Anda di halaman 1dari 9

BAB 7

RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL

7.1. PENDAHULUAN
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa:
1. Return realisasian (realized return)
Merupakan return yang telah terjadi, dihitung menggunakan data historis.
Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan dan sebagai dasar penentuan return ekspektasian dan risiko di
masa datang.
2. Return ekspektasian (expected return)
Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang dan sifatnya belum terjadi.

7.2. PENGUKURAN RETURN REALISASIAN


Pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah return total, relatif
return, kumulatif return dan return disesuaikan.

7.2.1. Return Total


Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu
periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain dan yield sebagai berikut:

Capital gain (loss) adalah selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan
harga periode yang lalu.

Yield adalah persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi


periode tertentu dari suatu investasi. Saham yield adalah persentase dividen terhadap
harga saham periode sebelumnya. Obligasi yield adalah persentase bunga pinjaman
yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya.

1
Dengan demikian return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut:

Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar D t rupiah per-

Dt
lembarnya maka yield adalah sebesar dan return total dapat dinyatakan sebagai
P t−1
berikut:

7.2.2. Relatif Return


Relatif return dapat digunakan yaitu dengan menambahkan nilai 1 terhadap nilai
return total, yaitu dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Dengan mendistribusikan nilai 1 dengan Pt −1 / Pt −1 di rumus, nilai relatif return


dapat juga dihitung sebagai berikut :

7.2.3. Kumulatif Return


Return total mengukur perubahan kemakmuran, yaitu perubahan harga dari
saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Perubahan
kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan dari kekayaan sebelumnya.

2
Return total hanya mengukur perubahan kemakmuran pada saat waktu tertentu saja,
tetapi tidak mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki. Untuk mengetahui total
kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif dapat digunakan. IKK mengukur
akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KK0) yang dimiliki, yaitu
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Notasi :
IKK = indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama sampai ke n.
KK0 = kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp 1.
Rt = return periode ke-t , mulai dari awal periode (t=1) sampai ke akhir periode
(t=n).

7.2.4. Return Disesuaikan


Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal yang hanya mengukur
perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai
uang tersebut. Untuk mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuaikan
dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini disebut dengan return riel atau return
yang disesuaikan dengan inflasi, yaitu dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Notasi :
RIA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi.
R = return nominal.
IF = tingkat inflasi.

7.2.5. Rata-Rata Geometrik


Rata-rata geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan
tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Rata-rata geometrik lebih tepat
digunakan untuk menghitung rata-rata return dari surat-surat berharga yang
melibatkan beberapa periode waktu. Rata-rata geometrik dihitung dengan rumus:

3
Notasi :
RG = rata-rata geometrik.
Ri = return untuk period e ke-i.
n = jumlah dari return.

Jadi, metode rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang harus
melibatkan pertumbuhan, sedangkan metode rata-rata aritmatika lebih tepat
digunakan untuk menghitung rata-rata untuk satu periode yang sama dari banyak
return tanpa melibatkan pertumbuhan.
Rata-rata geometrik banyak digunakan untuk menghitung indeks kemakmuran
kumulatif. Jika rata-rata geometrik diketahui maka indeks kemakmuran kumulatif
untuk suatu periode tertentu dapat dihitung dengan rumus:

Notasi :
IKK = indeks kemakmuran kumulatif.
t = periode ke-t.
n = lama periode dari periode dasar ke periode ke-t.
bv = nilai dasar.

7.3. RETURN EKSPEKTASIAN


Return ekspektasian merupakan return yang digunakan untuk pengambilan
keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena
return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan
dilakukan.
Return ekspektasian dapat dihitung berdasarkan beberapa cara, yaitu:
1. Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan.
2. Berdasarkan nilai-nilai return historis.
3. Berdasarkan model return ekspektasian yang ada.

4
7.3.1. Berdasarkan Nilai Ekspektasian Masa Depan
Return ekspektasian dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasian, yaitu
mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan profitabilitas kejadiannya dan
menjumlah semua produk perkalian tersebut. Secara matematik, return ekspektasian
metode nilai ekspektasian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Notasi:
E(Ri) = return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas ke-i
Rij = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i
Pj = probabilitas hasil masa depan ke-j
n = jumlah dari hasil masa depan.

7.3.2. Berdasarkan Nilai-Nilai Return Historis


Tiga metode dapat diterapkan untuk menghitung return ekspektasian dengan
menggunakan data historis, yaitu sebagai berikut:
1. Metode rata-rata (mean method)
2. Metode tren (trend method)
3. Metode jalan acak (random walk method)
Metode rata-rata mengasumsikan bahwa return ekspektasian dapat dianggap
sama dengan rata-rata nilai historisnya. Menggunakan rata-rata return historis tidak
mempertimbangkan pertumbuhan dari return-returnnya. Jika pertumbuhan akan
diperhitungkan, return ekspektasian dapar dihitung dengan menggunakan teknik
tren. Metode random walk beranggapan bahwa distribusi data return bersifat acak
sehingga sulit digunakan untuk memprediksi sehingga diperkirakan return terakhir
akan terulang di masa depan. Metode mana yang terbaik tergantung dari distribusi
data returnnya.

7.3.3. Berdasarkan Model Return Ekspektasian


Model-model untuk menghitung return ekspektasian sangat dibutuhkan, model
yang banyak digunakan adalah Single Index Model dan model CAPM.

5
7.4. RISIKO
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang
harus ditanggung maka semakin besar return yang harus dikompensasikan. Risiko
sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima
dengan yang diekspektasi.
Van Horne dan Wachowics, Jr (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas
return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang
banyak digunakan adalah deviasi standar yang mengukur absolut penyimpangan
nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasianya.

7.4.1. Risiko Berdasarkan Probabilitas


Penyimpangan standar atau deviasi standar merupakan pengukuran yang
digunakan untuk menghitung risiko. Deviasi standar dapat dituliskan sebagai
berikut :
SDi = (E([Ri – E(Ri)]2))I/2

Selain deviasi standar, risiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian. Varian
adalah kuadrat dari deviasi standar sebagai berikut :
Var(Ri) = SDi2 = E ([Ri – E(Ri)]2)
Rumus varian dapat ditulis dengan dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Misal
[Ri – E(Ri)]2 = Ui , maka Var(Ri) dapat ditulis :
Var(Ri) = E(Ui)
n
= ∑ U ij. P j
j=1

7.4.2. Risiko Berdasarkan Data Historis


Risiko yang diukur dengan deviasi standar yang menggunakan data historis
dapat dinyatakan sebagai berikut:

Notasi :
SD = standar deviation.

6
Xi = nilai ke-i.
E(Xi) = nilai ekspektasian.
n = jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar dengan n (paling
sedikit 30 observasi) dan untuk sample kecil digunakan (n-1).

7.5. KOEFISIEN VARIASI


Untuk melakukan analisis investasi, dua faktor harus dipertimbangkan bersama-
sama, yaitu return ekspektasian dan risiko aktiva. Koefisien variasi dapat digunakan
untuk mempertimbangkan dua faktor tersebut secara bersamaan.
Rumus koefisien variasi adalah:

Notasi :
CVi = coefficient of Variation untuk aktiva ke-i.
Dari rumus koefisien variasi dapat diartikan bahwa semakin kecil nilai CV
semakin baik aktiva tersebut. Semakin kecil CV menunjukkan semakin kecil risiko
aktiva dan semakin besar return ekspektasinya.

7.6. PROPERTI RETURN EKSPEKTASIAN DAN VARIAN


Nilai-nilai ekspektasian mempunyai beberapa properti. Dua buah properti yang
berhubungan dengan nilai ekspektasian akan dibahas sebagai berikut:
1. Properti 1
Nilai ekspektasian dari penjumlahan sebuah variabel acak X dengan sebuah
konstanta k adalah sama dengan nilai ekspektasian dari variabel acak itu sendiri
ditambah dengan konstantanya, yaitu sebagai berikut:
E (X+k) = E (X) + k

2. Properti 2
Nilai ekspektasian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah
konstanta k adalah sama dengan nilai ekspektasian dari variabel acak itu sendiri
dikalikan dengan konstantanya, yaitu sebagai berikut:
E (k . X) = k . E (X)

7
3. Properti 3
Varian dari penjumlahan suatu variabel acak X dengan sebuah konstanta k
adalah sama dengan varian dari variabel acak tersebut, yaitu sebagai berikut:
Var (X+k) = Var (X)

4. Properti 4
Varian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta k adalah
sama dengan varian dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengan kuadrat
konstantanya, yaitu sebagai berikut:
Var (k . X) = k2 . Var (X)

7.7. SEMIVARIANCE
Pengukur risiko seharusnya hanya memasukkan nilai-nilai dibawah nilai yang
diekspektasi saja. Apabila hanya nilai-nilai satu sisi saja yang digunakan yaitu nilai-
nilai di bawah nilai ekspektasinya, maka ukuran risiko semacam ini disebut dengan
semivariance yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

7.8. MEAN ABSOLUTE DEVIATION


Baik variance maupun semivariance sangat sensitif terhadap jarak dari nilai
ekspektasian, karena pengkuadratan akan memberikan bobot yang lebih besar
dibandingkan jika tidak dilakukan pengkuadratan. Pengukuran risiko yang
menghindari pengkuadratan adalah mean absolute deviation (MAD).

7.9. HUBUNGAN ANTARA RETURN EKSPEKTASIAN DENGAN RISIKO


Return ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Hubungan
yang positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasian atau ex-ante return, yaitu

8
untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasian, hubungan positif ini
dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang tidak rasional, kadang kala return realisasian
yang tinggi tidak pasti mempunyai risiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan
sebaliknya dapat terjadi, yaitu return realisasian yang tinggi hanya mempunyai
risiko yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai