Anda di halaman 1dari 8

Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.

TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)


PADA TAMBAK PENDAMPINGAN PT CENTRAL PROTEINA PRIMA
Tbk DI DESA RANDUTATAH, KECAMATAN PAITON,
PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

Enlargement Technique of Vannamei Shrimp (Litopenaeus vannamei) on Mentoring


Pond of PT Central Proteina Prima Tbk in Randutatah Village, Paiton, Probolinggo,
East Java

Muhammad Ghufron1*, Mirni Lamid2, Putri Desi Wulan Sari2 dan Hari Suprapto2.
1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya
2
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Airlangga, Surabaya
*muhammad.ghufron-2014@fpk.unair.ac.id

Abstrak

Udang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Produktivitas dari komoditas ini dapat mencapai lebih dari 13.600 kg/ha dengan permintaan yang selalu
meningkat di kalangan masyarakat. Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengalaman mengenai teknik pembesaran udang vaname. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di tambak
pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk pada tanggal 20 Januari sampai 21 Februari 2017. Lokasi tambak
tersebut yaitu di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Metode kerja yang digunakan
yaitu metode deskriptif. Metode tersebut meliputi wawancara, pengamatan, dan partisipasi aktif selama proses
kegiatan pembesaran udang vaname. Data yang terkumpul terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer
berupa pertumbuhan udang vaname, kualitas air, serta pemberian pakan selama proses budidaya. Sedangkan
data sekunder berupa hasil studi data literatur mengenai teknis pembesaran udang vaname. Selain itu, data
sekunder juga bisa diambil berdasarkan dokumen pendukung mengenai sejarah berdirinya, struktur organisasi,
sarana dan prasarana budidaya. Kegiatan pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) selama
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan dan kualitas
air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pemasaran.

Kata kunci: Udang Vaname, Tambak, Pakan, Kualitas Air, Hama dan Penyakit

Abstract

Vannamei Shrimp (Litopenaeus vannamei) is one of the fisheries commodities which have a high
economic value. Productivity of this commodity can reach over 13.600 kg/ha. The objective of this internship is
to acquire knowledge and experience about enlargement technique of vannamei shrimp. The intersnship was
held in mentoring pond of PT Central Proteina Prima Tbk on January 20 until February 21, 2017. The location
of that pond was in Randutatah Village, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. The method used during
the internship was the descriptive method. The descriptive method included an interview, an observation, and an
active participation during the enlargement process of vannamei shrimp. The collected data from that method
were the primary data and the secondary data. The primary data involved the shrimp growth, water quality, and
feeding management during the aquaculture process. The secondary data involved the result of some literature
studies about the technique of shrimp enlargement. The secondary data were also collected from the support
document about the company history, organization structure, and facilities in shrimp aquaculture. The activity of
vannamei shrimp rearing culture during the internship included covering pond preparation, shrimp stocking,
feed and water quality management, pest and disease control, harvesting, and marketing aspect.

Keywords: Vannamei Shrimp, Pond, Feed, Water Quality, Pest and Disease

PENDAHULUAN perikanan yang memiliki nilai ekonomi


Udang merupakan salah satu tinggi. Salah satu jenis udang yang
komoditas ekspor dari sub sektor permintaannya cukup tinggi baik di dalam
70
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

maupun luar negeri yaitu udang vaname pemilihan dan penebaran benur, pemeli-
(Litopenaeus vannamei). Kementerian haraan kualitas air, pengelolaan pakan dan
Kelautan dan Perikanan menyatakan perki- pengendalian penyakit, hingga panen. Oleh
raan kebutuhan udang vaname di Jepang sebab itu, agar dapat lebih memahami
420.000 ton/tahun, Amerika Serikat serangkaian kegiatan dari salah satu sektor
sebesar 560.000-570.000 ton/tahun dan tersebut, diperlukan pelaksanaan praktek
Uni Eropa 230.000-240.000 ton/tahun. kerja lapang mengenai teknik pembesaran
Dijelaskan oleh Direktorat Jendral Perika- udang vaname di tambak pendampingan
nan Budidaya pada tahun 2013, Indonesia PT Central Proteina Prima Tbk.
baru memproduksi udang vaname sebesar
500.000 ton/tahun. Hasil tersebut belum METODOLOGI
mencukupi semua kebutuhan pasar dunia, Waktu dan Tempat
maka pada tahun 2014 target produksi Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini
udang vaname ditingkatkan menjadi dilaksanakan di tambak pendampingan PT
699.000 ton/tahun agar dapat memenuhi Central Proteina Prima Tbk yang terletak
kebutuhan pasar tersebut (Erlando et al., di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton,
2015). Probolinggo, Jawa Timur. Kegiatan
Di Indonesia, keberadaan udang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari-21
vaname sudah bukan hal yang asing lagi Februari 2017.
karena keunggulan-keunggulan yang dimi-
liki oleh udang introduksi tersebut telah Metode Penelitian
berhasil merebut simpati para pembu- Metode kerja yang digunakan
didaya, sehingga sejauh ini keberadaannya dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
dinilai dapat menggantikan spesies udang ini adalah metode deskriptif. Sedangkan
windu (Penaeus monodon) sebagai alter- pengambilan data dilakukan dengan proses
natif kegiatan diversifikasi usaha yang observasi atau pengamatan langsung.
positif. Udang vaname secara resmi diper- Disamping itu, dapat dilakukan juga
kenalkan pada masyarakat pembudidaya melalui wawancara dengan pihak terkait
pada tahun 2001 setelah menurunnya dan partisipasi aktif selama proses pelak-
produksi udang windu karena berbagai sanaan budidaya. Data yang terkumpul
masalah yang dihadapi dalam proses pro- meliputi persiapan tambak, penebaran
duksi, baik masalah teknis maupun non benur, manajemen pakan dan kualitas air,
teknis (Subyakto et al., 2008). pengendalian hama dan penyakit, pema-
Berdasarkan penelitian Boyd dan nenan, dan pemasaran.
Jason (2002), produktivitas udang vaname
dapat mencapai lebih dari 13.600 kg/ha. HASIL DAN PEMBAHASAN
Komoditas ini mempunyai beberapa Persiapan Tambak
keunggulan dibandingkan dengan spesies Sebelum dilakukan penebaran,
udang lainnya, antara lain lebih mampu tambak beton yang merupakan wadah
beradaptasi terhadap kepadatan tinggi, pembesaran udang vaname dicuci dengan
tahan terhadap serangan penyakit, dapat menggunakan air tawar. Pencucian terse-
hidup pada kisaran salinitas 5 hingga 30 but dimaksudkan untuk membersihkan
ppt, serta mempunyai tingkat survival rate kotoran yang menempel pada dasar dan
(SR) atau kelulushidupan dan konversi dinding tambak yang berpotensi membawa
pakan yang tinggi. hama dan penyakit selama proses budi-
Dalam proses budidaya udang daya. Tambak yang sudah bersih tersebut
vaname, dibagi menjadi 3 sektor kegiatan, kemudian dikeringkan di bawah sinar
yakni pembenihan, pendederan, dan pem- matahari dengan tujuan untuk membunuh
besaran. Kegiatan pembesaran udang sisa-sisa organisme dan menguapkan
vaname sendiri meliputi persiapan tambak, bahan organik beracun yang ada di dasar
71
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

tambak. Selama proses pengeringan, kan tiga hari setelah aplikasi pemberian
pemasangan CPD (Crab Protecting kaporit. Bahan yang digunakan sebagai
Device) dapat dilakukan untuk mencegah nutrisi mikroorganisme dalam perairan
masuknya hewan-hewan yang merupakan yaitu dedak sebanyak 3 ppm, fermipan
hama dan agen pembawa penyakit, (mengandung Saccharomyces cerevisae
terutama kepiting. dan antioksidan) 15 gr/kg dedak, dan air.
Setelah itu, tambak diisi dengan air Perbandingan air dan dedak yang
yang berasal dari sumur bor air asin digunakan yaitu 1:1. Setelah dicampur
sampai ketinggian 120 cm. Sebelum hingga merata, ketiga bahan tersebut
pengisian air, pengaturan lokasi kincir disimpan dalam ember tertutup selama 48
dapat dilakukan. Upaya yang dilakukan jam agar dapat terjadi proses fermentasi.
untuk membasmi crustacea yang terdapat Sebelum ditebar ke tambak, hasil
dalam air yaitu dengan penggunaan fermentasi tersebut diperas agar diperoleh
krustasida yang mengandung dichlorvos. airnya saja, sedangkan substratnya
Erdogan et al. (2007) menyatakan bahwa dibuang. Penebaran hasil fermentasi terse-
dichlorvos (2,2-dichlorovinyl dimethyl but dapat dilakukan pada pagi hari dan
phosphate; DDVP) dapat membunuh diikuti dengan pemberian probiotik pada
crustacea dengan cara menghambat akti- satu jam selanjutnya. Probiotik tersebut
vitas enzim asetilkolinesterase (AChE). merupakan starter dari beberapa species
Krustasida ini diaplikasikan dengan cara bakteri, seperti Bacillus sp., Pseudomonas
langsung ditebar ke tambak pada pagi hari sp., Nitrosomonas sp., Aerobacter sp., dan
dengan konsentrasi 1 ppm. Kincir air dapat Nitrobacter sp.
digunakan agar krustasida dapat tersebar
secara merata. Penebaran Benur
Pada hari berikutnya, cupri sulfat Ukuran udang vaname yang siap
dapat diberikan sebagai algasida. Cupri ditebar ke tambak yaitu PL10. Sebelum
sulfat dapat menekan pertumbuhan alga benur dipindahkan dari dalam kantong
dengan cara menghambat proses fotosin- plastik ke tambak, benur perlu diaklima-
tesis dan fosforilasi oksidatif pada rantai tisasi terlebih dahulu. Andriyanto (2013)
transportasi elektron (Pradeep et al., 2015). menyatakan bahwa aklimatisasi benur
Kadar cupri sulfat tergantung pada nilai dimaksudkan untuk mencegah tingginya
alkalinitas air tambak. Semakin tinggi tingkat kematian (mortalitas) benur pada
alkalinitas, maka semakin tinggi pula dosis saat dan setelah penebaran. Aklimatisasi
cupri sulfat yang diberikan. Setelah 24 terhadap suhu dapat dilakukan dengan cara
jam, perlakuan selanjutnya yaitu pembe- merendam kantong plastik yang telah
rian kaporit dengan dosis 30 ppm. Tujuan berisi benur dalam keadaan tertutup hingga
dari pemberian kaporit adalah sebagai muncul adanya uap di dalam kantong
upaya sanitasi air yang dapat membunuh plastik tersebut. Hal itu menunjukkan
bakteri dan mikroorganisme lain yang bahwa suhu di dalam kantong plastik
merupakan bahan pencemar. Disamping sudah sama dengan suhu air tambak.
itu, kaporit juga dapat mengoksidasi zat Setelah itu, aklimatisasi terhadap
besi yang apabila konsentrasinya terlalu salinitas dapat dilakukan dengan cara
tinggi dapat membahayakan kelangsungan memasukkan air tambak sedikit demi
hidup udang vaname (Azzahrah dan Andi, sedikit ke dalam kantong plastik yang telah
2014). berisi benur tersebut hingga penuh dan
Selain proses sterilisasi, penum- benur dapat keluar dengan sendirinya.
buhan mikroorganisme dan plankton juga Kegiatan penebaran benur dapat dilakukan
perlu dilakukan dalam kegiatan persiapan pada pagi atau sore hari bersamaan dengan
tambak sebelum dilakukan penebaran penebaran Artemia sebagai pakan alami
udang vaname. Kegiatan ini dapat dilaku- benur tersebut. Lokasi penebaran benur
72
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

berada di titik yang berarus lemah agar vaname. Oleh sebab itu, kualitas air perlu
benur tidak stress, sedangkan lokasi diperhatikan secara intensif. Menurut
penebaran Artemia berada di dekat kincir periodenya, pemeriksaan kualitas air
agar Artemia tersebut dapat tersebar secara terbagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan
merata. setiap hari dan setiap minggu. Parameter
kualitas air yang diukur setiap hari dianta-
Manajemen Pakan ranya suhu, kecerahan, salinitas, dan pH.
Pakan yang diberikan selama pro- Pengukuran parameter-parameter tersebut
ses pembesaran udang vaname yaitu pakan dilakukan pada pagi dan sore hari.
berupa crumble/remahan. Hal ini Sedangkan parameter yang diukur setiap
disebabkan karena ukuran bukaan mulut minggu yaitu kesadahan, alkalinitas, nitrit,
udang vaname yang masih relatif kecil. TAN (Total Ammonia Nitrogen), TOM
Pada awal bulan pertama, pemberian (Total Organic Matter), serta jumlah
pakan dilakukan dengan menggunakan plankton dan bakteri.
metode blind feeding. Metode blind Suhu air yang didapat dari pengu-
feeding merupakan metode menentukan kuran di tambak pembesaran udang
dosis pakan udang dengan memperkirakan vaname adalah berkisar pada 28-31º C.
dosis yang diperlukan tanpa melakukan Suhu air tersebut masih merupakan suhu
sampling berat udang. Jumlah pakan awal yang optimal bagi kehidupan udang. Hal
yang diberikan setiap 100.000 ekor benur ini sesuai dengan pernyataan Kharisma
yaitu sebanyak tiga kilogram. Pada umur dan Manan (2012) bahwa suhu optimal
1-10 hari, penambahan pakan perharinya yang diperlukan oleh udang vaname yaitu
sebanyak 200 gram, 11-20 hari sebanyak berkisar antara 28-32 °C. Pada kisaran
400 gram, dan 21-30 hari sebanyak 600 suhu tersebut proses metabolisme dapat
gram. Setelah itu, pada bulan selanjutnya berjalan dengan baik sehingga kelangsu-
pemberian pakan disesuaikan dengan ngan hidup dan pertumbuhan udang diha-
biomassa udang dan dikontrol dengan rapkan dapat optimal.
menggunakan indikator skor cek anco. Kecerahan pada tambak udang
Aplikasi pakan tambahan juga diterapkan vaname berkisar antara 15-35 cm. Menurut
pada pemeliharaan udang vaname. Pakan Malik (2014), kecerahan optimal air
tambahan yang dimaksud, antara lain tambak yaitu sekitar 20-40 cm. Oleh sebab
vitamin C, omega protein, dan probiotik. itu, apabila kecerahan air tambak di bawah
Sampling dilakukan satu minggu 20 cm, maka upaya yang dapat dilakukan
sekali untuk mengetahui berat rata-rata dan yaitu dengan melakukan pengenceran
biomassa udang vaname sehingga jumlah terhadap air tambak hingga didapatkan
pakan harian udang vaname dapat diten- kecerahan yang optimal untuk menunjang
tukan. Selain itu, hasil sampling juga dapat kehidupan udang budidaya. Rahmawati
digunakan untuk memantau laju dkk., (2014) menyatakan bahwa faktor-
pertumbuhan berat dan menduga rasio faktor yang dapat mempengaruhi nilai
konversi pakan (FCR) sementara udang kecerahan yaitu keadaan cuaca, padatan
vaname. Berikut rumus perhitungan laju tersuspensi, waktu pengukuran, dan keteli-
pertumbuhan berat (Jaya dkk., 2013) dan tian orang yang melakukan pengukuran.
FCR (Ridlo dan Subagiyo, 2013) pada Nilai salinitas air tambak yang
pemeliharaan udang vaname. didapat selama kegiatan PKL yaitu 9-17
ppt. Salinitas air sangat erat hubungannya
Manajemen Kualitas Air dengan proses osmoregulasi yang terdapat
Kualitas air memegang peranan pada organisme perairan. Udang vaname
penting dalam kegiatan budidaya karena termasuk organisme euryhaline yang
dapat mempengaruhi kelangsungan hidup mampu beradaptasi pada kisaran salinitas
dan kecepatan pertumbuhan udang yang sangat luas, yakni 1-40 ppt. Namun,
73
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

untuk mendapatkan pertumbuhan yang bawah 0,01 ppm, sedangkan batas tole-
optimal, udang vaname membutuhkan ransi untuk NO2 berkisar antara 0,01-0,1
salinitas 15-25 ppt (Malik, 2014). Oleh ppm dan NH3 sekitar 0,01-0,2 ppm. Kadar
sebab itu, salinitas air tambak perlu NO2 dan NH3 pada tambak budidaya
dinaikkan agar tidak berada di bawah berada di luar nilai optimal, yaitu berturut-
kisaran optimal selama proses budidaya. turut dapat mencapai 0,968 ppm dan 0,37
Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan ppm. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menambah air bersalinitas tertentu yang mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
sudah disterilisasi. aplikasi probiotik yang mengandung
Kadar pH yang diukur selama bakteri nitrifikasi.
kegiatan PKL berada pada kisaran pH Bahan Organik Total (TOM)
yang optimal, yakni 7,7-8,4. Menurut menggambarkan kandungan bahan organik
Malik (2014), pH air tambak yang ideal total suatu perairan yang terdiri atas bahan
untuk pembesaran udang vaname yaitu organik terlarut, tersuspensi dan koloid.
7,5-8,5. Pada umumnya, pH air tambak Bahan organik yang berlebihan dapat
pada sore hari lebih tinggi daripada pagi menyebabkan terjadinya perubahan kuali-
hari. Hal ini disebabkan pada sore hari tas air tambak dan mempengaruhi kehidu-
telah terjadi penyerapan karbondioksida pan biota tambak, terutama udang budi-
(CO2) oleh fitoplankton melalui proses daya. Kandungan bahan organik yang
fotosintesis. Sedangkan pada pagi hari meningkat akan mengakibatkan mening-
kadar CO2 hasil respirasi udang vaname katnya unsur hara, menurunnya pH dan
dan organisme lain dalam perairan cukup oksigen terlarut, serta peningkatan aktifi-
tinggi. tas biologi (Suwoyo, 2011). Nilai TOM
Alkalinitas merupakan gambaran pada tambak berkisar antara 103,65-
dari kapasitas air yang dapat menetralkan 115,57. Kilawati dan Yunita (2014)
asam atau kuantitas anion air untuk menyatakan bahwa kamdungan TOM yang
menetralkan kation hidrogen serta sebagai layak untuk kehidupan udang yaitu di
kapasitas penyangga terhadap perubahan bawah 55 ppm. oleh sebab itu, upaya yang
pH perairan (Djokosetiyanto dkk., 2005). dapat dilakukan untuk mengurangi kandu-
Selama kegiatan PKL dilaksanakan, nilai ngan TOM pada tambak yaitu dengan
alkalinitas air tambak yaitu berkisar melakukan pergantian air dan penyiponan
137,31-160 ppm. Menurut Kilawati dan secara rutin.
Yunita (2014), nilai alkalinitas yang Keberadaan plankton di perairan
optimal untuk pemeliharaan udang vaname dapat dijadikan sebagai indikator biologi
yaitu 100-150 ppm. Oleh sebab itu, pada untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat
tambak ini dilakukan pengenceran agar kesuburan suatu perairan. Plankton terbagi
nilai alkalinitas tidak di atas 150 ppm. menjadi dua golongan, yaitu fitoplankton
Pada kegiatan budidaya, semakin dan zooplankton. Plankton merupakan
bertambahnya umur udang, maka jumlah pakan alami bagi organisme perairan.
pemberian pakan semakin meningkat pula. Selain sebagai pakan alami, fitoplankton
Peningkatan jumlah pakan ini dapat juga dapat menghasilkan oksigen terlarut
memicu peningkatan bahan organik dan melalui proses fotosintesis (Makmur,
senyawa toksik, seperti nitrit (NO2) dan 2011).
amonia (NH3). Selain berasal dari sisa Kepadatan bakteri Vibrio dan total
pakan yang tidak terkonsumsi, kedua bakteri secara umum berturut-turut yaitu
senyawa tersebut juga dapat berasal dari 170-880 CFU/ml dan 7000-118000
feses hasil ekskresi udang (Wulandari CFU/ml. Angka tersebut masih dapat
dkk., 2015). Menurut Kilawati dan Yunita ditolerir dalam kegiatan budidaya udang
(2014), kadar NO2 dan NH3 yang optimal vaname. Menurut Kharisma dan Manan
untuk pertumbuhan udang vaname yaitu di (2012), ambang batas maksimal kebera-
74
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

daan bakteri Vibrio sp. dalam air adalah Hambatan dan Kemungkinan Pengem-
104 CFU/ml, sedangkan batas maksimal bangan Usaha
bakteri umum di perairan adalah 106 Salah satu hambatan yang terdapat
CFU/ml. Jika ambang batas ini dilampaui pada kegiatan pembesaran udang vaname
maka kematian massal udang budidaya di tambak pendampingan CP Prima ini
dalam tambak dapat terjadi. yaitu salinitas air dari sumur bor tidak
konstan, sehingga pada waktu pengisian
Hama dan Penyakit air perlu dilakukan pengukuran terlebih
Pencegahan masuknya hama dan dahulu agar kebutuhan air asin dan air
penyakit udang dilakukan sejak tahap tawar dapat diperhitungkan. Selain itu,
persiapan tambak. Salah satu langkah yang hujan yang terlalu deras dapat menye-
dilakukan yaitu dengan memasang CPD babkan salinitas air menurun drastis,
(Crab Protecting Device) di bagian tepi sehingga petambak harus mempunyai
tambak. Hal ini dimaksudkan agar kepiting persediaan air asin yang siap untuk
tidak dapat masuk ke perairan budidaya. dimasukkan ke petak-petak yang ada.
Selain sebagai hama yang dapat menjadi Di sisi lain, pada daerah sekitar
kompetitor udang dalam hal pakan, lokasi tambak ini memiliki peluang
oksigen terlarut dan ruang gerak, kepiting pengembangan usaha yang sangat luas. Hal
juga dapat sebagai agen pembawa suatu ini didukung oleh masih banyaknya lahan
penyakit, misalnya WSSV. Selain itu, kosong yang tidak terpakai dan dapat
upaya yang dilakukan untuk mencegah dimanfaatkan sebagai lahan budidaya
adanya hama dan penyakit yaitu dengan udang vaname. Saat ini pemilik tambak
pemberian krustasida, cupri sulfat, kaporit sudah membeli beberapa lahan-lahan di
dan probiotik yang telah dijelaskan pada sekitar lokasi untuk memperluas area usaha
subbab persiapan tambak. yang ada. Tujuan dari pengembangan
usaha yang dilakukan yaitu untuk memper-
Panen banyak pemasukan dan mengoptimalkan
Udang dapat dipanen setelah fungsi lahan-lahan di sekitar lokasi
memasuki ukuran pasar (100-30 individu/ budidaya.
kg). Untuk mendapatkan kualitas udang
yang baik, sebelum panen dapat dilakukan KESIMPULAN DAN SARAN
penambahan dolomit untuk mengeraskan Kesimpulan
kulit udang dengan dosis 6-7 ppm. Selain Berdasarkan hasil Praktek Kerja
dolomit juga dapat menggunakan kapur Lapang (PKL) tentang Teknik Pembesaran
Ca(OH)2 dengan dosis 5–20 ppm sehari Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
sebelum panen untuk menaikkan pH air pada Tambak Pendampingan PT Central
hingga 9 agar udang tidak molting (Malik, Proteinaprima Tbk di Desa Randutatah,
2014). Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa
Timur dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pemasaran pada pembesaran udang vaname meliputi
Para petambak biasanya sudah ber- kegiatan persiapan tambak, penebaran
komunikasi dengan calon pembeli sebelum benur, manajemen pakan dan kualitas air,
dilakukan kegiatan pemanenan. Setelah pengendalian hama dan penyakit, pemane-
mencapai kesepakatan harga, para pembeli nan, dan pemasaran. Hambatan yang
akan berdatangan ke lokasi ketika proses terdapat pada kegiatan ini yaitu salinitas air
pemanenan dilakukan dengan membawa sumber yang tidak konstan dan hujan yang
styrofoam/cool box sendiri. Para pembeli terlalu deras. Sedangkan peluang pengem-
udang vaname tersebut biasanya berasal bangan usaha di area lokasi budidaya
dari Surabaya, Sidoarjo, dan Banyuwangi. sangat luas karena masih banyak lahan
yang potensial untuk dijadikan tambak.
75
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

Saran Erlando, G., Rusliadi dan Mulyadi. 2015.


Berdasarkan beberapa hambatan Increasing Calcium Oxide (CaO) to
yang ditemui selama Praktek Kerja Accelerate Moulting and Survival
Lapang, sebaiknya pada kolam busmetik Rate Vannamei Shrimp (Lito-
diterapkan biosecurity agar hama tidak penaeus vannamei). Aquaculture
mudah masuk dan pensterilan alat pengu- Technology Laboratory. Faculty of
kuran kualitas air agar tidak terjadi Fisheries and Marine Sciences.
kontaminasi silang penyakit antara satu University of Riau. 7 hal.
kolam dengan kolam yang lain. Jaya, B., F. Agustriani, dan Isnaini. 2013.
Laju Pertumbuhan dan Tingkat
DAFTAR PUSTAKA Kelangsungan Hidup Benih Kakap
Andriyanto, F., A. Efani dan H. Riniwati. Putih (Lates calcarifer, Bloch)
2013. Analisis Faktor-Faktor Pro- dengan Pemberian Pakan yang
duksi Usaha Pembesaran Udang Berbeda. Maspari Journal, 5 (1) :
Vanname (Litopenaeus vannamei) 56-63.
di Kecamatan Paciran Kabupaten Kharisma, A. dan A. Manan. 2012.
Lamongan Jawa Timur ; Pendeka- Kelimpahan Bakteri Vibrio sp.
tan Fungsi Cobb-Douglass. Jurnal pada Air Pembesaran Udang
ECSOFiM, 1 (1) : 82-96. Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Azzahrah, F. dan A. Susilawaty. 2014. Sebagai Deteksi Dini Serangan
Efektivitas Pembubuhan Kaporit Penyakit Vibriosis. Jurnal Ilmiah
dalam Menurunkan Kadar Zat Besi Perikanan dan Kelautan, 4 (2) :
(Fe) pada Air Sumur Gali Tahun 129-134.
2013. Jurnal Kesehatan, 7 (1) : Kilawati, Y. dan Y. Maimunah. 2014.
322-331. Kualitas Lingkungan Tambak
Boyd, C.E. and Jason C. 2002. Evaluation Intensif Litopenaeus vannamei
of Belize Aquaculture, Ltd: A dalam Kaitannya dengan Prevalensi
Superintensive Shrimp Aquaculture Penyakit White Spot Syndrome
System”. Report prepared under the Virus. Research Journal of Life
World Bank, NACA, WWF and Science, 2 (1) : 50-59.
FAO Consortium Program on Makmur, R. dan M. Fahrur. 2011.
Shrimp Farming and the Environ- Hubungan Antara Kualitas Air dan
ment. Work in Progress for Public Plankton di Tambak Kabupaten
Discussion. Published by the Tanjung Jabung Barat Provinsi
Consortium. 17 hal. Jambi. Prosiding Forum Inovasi
Djokosetiyanto, D., R. K. Dongoran dan E. Teknologi Akuakultur. Halaman
Supriyono. 2005. Pengaruh Alkali- 961-968.
nitas Terhadap Kelangsungan Malik, I. 2014. Budidaya Udang
Hidup dan Pertumbuhan Larva Vannamei : Tambak Semi Intensif
Ikan Patin Siam (Pangasius sp.). dengan Instalasi Pengolahan Air
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2) : Limbah (IPAL). WWF-Indonesia.
53-56. Jakarta. Halaman 3-30.
Erdogan, O., M. Atamanalp, T. Sisman, E. Nuhman. 2008. Pengaruh Prosentase
Aksakal and G. Alak. 2007. Effects Pemberian Pakan Terhadap
of 2,2-Dichlorovinyl Dimethyl Kelangsungan Hidup dan Laju
Phosphate (DDVP) on Hsp70 Gene Pertumbuhan Udang Vannamei
Expression in Rainbow Trout. The (Litopenaeus vannamei). Berkala
Israeli Journal of Aquaculture, 59 Ilmiah Perikanan, 3 (1) : 35-39.
(4) : 230-234. Pradeep, V., S.W.V. Ginkel, S. Park, T.
Igou, C. Yi, H. Fu, R. Johnston, T.
76
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No.2

Snell and Y. Chen. 2015. Use of


Copper to Selectively Inhibit
Brachionus calyciflorus (Predator)
Growth in Chlorella kessleri (Prey)
Mass Cultures for Algae Biodiesel
Production. International Journal of
Molecular Sciences, 16 : 20674-
20684.
Rahmawati, I., I.B. Hendrarto dan P.W.
Purnomo. 2014. Fluktuasi Bahan
Organik dan Sebaran Nutrien serta
Kelimpahan Fitoplankton dan Klo-
rofil-A di Muara Sungai Sayung
Demak. Diponegoro Journal of
Maquares, 3 (1) : 27-36.
Ridlo, A. dan Subagiyo. 2013. Pertum-
buhan, Rasio Konversi Pakan dan
Kelulushidupan Udang Litope-
naeus vannamei yang Diberi Pakan
dengan Suplementasi Prebiotik
FOS (Fruktooligosakarida). Buletin
Oseanografi Marina, 2 (4) : 1-8.
Subyakto, S., D. Sutende, M. Afandi dan
Sofiati. 2008. Budidaya Udang
Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Semiintensif dengan Metode Sirku-
lasi Tertutup untuk Menghindari
Serangan Virus. Berkala Ilmiah
Perikanan, 3 (1) : 1-7.
Suwoyo, H.S. 2011. Kajian Kualitas Air
pada Budidaya Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus) Sistem
Tumpang Sari di Areal Mangrove.
Berkala Perikanan Terubuk, 39 (2)
: 25-40.

77
Diterima/submitted:4 November 2017
Disetujui/accepted:3 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai