Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

TEKNIK PENAGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN


ALAT TANGKAP PAYANG YANG DI OPERASIKAN
NELAYAN PERIKANAN PANTAI KOTA PARIAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh :
MUHAMAD FAHRI DELFI
NPM : 211016154246002

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : TEKNIK PENAGKAPAN IKAN DENGAN


MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PAYANG
YANG DI OPERASIKAN NELAYAN
PERIKANAN PANTAI KOTA PARIAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

NAMA : MUHAMAD FAHRI DELFI


NPM : 211016154246002
PROGRAM STUDI : PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS : PERIKANAN UNIVERSITAS MUARA BUNGO

Disetujui Oleh

Ka. Prodi Pemanfaatan Sumberdaya Dosen Pembimbing


Perikanan

Mohd. Yusuf Amrullah, S.Pi, M.Si,


NIDN: 10.060581.04

Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan

RINI HERTATI, S. Pi., M.Si


NIDN. 10070975.02
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal Praktek
Kerja Lapangan (PKL). Yang berjudul “TEKNIK PENANGGKAPAN IKAN
DENGAN ALAT TANGKAP PAYANG YANG DI OPERASIKAN
NELAYAN PERIKANAN PANTAI KOTA PARIAMAN PROVINSI
SUMATERA BARAT”.
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi syarat
sebelum melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan sebagai bahan acuan
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang akan di laksanakan di
Perairan Pantai Kota Pariaman Provinsi Sumatra Barat.
Saya mengucapkan Terima kasih kepada Bapak (dosen pembimbing),
selaku dosen Pembimbing saya yang telah membimbing saya dalam pembuatan
proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini sehingga dapat selesai pada tepat
waktu.
Saya menyadari, proposal yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan proposal ini.

Muara Bungo, Desember 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Hal

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................2
1.3. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Potensi Sumberdaya Ikan Pesisir.................................................................4
2.2. Definisi Alat Tangkap Payang.....................................................................4
2.3. Kontruksi Payang.........................................................................................5
2.4. Pengoperasian Alat Tangkap Payang...........................................................7
2.5. Musim Penangkapan....................................................................................8
2.6. Hasil Tangkapan..........................................................................................9
2.7. Fishing Ground............................................................................................9
BAB III METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat.......................................................................................10
3.2. Alat Dan Bahan Praktek...............................................................................10
3.3. Metode Pengambilan Data...........................................................................10
3.4........................................................................................................................ Me
tode Analisis Data.........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Alat dan Bahan Praktek Magang......................................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Pariaman merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Padang
Pariaman, yang terbentuk dengan berlakunya Undang-undang No. 12 Tahun 2002.
Secara geografis, Kota Pariaman terletak dipantai barat pulau Sumatera dan
berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Pada sisi utara, selatan dan
timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Pariaman dan di sebelah
barat dengan Samudera Indonesia.

Secara astronomis, Kota Pariaman terletak antara 00° 33‘ 00 “ – 00° 40‘
43“ Lintang Selatan dan 100° 04‘ 46“ – 100° 10‘ 55“ Bujur Timur. Tercatat
memiliki luas wilayah 73,36 km2, dengan panjang garis pantai 12,00 km. Luas
daratan kota ini setara dengan 0,17% dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatera
Barat, dengan 6 buah pulau-pulau kecil; Pulau Bando, Pulau Gosong, Pulau
Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso Duo dan Pulau Kasiak. Panjang pantai lebih
kurang 12,7 km.

Kota Pariaman juga memiliki kawasan pesisir yang terbentang dengan


potensi perikanan dan pariwisata yang bernilai tinggi. Dengan berkembangnya
kegiatan perdagangan dan pariwisata, maka posisi Kota Pariaman sebagai pusat
perdagangan hasil pertanian dan pariwisata pantai, akan menjadi semakin penting.

Kota pariaman mempunyai dermaga kecil yang menjadi tempat penurunan


ikan hasil tangkapan dari nelayan yang mencari ikan di Perairan Pantai Kota
Priaman Provinsi Sumatra Barat. Nelayan Kota Pariaman memiliki beragam alat
tangkap ikan, Alat tangkap payang merupakan alat tangkap modifikasi yang
menyerupai trawl kecil yang dioperasikan di permukaan perairan. Dari segi
konstruksi alat tangkap tersebut hampir mirip dengan lampara, yang membedakan
adalah tidak digunakannya otter board dalam pengoperasiannya. Payang juga
mempunyai alat bantu yaitu rumpon. Payang termasuk kelompok jenis alat
penangkapan ikan pukat tarik (Kepmen KKP Kep.06/ MEN/2010 dan
No.38/PERMEN-KP/2014) yaitu kelompok alat penangkapan ikan berkantong
(cod-end) tanpa alat pembuka mulut jaring.
Pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan (schooling) ikan
dan menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar melalui kedua
bagian sayap dan tali selambar. Payang terdiri dari bagian kantong, badan/perut
dan kaki/sayap. Namun ada juga nelayan yang membagi hanya menjadi 2 bagian,
yaitu kantong dan sayap. Bagian kantong umumnya terdiri dari bagian-bagian
kecil yang tiap bagian mempunyai nama sendiri-sendiri. Namun bagian-bagian ini
untuk tiap daerah umumnya berbedabeda sesuai daerah masing-masing. Menurut
Priono & Nasution (1986), alat tangkap payang di daerah perikanan laut Indonesia
dikenal dengan nama orang berbeda-beda, yaitu payang (Jakarta, Tegal,
Pekalongan, Batang dan daerah lain di pantai utara Jawa, payang uras (Selat Bali
dan sekitarnya), payang ronggeng (Bali Utara), payang gerut (Bawean), payang
puger (daerah Puger), payang jabur (Padelengan/ Madura, Lampung), Sulawesi
dan Indonesia Timur pukat nike (Gorontalo), jala lompo (Kalimanatan Timur,
Sulawesi), panja/pajala (Muna, Buton, Luwuk, Banggai), pukat buton (Air
Tembaga, Gorontalo, Manokwari, Kupang, Kalabai, Kendari, Flores), jala uras
(Sumbawa, Manggarai/Flores), pukat banting (Sumatera Utara, Aceh), pukat
tengah (Pariaman, Sungai Limau, Perairan Tiku).
Besar mata jaring mulai dari bagian ujung kantong sampai dengan ujung
kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm sampai 40 cm. Berbeda dengan
jaring trawl dimana bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke belakang. Hal
ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-
jenis ikan pelagis yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air. Bagian bawah
mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi terhalang
dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring (Suwarso & Hariati. 2003)

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek magang ini adalah untuk mengetahui
bagaimana cara teknik pengoperasian alat tangkap payang yang di operasikan
nelayan Perairan Perikanan Pantai Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari praktek magang ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan teknik pengoperasian
alat tangkap payang dan mendeskripsikan cara teknik pengoperasiannya di
Perairan Perikanan Pantai serta diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca
ataupun stakeholder yang berperan dalam dunia perikanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Potensi Sumberdaya Ikan Pesisir


Secara potensi, perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia, baik
perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Berdasarkan cara produksi,
perikanan terbagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap (capture fisheries) dan
perikanan budidaya (aquaculture), dengan potensi produksi lestari sekitar 67 juta
ton/tahun. Dari angka ini, potensi produksi lestari (Maximum Sustainable Yield =
MSY) perikanan tangkap laut sebesar 9,3 juta ton/tahun dan perikanan tangkap di
peraian darat (danau, sungai, waduk, dan rawa) sekitar 0,9 juta ton/tahun, atau
total perikanan tangkap 10,2 juta ton/tahun. Sisanya, 56,8 juta ton/tahun adalah
potensi perikanan budidaya, baik budidaya laut (mariculture), budidaya perairan
payau maupun budidaya perairan tawar (darat). Total potensi nilai ekonomi
kesebelas sektor kelautan Indonesia itu diperkirakan sebesar I,33 trilyun dolar
AS/tahun atau 1,3 kali PDB Indonesia saat ini atau 7 kali lipat APBN 2017. Lebih
dari itu, potensi lapangan kerja yang bisa dihasilkan dari kesebelas sektor kelautan
tersebut adalah sekitar 45 juta orang atau 35% dari total angkatan kerja Indonesia
(126 juta orang, yang berusia antara 15 sampai 64 tahun). Sementara itu, tingkat
pemanfaatan (pembangunan) ekonomi kelautan Indonesia diperkirakan baru
sekitar 25% dari total potensinya. Dengan kata lain, peluang untuk
mengembangkan (room for expansion) ekonomi kelautan untuk kemajuan dan
kesejahteraan bangsa sejatinya masih sangat besar (Irianto, 2007).

2.2. Deskripsi Alat Tangkap Payang

Alat tangkap payang merupakan alat tangkap yang dioperasikan dengan


menangkap gerombol ikan pelagis kecil, jenis alat tangkap payang terdiri atas dua
jenis yaitu payang jabur dan payang lais. Payang jabur adalah alat tangkap yang
digunakan untuk menangkap ikan kecil berupa ikan teri/nike sedangkan payang
lais adalah alat tangkap yang dioperasikan di atas kapal motor dengan pekerja 4-6
orang sesuai kapal . Menurut Purbayanto dkk, (2010) dalam Wujonarko, (2017),
jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan payang adalah ikan yang
hidup bergerombol dalam jenis yang sama ataupun dalam jenis yang berbeda.
Hasil tangkapan yang terutama jenis-jenis ikan pelagis kecil seperti ikan layar,
selar,tongkol, kembung dan tembang.

Alat tangkap payang lais termasuk pukat kantong yang memiliki dua sayap
kiri dan kanan dengan mata jaring sekitar 30 cm serta teknis pengoperasiannya
dengan cara melingkar. Payang merupakan alat tangkap jaring ikan pelagis yang
digunakan sebagian besar masyarakat nelayan di Desa Kuala Utara Kecamatan
Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Alat tangkap payang tersebut
sudah bertahun-tahun dioperasikan oleh masyarakat di Daerah Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara sebagai mata pencahrian meraka.

2.3 Kontruksi Payang

Menurut Wicaksono dkk, (2014) bagian-bagian dari alat tangkap payang


terdiri dari sayap, badan jaring, kantong, pelampung, pemberat dan tali.
Penjelasan mengenai kontruksi payang blebih rincih adalah sebagai berikut:

a. Sayap

Bagian sayap berfungsi untuk melingkar dan menghadang ikan pada saat
pengoperasian. Sayap dibagi menjadi 2 bagian yaitu sayap kanan dan
sayap kiri, masing-masing bagian memiliki jumlah mata jaring horizontal
yang berbeda. Panjang sayap masing-masing mencapai 130 m dan tinggi
20 m. Bahan yang digunakan adalah PA (Polyamide) Multiflament dengan
ukuran benang D18 dengan ukuran mata jaring (mesh size) 30 cm.

b. Badan Jaring

Bagian badan jaring atau kepala jaring memiliki ukuran panjang 12 meter
untuk satu sisi, sehingga panjang total badan jaring adalah 24 meter.
Terbuat dari PA (Polyamide) multifilament. Ukuran mesh size pada bagian
badan jaring berbeda- beda yaitu 3 inch (ukuran benang D18), 2 inch
(ukuran benang D9), 1 inch (ukuran benang D6). Badan jaring pada setiap
lembarnya tidak sama, semakin ke dalam ukuran mata jaring semakin
kecil, hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya ikan. Badan (Body)
ini berfungsi untuk menggiring ikan masuk kedalam kantong.

c. Kantong

Bagian kantong berfungsi untuk menampung hasil tangkapan. Terbuat dari


waring dengan ukuran mata jaring 2 mm. Kantong jaring pada alat tangkap
payang. memiliki panjang sekitar 9 meter dan terbuat dari waring. Bahan
yang digunakan untuk bagian kantong terbuat dari waring dengan
modifikasi window samping menggunakan bahan PE dengan ukuran mata
jaring 1 inch dengan bentuk square ukuran di tiap sisinya sebesar 2,54 cm.

d. Pelampung

Pelampung yang digunakan pada payang tersebut antara lain:

1. Pelampung pada bagian sayap

Bahan yang digunakan adalah sterofoam berbentuk balok terbuat dari


gabus plastic berjumlah 95-200 buah (masing-masing 2 buah pada sisi
kanan dan kiri) pelampung tersebut memiliki ukuran P x L x T (30 cm
x 15 cm x 13 cm) dengan jarak antara pelampung 23-30 cm.

2. Pelampung pada bagian badan

Terdapat 3 jenis pelampung pada bagian badan yaitu:" "Bahan yang


digunakan adalah sterofoam berbentuk balok, berjumlah 6 buah
dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 13 cm. Jarak antara pelampung 17 m

 Bahan yang digunakan adalah PVC (Polyvinyl Chloride)berbentuk


silinder. Berjumlah 3 buah dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 13 cm.

 Bahan yang digunakan adalah sterofoam berbentuk balok,berjumlah


buah dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 13 cm yang berada di tengah.

e. Pemberat
Pemberat yang digunakan terbuat dari batu sebanyak 20 – 30 buah,
masing-masing batu mempunyai berat ± 200 gr dan panjang antar
pemberat 10 – 15 m. Kegunaan pemberat digunakan agar mulut jaring
terbuka sehingga ikan dapat masuk ke mulut jaring.

f. Tali

Tali yang terdapat pada alat tangkap payang terdiri dari tali ris, tali
pelampung, tali pemberat dan tali selambar. Semuanya terbuat dari bahan
PE. Panjang tali ris 300 meter dengan diameter 7 mm. panjang tali
pelampung 60 m. Panjang tali pemberat 0,5 m dengan diameter 5 mm. Tali
selambar terdiri dari 2 bagian yaitu tali selambar depan dan tali selambar
belakang. Panjang tali selambar depan 20 m dengan diameter 11 mm,
sedangkan panjang tali selambar belakang 30 m dengan diameter 26 mm.

2.4. Pengoperasian Payang

Teknik penangkapan penangkapan dengan alat tangkap payang


menggunakan satu alat tangkap satu kapal (0ne boat system) dan system operasi
hanya dilakukan selama satu hari (one day fishing). Tahapan operasional alat
tangkap terdiri dari persiapan awal, penentuan fishing ground, setting, hauling,
dan penanganan hasil tangkapan (handling). Kecepatan melingkari gerombolan
ikan, dan kecepatan penarikan tali merupakan factor penting dalam operasional
payang. Hasil tangkapan dengan alat tangkapan payang adalah ikan pelagis kecil
yaitu ikan cakalang, tongkol dan kembung, beberapa permasalahan yang timbul
dalam teknis penangkapan yaitu rusaknya alat tangkap pada saat melakukan
operasiaonal penangkapan dan kondisi cuaca yang tidak mendukung sehingga
hasil tangkapan kurang optimal (Fitriani dan Pursetyo, 2012) dalam (Kurniawati,
2018).

Pengoperasian dengan menggunakan alat tangkap payang lais dilakukan


dengan cara melihan tanda-tanda alami misalnya timbulnya perkumpulan burung-
burung dipermukaan air dan penangkapan dibantu dengan bantuan rumpon.
Rumpon adalah tempat pengumpulan ikan yang di lepas ditengah laut sebagai
tempat tinggal ikan dan tempat pengoperasian masyarakat nelaya.

2.5 Musim Penangkapan

Hasil tangkap payang merupakan ikan pelagis atau bisa disebut juga ikan
permukaan. Ikan hasil tangkapan payang terdiri dari berbagai jenis ikan yang
biasa digunakan sebagi umpan seperti ikan layang (decapterus sp), ikan kawalinya
(Rastrelliger sp), ikan sardine (Sardibella Sp), ikan teri (Stelopherus sp) dan ikan
lolosi (Caesio sp) (Subanni Barus, 1989) dalam Kusuma (2019)

Distribusi ikan pada waktu pagi dan sore hari memiliki perbedaan,
diakibatkan adanya pengaruh parameter lingkungan yang berbeda, sehingga dapat
dilakukan penelitian komposisi hasil tangkapan payang pada waktu pagi dan sore
hari di Perairan Pasalaban Bungus Selatan Padang Sumatera Barat untuk
megetahui perbedaan dan waktu yang paling baik untuk pengoperasian alat
tangkap payang. Pengoperasian payang dibagi dalam tiga tahap, yaitu penentuan
daerah penangkapan ikan (fishing ground), penurunan jaring atau setting, dan
tahap penarikan jaring atau hauling. Setting alat tangkap dilakukan setelah
ditemukan gerombolan ikan, kemudian salah satu nelayan melepaskan sayap
kanan jarring payang dan bersamaan dengan itu dua nelayan payang mengulur
jaring, setting berlangsung selama kurang lebih 15menit (Zikrillah, 2020).

Penangkapan dengan menggunakan payang dapat dilakukan sepanjang


tahun kecuali pada bulan-bulan tertentu dimana terjadi musim barat. Pada musim
barat biasanya gelombang sangat besar sehingga nelayan tidak berani untuk
melaut karena dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka, selain itu pada
musim barat hasil tangkapan relative sedikit (Suharyadie,2004).
2.5. Hasil Tangkapan Payang

Jenis ikan yang menjadi target penangkapan payang adalah ikan-ikan


pelagis yang hidup bergerombol pada lapisan permukaan, baik yang bergerombol
dalam jenis yang sama ataupun dalam jenis yang berbeda, seperti ikan laying, ikan
lemuruk, ikan teri, ikan peperek, dan ikan kembung. Sedangkan produksi yang
menjadi andalan alat tangkap payang adalah ikan teri nasi, karena ikan ini
memiliki harga jual yang lumayan tinggi daripada jenis ikan lainnya (Rachman,
dkk 2013).

Hasil tangkapan dengan alat tangkap payang adalah ikan pelagis kecil
yaitu terinasi (Stolephorus Sp). Tahapan operasional alat tangkap payang terdiri
dari persiapan awal, "penentuan fishing ground setting, hauling, dan penanganan
hasil tangkapan (hadling). Kecepatan melingkari gerombolan ikan, dan kecepatan
penarikan tali merupakan factor penting dalam pengoperasian tayang ( Fitriani
dan purestyo, 2012).

2.6. Fishing Ground


Payang dapat dioperasikan baik pada siang maupun malam hari.
Pengoperasian payang pada malam hari terutama dilakukan saat keadaan tidak
terang bulan dan menggunakan alat lampu petromaks. Pengoperasian payang pada
siang hari dapat menggunakan rumpon sebagai alat bantu pengoperasian. Nelayan
payang yang ada di Pantai Malabero melakukan penangkapan ikan di ruang
lingkup perairan Kota Bengkulu sejauh 10-35 mil dengan melakukan pencarian
fishing ground pada waktu pagi hari sampai siang hari hari selama 10-12 jam
dalam satu trip operasi penangkapan.
BAB III
METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat praktek kerja lapangan ini dilaksanakan pada bulan Januari
s/d Februari 2024 di perairan pantai kota pariaman Provinsi Sumatera Barat.

3.2 Alat dan Bahan Praktek


Alat dan bahan pada praktek magang ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1Alat dan Bahan Praktek Magang
No Alat & Bahan Kegunaan
1 Kamera (Handphone Dokumentasi Kegiatan
Membantu Proses Dalam
2 Kuisioner Penggambilan Data
3 Alat Tulis Mencatat Data
4 Google Maps Mengetahui Titik Kordinat

3.3 Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan dalam pengambilan data Praktek Kerja Lapangan
ini menggunakan metode survey. Metode survey yaitu metode dengan cara
melakukan pengamatan langsung dilapangan di tempat (Desa Kuala Utara
Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ). Data yang
diambil dalam praktek kerja lapangan ini ada 2 yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dilakukan melalui pengamatan langsung
dan ikut serta dalam proses penangkapan dilapangan yaitu dengan cara
mewawancarai beberapa responden (nelayan/narasumber) yang berupa
informasi mengenai tekhnik penangkapan ikan dengan menggunakan
alat tangkap payang lais serta bagian-bagian dari alat tangkap payang.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu diperoleh melalui studi pustaka dan instansi-
instansi pemerintahan yang terkait dengan penelitian.Untuk teknik
penentuan responden menggunakan metode purposive sampling yaitu
dengan memilih 6 responden (nelayan) yang memiliki alat tangkap
payang lais di Desa Kuala Utara Kecamatan Kaidipang Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara. Data yang didapat berupa data primer
mengenai kontruksi jaring payang serta keuntungan dan kerugian
perbulan responden (nelayan).
Adapun prosedur dalam pengambilan data di lapangan adalah sebagai
berikut:
1) Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan (kuisioner,
kamera,ATM, dll)
2) Melakukan pengambilan data tekhnik pengoperasian ikan dan bagian
bagian dari alat tangkap payang lais dengan cara mensurvey langsung
di lapangan sekaligus mewawancarai nelayan (narasumber) tersebut
3) Mencatat semua hasil wawancara
4) Mendokumentasikan semua rangkaian kegiatan selama PKL
3.4 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yang
dimana analisis deskriptif tersebut digunakan untuk mengetahui jumlah nelayan
yang mengoperasikan alat tangkap payang lais selama 1 bulan serta keuntungan
dan kerugian masyarakat terhadap hasil tangkapan dalam sehari yang diperoleh
dari data primer dan sekunder. Data tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tabel
maupun diagram."
DAFTAR PUSTAKA

Djasmani, Supardjo S., Djumanto dan Septy T. Sari. 2009. Komposisi Udang
Hasil Tangkapan Jaring Ciker Pada Nelayan Tegalkamulyan di
Kabupaten Cilacap. Jurnal perikanan (J. Fish. Sci.) XII (2) : 64-71.
Fitriani, Nur & Kustiawan Tripursetyo.2012. tekhnik penangkapan ikan terinasi
(stolephorus sp) dengan alat tangkap payang di Perairan Pamekasan Jawa
Timur. Journal of marine and coastal science fol.1.no.1.
Genisa. S. A. 1998. Beberapa Catatan Tentang Alat Tangkap Ikan Pelagis Kecil.
Jurnal Oseana. Vol. XXIII, No. 3 & 4 1998.
Irianto, Hari Eko, and Indroyono Soesilo. "Dukungan Seminar Nasional Hari
teknologi penyediaan produk perikanan Pangan Sedunia. Vol. 27. No. 3.
Kurnia, Muhammad. Sudirman dan Muhammad Yusuf. 2015. Pengaruh
Perbedaan Ukuran Mata Pancing Terhadap Hasil Tangkapan Pancing
Ulur di Perairan Pulau Subutung Pangkep. Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan
Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Kusuma. P. A. 2019. Analisis Efisiensi Pendapatan Nelayan Tradisional
Menggunakan Alat Tangkap Payang Di Desamasalima Kecamatan
Masalembu Kabupaten Sumenep. Jurnal Seminar Nasional Optimalisasi
Sumberdaya. Mahasiswa Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unija
Limbong. I, Brown. A, Bustari. 2013. Study Technology Purse seine and
Operasion In The Village Of Aek Manis Sibolga North Sumatra
Province. Jurnal Perikanan. Students Of fisheries and marine science
faculty.
Rachman, Saiful Kadir, Pudji purwanti dan Mimit Primyastanto. 2013. Analisis
factor produksi dan kelayakan usaha alat tangkap payang di Gili
Ketapang Kab, Probolinggo, Jawa Timur. Jurnal ecsofim fol.1.no.1. 2013
Suharyadie,Edwin.2004.pemetaan pola pergerakan armada payang di Pelabuhan
Ratu. Skripsi. Institute pertanian Bogor.Bogor
Wicaksono. K. G, Asriyanto, Boesono. H. 2014. Analisis Efisiensi Teknis
Genuine Payang Dan Modifikasi Payang Dengan Windows Samping
Terhadap Hasil Tangkapan Di Perairan Kabupaten Kendal. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology.
Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Vol, 3. No, 2. 2014.
Wujonarko, H, E, 2017. Komposisi Hasil Tangkapan Payang di Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan Bulu, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Skripsi. Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
Zikrillah, M. 2020. Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap Payang Pada
Waktu Pagi Dan Sore Hari Di Perairan Pasalaban Bungus Selatan Padang
Sumatera Barat. Jurnal. Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas
Riau Pekanbaru

LAMPIRAN

1. Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perairan Perikanan
Pantai Kota pariaman Provinsi Jambi.

N URAIAN VOLU BIAYA JUMLAH


O ME SATUAN

1 Trasportasi 2 Rp.150.000 Rp.300.000


Keberangkatan

2 Penginapan 30 Rp.5.000 Rp.150.000

3 Makan Di Perjalanan 2 Rp. 50.000 Rp.100.000

4 Konsumsi Di Tempat 30 Rp.35.000 Rp.1.050.000


Magang

TOTAL Rp. 1.600.000

Anda mungkin juga menyukai