Anda di halaman 1dari 20

Title Layout

Subtitle
BUDIDAYA PAKAN ALAMI SECARA MASSAL
• Pakan alami adalah sumber pakan yang penting dalam usaha
pembenihan ikan, udang, kepiting, dan kerang. Pakan alami merupakan
makanan yang dimakan hewan untuk pertumbuhan baik digunakan
atau di manfaatkan untuk kelangsungan hidup organisme. Pakan alami
adalah pakan yang sudah tersedia di alam. Pemberian pakan yang
berkualitas akan memperkecil persentase kematian larva. Dalam
budidaya terutama dalam usaha pembenihan, pakan merupakan salah
satu faktor pembatas.
INFUSORIA
Infusoria adalah salah satu makanan alami
budidaya ikan yang termasuk kelas dari protozoa. di
kelas infusoria ini, dikenal subkelas ciliata,yang sudah
tak asing lagi contohnya paramecium, didinium,
colpoda, dan balantidium. Infusoria umumnya hidup di
air tawar.
Ciri-ciri khusus:

 Infusoria memiliki Ukuran bervariasi antara 25micron - 300


micron.

 Infusoria banyak ditemukan di air yang mengandung bahan


organik, seperti air dari kolam ikan yang berwarna hijau,
terutama di tempat-tempat yang sedang mengalami
pembusukan berat.

Cara pemberian makanan infusoria untuk ikan


Cara pemberian makanan infusoria untuk ikan
dengan cara mengambil infusuria bersama airnya
dengan menggunakan baskom atau ember, lalu
ditebarkan pada media pemeliharaan ikan di kolam, bak
atau diakuarium. Sesuai dengan takaran atau dosis
yang dikehendaki. Contoh satu bak pemeliharaan ikan
ukuran 1 m3 atau 1000 liter diberikan 5 liter air
infusoria.
KUTU AIR
Kutu air banyak digunakan untuk pakan benih
ikan dan jenis ikan hias, seperti ikan cupang dan ikan
guppy. Kandungan protein kutu air bisa mencapai 66%
dan lemak 6%. Sehingga sangat cocok bagi benih ikan
yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Ciri-ciri khusus:

 Berbentuk lonjong agak pipih ukurannya sekitar 1-5 mm.

 Warna tubuh daphnia cokelat kemerahan.

 Bagian kepalanya mempunyai dua antena dan ekornya


melancip.

Cara budidaya kutu air adalah sebagai berikut :

• Bak atau ember plastik yang berukuran lebar

• Pupuk sebagai pakan kutu air (kotoran


ayam/kambing dan ampas parutan kelapa)

• Aerator untuk menjaga kandungan oksigen terlarut


dalam air

• Bibit kutu air sebanyak dua gelas


DIATOMAE
Diatomae adalah sejenis alga. Alga keemasan
atau Chrysophyceae adalah salah satu kelas dari
kelompok alga Heterokontophyta.
Ciri-ciri khusus:

 Warnanya yang kuning keemasan berasal dari kandungan


pigmen karotena dan xantofil.

 Berbentuk cakram, pita, atau oval.Bagian kepalanya


mempunyai dua antena dan ekornya melancip.

Cara budidaya diatomae adalah sebagai berikut :

• Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk


sebanyak 70.000 sel/ml. Airnya diudarai terus-
menerus dan wadah diletakkan dalam ruang ber-AC,
dan di bawah sinar lampu neon.

• Setelah 3-4 hari telah berkembang dengan kepadatan


6-7 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit
pada penumbuhan berikutnya.
CHLORELLA
Chlorella merupakan mikro alga sehingga
dalam dunia pembenihan sering hanya disebut alga.
Ciri-ciri khusus:

 Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0-35 ppt.

 Alga ini berproduksi secara aseksual dengan pembelahan


sel.

 Diameter sel berkisar antara 2- 8 mikron.

Cara budidaya chlorella adalah sebagai berikut :

• Chlorella dapat dibudidayakan dengan menyiapkan


wadah budidaya yang terbuat dari bak plastik, bak
semen, dan tempat – tempat yang memungkinkan
chlorella dapat tumbuh

• Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam


kultur Chlorella sp, yaitu koleksi dan isolasi.
TETRASELMIS
Tetraselmis sp. termasuk alga hijau,
mempunyai sifat selalu bergerak, berbentuk oval elips,
mempunyai empat buah flagella pada ujung depannya
yang berukuran 0,75-1,2 kali panjang badan dan
berukuran 10x6x5 µm.
Ciri-ciri khusus:

 Tetraselmis tumbuh dengan kondisi salinitas optimal antara


25 dan 35 ppm

 Reproduksi Tetraselmis sp. terjadi secara vegetatif aseksual


dan seksual..

Cara budidaya tetraselmis adalah sebagai berikut :

• Cara budidaya Tetraselmis sp. dilakukan pada skala


laboratorium dan semi massal. Budidaya Tetraselmis
sp. dilakukan dengan menggunakan medium Guillard
f/2, Walne, dan medium modifikasi.
ROTIFERA
Rotifera (Brachionus plicatilis) adalah sejenis
organisme plankton yang dapat dijadikan sebagai
makanan larva/ benih ikan. Rotifera atau disebut juga
”hewan beroda”, pada tahun 1696 yang waktu itu
dikenal dengan nama ‘bdelloid rotifer’ yaitu hewan mirip
cacing.
Ciri-ciri khusus:

 Ukuran Brachionus antara 60 - 80 mikron, sampai 300


mikron.

 Tubuh Brachionus terdiri dari sekitar 1000 sel.

 Brachionus di alam hidup di perairan telaga, sungai, rawa,


maupun danau.

Cara budidaya rotifera adalah sebagai berikut :

• Produksi massal Brachionus sebagai makanan larva


melalui reproduksi ainiktik dapat menguntungkan
ketika produksi telur istirahat digunakan sebagai bibit.
Telur yang istirahat ini sering disebut sebagai kista
yang relatif besar (volume mencapai 60 % dari ukuran
normal betina dewasa) yang ideal untuk penyimpanan
dan transport, serta dapat digunakan sebagai
inokulan pada budidaya massal.
ARTEMIA
Artemia salina adalah sejenis udang
Crustacea berukuran kecil, dari famili Artemidae, ordo
Anostraca.
Ciri-ciri khusus:

 Ukuran dewasanya 10 – 12 mm, sedang larvanya yang baru


menetas 0,35 – 0,45 mm.

 Artemia dapat hidup di perairan yang bersalinitas tinggi


antara 60 - 300 ppt dan mempunyai toleransi tinggi terhadap
oksigen dalam air.

Cara budidaya artemia adalah sebagai berikut :

• sistem tumpang sari, Sistem tumpang sari


dilakukan dengan cara modifikasi tambak yang dapat
berfungsi ganda. Pertama, untuk memproduksi garam
dengan kualitas yang lebih baik. Kedua memproduksi
artemia, baik dalam bentuk kista maupun biomassa.
Dengan demikian sistem ini akan memberikan
keuntungan usaha tani yang lebih baik sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan petani garam.

• Monokultur

• Dalam bak.
CACING TUBIFEX/RAMBUT
Cacing sutra atau cacing rambut (Tubifex sp)
adalah pakan alami yang penting dalam kegiatan
pembenihan ikan. Pakan yang dibutuhkan dalam
pembenihan selain dapat memenuhi kebutuhan gizi
untuk hidup dan tumbuh, juga untuk memenuhi
kebutuhan pigmen warna dalam tubuh bagi ikan hias.
Ciri-ciri khusus:

 Panjangnya 10–30 mm dengan warna tubuh kemerahan,


saluran pencernaannya berupa celah kecil mulai dari mulut
sampai anus.

• Cacing sutra (Tubifex sp) ini hidup berkoloni bagian ekornya


berada dipermukaan dan berfungsi sebagai alat bernafas
dengan cara difusi langsung dari udara.

Perkembangbiakan Cacing Sutra (Tubifex sp) sebagai


berikut :
• Cacing sutra (Tubifex sp) adalah termasuk organisme
hermaprodit. Pada satu individu organisme ini
terdapat 2 (dua) alat kelamin dan berkembangbiak
dengan cara bertelur dari betina yang telah matang
telur.
• Induk yang dapat menghasilkan kokon dan
mengeluarkan telur yang menetas menjadi tubifex
mempunyai usia sekitar 40-45 hari. Jumlah telur
dalam setiap kokon berkisar antara 4-5 butir.
ULAT HONGKONG
Ulat Hongkong adalah sejenis pakan alami yang
dapat dijadikan makanan ikan, walaupun ulat hongkon
gbiasa digunakan untuk makanan burung, tetapi bisa untuk
makanan ikan dan kroto. Ulat Hongkong atau Meal Worm
adalah jenis ulat yang merupakan bagian dari siklus species
serangga Tenebrio Molitor.
Ciri-ciri khusus:

• Ulat yang panjang tubuhnya 2-3 cm tersebut merupakan


makanan bergizi sebagai extra fooding untuk burung dan
ikan.

Cara budidaya ulat hongkong adalah sebagai berikut :

• Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa


kotak kayu/tripleks berukuran 40x40x20 cm yang dilapisi
selotip/isolasi pada bagian bibirnya, atau ember plastik,
baki, atau waskom.

• Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan terbuka


untuk memudahkan panen. Kemudian wadah
ditempatkan pada rak dan diletakkan dalam ruang gelap
dan tidak kena sinar matahari.

• Medium pemeliharaan yang berupa campuran dedak


halus dan ampas tahu kering atau tepung jagung yang
dicampur tepung tulang dan tepung ikan yang telah
disaring/diayak, ditebar pada dasar wadah setebal 2-3
cm.
SPIRULINA
Spirulina merupakan salah satu mikroalga
yang termasuk ke dalam kelompok Cyanobacteria.

Ciri-ciri khusus:

 Spirulina berbentuk filamen, biasanya hidup di danau


atau di perairan dengan kandungan garam yang
tinggi.

• Spirulina: pH optimal 7,2-9,5 dan maksimal 11; suhu


optimal 25-35 derajat C; tahan kadar garam tinggi,
yaitu sampai dengan 85 gram /liter.

Cara budidaya kutu air adalah sebagai berikut :

• Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang


plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan
dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.

• Wadah diisi air medium yang telah disaring dengan


saringan 15 mikron sampai 300-500 ml, dan berkadar
garam 28-35 untuk Diatomae laut dan air tawar untuk
Diatomae tawar. Kemudian disterilkan dengan cara
direbus, diklorin, atau disinari lampu ultraviolet.
Two Content Layout with Table
• First bullet point here Group A Group B

• Second bullet point here Class 1 82 95

• Third bullet point here Class 2 76 88

Class 3 84 90
Two Content Layout with Table
• First bullet point here
Group Group
• Second bullet point here A B
Task 1 Task 1
• Third bullet point here

Task 2 Task 2

Task 3 Task 3

Task 4

Anda mungkin juga menyukai