26
4.4. Lokasi dan waktu Penelitian 26
4.4.1 Lokasi Penelitian 26
4.4.2 Waktu Penelitian 26
4.5. Bahan dan Instrumen Penelitian 27
4.5.1 Alat Ukur Penelitian 27
4.5.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 27
4.6 Definisi Operaional 32
4.7 Prosedur Penelitian 33
4.8 Analisa Data 34
4.8.1 Analisa Univariat 34
4.8.2 Analisa Bivariat 34
4.8.3 Pengelolaan Data 34
4.9 Etika Penelitian 36
4.9.1 Respect for Person (Menghormati harkat dan martabat manusia)
36
4.9.2 Beneficence (Bermanfaat) 36
4.9.3 Non-Maleficence (Tidak Merugikan) 36
4.9.4 Justice (Adil) 37
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Peran Kader Jumantik 42
ix
6.2 Angka Bebas Jentik 43
6.3 Hubungan antara Peran Kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik
44
6.4 Keterbatasan Penelitian 48
6.5 Implikasi Keperawatan 48
DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN 54
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
Lampiran 4 Kuesioner Peran Kader Jumantik…………………………..... 59
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus
DBD di Indonesia pada usia 5-14 tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44
Dengue (DBD) di Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar 54,18 per 100.000
100.000 penduduk. Angka ini masih di atas target nasional ≤ 49 per 100.000
1
2
mencapai 42,3%. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh
pun cukup tinggi. Dari hasil penilaian indikator program menunjukkan bahwa
kenaikan 136% dibanding tahun 2014 (tahun 2014 = 442 orang dan tahun
2015 = 1043 orang), kasus DBD Puskesmas yang terbanyak adalah Blega
(146 kasus), Arosbaya (136 kasus), dan Kamal (101 kasus). (Dinkes
vektor melalui surveilans yang diatur dalam Kepmenkes No. 581 tahun 1992,
3
periodik oleh masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW dalam bentuk PSN
dengan pesan inti 3M plus. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat
diukur pada keberadaan vector yaitu dengan mengukur Angka Bebas Jentik.
Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat
Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu rasio antara jumlah rumah/bangunan yang
tidak ditemukan jentik dengan jumlah rumah bangunan yang diperiksa dikali
kegiatan PSN dengan angka lebih dari 95%, ABJ akan berbanding terbalik
besar angka kesakitan akan tinggi karena resiko penularannya juga akan
serta masyarakat yang telah dikoordinir oleh RT/RW dan tenaga kesehatan
2008).
Jentik. Keberhasilan kegiatan PSN DBD dapat diukur dengan Angka Bebas
Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan
penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi (Depkes RI, 2010), dimana
(Kusumawati, 2008). Kader Jumantik memiliki peran penting dalam hal ini,
masyarakat dapat lebih efektif jika dilakukan oleh kader kesehatan atau
tokoh masyarakat misalnya istri ketua RT, ketua karang taruna, istri kyai dan
kader. Tugas dari kader tersebut tidak hanya melakukan pemantauan jentik
Puskesmas Blega untuk laporan Angka Bebas Jentik masih dibawah angka
1. 3 Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
1.3.2.Tujuan Khusus
Blega
3. Mengidentifikasi hubungan antara peran kader Jumantik dengan
1.4.1 Teoritis
(DBD).
1.4.2 Praktis
1. Bagi peneliti
6
2. Bagi Puskesmas
melaksanakan tugas-tugasnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
surat tugas
perlu)
A. Faktor Lingkungan
Karakteristik wilayah yang berhubungan dengan kehidupan
2016).
2) Kelembaban Udara.
Kelembaban akan berpengaruh terhadap umur nyamuk.
luar rumah akan rusak karena airnya akan terus tumpah dan
lain
b. Bukan tempat penampungan air (non TPA) yaitu tempat
B. Faktor Perilaku
1) Pengetahuan
2) Sikap
satunya adalah sikap dari orang tersebut (Basri, et. al, 2009)
3) Motivasi
individu.
C. Pelayanan Kesehatan
(Kemenkes, 2011).
Tata cara pelaksanaan PJB yaitu:
15
dan gelap.
d. Periksa juga tempat-tempat berpotensi menjadi tempat
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan soial sehingga dapat
keluarga lain.
d. Selanjutnya menceritakan keadaan atau peristiwa yang
lain-lain.
e. Membicarakan tentang penyakit DBD cara penularannya
plus yaitu:
a. Menguras tempat-tempat penampungan air secara rutin,
bening.
c. Memanfaatkan barang-barang yang bisa memungkinkan
nyamuk.
e. Menggunakan alat pelindung diri (APD): kelambu,
tinggalnya
penyakit DBD
pertama
penyakit DBD
diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama
2008).
karang taruna, istri kyai dan sebagainya karena tokoh panutan ini
dengan masyarakat
BAB III
Mengubur 2. Penyuluhan
jentik
ABJ
Keterangan
= Diteliti
= Tidak Diteliti
22
23
Kabupaten Bangkalan
pesan kegiatan inti 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur, selain itu
ada beberapa cara lagi untuk mencegah penularan nyamuk DBD yang
digolongkan dalam kata “plus”, yaitu mengganti air ditempat yang biasanya
PJB sendiri merupakan salah satu kegiatan dari peran kader Jumantik,
PSN DBD dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Hal ini mendasari
METODE PENELITIAN
Blega.
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
24
25
1. Kriteria Inklusi
Puskesmas Blega
2. Kriteria Eksklusi
sebagai berikut:
N
n =
1 + N (d)2
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
d = tingkat signifikaan (p) (0,05)
Besar sampel yang diperoleh melalui perhitungan adalah sebagai
berikut:
66
n = = 57
1 + 66 (0,05)2
Jadi jumlah sempel untuk penelitian ini berjumlah 57 orang dari 19
2018
kategori, yaitu:
Dalam skala guttmen hanya ada dua pilihan jawaban yaitu “Ya”
pertanyaan di kuesioner
2) Terlaksana: jika total skor > mean dari total skor pertanyaan
di kuesioner
penelitian. Oleh karena itu uji validitas dan reliabilitas dilakukan kader
ABJ <95%.
dengan:
(α) 5%.
5%.
tabel.
29
Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. r item
dan ketepatan suatu alat ukur atau uji yang digunakan untuk
alpha lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut sudah reliabel
(handal).
untuk semua variabel lebih besar dari 0,6. Dari ketentuan yang
Tabel 4.3 Definisi Operasional Hubungan Peran Kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik di Puskesmas Blega
No Variabel Definisi Operasional Parameter Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Dependen: Penilaian ukuran Observasi data Laporan 0 = Tidak Bebas (< 95%) Nominal
keberadaan jentik di sekunder yang Pemantauan 1 = Bebas (≥ 95%)
Angka Bebas rumah/bangunan ada di Jentik oleh
Jentik (ABJ) berdasarkan hasil Puskesmas, Jumantik
pemantauan jentik oleh dengan melihat
kader Jumantik Angka Bebas
Jentik (ABJ)
2 Independen: Kegiatan-kegiatan yang Terlaksana atau Kuesioner 0 = Tidak Terlaksana: Nominal
dilakukan oleh kader tidaknya total skor ≤ mean
Peran Kader Jumantik sesuai tugasnya, kegiatan tugas- 1 = Terlaksana: total skor
Jumantik meliputi: tugas Jumantik > mean
1) Pemantauan Jentik
Berkala (PJB) pada
tempat
perkembangbiakan
nyamuk untuk
mengetahui adanya
jentik nyamuk tersebut
yang dilakukan secara
teratur pada rumah dan
tempat-tempat umum,
2) Pemberian penyuluhan
3) Pelaksanaan
Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN)
33
kuisoner pada kader Jumantik yang telah dipilih menjadi sampel. Tahapan
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Bangkalan
Blega
Puskesmas Blega
kuesioner
mengisi kuisoner
data.
34
berdasarkan total skor yang dibandingkan dengan nilai mean dari hasil
penelitian ini.
peran kader jumantik dengan ABJ. Uji statistik yang digunakan pada
1. Editing
2. Coding
berikut:
No Variabel Kode
1 ABJ a. Tidak Bebas = 0
b. Bebas = 1
2 Peran Kader Jumantik a. Tidak Terlaksana = 0
b. Terlaksana = 1
Tabel 4.4 Coding Pengelompokan Data
pengkodingan.
4. Cleaning
2012).
meliputi usia, jenis kelamin pendidikan terakhir, dan masa kerja kader Jumantik.
penelitain.
5.1.1 Usia
38
39
responden (8,77%).
daerah yang tidak bebas angka jentik sebanyak 42 orang (73,7%), dan
5.2.3 Hubungan antara Peran Kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik
secara lebih rinci antara Peran Kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik
ABJ
Tidak Bebas Bebas
Peran Kader Jumantik Total
Tidak Terlaksana 17 (40.5%) 0 (0.0%) 17 (29.8%)
Terlaksana 25 (59.5% 15 (100%) 40 (70.2%)
Total 42 (100%) 15 (100%) 57 (100%)
p = 0,003, r = 0,363
Pada Tabel 5.7 diatas terlihat bahwa dari 57 orang terbagi menjadi
menemukan Tidak bebas jentik sebanyak 17 orang atau 40.5%, dan yang
bebas jentik sebanyak 0 orang atau 0,0%. Kelompok peran Kader yang
Tabel 5.8 didapatkan bahwa p value sebesar 0,003, karena nilai p = 0,003 <
lemah.
BAB VI
PEMBAHASAN
Blega yang terlaksana sebesar 70,18%. Dari data ini dapat dikatakan
dapat terlaksana adalah masa kerja menjadi Jumantik, usia, dan jenis
kelamin.
besar kader pada penelitian ini tergolong dalam kelompok yang dapat
tinggi dari pada laki-laki (Rizki & Lubis, 2013). Hal ini sesuai dengan
42
43
2010).
begitupun sebaliknya (Sandhi & Martini, 2014). Hal ini sesuai dengan
pemberantasan DBD.
atau WC, tempayan, drum, dan lain-lain untuk persediaan air, inilah faktor
rumah atau di luar rumah yang dapat menampung air seperti drum, bak
(Budiyanto, 2012).
pelaksanan PSN DBD yang kurang dari masyarakat yaitu tidak menutup
sampai saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit
buruk ini akan memberikan peluang bagi nyamuk untuk bertelur dan
6.3 Hubungan antara Peran Kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik
0,003 < 0,05 (α = 5%), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan atau
keterkaitan antara peran kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik dan
hubungan peran kader Jumantik dengan Angka Bebas Jentik tidak terlalu
jentik diwilayah kerja Puskesmas Blega bisa kita lihat dari tabel hasil uji
hanya 15 kader, dan untuk kader yang perannya tidak terlaksana tidak
bisa menghasilkan Angka Bebas Jentik yaitu 0%. Hal ini berkaitan
peran kader Juamantik dengan ABJ disebabkan oleh faktor lain yang
perilaku masyarakatnya.
sadar akan kebersihan karena masih banyak anak sungai dan saluran
nyamuk DBD karena air tidak mengalir dan mempengaruhi angka bebas
jentik.
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan hal ini yang beresiko
akan semakin banyak pula tempat perindukan dan semakin padat juga
bersamaan dengan masih tingginya curah hujan di Madura, hal ini juga
pada saat musim hujan tiba, hal ini terjadi karena banyak terdapat
terisi air, dimana pada waktu musim kemarau tidak terisi air. Telur yang
belum menetas pada musim kemarau, pada waktu musim hujan dalam
penampungan air yang berada diluar rumah mulai terisi air hujan dan
tidak bebas jentik adalah tidak adanya monitoring langsung dari pihak
pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai
Puskesmas
masyarakat.
Bebas Jentik.
BAB VII
PENUTUP
11.1 Kesimpulan
11.2 Saran
50
51
Amalia, A., Drajat, A., Sugesti, N., dan Dwihardi, W. Pengaruh Efektivitas
2016
Basri, C., dkk. 2009. Sustainable scaling up of good quality health worker
Volume 21 Nomor 4.
Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk
Dinas Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dinkes Jatim.
Surabaya
52
53
Gopalan, S.S., Mohanty, S., Das A. 2012. Assessing community health workers’
Indah, R. 2011. Studi Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Aceh Dalam
http://www.tdmrc.org/id/wpcontent/uploads/2011/04/3439_studi_pengetah
uan_sikap.pdf
Kementerian Kesehatan RI. Ditjen PP dan PL. Hlm. 10, 21, 53-9
Selatan
54
http://www.depkes.go.id/article/print/16030700001/wilayah-klb-dbd-ada-di-
praktek mandiri di Kabupaten Klaten. Gaster. Vol. XII No. 1pp 48-72.
Rahman SM, dkk. 2010. Factors affecting recruitment and retention of community
Rasmanto, M.F, dkk. 2016. Model Prediksi Kejadian Demam Berdarah Dengue
Medika
Robbins, S.P. 2015. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa : Ratna Saraswati dan
University Press
55
Wati, W.E. 2009. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam
Surakarta.
NIM : 145070207111006
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir ini yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang diakui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di
kemudian hari dapat dibuktikan bahwa ini adalah hasil jiplakan, maka saya
Malang
56
57
Kabupaten Bangkalan”
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana peran kader
5. Seandainya Bapak/Ibu tidak menyetujui cara ini maka Bapak/Ibu boleh tidak
7. Dalam penelitian ini Bapak/Ibu akan mendapatkan tanda terima kasih berupa
Peneliti
58
PENELITIAN
1. Saya telah mengerti tentang apa yang tercantum dalam lembar penjelasan
*) untuk ikut serta menjadi salah satu subjek penelitian yang berjudul
Malang,
NIM. 145070207111006
Saksi I Saksi II
(...........................................) (............................................)
Keterangan :
*coret yang tidak perlu
59
Lampiran 4
Identitas Umum
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Masa Kerja Kader Jumantik :
Alamat :
60
Pertanyaan berikut ini dapat dijawab dengan memberi tanda (v) pada kolom
yang tersedia
Lampiran 5
Correlations
X
X1 Pearson Correlation .597**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
X2 Pearson Correlation .533*
Sig. (2-tailed) .015
N 20
X3 Pearson Correlation .533*
Sig. (2-tailed) .015
N 20
X4 Pearson Correlation .495*
Sig. (2-tailed) .026
N 20
X5 Pearson Correlation .542*
Sig. (2-tailed) .014
N 20
X6 Pearson Correlation .576**
Sig. (2-tailed) .008
N 20
X7 Pearson Correlation .538*
Sig. (2-tailed) .014
N 20
X8 Pearson Correlation .629**
Sig. (2-tailed) .003
N 20
X9 Pearson Correlation .585**
Sig. (2-tailed) .007
N 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Laampiran 6
Tabulasi Data
62
KlasifikasiUsia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 16 28.1 28.1 28.1
P 41 71.9 71.9 100.0
Total 57 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S1 5 8.8 8.8 8.8
SD 27 47.4 47.4 56.1
SMA 8 14.0 14.0 70.2
SMP 17 29.8 29.8 100.0
Total 57 100.0 100.0
KlasifikasiMasaKerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ABJ
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kader Jumantik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Terlaksana 17 29.8 29.8 29.8
Terlaksana 40 70.2 70.2 100.0
Total 57 100.0 100.0
Cases
ABJ
Terlaksana Count 25 15 40
Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Lampiran 7
CURRICULUM VITAE
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Hp/No WA : 0822-3123-5210
Email : iqbalariansyah1@gmail.com
Motto : Lillah
Tahun Pendidikan
Lampiran 8