Seleksi Induk
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Panen
Induk ikan Cobia berukuran 9 - 13 kg/ekor
dipelihara di keramba jaring apung berukuran
3 x 3 x 3 m dengan padat penebaran induk 8
- 12 kg/m3 atau dalam bak fiber
berkapasitas 15 m3, sekaligus
berfungsi sebagai bak pemijahan.
Pengamatan tingkat kematangan gonad
dilakukan dengan cara pembiusan dengan
minyak cengkeh, dosis 6-10 ppm. Tingkat
kematangan gonad induk jantan diketahui
dengan pengurutan pada perut, selain itu
dapat pula dilakukan dengan kanulasi.
Pemijahan alami
Induk ikan cobia yang matang kelamin ditempatkan di bak
pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1:1. proses
pemijahan secara alami dilakukan dengan rekayasa media
pemijahan yaitu menaik turunkan ketinggian air.
Rangsangan Hormonal
Induk ikan cobia yang telah matang kelamin dan tidak bisa memijah
secara alami, perlu dirangsang dengan pemberian hormon.
Pemberian hormon dilakukan dengan cara implantasi dengan dosis
15 μm/kg berat badan.
Telur yang dibuahi akan mengapung dipermukaan air dan
berwarna transparan dengan diameter 1.000 - 1.300 μm.
Telur hasil pemijahan dikumpulkan dengan sistem air
mengalir. Sebelum telur ditetaskan perlu direndam dengan
larutan iodine 3 ppm untuk sterelisasi dari parasit, jamur dan
bakteri. Kepadatan telur dalam wadah 1.000 butir telur/liter.
Telur akan menetas dalam waktu 18 jam setelah pembuahan.
Pada suhu 28-30 ⁰C dan salinitas 30-32 ppt.
Selama pemeliharaan larva diberi pakan
berupa rotifer, artemia dan pakan buatan.
Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan
pergantian air dilakukan secara bertahap 10 -
100%.
Pada umur 20 hari dilakukan pemanenan
benih Cobia, dengan ukuran 2,5 - 4 cm dan dapat
dipindah ke bak pendederan hingga ukuran 10 -
15 cn selama 30 - 40 hari. Pakan yang diberikan
adalah pakan buatan atau daging segar. Pergantian
air secara flow through. Penyiponan dasar bak
dilakukan 2 kali sehari setiap pagi dan sore setelah
benih diberi pakan.