1. PENDAHULUAN
mencapai 23% dari produksi perikanan total dunia. Produksi Crustacea sebesar ini
senilai kurang lebih 2.5-6 Milyar USD, dan menduduki rangking pertama dalam
(Nephropidae).
Salah satu produksi udang yang diminati adalah udang vaname, udang tersebut
memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala udang
beratnya lebih kurang 36-49 % dari total keseluruhan berat badan, daging 24-41%
dan bagian kulit 17-23 % (Purwaningsih, 2000). Udang vaname biasanya diolah dalam
bentuk udang beku. Produk olahan yang dihasilkan pada industri pembekuan udang,
diantaranya dalam bentuk head on (udang utuh), headless dan peeled. Khusus
produk headless dan peeled dihasilkan limbah industri potensial berupa kepala dan
kulit udang yang cukup besar, yakni sebesar 30-50 % dari keseluruhan berat badan
Selain udang vaname, udang lobster juga merupakan komoditi bernilai jual tinggi
lobster menempati urutan keempat untuk komoditas ekspor dari bangsa Crustacea
memiliki perbedaan yang signifikan baik dalam bentuk tubuh dan nutrisi yang
Tujuan dari praktikum Pengetahuan Bahan Baku materi Crustacea yaitu praktikan
Perikanan Divisi Nutrisi Ikan pada hari kamis, 14 November 2019 jam 07.00-11.00
Crustacea adalah:
Crustacea adalah:
a. Perhitungan Rendemen
Kemudian udang tersebut ekornya dibuang dan ditimbang lagi sesuai urutan
dan dicatat hasilnya sebagai perlakuan Peeled And Deveined (PND)
b. Pengukuran pH
Pada praktikum Ilmu Bahan Pangan didapat data hasil pengamatan rendemen
Tabel ….
Bentukan udang pada praktikum Ilmu Bahan Pangan terdapat 5 macam bentukan
udang, yang pertama adalah head on, head less, peeled tail on, peeled devained tail
1. Head On (HO)
Bentukan yang pertama adalah bentukan head on (HO). Head on yaitu udang
yang dibekukan dalam keadaan utuh tanpa dikuliti atau dipotong kepalanya. Produk
ini merupakan komoditi yang permintaannya sangat tinggi dipasaran internasional dan
mempunyai nilai yang cukup baik. Gambar bentukan udang head on (HO) dapat dilihat
Head less yaitu udang yang dibekukan sesudah dipisahkan kepalanya, tetapi
tidak dikuliti. Gambar udang dalam bentuk head less dapat dilihat pada gambar berikut
Adalah produk udang beku tanpa kepala dan kulit dikupas mulai ruas pertama
sampai ruas kelima sedangkan ruas terakhir dan ekor disisakan. Gambar udang
Produk ini menyerupai PTO, tetapi pada bagian punggung udang kotoran
perutnya dibuang dengan cara mencungkit mengunakan cungkit mulai dari ruas
pertama atau kedua sampai ruas kelima. Gambar udang dalam bentuk peeled
Produk Peeled and Deveined (PND) adalah produk udang yang seluruh kulit dan
ekor dikupas dan dibuang kotoran perutnya. Gambar udang dalam bentuk peeled and
demikian, produk-produk itu dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: produk untuk
dikonsumsi langsung dan produk untuk diolah lebih lanjut. Produk udang beku yang
umum ada dipasaran adalah head-on (HO), headless (HL), peeled and undeveined
(PUD – udang dikupas, kepala dan kulit dibuang, tetapi isi perut tetap). Bentuk lain
termasuk peeled and undeveined, tail on (PUDT/PTO); peeled and deveined, tail-on
(butterfly); dan black tiger (BT – tidak ada kulit atau kaki harus tetap ada pada udang
Rendemen pertama yang di dapatkan adalah melalui proses head on. Bentukan
ini adalah bentukan udang yang masih utuh karapas dan isi perutnya. Cara untuk
mempersiapkan alat dan bahan berupa timbangan digital dan udang vaname ¼ Kg
sebagai bahannya. Langkah kedua adalah menthawing udang terlebih dahulu sampai
mencair, setelah itu udang diletakkan di bak berukuran sedang. Timbangan digital
disiapkan dan dinyalakan dengan menekan tombol ON, kemudian letakkan bak yang
tidak berisi udang di atas timbangan kemudian tekan zero pada timbangan digital agar
berat bak tidak ikut saat penimbangan dilakukan. Letakkan udang diatas bak
timbangan, kemudian catat berat udang. Berat tersebut sebagai berat pertama pada
udang
.
Berat udang dengan bentukan head on oleh kelompok 5 diperoleh berat sebesar
214 g. berat tersebut merupakan berat udang utuh atau berat udang yang belum
diolah. Head on yaitu udang yang dibekukan dalam keadaan utuh tanpa dikuliti atau
dibekukan dalam keadaan utuh, tanpa dikuliti atau dipotong kepalanya. Produk ini
mempunyai nilai yang cukup baik, dengan kata lain head on adlah berat awal sebelum
Bentukan yang kedua adalah head less (HL), bentukan ini adalah bentukan
udang yang dihilangkan kepalanya dan nantinya akan di peroleh rendemen udang
tanpa kepala. Hal pertama yang harus dipersiapkan untuk melakukan bentukan ini
adalah bak sedang, timbangan digital, plastik dan udang vaname. Pertama ambil satu
persatu udang kemudia pegang bagian kepala udang dan Tarik kepala udang sampai
putus, kemudian karapas kepala udang diletakkan di plastik dan hasilnya diletakkan
di bak sedang yang telah disiapkan. Proses selanjutnya adalah menimbang hasil head
80,32%. Hal ini menunjukkan teknik pelepasan karapas kepala pada udang baik
dikarenakan hasil rendemen yang di dapatkan besar yaitu 80,32%. Tinggi rendahnya
nilai rendemen tergantung baik tidaknya teknik yang kita lakukan. Semakin besar nilai
rendemen maka semakin bagus pula tekniknya, dan apabila semakin kecil nilai
perbandingan produk akhir yang dihasilkan terhadap bahan mentah (udang) yang
digunakan. Sebagai produk akhir pada perlakuan ini yaitu produk masak dan udang
mentah yang diambil yaitu dari bentuk Head Less (udang tanpa kepala) dengan
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan ANOVA dan Uji Lanjut Duncan
(Lampiran 10a dan 10b), dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata
antara perlakuan dilihat dari rendemen total produk yang dihasilkan. Hal tersebut
ditunjukkan oleh nilai Sig. (significant level) < 0,05 (nilai α pada selang kepercayaan
Bentukan ketiga adalah peeled tail on (PTO), bentukan ini adalah bentukan yang
tealh dihilangkan karapasnya tetapi menyisakan karapas ekor udang tersebut. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan berupa
timbangan digital, plastic, bak ukuran sedang serta udang vaname sebagai bahannya.
Pertama udang yang tealah diberi perlakuan head less (HL) kemudian dilanjutkan
menjadi bentukan PTO dengan cara mengelupas cangkang atau karapas pada udang
dan menyisakan karapas ekornya. Setelah semua udang selesai dengan bentukan
PTO maka udang ditimbang dengan timbangan digital kemudian hitung rendemen
65,42% dengan berat PTO sebsar 140,1. Hal ini menunjukkan bahwa beart udang
berkurang, tetapi hal ini sangatlah wajar karena kita telah mengambil bagian karapas
udang. Tentu saja berat udang akan berkurang. Melihat hasil rendemen tersebut
rendemen pada bentukan PTO sangatlah baik karena niali rendemen yang diperoleh
cukup besar.
Bentukan yang kempat adalah peeled devained tail on (PDTO), bentukan ini
adalah bentukan yang tealh dihilangkan karapas dan isi perutnya tetapi menyisakan
karapas ekor udang tersebut. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan alat dan bahan berupa timbangan digital, pisau, plastic, bak ukuran
sedang serta udang vaname sebagai bahannya. Pertama udang yang tealah diberi
perlakuan head less (HL) dan PTO kemudian dilanjutkan menjadi bentukan PDTO
dengan cara mengelupas cangkang atau karapas pada udang serta mengambil
semua udang selesai dengan bentukan PDTO maka udang ditimbang dengan
timbangan digital kemudian hitung rendemen udang tersebut dan catat hasilnya.
rendemen sebesar 61,72%dengan berat PDTO sebsar 132,1 g. Hal ini menunjukkan
bahwa berat udang berkurang dari bentukan-bentukan sebelumnya, tetapi hal ini
sangatlah wajar karena kita telah mengambil bagian-bagian dari udang yaitu
karapasnya serta saluran pencernaannya, Tentu saja berat udang akan berkurang.
Melihat hasil rendemen tersebut rendemen pada bentukan PDTO sangatlah baik
kepala, dibuang kulit segmen 1 – 5, bekas pangkal kaki renang dikerik, kemudian
dimasak dan dibekukan. Rendemen yang dihasilkan lebih jauh berkurang dari
perlakuan HL dan PTO karena pada bentukan PDTO karapas selain ekor dan saluran
pencernaan dihilangkan, oleh kaena itu nilai rendemen pada setiap bentukan akan
Bentukan yang kelima adalah peeled and deveined (PND), bentukan ini adalah
bentukan yang tealh dihilangkan karapas dan isi perutnya serta karapas pada
ekornya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan
berupa timbangan digital, pisau, plastic, bak ukuran sedang serta udang vaname
sebagai bahannya. Pertama udang yang tealah diberi perlakuan head less (HL), PTO
dan PDTO kemudian dilanjutkan menjadi bentukan PND dengan cara mengelupas
cangkang atau karapas termasuk karapas ekor pada udang serta mengambil bagian
saluran pencernaannya dengan cara membelah sedikit dengan pisau kemudian ambil
saluran pencernaannya. Setelah semua udang selesai dengan bentukan PND maka
udang ditimbang dengan timbangan digital kemudian hitung rendemen udang tersebut
sebesar 57,13%dengan berat PND sebsar 122,3 g. Hal ini menunjukkan bahwa berat
hal ini sangatlah wajar karena kita telah mengambil bagian-bagian dari udang yaitu
karapasnya serta saluran pencernaannya, Tentu saja berat udang akan berkurang.
Melihat hasil rendemen tersebut rendemen pada bentukan PND sangatlah baik
karena niali rendemen yang diperoleh cukup besar tidak lebih dari setengahnya
Salah satu potensi perikanan yang terdapat di Indonesia adalah jenis komoditi
udang yang mempunyai nilai ekonomis penting dan merupakan primadona produk
ekspor utama sehingga mempunyai pasaran yang meningkat untuk menjadi sumber
devisa atau pendapatan Negara. Udang merupakan salah satu produk perikanan
yang istimewa, memiliki aroma yang spesifik dan mempunyai nilai gizi yang tinggi, di
samping itu daging udang banyak mengandung asam amino esensial yang penting
bagi manusia, seperti lisin, histidin, arginin tirosin, triflufan dan sistein (Tasbih, 2018).
3.3.2 Pengukuran pH
Pada praktikum Ilmu Bahan Pangan materi crustacea terdapat pengukuran pH
pada bentukan peeled and devained udang. Adapun caranya adalah pertama
siapakan kertas pH dan udang yang akan di uji pH-nya. Setelah itu tempelkan ph
paper kedalam bagian begas sayatan pada saat pengambilan saluran pencernaan.
Kemudian diamkan 2-3 menit, setelah itu angkat ph paper dan angin-anginkan untuk
mengeringkan kertas paper tersebut. Setalah kertas paper kering cocokkan warna ph
sebesar 6. Ph 6 merupakan ph asam yang berarti udang tersebut telah masuk pada
masa rigor mortis. Dimana pada fase tersebut ph ikan akan turun dikarenakan proses
rata-rata 8,5. Adanya air limbah dan bahan buangan dari berbagai kegiatan manusia
yang dibuang ke suatu badan perairan akan mengubah pH air yang pada akhirnya
sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 hal tersebut
udang vaname. Adapun langkah-langkah nya adalah menyiapkan alat dan bahan.
Setelah alat dan bahan sudah siap maka udang dicuci bersih terlebih dahulu.
Kemudian udang dilakukan proses coating dengan cara buttering. Setelah proses
penggorengan, teknik penggorangan yang digunakan adalah teknik deep fry dmana
teknik ini menggunakan minyak yang banyak dengan suhu tinggi. Setelah minyak
panas masukkan udang yang telah dilumuri tepung ke dalam minyak dan goreng
sebesar 88,3%. Hal ini terbalik dengan semua bentukan udang dimana semakin
berkurang. Hal ini disebabkan adanya penambahan tepung pada udang sehingga
rendemen pada udang seolah-olah hamper sama dengan rendemen head less. Tidak
dapat dipungkiri juga bahwa pada ssat penggorengan terjadi penyerapan minyak yang
Penurunan bobot atau susut masak pada bahan pangan yang digoreng lebih
tinggi dibandingkan yang direbus. Pada daging ayam yang digoreng susut masaknya
mencapai 20% sedangkan yang direbus hanya 18.18%; ikan kembung goreng susut
masak mencapai 53% sedangkan yang direbus 30.67%; tempe goreng 33.90%
sedangkan tempe rebus hanya 11.14% dan tahu goreng 8.6% sedangkan tahu rebus
hanya 3.9%. Penurunan susut masak pada bahan pangan setelah perebusan maupun
penggorengan disebabkan karena berkurang atau hilangnya kadar air dalam bahan
pangan akibat pemanasan. Semakin besar panas yang diberikan dan semakin lama
pemanasan akan mengakibatkan berkurangnya kadar air pada bahan pangan dalam
4.1 Kesimpulan
Udang vannamei merupakan salah satu komoditas hasil perikanan yang bernilai
jual tinggi terutama untuk komoditas ekspor baik dalam bentuk segar maupun olahan
(udang beku). Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku
agar reaksi enzimatis, reaksi kimia serta pertumbuhan mikroba penyebab kerusakan
dan kebusukan dapat dihambat. Proses pembekuan adalah yang paling sederhana
dari cara pengawetan udang. Pada praktikum kali ini dapat diketahui bahwa rendemen
udang terdiri atas tiga bagian yaitu rendemen head less sebesar 80,32 %, rendemen
peeled tail on sebesar 65,42 % dan rendemen peeled devained tail on sebesar 61,72
pengolahan udang sebanyak 88,3% Bentuk olahan produk udang beku antara lain
Head On, Head Less, Peeled Tail On, Peeled Deveined Tail On, Peeled and
4.2 Saran
Saran yang kami berikan terhadap praktikum Ilmu Bahan Pangan adalah kami
tekankan untuk praktikan agar lebih menghargai para asisten. Apabila memang
Ditjenkan. 2007.Statistik ekspor dan impor hasil perikanan 2005. Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap. DKP. Jakarta.
Indrajaya, Imam. 2015. Penggunaan polifosfat untuk mereduksi susut masak selama
produksi skala industri udang putih (litopenaeus vannamei) beku di PT.
Centralpertiwi bahari lampung. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian,Institut
Pertanian Bogor.
Sundari, D., Almasyuri dan A. Lamid. 2015. Pengaruh proses pemasakan terhadap
komposisi zat gizi bahan pangan sumber protein. Media Litbangkes. 25(4):
235-242.
Tanjung, L.R. 2013. Kandungan gizi dan nilai ekonomis pensi, tutut dan cherax dari
danau maninjau. Seminar Nasional Riset Pangan, Obat-Obatan, Dan
Lingkungan Untuk Kesehatan: IPB Convention Centre, Bogor.
Tasbih, Muhammad. 2018. Proses Pengolahan Udang Beku (Frozen Shrimp) Peeled
And Deveined (Pd) Dengan Metoda Pembekuan Individually Quick Frozen
(Iqf) Pada Pt.Dua Putra Utama Makmur Tbk Pati Jawa Tengah. 1-11.
Wulandari, K., R. Sulistijowati dan L. Mile. 2015. Kitosan kulit udang vaname sebagai
edible coating pada bakso ikan tuna. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.
3(3): 118-121.
LAMPIRAN
a. Perhitungan Rendemen
Kemudian udang tersebut ekornya dibuang dan ditimbang lagi sesuai urutan
dan dicatat
b. hasilnya sebagai
Pengukuran pH perlakuan Peeled And Deveined (PND)